Modul 5 : Metode Penarikan Sampel

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Advertisements

Teknik penarikan sampel
Populasi Dan Sampel Pertemuan 8.
POPULASI DAN SAMPEL.
Pendahuluan Tujuan yang umum dan penting: mempelajari suatu kelompok besar (populasi) dengan cara melakukan pengujian data dari beberapa anggota kelompok.
TINJAUAN UMUM DATA DAN STATISTIKA
THE RATIO ESTIMATOR VARIANCE DAN BIAS RATIO PENDUGA SAMPEL VARIANCE
SUPLEMENT SURVEI CONTOH
Modul 7 : Uji Hipotesis.
TEHNIK PENARIKAN CONTOH (SAMPLING)
Statistik (Populasi dan Sampel)
POPULASI, SAMPEL By. Raharjo
PENARIKAN SAMPEL Mugi Wahidin, M.Epid Prodi Kesehatan Masyarakat
Pendugaan Parameter dan Besaran Sampel
Metode Pengumpulan Data (Sampling) Andang Fazri
POPULASI & SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
STATISTIKA DAN PROBABILITAS
METODOLOGI PENELITIAN KOMUNIKASI KUANTITATIF PROGRAM MAGISTER KOMUNIKASI UNIVERSITAS MERCU BUANA BAB 6 - Teknik Sampling.
Kuliah ke 12 DISTRIBUSI SAMPLING
POPULASI DAN SAMPEL.
Modul 6 : Estimasi dan Uji Hipotesis
Ekonometrika Metode-metode statistik yang telah disesuaikan untuk masalah-maslah ekonomi. Kombinasi antara teori ekonomi dan statistik ekonomi.
DISTRIBUSI NORMAL.
11. MENENTUKAN SUMBER DATA
Penarikan sampel dua fase ( Two phase / Double sampling )
Teknik Pengambilan Sampel
Populasi dan Sampel Widaningsih.
PEMILIHAN SUBYEK PENELITIAN
BAB IV LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN (…lanjutan...) IV – 1e
POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi Dan Sampel.
SAMPLING DAN DISTRIBUSI SAMPLING
SESI 4 METODOLOGI PENELITIAN Resista Vikaliana, S.Si. MM 27/10/ Resista Vikaliana, S.Si. MM.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Pertemuan 3-4 Metode sampling
TEKNIK SAMPLING (teknik pengambilan sampel)
POPULASI DAN SAMPEL Dr. MF Arrozi Adhikara, SE, M.Si, Akt
POPULASI & SAMPEL PENELITIAN
SAMPEL DAN POPULASI ADHI GURMILANG.
POPULASI DAN TEKNIK SAMPLING
11. MENENTUKAN SUMBER DATA
BAB X TEKNIK SAMPLING (PROBABILITY)
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL (SAMPLING)
Statistika Lanjut Indah Mulyani.
Materi 11 METODE DAN DISTRIBUSI SAMPLING
POPULASI DAN SAMPEL.
POPULASI DAN SAMPEL.
Populasi dan sampel.
Pengambilan Sampel Probabilitas
POPULASI DAN SAMPEL Dr. MF Arrozi Adhikara, SE, M.Si, Akt
POPULASI DAN SAMPEL Jaka Nugraha, M.AB., MBA.
METODE DISTRIBUSI DAN SAMPLING
Materi ajar Populasi dan Sampel : 1. Probability Sampling
POPULASI DAN SAMPEL.
TEKNIK PENENTUAN SAMPEL
POPULASI DAN SAMPEL mustikalukmanarief
TEKNIK SAMPLING.
PEMILIHAN SAMPEL.
Sampel ? Populasi adalah sesuatu hal yang dijadikan Sampel
POPULASI DAN SAMPEL.
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
Thresya Febrianti, M. Epid
POPULASI DAN SAMPEL KELOMPOK 1 FATHIN AMMAR ASIDIK ENDAH MARIADI
Teori Penarikan Sampel
11. MENENTUKAN SUMBER DATA
Statistika Lanjut.
Statistika Lanjut Indah Mulyani.
STATISTIKA LANJUT Firda Fitri Fatimah.
SUPARJON POPULASI Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik.
Transcript presentasi:

Modul 5 : Metode Penarikan Sampel

PENDAHULUAN Penarikan sampel termasuk dalam bidang statistik INFERENSIA (halaman 5.1) Manfaat penarikan sampel : Menghemat waktu dan biaya Jangkauan lebih luas Hasil penelitian yang lebih akurat Jika pilihan yang tersedia hanyalah sampel  kasus pedagang durian Manajemen data Metode pengambilan sampel dari populasi  tergantung ada tidaknya kerangka sampel. Penarikan sampel probabilita Penarikan sampel non-probabilita

KEGIATAN BELAJAR 1 Penarikan Sampel Probabilita

Penarikan Sampel Probabilita Memiliki prinsip bahwa setiap elemen populasi memiliki kesamaan yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel Penarikan sampel probabilita menggunakan 5 cara : Penarikan sampel acak sederhana (simple random sampling) Penarikan sampel acak bertingkat (stratified random sampling) Penarikan sampel acak sistematis (systematic random sampling) Penarikan sampel berkelompok (cluster sampling) Penarikan sampel random langkah ganda (multy-stage random sampling) Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Acak Sederhana Asumsi dasar : populasi yang bersifat homogen Jumlah populasi dan sampel yang tidak terlalu besar Tanpa memperhatikan strata (tingkatan) yang ada dalam populasi Contoh strata  tingkatan umur, level jabatan, gender Setiap anggota populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel Keunggulan : Dapat mengatasi bias yang muncul dalam pemilihan anggota sampel karena intervensi peneliti Kesulitan :Tidak efisien untuk jumlah populasi yang besar Contoh : Bagaimana memilih 30 mahasiswa dari 300 mahasiswa Pengantar Statistika Sosial? Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Acak Berstrata (1) Digunakan untuk populasi yang memiliki anggota yang tidak homogen (heterogen) Berguna untuk memperbaiki pendugaan ciri – ciri populasi dengan mengelompokkan data berciri-ciri sama Membagi anggota populasi menjadi beberapa subkelompok yang disebut strata Sampel dipilih dari masing-masing stratum Keunggulan : Merefleksikan secara akurat parameter populasi dari pada metode acak sederhana Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Acak Berstrata (2) Dibagi menjadi 2 : Penarikan sampel strata proporsional : dipakai apabila besarnya sampel yang ditarik dari masing - masing strata sebanding dengan besarnya strata dalam populasi Penarikan sampel strata non-proporsional : digunakan jika jumlah di salah satu strata yang terlalu sedikit atau terlalu besar Tahapan dalam penarikan sampel berstrata (halaman 5.8): Membagi elemen populasi kedalam strata Menentukan jumlah sampel (proporsional atau nonproporsional) Menarik sampel dengan cara acak atau sistematis Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Acak Berstrata Proporsional Contoh : Diketahui jumlah lulusan S1 FISIP-UT pada tahun 2008 sebanyak 200 lulusan, akan diambil sampel sebanyak 50 lulusan Source : Modul halaman 2.5 = Proporsi = (Jumlah Anggota) x 100% Total Anggota

Penarikan Sampel Acak Berstrata Non-Proporsional Untuk menghindari bias yang muncul karena terlalu sedikitnya jumlah anggota sampel yang mewakili lulusan sosiologi maka dilakukan penarikan sampel acak berstrata non-proporsional. Bukan berarti ‘asal menentukan’ sampel! Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Sistematis Digunakan untuk populasi yang homogen Prosedur penarikan sampel : Menyusun kerangka sampel secara acak, tidak boleh ada pola atau pengelompokan Menentukan interval sampel dengan rumus K=N/n Menarik sampel dari daftar kerangka sampel berdasarkan K Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Random (Acak) Klaster Klaster adalah unit yang berisi anggota sampel atau target akhir penarikan sampel Prosedur dalam menarik sampel acak klaster Menentukan jumlah klaster/area yang dijadikan kerangka sampel Menyusun kerangka sampel dari masingmasing klaster secara acak Memilih anggota sampel dari masing-masing klaster Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Random Langkah Jamak (Multi Stage Random Sampling) Berguna jika kita sulit menentukan kerangka sampel atau sukarnya medan yang ditempuh dan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan Prosedur penarikan sampel random langkah jamak : Populasi dipecah dalam beberapa klaster Klaster yang terpilih dibagi-bagi menjadi beberapa sub klaster Sub klaster dibagi menjadi beberapa sub-sub klaster Source : Modul halaman 2.5

KEGIATAN BELAJAR 2 Penarikan Sampel Non Probabilita

Penarikan Sampel Non Probabilita Terbagi atas 5 : Pengambilan sampel maksud tertentu (purposive sampling) Pengambilan sampel kuota Pengambilan sampel bola salju (snow ball sampling) Pengambilan sampel sekehendak (judgment sampling) Pengambilan sampel ahli (expert sampling) Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Purposif Adalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu Didasarkan pada kepentingan dan tujuan penelitian Terdiri dari 2 cara : Convenience sampling : berdasarkan keinginan peneliti Judgment sampling : berdasarkan penilaian terhadap karakteristik anggota sampel Tujuan pengambilan sampel ini adalah Memperkuat pertanyaan atau argumen sendiri, sehingga pengambilan sampel harus ‘diatur’ Memperlemah argumen lawan Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Kuota Digunakan untuk populasi yang cenderung heterogen Tidak memungkinkan menyusun kerangka sampel Cara penarikan sampel kuota : mengelompokkan responden dalam beberapa kategori Kemudian, menentukan jumlah sampel masing-masing kategori Contoh : membagi populasi penelitian berdasarkan laki-laki dan perempuan Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Bola Salju Digunakan untuk kasus-kasus yang cenderung sensitif dan sulit untuk menyusun kerangka sampel Dapat menyusun sociogram yang melibatkanseluruh objek penelitian Cara penarikan sampel : dilakukan secara berantai, makin lama sampel semakin besar Mencari responden dari kelompok kecil dengan wawancara Meminta rekomendasi dari responden untuk penentuan responden lainnya Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Aksidental Digunakan jika populasi relatif homogen dan peneliti kesulitan menentukan kerangka sampel Merupakan teknik yang paling mudah dan murah Kekurangan : Cenderung menghasilkan sampel yang tidak mewakili populasi dan bias yang tinggi Source : Modul halaman 2.5

Penarikan Sampel Ahli Didasarkan pada pendapat ahli Anggota sampel ditentukan oleh pendapat ahli tersebut Ahli yang dimaksud adalah seseorang yang dianggap ahli tentang topik yang akan kita teliti Source : Modul halaman 2.5

Pada tabel terlihat harga saham 5 stasiun televisi. Hitung : Tugas 1. Kumpulkan dalam bentuk softcopy (email ke irene.margaret@gmail.com atau tulis tangan paling lambat 7 Oktober 2012) Pada tabel terlihat harga saham 5 stasiun televisi. Hitung : Rata-rata Rata-rata harga per saham = (500+350+280+575+275)/5 = 396 Rata-rata harga saham gabungan 5 perusahaan = ((500x50) + (350x75) + (280x55) + (575x20) + (275x35))/5 = 87.775/5 = 17.555 Range Range harga saham satuan = 575 – 275 = 300 Range total saham TV = 26.250 – 9.625 = 16.625 Standar Deviasi = akar kuadrat dari variansi Hitung variansi terlebih dahulu = [(500-396)2 +(350-396)2+(280-396)2+(575-396)2+(275-396)2]/4=135.157 = 135.16 Standar deviasi = akar 135.16 = 11.6

Pada tabel adalah jumlah konsumsi susu (liter/hari) di Indonesia untuk tahun 2011 dan 2012 Hitung: Rata-rata konsumsi susu pada tahun 2011 = (2+1.5+0.5+0.2+0.75)/5 = 4.95/5 = 0.99 = 1 liter/hari Rata-rata konsumsi susu pada tahun 2012 = (2.5+2+0.25+0.6+0.4)/5 = 5.75/5 = 1.15 = 1 liter/hari Buat diagram/grafik berdasarkan data pada tabel Apa kesimpulannya? Usia Konsumsi Susu (2011) Konsumsi Susu (2012) Balita (1-5 tahun) 2 2.5 Anak-anak (6-12) tahun 1.5 Remaja (15 – 29 tahun) 0.5 0.25 Dewasa (20 – 30 tahun) 0.2 0.6 Lansia (>65 tahun) 0.75 0.4

Konsumsi susu di Indonesia periode 2011-2012 (liter/hari) Interpretasi Secara keseluruhan, konsumsi susu Indonesia di tahun 2012 meningkat dibandingkan tahun sebelumnya Kelompok yang paling banyak mengkonsumsi susu adalah anak-anak dan balita Susu paling banyak dikonsumsi oleh kelompok di bawah usia remaja Terjadi penurunan drastis konsumsi susu saat penduduk menjelang usia dewasa Tidak dapat disimpulkan konsumsi susu per individu (pernyataan susu paling banyak dikonsumsi oleh seorang balita atau susu paling sedikit dikonsumsi oleh seorang remaja SALAH  karena tidak diketahui jumlah balita yang masuk dalam kategori Balita)

Latihan Soal UT Pusat

Seseorang bisa menghasilkan 300 pasang sepatu perhari Seseorang bisa menghasilkan 300 pasang sepatu perhari. Standar deviasi 150 per hari. Berarti, dalam 1 hari minimum sepatu yang bisa dihasilkan minimum 300-150 = 150 pasang Berarti dalam 1 hari maksimum sepatu yang bisa dihasilkan maksimum 300+150 = 450 pasang Berapa total kejadian = 450-150 = 300 kejadian Ada berapa kemungkinan? Dalam 1 hari tepat 300 pasang diproduksi (1 kejadian) Dalam 1 hari 150-299 pasang diproduksi (150 kejadian) Dalam 1 hari 301-450 pasang diproduksi (149 kejadian) Dalam 1 hari lebih 451 pasang atau lebih diproduksi  tidak mungkin Peluang pekerja menghasilkan 300-550 pasang  2+3+4 = (1/300+149/300+0/300)=150/300=1/2 atau 0.5

Pengambilan sampel acak berstrata (ada pengelompokkan berdasarkan wilayah) Proporsional atau tidak proporsional?  Tergantung hasil perhitungan Sampel acak berstrata proporsional – 30 pelanggan Stratum Wilayah Jumlah Pelanggan Prosentase Jumlah Sample 1 Jakarta 70 (70/300) =(70/300)*30 = 7 orang 2 Surabay 66 (66/300) = (66/300)*30 = 7 orang (dibulatkan ke atas) 3 Medan 44 (44/300) = (44/300)*30 = 5 orang (dibulatkan ke atas) 4 Ujung Pandang 55 (55/300) = (55/300)*30= 5 orang (dibulatkan ke bawah) 5 Denpasar 65 (65/300) = (65/300)*30= 6 orang (dibulatkan ke bawah) 300 7+7+5+5+6 = 30