BAB 16 KERJASAMA EKONOMI ANTARA NEGARA DAN DAMPAKNYA TERHADAP PEREKONOMIAN INDONESIA
Faktor-Faktor Penyebab Kerja Sama Antarnegara Persamaan ataupun perbedaan kondisi suatu negara dapat mempengaruhi terjadi atau tidaknya kerjasama antarnegara. Bebrapa faktor yang dapat menentukan kelangsungan kerjasama antarnegara antara lain dijelaskan pada tabel berikut:
Faktor-Faktor Penyebab Kerja Sama Antarnegara Persamaan Keadaan Wilayah Perbedaan Keadaan Wilayah 1. Persamaan kekayaan sumber daya alam Persaaan kekayaan sumberdaya alam dapat mendorong beberapa negara untuk mengadakan kerjasama. Contohnya:Negara-negara yang memiliki sumber minyak bumi tergabung dalam satu organisasi OPEC untuk menyelaraskan harga minyak internasional. 2. Persamaan nasib dan keadaan geografi Persamaan nasib dan keadaan geografi mendorong beberapa negara untung mengusahakan kerja sama. Contohnya: APEC yang merupakan bentuk kerja sama antarnegara di kawasan Asia-Pasifik, ASEAN yang merupakan bentuk kerja sama antarnegara di kawasan Asia Tenggara. Dan sejenisnya. 1. Perbedaan kandungan sumber daya alam dan keadaan alam Perbedaan sumberdaya dan keadaan alam akan menjadikan negara yang satu membutuhkan negara yang lain. Tidak ada satu negarapun yang tidak melakukan hubungan kerjasama. Contoh: negar yang tidak memiliki minyak bumi akan mengmpor dari negara lain yang memeilikinya dan sebaliknya. 2. Perbedaan kepentingan ekonomi dan politik Perbedaan kepentingan ekonomi dan politik tetap akan dapat menyebabkan terjalinnya kerja sama ekonomi dan politik bagi negara-negara walaupun memiliki perbedaan paham. Contoh: walaupun berbeda politik, Indonesia dan Amerika Serikat tetap menjalin kerja sama.
Persamaan Keadaan Wilayah Perbedaan Keadaan Wilayah 3. Persamaan keadaan ekonomi Persamaan keadaan ekonomi mendorong beberapa negara untuk bergabung dalam kelompok negara-negara industri. Contohnya: delapan negar yang telah maju kondisi perekonomianya dan industrinya (Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Kandala, dan Rusia) menbentuk kelompok G-8 dan sejenisnya. 4. Persamaan kepentingan politik Persamaan kepentingan politik mendorong beberapa negara untuk bergabung dalam suatu organisasi. Contohnya: NATO merupakan organisasi pertahanan militer, gerakan Non Blok yang tidak menyetujui adanya perang dingin antar Amerika Serikat (NATO) dengan Uni Soviet (Pakta Warsawa) 5. Persamaan dasar-dasar kebudayaan atau idiologi Persamaan dasar-dasar kebudayaan atau idiologi juga dapat mendorong beberapa negara untuk bergabung dalam suatu organisas. Contoh: OIC atau OKI dan sejenisnya. 3. Perbedaan perkembangan kebudayaan Perbedaan perkembangan kebudayaan juga dapat menyebabkan terjalinnya kerja sama. Perbedaan kebudayaan dapat kita artikan sebagai bentuk hasil budaya manusia, termasuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Contoh: dalam kebudayaan seni, Indonesia bekerja sama dengan Malaysia, Singapura, Cina, dan Brunai Darusalam. Adapun dalam peralatan teknologi, Indonesia bekerja sama dengan Jepang, Amerika Serikat, Jerman, dan Belanda. 4. Perbedaan jumlah penduduk Perbedaan jumlah penduduk suatu negara juga mendorong timbulnya kerja sama antarnegara. Negara yang jumlah penduduknya banyak akan menjadi tempat yang baik untuk memasarkan hasil-hasil produksi suatu negara, mengigngat negara yang bersangkutan sangat membutuhkan barang-barang. Di lain pihak ada negara-negara yang memiliki hasil produksi yang berlebihan karna jumlah penduduknya yang sedikit. Negara yang jumlah penduduknya yang banyak akan mengalami kelebihan tenaga kerja. Kelebihan tenaga kerja ini dapat disalurkan ke negara yang membutuhkan.
B. Tujuan Kerja Sama Antarnegara di Bidang Ekonomi Kerjasama ekonomi antarnegara akan berlangsung dengan baik ketika pelaku kerja sama mempunyai prinsip yang disepakati bersama, yaitu, prinsip keadilan dan saling menguntungkan. Pada dasarnya tujuan utama suatu negara melaksanakan kerja sama di bidang ekonomi dengan negara lain adalah untuk saling membantu dalam memecahkan berbagai kesulitan yang dihadapi serta untuk meningkatkan kesejahteraan bersama. Selain itu, kerja sama ekonomi antarnegara memiliki tujuan lain sebagai berikut:
1. Menambah Devisa Negara Kegiatan perdagangan ekspor dapat menambah devisa suatu negara. Dengan demikian, peningkatan aktivitas ekspor barang atau jasa akan meningkatkan devisa suatu negara. 2. Memajukan dan Memperluas Perdagangan Negara Kerja sama ekonomi antarnegara berpengaruh terhadap peningkatan perdagangan di semua aspek, terutama sektor perdagangan barang dan jasa. 3. Memperluas Lapangan Kerja Peningkatan kerja sama ekonomi antarnegara berpengaruh terhadap penambahan produksi dan pemasaran hasil produksi.keuntungan positif dari perluasan lapangan kerja antara lain penambahan tenaga kerja di unit-unit produksi sehingga akan memberikan akses yang lebih luas bagi penduduk atau masyarakat untuk memeperoleh kesempatan kerja. Dengan demikian, secara tidak langsung permasalah seperti jumlah pengangguran dapat teratasi.
4. Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri akan Barang dan Jasa Dengan adanya kerja sama ekonomi, suatu negara dapat mendatangkan barang atau jasa melalui inpor barang yang belum mampu atau tidak diproduksi di negaranya sendiri. Selain itu, suatau negar dapat mengekspor barang yang belum mampu atau tidak diproduksi negara lain. 5. Mengurangi Kesenjangan antar Negara Maju dan Berkembang Melalui kerjasama antarnegara, banyak negara-negara maju yang membantu negara yang sedang berkembang. Bentuk bantuan tersebut umumnya berupa dana pembangunan untuk kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, banyak negar-negara sedang berkembang mengekspor bahan-bahan mentah untuk kepentingan industrinya di negara-negara maju.
6. Menyeimbangkan Neraca Pembayaran Neraca pembayaran suatu negara harus seimbang. Neraca pembayaran adalah suatu catatan tentang penerimaan uang dari luar negeri dan pembayaran ke luar negeri. Idealnya, penerimaan uang dari luar negeri harus lebih besar dari pada pembayaran ke luar negri. Oleh karena itu, agar neraca pembayaran menjadi surplus maka suatu negara umumnya menerapkan salah satu kebijakannya., yaitu, peningkatan ekspor barang atau jasa ke luar negeri dan mengurangi impor barang atau jasa dari luar negeri. 7. Melindungi Industri Dalam Negeri Beberapa kebijakan yang diambil adalah pembatasan barang impor dan menaikan bea barang impor. Kebijakan ini mempermudah barang-barang impor yang dibutuhkan industri dalam negeri serta alih teknologinya. Kebijakan seperti ini disebut dengan kebijakan proteksi (perlindungan).
C. Badan-Badan Kerja Sama Antarnegaradi Bidang Ekonomi Badan-badan yang terbentuk sebagai wujud kerja sama antarnegara dalam bidang ekonomi secara umum dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut:
Badan-Badan Kerja Sama Ekonomi Antarnegara dalam Lingkup Satu Kawasan/Regional 1. ASEAN ASEAN merupakan suatu organisasi perhimpunan bangsa-bangsa di kawasan Asia Tenggara yang dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada dibentuk berdasarkan Deklarasi Bangkok pada tanggal 8 Agustus 1967. Bentuk kerja sama ASEAN di bidang ekonomi antara lain : Membuka pusat promosi ASEAN bidang perdagangan, investasi, dan pariwisata di Tokyo, Jepang. Menyediakan cadangan pangan ASEAN terutama beras untuk menanggulangi ancaman krisis pangan. Membentuk kerja sama di bidang koprasi ASEAN. Membentuk komite negara-negara penghasil minyak bumi ASEAN. Membentuk kerja sama pengelolah barang sejenis, seperti karet alam dan kopra.
2. AFTA Organisasi ini berdiri pada tanggal 1 januari 1993. AFTA merupakam organisasi perdagangan bebas di kawasan Asia Tenggara. Tujuan AFTA antara lain: Meningkatkan ekspor sesama anggota dan di luar anggota ASEAN Meningkatkan perdagangan dan kerjasama ekonomi lainnya yang mengarah kepada spesialisasi di kawasan ASEAN Meningkatkan investasi di semua sektor ekonomi, baik dengan sesama anggota ASEAN maupun di luar anggota ASEAN. Investasi ini bertujuan meningkatkan produksi barang dan jasa di negara-negara di kawasan ASEAN.
3. APO (Asian Productivity Organization) Pendirian organisasi APO ini dipelopori oleh Pusat Produktivitas Jepang. APO berdiri pada tahun 1961 dan beranggotakan negara Jepang, Singapura, Indonesia, Hongkong, Bangladesh, Cina, Fiji, India, Iran, Korea Selatan, Malaysia, Mongolia, Nepal, Filipina, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, dan Pakistan. Tujuan APO antara lain : Memajukan produksi barang dan jasa di bidang industri dan pertanian Meningkatkan kesejahteraan penduduk negara anggotanya Meningkatkan produktivitas di negara-negara Asia.
4. EU (European Union) European Union merupakan komunitas hasil metamorfosa dari European Economic Community (EEC) yang dibentuk tahun 1993. EU di bentuk berdasarkan Perjanjian Maastricht tanggal 1November 1993. EU memiliki 27 negara anggota yaitu Australia, Belgia, Bulgaria, Siprus, Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Prancis, Jerman, Yunani, Hongaria, Irlandia, Italia, Latvia, Lituania, Luksemburg, Malta, Belanda, Polandia, Portugal, Rumania, Slovakia, Slovenia, Spanyol, Swedia, dan Inggris.
5. EFTA (European Free Trade Association) Organisasi EFTA ini didirikan pada tanggal 3 Mei 1960 untuk mengadakan hubungan perdagangan bebas antarnegara anggota. Negara-negara anggota EFTA antara lain Australia, Islandia, Norwegia, Portugal, dan Swiss.
6. Ecowas (Economic Community Of West African States) Organisasi masyarakat ekonomi negara-negara Afrika Barat ini dibentuk berdasarkan perjajian kerja sama yang ditandatangani pada tanggal 28 Mei 1975 di Lagos, Nigeria. Tujuan organisasi ECOWAS ialah untuk mengadakan kerja sama ekonomi antar-anggotanya, yaitu Benin, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Liberia, Mali, Niger, Nigeria, Senegal, Sierra Leone, Togo, Burkina, faso, Cabo, Verde, Guinea, dan Ivory Coast.
7. LAIA (Latin American Integration Association) LAIA adalah asosiasi perdagangan bebas di kawasan Amerika latin yang didirikan pada tanggal 2 Juni 1961 dan berkantor pusat di Montevideo, Uruguay. Negara-negara anggota LAIA antara lain Argentina,Bolivia, Brasil, Cile, Kolumbia, Ekuador, Meksiko, Paraguay, Peru, Uruguay, Kuba, dan Venezuela. .
8. ADB (Asian Development Bank) Organisasi ADB didirikan pada tanggal 19 Desember 1966 dan berpusat di Manila, Filipina. Tujuan dibentuknya ADB ialah membantu pembangunan ekonmi negara-negara kawasan Asia
9. APEC (Asia Pasific Economic Cooperation) Pencetus pembentukan APEC pada tahun 1989 adalah Robert Hawke (perdana menteri Australia). Hingga saat ini, APEC telah menyelenggarakan beberapa pertemuan, yaitu pertemuan di Seattle, Amerika Serikat tahun 1993, pertemuan di Bogor, Indonesia tahun 1994, pertemuan di Osaka, Jepang tahun 1995, dan pertemuan di Sidney, Australia tahun 2007. Tujuan APEC ialah tercapainya liberalisme perdagangan bebas di kawasan Asia Pasifik hingga tahun 2020.
Badan-badan Kerja Sama Ekonomi Internasional 1 Badan-badan Kerja Sama Ekonomi Internasional 1. OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) Organisasi OECD didirikan pada tanggal 30 September 1961 dan bertujuan membentuk kerja sama ekonomi antarnegara anggota. Negara-negara anggota OECD antara lain Australia, Austria Belgia, Inggris, Kanada, Denmark, Ceko, Portugal, Finlandia, Prancis, Jerman, Meksiko, Yunani, Islandia, Irlandia, Italia, Selandia Baru, Jepang, Luksemburg, Belanda, Spanyol, Norwegia, Swedia, Hongaria, Korea Selatan, Polandia, Slowakia, Swiss, Turki, Amerika Serikat
2. OPEC (Organization Of Petroleum Exporting Countries) OPEC adalah organisasi negara-negara pengekspr minyak yang terbentuk pada tanggal 14 September 1960 di Kota Bagdad, Irak. Pemrakarsa berdirinya OPEC antara lain negara Arab Saudi, Irak, Iran, Kuwait, dan Venezuela. Anggota OPEC saat ini berjumlah 13 negara (5 negara pemrakarsa dan 7 anggota tambahan, yaitu Indonesia, Nigeria, Uni Emirat Arab, Qatar, Algeria, Aljazair, dan Libia.
Kantor pusat OPEC terdapat di Jenewa, Swiss (tahun 1961-1964) sedangkan mulai tahun 1965 hingga sekarang, OPEC berpusat di Wina, Austria. OPEC bertujuan untuk Mengoordinasikan dan menyatukan kebijakan-kebijakan mengenai perminyakan antara negara-negara anggotanya Menentukan cara-cara terbaik untuk mengamankan kepentingan negara-negara penghasil minyak, baik secara individu maupun kelompok Menstabilkan harga minyak di pasaran internasional
3. IDB (Islamic Develompment Bank) Organisasi IDB didirikan pada tanggal 20 Oktober 1975 dan bertujuan untuk membantu pembangunan ekonomi negara-negara anggota dengan cara memberikan pinjaman dengan syarat ringan. Bank Pembangunan islam ini memiliki anggota sebanyak 51 negara.
4. Rencana Kolombo (Colombo Plan) Rencana Kolombo dibentuk pada tahun 1950 oleh negara-negara persemakmuran Inggris dan merupakan hasil konferensi di Kolombo, Sri Lanka. Colombo Plan bertujuan untuk meningkatkan derajat kehidupan ekonomi dan sosial negara-negara yang baru berkembang atau merdeka di Asia Selatan dan Tenggara. Negara anggotanya ialah Afganistan, Australia, Bangladesh, Bhutan, Fiji, India, Indonesia, Iran, Jepang, Korea Selatan, Laos, Malaysia, Maladewa, Mongolia, Myanmar, nepal, Selandia Baru, Pakistan, Papua Nugini, Filipina, Sinagapura, Sri Lanka, Thailand, Amerika Serikat, danVietnam.
5. CGI (Consultative Group On Indonesia) CGI merupakan lembaga pengganti IGGI (Inter-Govermental Group For Indonesia). CGI merupakan lembaga yang ditujukan untuk membantu pembangunan ekonomi Indonesia dengan memberikan pinjaman. Pertemuan CGI pertama diadakan pada bulan Juli 1992 di Paris, Prancis dan diketuai oleh Direktur Bank Dunia. Anggota CGI antara lain Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Prancis, Jerman, Inggris, Swiss, Belgia, Denmark, Australia, Kanada, Italia, Spanyol, Finlandia, Swedia, Norwegia, Indonesia, Austria, Belanda, dan Selandia Baru.
6. BEU (Benelux Economic Union) BEU didirikan pada tahun 1958 dan bermarkas di Brussel, Belgia. BEU bertujuan untuk mencapai kesatuan ekonomi yang menyeluruh antar-anggotanya. Anggota BEU antara lain negara Luksemburg, Belgia, dan Belanda.
7. IMF (Internasional Monetary Fund) IMF didirikan tanggal 27 Desember 1945 dan berpusat di Washington, Amerika Serikat. Tujuan organisasi IMF ialah untuk memajukan kerja sama bidang ekonomi, keuangan, dan perdagangan serta membangun negara anggota yang mengalami defisit neraca pembayaran. IMF memiliki anggota sebanyak 185 negara.
8. IDA (Internatioal Development Association) IDA didirikan pada tanggal 24 September 1960 dan berpusat di Washington, Amerika Serikat. IDA bertujuan memberikan kredit dengan syarat lunak untuk pembangunan di negara-negara berkembang.
9. Worl Bank World Bank merupakan bank yang memberikan bantuan dalam hal pembangunan dan perkembangan negara-negara anggota. Organisasi ini didirikan pada tanggal 27 Desember 1945 dan berpusat di Washington, Amerika Serikat. Tujuan World Bank adalah memberikan kredit kepada negara-negara yang sedang mebangun.
10. UNCTAD (United Nations Conference on Trade and Development) UNCTAD adalah suatu badan dalam perdagangan dan pembangunan yang diprakasai oleh PBB. UNCTAD didirikan pada tanggal 26 september 1964 dan berpusat di Jenewa, Swiss. Tujuan UNCTAD antara lain mengusahakan pembangunan dan memperlancar perdagangan internasional untuk negara-negara berkembang.
11. IFC (International Finance Coorporation) IFC adalah bentuk kerja sama internasional untuk memberikan bantuan kepada para pengusaha. IFC di bentuk pada tanggal 24 juli 1956 dan berpusat di Washington, Amerika Serikat. Tujuan IFC adalah memberikan bantuan modal kepada para pengusaha swasta yang dijamin oleh pemerintahannya.
12. FAO (Food Agriculture Organization) FAO merupakan bentuk kerja sama di bidang pangan dan pertanian. Organisasi ini didirikan pada tanggal 16 Oktober 1945 dan bermarkas di Roma, Italia. Tujuan FAO adalah membantu negara yang memerlukan bantuan makanan dan pertania.
13. UNPD (United Naions Development Program) UNPD adalah suatu program pembangunan internasional yang ditunjukan untuk bantuan pembangunan negara miskin dan berkembang.
14. WTO (World Trade Organization) WTO adalah persetujuan umum mengenai tarif dan perdagangan. WTO adalah metamorfosis dari GATT. Organisasi ini berdiri pada tahun 1995. Negar Indonesia merupakan salah satu anggotanya. Tujuan utama WTO adalah mengurangi atau menghapus rintangan-rintangan yang dapat menghambat perdagangan internasional, seperti pengurangan atau penghapus tarif bea masuk barang dan menghindari tarif berganda.
15. UNIDO (United Nations Industrial Development Organization) UNIDO merupakan badan atau organisasi pembangunan industri yang didirikan pada tahun 1966 dan bermarkas di kota Wina, Austria. Tujuan utama UNIDO adalah memajukan perkembangan industri di negara-negara berkembang seperti memeberikan bantuan teknis, program-program latihan, dan menyediakan informasi. 16. ILO (International Labour Organization) ILO dibentuk pada tanggal 11 April 1919 dan berpusat di kota Jenewa, Swiss. Tujuan ILO adalah mewujudkan keadilan sosial dan ekonomi, serta memperbaiki nasib buruh dan keluarganya di seluruh dunia
D. Dampak Kerja Sama Antarnegara terhadap Perekonomian Indonesia Kerja sama antarnegara baik dalam lingkup suatu kawasan(regional) maupun internasional, pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan negara yang melakukan kerja sama akan menimbulkan suatu dampak, baik positif maupun negatif. Berikut ini diuraikan dampak kerja sama antarnegara terhadap perekonomian Indonesia
Dampak Kerja Sama Antarnegara terhadap Perekonomian Indonesia Dampak Positif: 1. Peningkatan devisa negara Kerja sama ekonomi antarnegara memungkinkan adanya perluasan dan peningkatan ekspor barang atau jasa hasil produksi keluar negeri. Peningkatan barang atau jasa yang diekspor berpengaruh terhadap peningkatan devisa negara. Peningkatan devisa negara secara kontinu akan memperlancar pertumbuhan ekonomi suatu negara. Data yang menunjukan semakin kuatnya perdagangan nasional Indonesia akibat AFTA antara lain:
Selama priode tahun 1996-2001, rata-rata impor Indonesia dari dunia sebesar USS 34 milyar dan impor dari ASEAN sebesar 5,3 milyar atau sebesar 15% dari total impor. Selama priode tahun 1996-2001 rata-rata ekspor Indonesia ke dunia sebesar USS 53,5 milyar dan ekspor ke ASEAN sebesar USS 9,2 milyar atau sebesar 17,2% dari total ekspor. Selama tahun 1996-2001 ekspor Indonesia ke ASEAN meningkatkan rata-rata 2,73% per tahun sedangkan impor Indonesia dari ASEAN menurun rata-rata 0,32% per tahun.
2. Peningkatan Produktifitas suatu negara Sebagai contoh pusat industri garmen di sekitar Karangjati, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Sebelumnya, sebagian penduduk di sekitar karangjati bekerja di sektor pertanian dan saat ini industri garmen ini mengakibatkan pertambahan jumlah penduduk yang beralih pekerjaan sebagai karyawan industri. Penduduk yang semula tidak mempunyai keahlian di bidang jahit-menjahit sekarang menjadi ahli atau pintar, bahkan mampu menghasilkan produk berkualitas ekspor. Akibatnya, permintaan pasar terus meningkat dan banyak karyawan terpaksa berkerja lembur. Dengan demikian, jika semua daerah di Indonesia menjalin kerja sama ekonomi dengan luar negeri seperti di kabupaten Semarang tersebut, maka produktifitas bangsa Indonesia akan meningkat dengan cepat. Peningkatan produktifitas akan mengurangi jumlah pengangguran dan meningkatkan pendapatan.
Dampak Negatif: 1. Masuknya Tenaga Asing Kerja sama antarnegara dapat menyebabkan para tenaga kerja asing untuk masuk ke dalam pasar tenaga kerja Indonesia secara bebas, terlebih lagi di era pasar bebas. Para tenaga kerja asing ini memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan tenaga kerja Indonesia. Hal ini bisa berdampak pada berkurangnya kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia. Selain itu banyaknya pekerjaan tingkat tinggi yang dilakukan oleh pekerja asing akan membuat pengusaha atau alih teknologi berjalan lambat, karena tenaga kerja Indonesia tidak dapat berlangsung menerapkannya.
2. Ketergantungan Terhadap Bantuan Asing Banyaknya bantuan modal berupa pinjaman dari luar negeri dapat membuat pemerintah atau masyarakat Indonesia terlena sehingga tidak berupaya mengembangkan, mencapai, dan tidak kreatifdalam memanfaatkannya. Hal ini dapat menyebabkan pembangunan ekonomi negara Indonesia selalu bergantung pada bantuan negara asing. 3. Kesalahan Dalam Pembuatan Kebijakan Ekonomi Peran negara asing yang semakin besar dapat meningkatkan campur tangan asing dalam perekonomian negara Indonesia. Akibatnya, kebijakan yang diambil oleh pemerintah dapat merugikan rakyat dan hanya menguntungkan pihak asing.