BENTUK KARYA SASTRA PROSA (cerpen,novel, hikayat) PUISI (pantun,gurindam,syair,dsb) DRAMA (ketoprak, lenong, teater, ludruk, dsb)
KUPU-KUPU MALAM Ada yang benci dirinya Ada yang butuh dirinya Ada yang berlutut mencintainya Ada pula yang kejam menyiksa dirinya Ini hidup wanita sikupu-kupu malam Berkerja bertaruh seluruh jiwa raga Bibir senyum kata harus merayu memanja Kepada setiap mereka yang datang Dosakah yang dia kerjakan Sucikah mereka yang datang Kadang dia tersenyum dalam tangis Kadang dia menangis di dalam senyuman Ooh apa yang terjadi terjadilah Yang dia tahu Tuhan penyayang umatnya Yang dia tahu hanyalah menyambung nyawa
KARYA SASTRA MELAYU KLASIK Pantun Talibun Karmina Seloka Syair Gurindam HIKAYAT (prosa)
PANTUN Pantun merupakan sejenis puisi yang terdiri atas 4 baris bersajak a-b-a-b, a-b-b-a, a-a-b-b. Dua baris pertama merupakan sampiran, yang umumnya tentang alam (flora dan fauna); dua baris terakhir merupakan isi, yang merupakan tujuan dari pantun tersebut. 1 baris terdiri dari 4-5 kata, 8-12 suku kata. Contoh Kayu cendana di atas batu Sudah diikat dibawa pulang Adat dunia memang begitu Benda yang buruk memang terbuang
TALIBUN Talibun adalah sejenis puisi lama seperti pantun karena mempunyai sampiran dan isi, tetapi lebih dari 4 baris ( mulai dari 6 baris hingga 20 baris). Berirama abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde, dan seterusnya. Contoh Kalau anak pergi ke pekan Yu beli belanak beli Ikan panjang beli dahulu Kalau anak pergi berjalan Ibu cari sanakpun cari Induk semang cari dahulu
KARMINA Karmina atau dikenal dengan nama pantun kilat adalah pantun yang terdiri dari dua baris. Baris pertama merupakan sampiran dan baris kedua adalah isi. Memiliki pola sajak lurus (a-a). Biasanya digunakan untuk menyampaikan sindiran ataupun ungkapan secara langsung. Contoh Sudah gaharu cendana pula Sudah tahu masih bertanya pula
SELOKA Seloka merupakan bentuk puisi Melayu Klasik, berisikan pepatah maupun perumpamaan yang mengandung senda gurau, sindiran bahkan ejekan. Biasanya ditulis empat baris memakai bentuk pantun atau syair, kadang-kadang dapat juga ditemui seloka yang ditulis lebih dari empat baris. Contoh Baik budi emak si Randang Dagang lalu ditanakkan Tiada berkayu rumah diruntuhkan Anak pulang kelaparan dibiarkan Anak dipangku diletakkan Kera di hutan disusui
SYAIR Syair adalah puisi atau karangan dalam bentuk terikat yang mementingkan irama sajak. Biasanya terdiri dari 4 baris, berima aaaa, keempat baris tersebut mengandung arti atau maksud penyair. Syair berasal dari Arab.
Contoh Syair Dengarkan wahai biaperi Suatu cerita zaman bahari Masyur sudah kian kemari Di Turkistan keliling negeri Tidak jauh di tepi kota Sebuah kampung kelihatan nyata Disinari bulan semua rata Di sinilah azal pokok cerita Sebuah rumah sedang besarnya Bagus dan kukuh binatangnya Pekarangan luas dengan tamannya Berhiaskan bunga sangat indahnya Mardi Saleh nama diberi Di sana tinggal suami istri Taat kepada Chalibulbahri Berbuat ibadat setiap hari
GURINDAM Gurindam adalah satu bentuk puisi Melayu lama yang terdiri dari dua baris kalimat dengan irama akhir yang sama, yang merupakan satu kesatuan yang utuh. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah atau perjanjian dan baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada baris pertama tadi. Contoh Pabila banyak mencela orang Itulah tanda dirinya kurang Dengan ibu hendaknya hormat Supaya badan dapat selamat
HIKAYAT Hikayat adalah salah satu bentuk sastra prosa yang berisikan tentang kisah, cerita, dongeng maupun sejarah. Umumnya mengisahkan tentang kehebatan maupun kepahlawanan seseorang lengkap dengan keanehan, kesaktian serta mukjizat tokoh utama. Contoh Hikayat Hang Tuah Hikayat Abu Nawas Hikayat Abu Samah Hikayat Iskandar Zulkarnain