Hasil Evaluasi Perilaku Kerja

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
(Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011)
Advertisements

Manajemen Sumber Daya Manusia
PENILAIAN PRESTASI KERJA (Peraturan Pemerintah No.46 Tahun 2011)
Uji Validitas & Uji Reliabilitas
PETUNJUK TEKNIS PP NOMOR 46 TAHUN 2011
Uji Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
Uji Validitas dan Reliabilitas
Syarat-syarat data yang baik adalah:
ANALISIS INSTRUMEN DAN ANALISIS BUTIR INSTRUMEN
REALIBILITAS.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PETUNJUK TEKNIS PP NOMOR 46 TAHUN 2011
Pokok Bahasan Pertemuan 12:
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
PERATURAN PEMERINTAH NO. 46 TAHUN 2011
PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
SASARAN KERJA PEGAWAI.
Tehnik Validitas dan Reliabilitas Instrumen
HUBUNGAN ANTARA KOMPENSASI DENGAN SEMANGAT KERJA PADA PERAWAT
Nama : Ana Meilina NPM : Jurusan : Manajemen
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN PENGUKURAN VARIABEL
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
Validitas & Reliabilitas Instrumen
PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS PPK-PNS
KEBIJAKAN UMUM TENTANG CALON TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA
BAB VI DEFINISI VARIABEL.
MODUL 8 VALIDITY DAN RELIABILITY Uji Validitas
Coaching Penilaian Perilaku Kerja
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS
由NordriDesign提供
UJI VALIDITAS & RELIABILITAS
MODUL PERKULIAHAN SESI 2
Validitas dan Reliabilitas
EVALUASI IMPLEMENTASI PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS
PRINSIP PENILAIAN (Retno Wahyuningsih).
RELIABILITAS PERTEMUAN 6 KHAOLA RACHMA ADZIMA PGSD FKIP.
PENYUSUNAN DAN PENGEMBANGAN ALAT UKUR
RiTA RAHMANIATI, M.Pd DOSEN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
RELIABILITAS DAN VALIDITAS
KORELASI BERGANDA UJI KELAYAKAN INSTRUMEN
TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL
Uji Validitas dan realibilitas instrumen
Syarat-syarat data yang baik adalah:
Prosedur Pengembangan Evaluasi Pembelajaran
Penilaian Prestasi Kerja PNS
SOSIALISASI SKP ONLINE 2017
Kalibrasi instrumen.
Pengujian Alat Pengumpulan Data.
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN
KESIMPULAN/KEPUTUSAN YANG BENAR DATA VALID RELIABEL
VALIDITAS DAN RELIABILITAS
PERTEMUAN KE -7 & 8 DDESEMBER 2009
UJI VALIDITAS & REALIBILITAS
METODE PENELITIAN KUANTITATIF (12) FIKOM UNIVERSITAS BUDILUHUR.
METODE DAN INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
FORMULIR PENILAIAN PRESTASI KERJA
VALIDITAS DAN RELIABILITAS INSTRUMEN (SPSS)
Probabilitas dan Statistika
PENGARUH PENILAIAN KINERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN DI PT. INTI (PERSERO) BANDUNG PUAD HASIMI
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil
Misalkan kuesioner adalah sasaran tembak seperti pada gambar berikut ini. Anggap bahwa pusat sasaran tembak itu adalah target dari apa yang kita ukur.
EVALUASI PENDIDIKAN Sutiman, M.Pd.
UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS
KEGIATAN BELAJAR 4 Penilaian Kinerja Pegawai  .
PROBLEM SOLVING.
Penyusunan Alat ukur layanan unit
1.UU Nomor 8 Tahun 1974 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian 2.PP Nomor 10 Tahun 1979 tentang Penilaian.
Seminar Hasil Penelitian PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA, DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PD.PASAR MAKASSAR RAYA DEVY DAMAYANTI.
Transcript presentasi:

Hasil Evaluasi Perilaku Kerja Pusat Konsultasi dan Layanan Psikologi Universitas Surabaya

1. Sistem Penilaian Perilaku kerja 2 No Persyaratan Sifat Pengukuran Perilaku Kerja 1 Objektif Diukur dengan model rater 360 derajat dengan penilaian utama dari atasan, rekan kerja dan/atau bawahan 2 Terukur Setiap penilaian menggunakan instrument yang terukur dengan menggunakan analisis dan kaidah pengukuran perilaku kerja 3 Akuntabel Pengukuran perilaku kerja dapat dipertanggung jawabkan sumber pengukuran, proses pengukuran dan hasil pengukuran yang reliabel dan valid Sistem penilaian perilaku kerja dilakukan secara objektif, terukur dan akuntabel.

1. Sistem Penilaian Perilaku kerja 3 No Persyaratan Sifat Pengukuran Perilaku Kerja 4 Partisipatif Diukur dengan partisipatif dengan semangat untuk assessment bukan untuk judgement. Penilaian kinerja dilakukan secara terbuka dan diukur tidak hanya sekali namun pertiga bulan sehingga nilai akhir yang digunakan adalah rerata nilai akhir. Setiap Pegawai dapat dievaluasi penilaian kinerjanya dan memiliki waktu yang cukup (4 x 3 bulan) untuk memperbaiki atau meningkatkan skor penilaian perilaku kerja 5 Transparan Penilaian perilaku kerja dilakukan secara terbuka. Instrument yang dipakai telah menggunakan proses sesuai dengan kaidah psikometri dengan mengutamakan validitas dan reabilitas butir instrument pengukuran. Transparansi dilakukan dalam proses penilaian dan hasil penilaian

2. Sumber referensi penilaian aspek perilaku kerja 4 2. Sumber referensi penilaian aspek perilaku kerja Manajemen waktu (hal. 32)

2. Sumber referensi penilaian aspek perilaku kerja 5 2. Sumber referensi penilaian aspek perilaku kerja

3. Kesesuaian Psikometri Pengukuran perilaku kerja 6 Integritas_1 0.759 Komitmen_1 0.717 Disiplin_1 0.820 Kerjasama_1 0.752 Integritas_2 0.755 Komitmen_2 0.701 Disiplin_2 0.821 Kerjasama_2 0.754 Integritas_3 0.758 Komitmen_3 0.727 DIsiplin_3 0.825 Kerjasama_3 0.753 Cronbach's Alpha 0.629 0.522 0.76 0.618 Kepemimpinan_1 0.797 Kreativitas_1 0.658 Inisiatif_1 0.741 Motivasi_Berpestasi_1 0.777 Kepemimpinan_2 0.798 Kreativitas_2 0.687 Inisiatif_2 0.757 Motivasi_Berprestasi_2 0.786 Kepemimpinan_3 0.795 Kreativitas_3 0.648 Inisiatif_3 0.740 Motivasi_Berprestasi_3 0.774 Cronbach's Alpha 0.712 0.368 0.601 0.676 Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa validitas konstruk dengan analisis faktor menunjukan semua pengukuran telah valid dengan nilai factor loading >0.550. Reliabilitas secara keseluruhan menunjukkan Pengukuran yang sangat reliabel yaitu 0.92 namun pada aspek kreativitas kurang reliabel. Hal ini dikarenakan jumlah butir yang hanya 3 item.

4. Hasil Pengukuran Perilaku Kerja Triwulan 2 7 4. Hasil Pengukuran Perilaku Kerja Triwulan 2

Rerata skor per aspek perilaku kerja seluruh SKPD 8 Rerata skor per aspek perilaku kerja seluruh SKPD Pada grafik di atas menunjukan skor terendah pada aspek perilaku kerja seluruh SKPD pada aspek kreativitas dan komitmen. Sedang penilaian tertinggi pada aspek disiplin.

Tingkat kelulusan perilaku kerja dengan cut off point <76 9 Ranking SKPD 1 Satpol PP 2 Kec. Karangpilang 3 Kec. Gayungan 4 Disperindag 5 Dishub 6 Bag. Perlengkapan 7 BKPPM 8 Disnaker 9 Kec. Mulyorejo 10 Bag. Kesra 11 Disbudpar 12 DPUBMP 13 Barpus 14 Kec. Lakarsantri 15 Kec. Tambaksari 16 Kec. Simokerto 17 Dinas Kebakaran 18 Kec. Kenjeran 19 Kec. Benowo 20 Kec. Semampir 21 Bappeko 22 Kec. Sukolilo 23 Kec. Wonocolo 24 Kec. Bulak 25 Kec. Jambangan

Tingkat kelulusan perilaku kerja dengan cut off point <76 10 Ranking SKPD 26 Kec. Asemrowo 27 Dinkes 28 Kec. Wonokromo 29 Bag. Kerjasama 30 Dinas Pertanian 31 Kec. Genteng 32 Kec. Sawahan 33 Bakesbangpol Linmas 34 Dinas Pendidikan 35 Badan Lingkungan Hidup 36 BKD 37 Kec. Tandes 38 DPBT 39 Bapemas & KB 40 DKP 41 Kec. Gunung Anyar 42 Kec. Wiyung 43 Kec. Tenggilis 44 Dinas Koperasi & UMKM 45 Kec. Sukomanunggal 46 Kec. Pakal 47 Kec. Tegalsari 48 Kec. Bubutan 49 Kec. Gubeng 50 DCKTR

Tingkat kelulusan perilaku kerja dengan cut off <76 11 Ranking SKPD 51 Bag. Umum & Protokol 52 Bag. Bina Program 53 Dispendukcapil 54 Dispora 55 Sekretariat DPRD 56 Kec. Dukuh Pakis 57 Bag. Hukum 58 Bag. Humas 59 Inspektorat 60 Diskominfo 61 Kec. Krembangan 62 Bag. Ortala 63 Kec. Pabean Cantian 64 Kantor Ket. Pangan 65 Bag. Pemerintahan 66 Bag. Perekonomian 67 Kec. Rungkut 68 Kec. Sambikerep 69 Dinas Sosial

Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan 12 Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan Data seluruh SKPD menunjukan kecenderungan atasan dinilai lebih lebih tinggi sedang rekan kerja dinilai lebih rendah ketimbang bawahan. Namun demikian rerata skor menunjukkan kecenderungan mendekati skor skala 6.

Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan 13 Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan

Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan 14 Perbandingan Penilaian Perilaku Kerja: Atasan, Rekan dan Bawahan Penilaian rater baik atasan, rekan dan bawahan pada dasarnya tidak bermasalah karena nilai standart deviasi masing-masing aitem atau butir pertanyaan kurang dari 2. memiliki kecenderungan penilaian pada skor 6

5. Evaluasi Pengukuran perilaku kerja 15 5. Evaluasi Pengukuran perilaku kerja Meskipun secara psikometri alat pengukuran perilaku kerja telah memadai namun demikian pada aspek tertentu (kreativitas dan komitmen) perlu ditingkatkan validitas dan reliabilitasnya. Terdapat kecenderungan penilaian baik atasan, rekan dan bawahan mendekati skor skala 6 yang menunjukan adanya kecenderungan “faking good” atau model penilaian yang aman.

5. Evaluasi Pengukuran perilaku kerja 16 5. Evaluasi Pengukuran perilaku kerja Tingkat kelulusan pada skor dengan cut off 76 menunjukan perbedaan yang mencolok antar SKPD mengingat terdapat SKPD yang rate ketidaklulusan 20-40% hingga ke SKPD yang sama sekali tidak ada yang tidak lulus sama sekali. Harus hati-hati dalam interpretasi hal ini.

6. Rekomendasi 17 Prinsip pengukuran perilaku kerja menggunakan prinsip dalam development centre yang terbuka dan bertujuan untuk memberikan masukan kepada setiap pegawai negeri akan evaluasi penilaian perilaku kerja. Evaluasi bukan nilai akhir melainkan sebagai feedback terhadap pegawai negeri untuk mengubah perilaku kerjanya sesuai dengan standar.

6. Rekomendasi 18 Ancaman mendasar pada pengukuran perilaku kerja adalah “faking good” atau penilaian yang mengarah pada nilai aman yaitu skor 6 menyebabkan reliabilitas dan validitas pengukuran menurun. Secara umum teknik norming yang paling mudah adalah dengan mengambil patokan definisi (norma ideal). Diperlukan waktu serta penilaian berulang-ulang agar penilai dapat mendapat standart penilaian yang tepat.

6. Rekomendasi 19 Penilaian SKPD perlu dikorelasikan dengan penilaian lain misal KPI (Key Performance Indicator) per SKPD. Semestinya terdapat korelasi positif antara nilai perilaku kerja dengan KPI yang dituju sehingga akan nampak jelas SKPD yang memiiki nilai perilaku kerja yang baik juga memiliki KPI atau sebaliknya. Meningkatkan reliabilitas item dengan menambah item untuk setiap aspek menjadi 4 aitem per aspek dan administrasi penilaian ditambah waktunya agar dapat menilai lebih objektif dan distinktif (berbeda).

6. Rekomendasi 20 Terdapat bias penilaian terhadap atasan dengan skor cenderung tinggi namun masih di bawah batas toleransi dengan standart deviasi di bawah 2. Perlu keberanian dari bawahan agar lebih berani menilai secara objektif. Tindak lanjut dari pengukuran perilaku adalah coaching atau feedback atasan kepada bawahan untuk mendiskusikan aspek perilaku kerja yang dianggap kurang.