BANTUAN LUAR NEGERI: Tantangan & Peluang Pemanfaatannya Banda Aceh, 29 November 2006
BLN: Dari sisi Donor Tidak “selalu” ada Pemanfaatannya harus optimal BLN berasal dari pajak yang dibayarkan oleh masyarakat negara donor Perlu adanya akuntabilitas dan transparansi dalam pemakaian dan implementasinya
BLN: Tantangan & Permasalahan Pemanfaatannya harus sesuai dengan sistem anggaran dan perbendaharaan Masih dalam proses reformasi Over prudent dalam implementasinya Menciptakan “kelambatan” “Persaingan” antar donor Perbedaan persyaratan oleh donor dalam implementasi proyek Ekspektasi masyarakat yang tinggi
BLN: Opsi Pemecahan Semua proses harus transparan Melibatkan partisipasi konstruktif masyarakat Sense of belonging Program yang akomodatif dan tepat sasaran Positioning Pemerintah dalam berkoordinasi dengan para donor Komunikasi Publik yang terbuka dan jujur “Pengelolaan” ekspektasi publik Selain berorientasi pada hasil, juga pada proses untuk menjaga akuntabilitas
BLN: Kunci Penting Pemanfaatan Menjaga kepercayaan semua pihak Berpikir positif Pemanfaatan BLN sepenuhnya untuk kepentingan masyarakat banyak – bukan kelompok / golongan Transparansi proses
BLN: Dilema di dalam Praktek Pimpro / Bendahara Proyek “Patuh” atasan atau taat pada proses Orientasi pada “hasil” atau pada proses Proses: Dimana, kemana, siapa..? Auditor: By rules, by books, by procedures At the end: siapa yang bertanggung jawab..?
BANTUAN LUAR NEGERI: Sebelum & Pasca Reformasi
Sesudah Reform Unsur Debitur “Kuat” Positioning K/D Sebelum Reform Kreditur dominan Kreditur “melayani” Kreditur “dilayani” Debitur sbg pemrakarsa dan penentu program Kreditur sbg inisiator sekaligus pemutus program Kreditur “dipaksa” Debitur “terpaksa” Kondisi K/D Inisiatif Program Transparan, “Terpu- blikasi”, menjauhi penyimpangan tapi lambat Elitis, ekslusif, cepat tapi rawan penyimpangan Proses Orang Penentu
Ideal Unsur Debitur “inovatif” Positioning K/D Kreditur “akomodatif” Debitur sbg pemrakarsa – Kreditur sbg counterparts K & D open-minded Kondisi K/D Inisiatif Program Terbiasa transparan dan terpublikasi seimbang Proses Proses yang berintegritas Penentu Sesudah Reform Debitur “Kuat” Kreditur “melayani” Debitur sbg pemrakarsa dan penentu program Kreditur “dipaksa” Transparan, Terpu- blikasi, menjauhi penyimpangan tapi lambat Proses
PDB p ada tiga triwulan pertama 2006 mencapai Rp.2421 triliun : Meningkat 3,49% terhadap triwulan dua 2006 Tumbuh 5,52% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2005 Secara kumulatif, dibandingkan periode yang sama tahun 2005 tumbuh sebesar 5,14% 2006 diperkirakan tumbuh 5,8% (asumsi APBNP 2006) dan ,3% (asumsi RAPBN 2007) Inflasi: Oktober 2006 tercatat 6,29% (yoy) dan secara kumulatif baru mencapai 4,96% 2007 diperkirakan 6,5% (asumsi RAPBN 2007) Tingkat bunga SBI rata-rata: Dewan Gubernur BI tgl 7 Nop lalu menurunkan BI rate sebesar 50 bps (dari 10,75% menjadi 10,25%) menstimulus pertumbuhan sektor riil 2007 diasumsikan 8,5% (asumsi RAPBN 2007) Nilai tukar Rupiah dan cadangan devisa: Relatif stabil, dibandingkan triwulan sebelumnya secara point to point mengalami apresiasi sebesar 0,4% dari Rp.9263 menjadi Rp.9225 di Triwulan III 2006 Cadangan devisa sebesar USD 42,36 miliar pada akhir Triwulan III 2006 IHSG BEJ sejak 2 Jan 06 s/d 17 Nov 06 tumbuh sebesar 42,7% Januari hingga Okt 06, persetujuan FDI mencapai USD 13,21 miliar (tumbuh 18%) BKPM memprediksikan pertumbuhan investasi sebesar 12,5% pada akhir 2006 ini dan akan meningkat di tahun 2007 dengan dikeluarkannya kebijakan Pemerintah berupa pemberian insentif perpajakan untuk 15 sektor industri Indikator Ekonomi 2006 dan Prospek 2007 Memunculkan optimisme akan prospek pertumbuhan ekonomi yang lebih baik di tahun 2007
Terima Kasih