KOMPUTER SEBAGAI MEDIA RUPA PENDIDIKAN Nooryan Bahari
Pendahuluan Komputer dengan teknologi multimedia sesungguhnya telah membawa perubahan pada struktur masyarakat. Komputer dengan teknologi multimedia sesungguhnya telah membawa perubahan pada struktur masyarakat. Pada saat sekarang, bentuk informasi dan komunikasi tidak hanya bisa direkam dan digandakan lagi, namun dapat diubah, diperbaiki, hingga dimanipulasi sesuai kebutuhan. Pada saat sekarang, bentuk informasi dan komunikasi tidak hanya bisa direkam dan digandakan lagi, namun dapat diubah, diperbaiki, hingga dimanipulasi sesuai kebutuhan.
Sejak tahun 1980-an penggunaan PC (Personal Computer) sebagai pengolah data, pengolah kata, dan pengolah grafik telah digunakan dalam proses belajar mengajar. Sejak tahun 1980-an penggunaan PC (Personal Computer) sebagai pengolah data, pengolah kata, dan pengolah grafik telah digunakan dalam proses belajar mengajar. Demikian juga dengan penemuan CD (Compact Disc) di awal 1990-an membawa dampak baru dalam dunia pendidikan. Demikian juga dengan penemuan CD (Compact Disc) di awal 1990-an membawa dampak baru dalam dunia pendidikan.
Pada awal 1990-an penggunaan komputer (PC) secara bersama-sama dalam satu area (LAN / Local Area Network) banyak dimanfaatkan dan digunakan dalam satu kantor untuk memudahkan pekerjaan dan pertukaran data. Pada awal 1990-an penggunaan komputer (PC) secara bersama-sama dalam satu area (LAN / Local Area Network) banyak dimanfaatkan dan digunakan dalam satu kantor untuk memudahkan pekerjaan dan pertukaran data. Perkembangan mutakhir hingga saat ini adalah ketika komputer dapat dihubungkan dari rumah ke rumah, dari satu negara ke negara lain melalui Internet (International Network) yang menghubungkan semua server yang ada di seluruh dunia melalui line telepon dan satelit. Perkembangan mutakhir hingga saat ini adalah ketika komputer dapat dihubungkan dari rumah ke rumah, dari satu negara ke negara lain melalui Internet (International Network) yang menghubungkan semua server yang ada di seluruh dunia melalui line telepon dan satelit.
Kurikulum Pendidikan Seni Rupa Kualitas input yang bermutu disertai layanan proses belajar mengajar yang baik, akan menghasilkan lulusan pendidikan seni rupa yang bermutu tinggi. Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kurikulum pendidikan seni rupa yang fleksibel, sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kualitas input yang bermutu disertai layanan proses belajar mengajar yang baik, akan menghasilkan lulusan pendidikan seni rupa yang bermutu tinggi. Guna mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan kurikulum pendidikan seni rupa yang fleksibel, sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pembaruan metode pengajaran melalui pemanfaatan media rupa diharapkan mampu menghasilkan guru-guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan standar nasional dan kebutuhan nyata di tengah masyarakat. Pembaruan metode pengajaran melalui pemanfaatan media rupa diharapkan mampu menghasilkan guru-guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi sebagaimana yang dipersyaratkan standar nasional dan kebutuhan nyata di tengah masyarakat.
Metode pembelajaran dengan media rupa merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan berbagai sumber media pembelajaran seperti dari internet, CD ROM, film dokumenter, buku, dan lain- lain, yang diolah menjadi metode pembelajaran interaktif, komunikatif, dan kreatif, yang berwujud CD / VCD yang dibuat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi. Metode pembelajaran dengan media rupa merupakan model pembelajaran yang memanfaatkan berbagai sumber media pembelajaran seperti dari internet, CD ROM, film dokumenter, buku, dan lain- lain, yang diolah menjadi metode pembelajaran interaktif, komunikatif, dan kreatif, yang berwujud CD / VCD yang dibuat sesuai dengan kurikulum berbasis kompetensi.
Standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, mendasarkan pendidikan seni rupa memiliki sifat atau karakteristik multilingual, multidimensional dan multikultural. Standar mutu yang ditetapkan oleh pemerintah, mendasarkan pendidikan seni rupa memiliki sifat atau karakteristik multilingual, multidimensional dan multikultural. Multilingual yang berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya. Multilingual yang berarti seni bertujuan mengembangkan kemampuan mengekspresikan diri dengan berbagai cara seperti melalui bahasa rupa, bunyi, gerak dan perpaduannya.
Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi dasar siswa yang mencakup; persepsi, pengetahuan, pemahaman, penganalisisan, pengevaluasian, pengapresiasian dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika. Multidimensional berarti seni mengembangkan kompetensi dasar siswa yang mencakup; persepsi, pengetahuan, pemahaman, penganalisisan, pengevaluasian, pengapresiasian dan produktivitas dalam menyeimbangkan fungsi otak kanan dan kiri, dengan memadukan unsur logika, etika dan estetika.
Multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Multikultural berarti seni bertujuan menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan berapresiasi terhadap keragaman budaya lokal dan global sebagai pembentukan sikap menghargai, toleransi, demokratis, beradab dan hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk.
Peranan pendidikan seni adalah membentuk pribadi siswa supaya harmonis dalam logika, rasa estetis, artistik, dan etika dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ), kreatifitas (CQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Peranan pendidikan seni adalah membentuk pribadi siswa supaya harmonis dalam logika, rasa estetis, artistik, dan etika dengan memperhatikan kebutuhan dan perkembangan anak untuk mencapai kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan adversitas (AQ), kreatifitas (CQ), dan kecerdasan spiritual (SQ).
Multiple Intelligences Howard Gardner telah menyebutkan tujuh kecerdasan dan memberikan satu atau dua contoh dari setiap kecerdasan. Kecerdasan ilmu bahasa menurutnya adalah jenis kecakapan dalam bentuk lengkap yang barangkali ditunjukkan oleh sajak. Kecerdasan logis dan matematika dilihat dari namanya secara tidak langsung menunjukkan kemampuan nalar dan matematika. Howard Gardner telah menyebutkan tujuh kecerdasan dan memberikan satu atau dua contoh dari setiap kecerdasan. Kecerdasan ilmu bahasa menurutnya adalah jenis kecakapan dalam bentuk lengkap yang barangkali ditunjukkan oleh sajak. Kecerdasan logis dan matematika dilihat dari namanya secara tidak langsung menunjukkan kemampuan nalar dan matematika.
Spatial intelligence Menurut Gardner, kecerdasan mengenai ruang adalah sebuah bentuk kecakapan model mental dari sebuah dunia ruang serta dapat mengarahkan dan mengoperasi- kannya memakai model tersebut. Pelaut, insinyur, ahli bedah, pematung, dan pelukis, hanya contoh kecil yang semuanya mempunyai kecerdasan tinggi mengenai pengembangan ruang. Menurut Gardner, kecerdasan mengenai ruang adalah sebuah bentuk kecakapan model mental dari sebuah dunia ruang serta dapat mengarahkan dan mengoperasi- kannya memakai model tersebut. Pelaut, insinyur, ahli bedah, pematung, dan pelukis, hanya contoh kecil yang semuanya mempunyai kecerdasan tinggi mengenai pengembangan ruang.
Musical intelligence Berikutnya Gardner menguraikan mengenai kecerdasan yang berhubungan dengan musik yang diketegorikannya sebagai kecerdasan atau kecakapan ke empat. Leonard Benstein dan Mozart merupakan contoh yang memiliki kecerdasan yang berhubungan dengan musik tersebut. Berikutnya Gardner menguraikan mengenai kecerdasan yang berhubungan dengan musik yang diketegorikannya sebagai kecerdasan atau kecakapan ke empat. Leonard Benstein dan Mozart merupakan contoh yang memiliki kecerdasan yang berhubungan dengan musik tersebut.
Bodily-kinesthetic intelligence Kecerdasan melalui gerak di badan adalah suatu kecakapan untuk memecahkan masalah dengan cara memakai satu badan penuh, atau sebagian dari badan. Howard Gardner memberi contoh para penari, atlit, ahli bedah, dan masyarakat yang terampil atau prigel kesemuanya menunjukkan kecerdasan yang tinggi melalui gerak badan. Kecerdasan melalui gerak di badan adalah suatu kecakapan untuk memecahkan masalah dengan cara memakai satu badan penuh, atau sebagian dari badan. Howard Gardner memberi contoh para penari, atlit, ahli bedah, dan masyarakat yang terampil atau prigel kesemuanya menunjukkan kecerdasan yang tinggi melalui gerak badan.
Interpersonal intelligence Kecerdasan antar perseorangan adalah kemampuan mengerti kepada orang lain : apa yang mendorong mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerjasama dengan mereka. Keberhasilan seseorang menjual barang, politikus, guru, dokter, dan pemuka agama, semuanya mungkin masing-masing mempunyai derajat kecerdasan yang tinggi dalam mempengaruhi orang. Kecerdasan antar perseorangan adalah kemampuan mengerti kepada orang lain : apa yang mendorong mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerjasama dengan mereka. Keberhasilan seseorang menjual barang, politikus, guru, dokter, dan pemuka agama, semuanya mungkin masing-masing mempunyai derajat kecerdasan yang tinggi dalam mempengaruhi orang.
Intrapersonal intelligence Kecerdasan dalam diri pribadi, merupakan kecerdasan jenis ketujuh dari klasifikasi Gardner adalah kecakapan berhubungan dalam batin. Kedudukan kecerdasan dalam batin ini adalah pada bentuk keakuratan, model kejujuran dari diri sendiri, dan kesanggupan menggunakan model tersebut untuk dijalankan dengan baik dalam kehidupannya. Kecerdasan dalam diri pribadi, merupakan kecerdasan jenis ketujuh dari klasifikasi Gardner adalah kecakapan berhubungan dalam batin. Kedudukan kecerdasan dalam batin ini adalah pada bentuk keakuratan, model kejujuran dari diri sendiri, dan kesanggupan menggunakan model tersebut untuk dijalankan dengan baik dalam kehidupannya.
Bentuk Interaksi Pembelajaran dengan Media Rupa Bentuk interaksi pembelajaran dengan media rupa antara lain berupa praktek dan latihan (drill and practice), tutorial, permainan, simulasi, penemuan, dan pemecahan masalah. Praktek dan latihan digunakan untuk melatih siswa menggunakan konsep, aturan atau prosedur yang harus dijalani dan telah diajarkan sebelumnya. Bentuk interaksi pembelajaran dengan media rupa antara lain berupa praktek dan latihan (drill and practice), tutorial, permainan, simulasi, penemuan, dan pemecahan masalah. Praktek dan latihan digunakan untuk melatih siswa menggunakan konsep, aturan atau prosedur yang harus dijalani dan telah diajarkan sebelumnya.
Media rupa berbentuk tutorial Pada interaksi media rupa yang berbentuk tutorial, pengetahuan dan informasi ditayangkan dalam unit- unit kecil yang kemudian diikuti serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Pola pembelajaran berbentuk tutorial biasanya dibuat secara bercabang (branching). Pada interaksi media rupa yang berbentuk tutorial, pengetahuan dan informasi ditayangkan dalam unit- unit kecil yang kemudian diikuti serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik. Pola pembelajaran berbentuk tutorial biasanya dibuat secara bercabang (branching).
Media rupa berbentuk permainan Sebuah bentuk permainan dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran jika di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran (instructional objectives) yang harus dicapai peserta didik. Interaksi media rupa permainan (games) bersifat pembelajaran jika pengetahuan dan keterampilan yang terdapat di dalamnya memiliki daya tarik dan mengandung unsur pembelajaran. Sebuah bentuk permainan dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran jika di dalamnya terdapat tujuan pembelajaran (instructional objectives) yang harus dicapai peserta didik. Interaksi media rupa permainan (games) bersifat pembelajaran jika pengetahuan dan keterampilan yang terdapat di dalamnya memiliki daya tarik dan mengandung unsur pembelajaran.
Media rupa berbentuk simulasi Media rupa berbentuk interaksi simulasi merupakan media pembelajaran yang membuat siswa dihadapkan pada suatu situasi buatan (artifisial) yang menyerupai kondisi atau situasi yang sesungguhnya. Program-program pembelajaran interaktif berbentuk simulasi memberi kemungkinan bagi pemakainya untuk melakukan latihan nyata tanpa harus menghadapi resiko yang sebenarnya. Media rupa berbentuk interaksi simulasi merupakan media pembelajaran yang membuat siswa dihadapkan pada suatu situasi buatan (artifisial) yang menyerupai kondisi atau situasi yang sesungguhnya. Program-program pembelajaran interaktif berbentuk simulasi memberi kemungkinan bagi pemakainya untuk melakukan latihan nyata tanpa harus menghadapi resiko yang sebenarnya.
Media rupa berbentuk penemuan Media rupa penemuan adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah pendekatan induktif dalam proses belajar. Dalam interaksi media rupa penemuan ini siswa diminta untuk melakukan percobaan yang bersifat trial and error dalam memecahkan suatu permasalahan. Media rupa penemuan adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan istilah pendekatan induktif dalam proses belajar. Dalam interaksi media rupa penemuan ini siswa diminta untuk melakukan percobaan yang bersifat trial and error dalam memecahkan suatu permasalahan.
Media rupa berbentuk pemecahan masalah Media rupa berbentuk pemecahan masalah merupakan bentuk interaksi yang memberi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dalam program ini siswa dituntut untuk berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan. Media rupa berbentuk pemecahan masalah merupakan bentuk interaksi yang memberi kemampuan siswa dalam memecahkan masalah. Dalam program ini siswa dituntut untuk berpikir logis dan sistematis dalam memecahkan suatu permasalahan.
Penutup Dalam pembuatan program media rupa yang interaktif, komunikatif, dan kreatif seyogyanya juga mempertimbangkan berbagai bentuk kecerdasan, seperti kecerdasan ruang, kecerdasan ilmu bahasa, kecerdasan matematika, kecerdasan melalui musik, kecerdasan melalui gerak di badan, kercedasan antar perseorangan, dan kecerdasan berhubungan dalam batin. Dalam pembuatan program media rupa yang interaktif, komunikatif, dan kreatif seyogyanya juga mempertimbangkan berbagai bentuk kecerdasan, seperti kecerdasan ruang, kecerdasan ilmu bahasa, kecerdasan matematika, kecerdasan melalui musik, kecerdasan melalui gerak di badan, kercedasan antar perseorangan, dan kecerdasan berhubungan dalam batin.
Program pembelajaran media rupa, berbentuk interaksi yang telah dikemukakan di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena saling berkaitan. Media rupa interaktif berbentuk tutorial, pasti memuat soal-soal latihan dan praktek, atau permasalahan yang harus dipecahkan dengan bentuk permainan, simulasi, dan penemuan. Program pembelajaran media rupa, berbentuk interaksi yang telah dikemukakan di atas tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya karena saling berkaitan. Media rupa interaktif berbentuk tutorial, pasti memuat soal-soal latihan dan praktek, atau permasalahan yang harus dipecahkan dengan bentuk permainan, simulasi, dan penemuan. Demikian juga media rupa interaktif berbentuk permainan, pasti memuat dan terkait dengan media rupa berbentuk simulasi, tutorial, penemuan, dan pemecahan masalah. Semua media rupa dibuat untuk memperkuat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diajarkan. Demikian juga media rupa interaktif berbentuk permainan, pasti memuat dan terkait dengan media rupa berbentuk simulasi, tutorial, penemuan, dan pemecahan masalah. Semua media rupa dibuat untuk memperkuat pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran yang diajarkan.
Daftar Pustaka Americana Encyclopedia. (1996) Copyright Grolier Electronic Publishing, Inc. All rights reserved. Americana Encyclopedia. (1996) Copyright Grolier Electronic Publishing, Inc. All rights reserved. American Psychological Association. (1987). Publication Manual of the American Psychological Association (3rd ed.). Washington, DC : Author. American Psychological Association. (1987). Publication Manual of the American Psychological Association (3rd ed.). Washington, DC : Author. Encyclopedia Britannica 2006, Ultimate Reference Suite DVD. (2005) Copyright 2005 Encyclopedia Britannica, Inc. All right reserved. Encyclopedia Britannica 2006, Ultimate Reference Suite DVD. (2005) Copyright 2005 Encyclopedia Britannica, Inc. All right reserved. Gardner, Howard. (1991). The Unschooled Mind : How Children Think and How School Should Teach. London : Fontana Press. Gardner, Howard. (1991). The Unschooled Mind : How Children Think and How School Should Teach. London : Fontana Press. _______. (1993). Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. London : Fontana Press. _______. (1993). Frames of Mind : The Theory of Multiple Intelligences. London : Fontana Press. _______. (1993). Multiple Intelligences : The Theory in Practice. New York : Basic Book. _______. (1993). Multiple Intelligences : The Theory in Practice. New York : Basic Book. Kranz, Stewart. (1994) Science & Technology in the Arts. New York : Van Nostrand Reinhold Company. Kranz, Stewart. (1994) Science & Technology in the Arts. New York : Van Nostrand Reinhold Company. Kurikulum Hasil Belajar, Rumpun Pelajaran Pendidikan Seni. (2002) Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Kurikulum Hasil Belajar, Rumpun Pelajaran Pendidikan Seni. (2002) Jakarta: Pusat Kurikulum, Balitbang Depdiknas. Nisbet, J.D. (1994). Policy Research : Policy-oriented Research. Bahan Lokakarya dan Pelatihan “Penelitian Kebijakan Pendidikan” BP3SD, UP3SD, UKMP Pendidikan Dasar, Depdikbud. Nisbet, J.D. (1994). Policy Research : Policy-oriented Research. Bahan Lokakarya dan Pelatihan “Penelitian Kebijakan Pendidikan” BP3SD, UP3SD, UKMP Pendidikan Dasar, Depdikbud. Neufeldt, V & Guralnik, DB. (1994) Webster’s New World Dictionary. New York : Prentice Hall. Neufeldt, V & Guralnik, DB. (1994) Webster’s New World Dictionary. New York : Prentice Hall. Piaget, Jean. (1988). Antara Tindakan dan Pikiran. Disunting & diberi pengantar: Agus Cremers. Jakarta : PT Gramedia. Piaget, Jean. (1988). Antara Tindakan dan Pikiran. Disunting & diberi pengantar: Agus Cremers. Jakarta : PT Gramedia. Setiawan, Denny. (2004) Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Setiawan, Denny. (2004) Komputer dan Media Pembelajaran. Jakarta : Pusat Penerbitan Universitas Terbuka.