ANTARA AKAL DAN WAHYU.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEOLOGI ISLAM.
Advertisements

Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
Iman Kepada Rasul Allah SWT
Pengertian, Kedudukan, dan Fungsi Al-Quran
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Latar Belakang Masalah
DEFENISI SECARA ETIMOLOGI
BERIMAN KEPADA RASUL.
ISLAM DAN ILMU PENGETAHUAN
Penjelasan GBPP & Kontrak Perkuliahan
KONSEF KETUHANAN DALAM ISLAM
POKOK BAHASAN TEOLOGI ISLAM
Menalar Tuhan Kelompok 1.
Wahyu tuhan, teks dan ijtihad akal manusia; aspek ushul dan Furu’ dalam Islam Muhlisin.
Sifat-sifat Terpuji By : Uswatun Hasanah.
KELOMPOK 2 ANISA KHAFIDA MADINATUL MUNAWAROH NURUL HASANAH
Akhlak-Moral-Etika Created by : Ci Hadi Purnomo
Hukum Islam dan kontribusi Umat islam Indonesia
PERMASALAHAN ILMU KALAM
SUMBER AGAMA DAN AJARAN ISLAM
DISUSUN OLEH: MISNANI. S.Ag. M.Pd. I
ALIRAN ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH
Fungsi Wahyu dan Akal dalam Memahami Akidah
Al Qur’an sebagai sumber Utama Hukum Islam
PERTEMUAN KESEBELAS ALIRAN MU’TAZILAH.
Keteladanan Rasulullah Saw. DALAM MEMBINA UMAT PADA PERIODE MAKKAH
ALIRAN TEOLOGI ISLAM MASA MODERN
Kerangka Dasar Agama Islam Dan Ajaran Hukum Islam (Bagian Pertama)
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Assalamu'alaikum ETIKA, MORAL DAN AKHLAQ Oleh: Nurhasan, M. Ag Hmmm…..
BAB IX KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
AGAMA Arti Agama Pengertian Agama Hakekat Agama Bagi Manusia.
SUMBER HUKUM ISLAM DAN HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH CHAIRUNNISA
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
MATERI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
IMAN KEPADA RASUL ALLAH
SUMBER HUKUM ISLAM OLEH : MISWAN. S.Ag.,S.Kom.
IMAN KEPADA KITAB-KITAB ALLAH
METODE DAKWAH QS. AN-NAHL/16: 125 QS. AL-AHZAB/33: 21
Hukum Syara’ dan Hakim Mahkum Fiih dan Mahkum Alaihi
Ciri Aliran Sesat Oleh Nanang Kohar, SH.
PETA KONSEP : TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN
TUHAN YANG MAHA ESA dan KETUHANAN
DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Oleh: IDRUS : SYAPUANSYAH.
Menghormati ulama dan majelis ilmu
PRESENTED BY: YENI NURHASANAH
KONSEP DASAR AJARAN ISLAM
Sebagai Upaya Mewujudkan dan Melestarikan Agama
HUKUM ISLAM Uswatun Hasanah dan Tim
Oleh : Joni Ahmad Mughni, S.EI., M.E.Sy
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Disusun Oleh: Muhammad Ridwan, S.Pd.I
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
ILMU: Makna, Tingkat & Tujuan
ASSALAMUALAIKUM.
ALIRAN ASY’ARIYAH DAN MATURIDIYAH
BAB 6 : BERIMAN DENGAN RASUL ALLAH
BAB 2: PUASA PADA BULAN RAMADAN
Pengertian Agama Islam
PENGANTAR ILMU KALAM Abdul Muid Nawawi.
AQIDAH UNIT 1 Kelas Bimbingan Dewasa.
BAB 1 : AQIDAH – DEFINASI, KEPENTINGAN DAN SUMBER RUJUKAN
HUKUM DAN TUJUAN MEMPELAJARI ILMU TAUHID
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
BAB 6: MENJAGA AKHLAK DALAM BERPAKAIAN
Pertemuan 1 1. Pengertian Aqidah 2. Istilah lain Aqidah 3. Ruang lingkup Aqidah 4. Urgensi Aqidah.
HUBUNGAN HUKUM ISLAM DG AGAMA ISLAM. Pendahuluan Sebelum masuknya hukum Islam, rakyat Indonesia menganut hukum adat yang bermacam-macam sistemnya dan.
Nama Kelompok : 1. Abdul Majid Ridwan 2. Kusnadi.
Transcript presentasi:

ANTARA AKAL DAN WAHYU

ISLAM MEMPOSISIKAN SEJAJAR WAHYU AKAL

ALLAH WAHYU AKAL HIDAYAH MANUSIA

Wahyu dan akal tidak mungkin bertentangan. LANDASAN FILOSOFIS Wahyu dan akal tidak mungkin bertentangan. Wahyu menempati posisi yang sangat mulia, akal juga. Wahyu berlaku untuk seluruh umat manusia, akal juga.

Perbedaan keduanya Wahyu diturunkan Allah kepada manusia melalui perantara Nabi/Rasul. Sedangkan akal tidak. Wahyu menembus batas ruang dan waktu, sedangkan akal tidak.

NOVEL FILSAFAT: HAY bin YAQZAN ILMUAN ULAMA DENGAN APA ANDA MENGENAL: TUHAN, KEWAJIBAN IBADAH, BAIK BURUK, MEMILIH YANG BAIK BURUK

AKAL ATAU WAHYU Berkaitan dengan persoalan akal dan wahyu ini, setidaknya ada empat aliran teologi yang ikut berbicara, yakni Mu’tazilah, Asy’ariyah, Maturidiyah Samarkhan, Maturidiyah Bukhara. Sedangkan hal yang dipersoalkan juga ada empat macam, yaitu: 1) mengetahui Tuhan, 2) kewajiban mengetahui Tuhan, 3) mengetahui baik dan buruk, 4) kewajiban melakukan yang baik dan menjauhi yang buruk. Dalam konteks itulah masing-masing aliran tersebut berbeda memposisikan akal.

Menurut Mu’tazilah, seluruh pengetahuan dapat diperoleh melalui akal, termasuk mengetahui adanya Tuhan dan kewajiban beribadah kepada Tuhan. Abu Huzail, menegaskan bahwa meskipun wahyu tidak turun, maka manusia tetap wajib beribadah kepada Tuhan, sesuai dengan pengetahuannya tentang Tuhan. Begitu juga dengan kebaikan dan keburukan juga dapat diketahui melalui akal. Jika dengan akal manusia dapat mengetahui baik dan buruk, maka dengan akal juga manusia harus tahu bahwa melakukan kebaikan itu adalah wajib, dan menjauhi keburukan juga wajib.

Menurut Asy’ariyah, pertama semua kewajiban manusia hanya dapat diketahui melalui wahyu. Jika wahyu tidak turun, maka tidak ada kewajiban (taklif) bagi manusia. Karena akal tidak mampu membuat kewajiban tersebut, terutama kewajiban beribadah pada Tuhan, dan kewajiban melakukan yang baik serta kewajiban menjauhi yang buruk. Adapun berkaitan dengan mengetahui Tuhan, Asy’ariyah sepakat dengan Mu’tazilah yaitu dapat diketahui melalui akal. Sedangkan mengetahui baik dan buruk, akal tidak mampu, karena sifat baik dan buruk sangat terkait dengan syari’at. Sesuatu disebut baik, jika dapat pujian syari’at, dan dianggap buruk jika dikecam oleh syari’at. Karena pujian dan kecaman bersumber dari wahyu, maka sesuatu dapat dikatakan baik atau buruk juga melalui wahyu.

3. Maturidyah Samarkhan. Menurutnya, akal mampu mengetahui tiga hal yaitu: mengetahui tuhan, mengetahui kewajiban beribadah kepada Tuhan, dan mengetahui baik dan buruk. Hal ini sama dengan Mu’tazilah, bahwa akal manusia memiliki kemampuan untuk mengetahuinya. Artinya dalam hal ini, wahyu hanya berfungsi sebagai konfirmasi terhadap pengetahuan akal. Sedangkan pengetahuan tentang kewajiban melakukan yang baik dan menjauhi yang buruk, akal tidak punya kemampuan. Yang berperan disini adalah wahyu. Hanya saja menurutnya, sebab yang mewajibkannya dapat diketahui akal, seperti jujur itu diwajibkan karena membuat palakunya menjadi terhormat.

4. Maturidiyah Bukhara. Aliran ini ternyata lebih dekat kepada Asy’ariyah, dimana akal baginya hanya dapat mengetai Tuhan. Karena itu, tidak alasan bagi siapapun untuk tidak tahu tentang Tuhan, karena hal itu memang kapasitas akal. Namun sedikit berbeda dengan Asy’ariyah, baginya akal juga mampu mengetahui baik dan buruk. Karena baik dan buruk dapat dilihat dari sifat natur dari sesuatu itu. Adapun mengetahui kewajiban hanya dapat dilakukan melalui wahyu. Karena akal tidak punya kapasitas dalam hal itu. Dalam agama, setiap kewajiban memiliki konsekuensi hukum di akhirat, karena itu yang berperan disini adalah wahyu.

BAGAIMANA FUNGSI WAHYU Pertanyaan ini hanya ditujukan kepada Mu’tazilah dan Maturidiyah Samarkhan, karena bagi mereka akal manusia memiliki kemampuan yang luar biasa, sehingga tanpa wahyu pun, manusia dapat mengetahui semua hal yang berkaitan dengan ketuhanan dan perbuatan manusia. Ada dugaan bahwa mereka, terutama mu’tazilah, menafikan wahyu, karena terlalu besar memberikan kapasitas kepada akal. Namun ternyata dugaan itu keliru, karena wahyu bagi mereka tetap dibutuhkan, yakni untuk mengetahui cara beribadah kepapa Tuhan.

FUNGSI WAHYU Sebagai konfirmasi terhadap pengetahuan yang dihasilkan oleh akal. Sebagai informasi terhadap pengetahuan yang berkaitan dengan hubungan vertikal antara manusia dan tuhan.

Jadi ternyata, seberapa pun besarnya kemampuan akal, ternyata akal tidak mampu mengetahui bagaimana cara beribadah kepada Tuhan. Dalam hal itulah wahyu turun memberikan petunjuk. Jadi menurutnya Mu’tazilah, wahyu berperan sebagai konfirmasi terhadap pengetahuan yang sudah dimiliki oleh manusia, (empat pengetahuan di atas), serta sebagai informasi bagi manusia tentang hal-hal yang berkaitan dengan hubungan vertikal antara manusia dengan Tuhan. Jika manusia tidak menggunakan wahyu , maka akan dikhawatirkan mereka akan tersesat.

PERBANDINGAN ANTARA KEEMPAT ALIRAN TERSEBUT MU’TAZILAH ASY’ARIYAH ALIRAN MATURIDIYAH SAMARKHAN ALIRAN MATURIDIYAH BUKHARA MENGETAHUI TUHAN AKAL KEWAJIBAN WAHYU BAIK BURUK BAIKBURUK