Statistik (Populasi dan Sampel) Teknik sampling Cara melakukan teknik sampling Penentuan besarnya anggota sampel Teknik Menghitung besarnya sampel Kesalahan umum dalam menentukan anggota sampel Dosen Febriyanto, SE., MM.
Populasi dan Sampel Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi.
Teknik sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Secara skematis, teknik sampling seperti gambar berikut
Teknik sampling 1. Probability Sampling Probability sampling adalah teknik sampling yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi a. Simple Random Sampling Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
Teknik sampling - Probability Sampling b. Proportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan, maka populasi pegawai itu berstrata.
Teknik sampling - Probability Sampling C. Disproportionate Stratified Random Sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya, pegawai PT. X: S3: 3 orang, S2: 4, S1: 90, SMU 800, SMP 700, maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang S2 diambil semua sebagai sampel. Karena dua kelompok terlalu kecil bila dibanding dengan kelompok S1, SMU, dan SMP. d. Cluster Sampling (Area Sampling) Teknik sampling untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas. Misal penduduk dari suatu negara, propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, pengambilan sampel berdasarkan daerah populasi yang ditetapkan.
Teknik sampling - Nonprobability Sampling Nonprabability Sampling adalah teknik yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. a. Sampling Sistematis Sampling Sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima. Untuk ini maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100.
Teknik sampling - Nonprobability Sampling b. Sampling Kuota Sampling Kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diiginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian terhadap pegawai golongan II, dan penelitian dilakukan secara kelompok. Setelah jumlah sampel ditentukan 100, dan jumlah anggota peneiiti berjumlah 5 orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas sesuai dengan karateristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang. c. Sampling Aksidental Sampling Aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data.
Teknik sampling - Nonprobability Sampling d. Sampling Purposive Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai, maka sampel yang dipilih adalah orang yang ahli dalam bidang kepegawaian saja. e. Sampling Jenuh Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
Teknik sampling - Nonprobability Sampling f. Snowball Sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding, makin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel Purposive dan Snowball.
Cara Melakukan Teknik Sampling Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut: Tentukan dulu daerah generalisasinya. Berilah batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Tentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Pilihlah teknik sampling dan hitunglah besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitiannya. Rumuskan persoalan yang akan diteliti. Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti. Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan. Tentukan unit sampling yang diperlukan. Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan. Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
Cara melakukan teknik sampling Teknik sampling berguna agar: Mereduksi anggota populasi menjadi anggota sampel yang mewakili populasinya (representatif), sehingga kesimpulan terhadap populasi dapat dipertanggungjawabkan, Lebih teliti menghitung yang sedikit daripada yang banyak, Menghemat waktu, tenaga, biaya, menghemat benda coba yang merusak.
Cara melakukan teknik sampling Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut: Menentukan daerah generalisasinya. Banyak penelitian menurun mutunya karena generalisasi kesimpulannya terlalu luas. Penyebabnya ialah karena peneliti ingin agar hasil penelitiannya berlaku secara meluas dan menganggap sampel yang dipilihnya sudah mewakili populasinya. Membeikan batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. Populasi tidak harus manusia. Populasi dapat pula berupa benda-benda lainnya. Semua benda-benda yang akan dijadikan populasi harus ditegaskan batas-batas karakteristiknya, sehingga dapat menghindari kekaburan dan kebingungan. Menentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. Ada beberapa sumber informasi yang dapat memberi petunjuk tentang karakteristik suatu populasi. Umpamanya didapat dari dokumen-dokumen.
Cara melakukan teknik sampling Beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam mengambil sampel adalah sebagai berikut: Pilih teknik sampling dan hitung besar anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Rumuskan persoalan yang akan diteliti. Tentukan/cari keterangan mengenai populasi yang akan diteliti. Definisikan unit-unit, istilah yang diperlukan. Tentukan unit sampling yang diperlukan. Tentukan skala pengukuran yang akan dipergunakan. Cari keterangan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas. Tentukan ukuran sampel yang akan dianalisis.
Penentuan besarnya anggota sampel a. Contoh Menentukan Ukuran Sampel dengan Tabel Krecjie dan Nomogram Harry King. Penelitian akan dilakukan terhadap iklim kerja suatu organisasi. Sumber data yang digunakan adalah para pegawai yang ada pada organisasi tersebut (populasi). Jumlah pegawainya 1000 terdiri atas lulusan S1 = 50 SM = 300 SMK = 500 SMP = 50 SD = 100 (populasi berstrata).
Penentuan besarnya anggota sampel Jumlah populasi = 1000. Bila kesalahan 5%, maka jumlah sampelnya = 278. Karena populasi berstrata, maka sampelnya juga berstrata. Stratanya menurut tingkat pendidikan. Dengan demikian masing-masing sampel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Jadi jumlah sampel untuk
Penentuan besarnya anggota sampel Pada perhitungan yang terdapat koma dibulatkan ke atas sehingga jumlah sampelnya lebih 278 yaitu 280. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 278. Gambaran jumlah populasi dan sampel dapat ditunjukkan pada gambar berikut
Penentuan besarnya anggota sampel b. Contoh Menentukan Ukuran Sampel dengan Perhitungan Bila ukuran sampel lebih dari 100.000, maka peneliti tidak bisa melihat tabel lagi, oleh karena itu peneliti harus dapat menghitung sendiri. Contoh 1: Misal seorang peneliti ingin mengetahui produktivitas kerja pegawai di lembaga A. peneliti berhipotesis bahwa produktivitas kerja pegawai di lembaga A paling sedikit 70 dari tolok ukur ideal yang ditetapkan. Untuk menghitung ukuran sampel sebagai sumber datanya diperlukan rumus sebagai berikut. n ≥ pq/ σp2 n = Ukuran sampel yang diperlukan p = Prosentase hipotesis (Ho) dinyatakan dalam peluang yang besarnya = 0,70 q = 1 – 0,50 = 0,50 σp = Perbedaan antara Ha dan Ho, dibagi dengan z pada tingkat kepercayaan tertentu.
Penentuan Besarnya Anggota Sampel Untuk tingkat kepercayaan 68%, z = 1 95%, z = 1,96 99%, z = 2,58. Misal taraf kepercayaan 95% berarti z = 1,96 maka: Dengan demikian maka besamya ukuran sampel yang diperlukan sebagai sumber data pada taraf kepercayaan 95% adalah: Atau 25 orang jadi paling sedikit diperlukan 25 orang sebagai sumber data.
Penentuan Besarnya Anggota Sampel Contoh 2 Untuk menaksir berapa tingkat kepuasan kerja pegawai di lembaga B diperlukan sebuah sampel. Taraf kepercayaan yang dikehendaki 99%. Perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur yang ditetapkan tidak lebih dari 10%. Jika diketahui simpangan bakunya 20% maka ukuran sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: Dimana n = Ukuran sampel yang diperlukan b = Perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur penafsiran z = Harganya tergantung pada taraf kepercayaan yang ditetapkan. (lihat keterangan pada contoh pertama). σ = Simpangan baku
Penentuan Besarnya Anggota Sampel Contoh 2 Untuk menaksir berapa tingkat kepuasan kerja pegawai di lembaga B diperlukan sebuah sampel. Taraf kepercayaan yang dikehendaki 99%. Perbedaan antara yang ditaksir dengan tolok ukur yang ditetapkan tidak lebih dari 10%. Jika diketahui simpangan bakunya 20% maka ukuran sampel dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. Untuk contoh di atas maka besarnya sampel dapat dihitung.
Kesalahan Umum dalam Menentukan Anggota Sampel Gagal dalam menetapkan jumlah anggota populasi yang dapat dipercaya Menggunakan anggota sampel yang terlalu kecil. Tidak menggunakan teknik sampling startified yang disyaratkan Mengubah prosedur teknik sampling; Mengubah rumus untuk menghitung besarnya anggota sampel Memilih anggota sampel yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian Mengurangi anggota sampel yang telah ditentukan oleh perhitungannya; Memilih grup eksperimen dan grup kontrol dari populasi yang berbeda; Peneliti yang memakai grup sukarela, lupa atau sengaja tidak membedakannya dengan grup wajib, akibatnya peneliti gagal dalam menginterpretasikan hasil penelitiannya;
Kesalahan umum dalam menentukan anggota sampel Tidak memberikan alasan-alasan mengapa rumus dan teknik sampling tertentu yang ia gunakan di dalam penelitian. Pemeriksaan yang kurang teliti dan lengkap terhadap populasi Kekeliruan nonsampling, penyebabnya adalah: Populasi tidak didefinisikan sebagaimana mestinya. Penyimpangan populasi tidak dipelajari. Kuesioner tidak dirancang sesuai dengan keperluan. Rumusan dan istilah tidak dipergunakan sebagaimana mestinya. Peneliti kurang memahami isi dari kuesioner sehingga jawaban responden kurang sesuai dengan keinginan. Responden tidak memberikan jawaban yang objektif untuk memberikan jawaban.