Bab 8 Anak yang menderita HIV/AIDS
Studi kasus: Krishna Krishna, bayi laki-laki berusia 8 bulan dibawa ke Rumah Sakit dengan riwayat batuk dan demam selama 8 hari. Dalam 2 hari terakhir, terlihat sesak napas , demam tinggi dan tidak bisa menetek/minum. Dia terlihat kurus dan sakit. Dia juga tampak kebiruan (sianosis), terlihat adanya tarikan dinding dada suprasternal dan subkostal. Lidah dan mulut tampak dipenuhi dengan plak berwarna putih.
Apa tahapan tata laksana anak dengan kondisi sakit seperti di atas?
Tahap-tahap tata laksana anak sakit (Rujuk Bagan 1, hal. xxi) Triase Pengobatan kedaruratan anamnesis dan pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium jika diperlukan Diagnosis (utama dan diagnosis banding) Terapi Pemantauan dan perawatan suportif Penilaian ulang Rencana pemulangan
Tanda kedaruratan dan tanda prioritas (penting) apa yang anda ketahui berdasarkan anamnesis dan gambar sebelumnya?
Triage Tanda-tanda kedaruratan (Rujuk: hal. 2) Sumbatan jalan napas Distres pernapasan berat Tanda-tanda syok Koma Kejang Dehidrasi berat Tanda-tanda penting (Rujuk: hal. 3) Gizi buruk Edema kedua punggung kaki Telapak tangan pucat Bayi kecil < 2 bulan Letargi Mudah marah dan gelisah Luka bakar luas Adanya distres pernapasan Rujukan segera
Triase Tanda darurat (Rujuk: hal. 2) Sumbatan jalan napas Distres pernafasan berat Tanda-tanda syok Koma Kejang Dehidrasi berat Tanda penting (Rujuk: hal. 3) Gizi buruk Edema kedua punggung kaki Telapak tangan pucat Bayi kecil < 2 bulan Letargi Mudah marah dan gelisah Luka bakar luas Adanya distres pernapasan Rujukan segera
Pengobatan kedaruratan apa yang diperlukan anak Krishna?
Pengobatan kedaruratan Bagaimana memberikan oksigen (Bagan 5, hal. 12)
Riwayat Kesehatan Krishna baik-baik saja sampai berusia 5 bulan. Setelah itu dia mulai sering sakit, dua kali menderita pneumonia yang memerlukan perawatan selama beberapa hari di Rumah Sakit dengan terapi antibiotika secara intravena. Sejak hari pertama masuk rumah sakit, berat badan Krishna tampak sangat kurang. Pada saat itu Krishna mengalami batuk dan demam. Orang tuanya membawa Krishna ke toko obat lokal pada hari ketiga Krishna sakit dan dia diberi antibiotik oral (amoksisillin) dan antipiretik (parasetamol). Krishna dibawa ke Rumah Sakit sejak sakitnya bertambah parah dengan demam yang makin memburuk, distres pernapasan dan tidak mau minum.
Ringkasan sistematik Krishna Krishna mengalami diare cair beberapa kali sejak ia berusia 5 bulan. Setiap diare berlangsung selama 10-14 hari dan diobati dengan terapi rehidrasi oral dan pengobatan di rumah. Selama mengalami diare, jumlah cairan dan asupan makan dikurangi karena menurut ibunya hal itu akan memulihkan sakit diarenya.
Riwayat pemberian makanan Krishna masih mendapat ASI. Krishna diberi ASI eksklusif sampai ia berusia 5 bulan dan kemudian ia dikenalkan dengan makanan pengganti untuk pola penyapihannya. makanan tersebut terdiri dari nasi, sayuran, dan daging. Riwayat kesehatan di keluarga Krishna adalah anak kedua. Ayahnya berusia 22 tahun yang bekerja sebagai supir jarak jauh yang mengalami demam intermitten selama beberapa bulan dan mengalami penurunan berat badan sejak tahun lalu. Ibunya berusia 18 tahun dan ia adalah seorang ibu rumah tangga. Kakak perempuan Krishna berusia 18 bulan dalam kondisi yang sehat. Mereka tinggal di sebuah kamar sewa yang kecil.
Pemeriksaan apa yang harus anda lakukan?
Pemeriksaan Penyebab distres pernapasan Penyakit pernapasan atau gagal jantung? Apa tipe infeksi pernapasannya? Status hidrasi Status nutrisi Kunci untuk memahami kondisi pada pasien ini Sariawan pada mulut Limfadenopati menyeluruh Hepatosplenomegali Parotitis kronis Dermatosis (kulit kering mengelupas)
Pemeriksaan Krishna tampak kurus dengan kesan gizi buruk, tampak kesakitan, sianosis, dan pernapasan cepat dengan tarikan dinding dada subkostal dan suprasternal yang cukup jelas. Tampak pembesaran limfonodi inguinal bilateral, aksilaris, dan submandibularis yang tidak lunak, diameternya >0,5 cm Suhu: 39oC, denyut nadi: 160 x/min, frekuensi napas: 70 x/min, TD 88/50 mmHg Berat badan: 6.4 kg (berat badan rendah untuk anak seusianya) Mulut: tampak beberapa sariawan pada mulut, plak putih multipel diatas mukosa buccal, gusi dan orofaring Mata: Normal Kulit: kulit kering dan tampak mengelupas Dada: krepitasi kasar bilateral dengan distres respirasi Jantung (kardiovaskular): dalam batas normal dan tidak terdapat suara murmur Pemeriksaan abdominal: Hepar teraba pada 4,5cm dibawah batas tulang dada kanan dan lien mengalami pembesaran Neurologi:Krishna tampak sakit namun sadar. Tidak ada kaku leher.
Catatlah kemungkinan sebab penyakit tersebut. Apa diagnosis awal anda? Apakah anak tersebut kemungkinan menderita HIV? Jika ya, tanda klinis apa yang menunjukkan HIV/AIDS?
Diagnosis Beberapa kemungkinan diagnosis HIV Tuberkulosis Defisiensi imun kongenital Neglected (?)
Pemeriksaan apa yang akan anda lakukan?
Pemeriksaan Foto dada Pemeriksaan darah lengkap Gula darah Test antibodi HIV Setelah konseling ke orang tua dan memperoleh persetujuan Interpretasi dari tes positif Efek usia (menguji partikel viral dan antibodi) Kebutuhan tes ulang untuk konfirmasi
Pemeriksaan lanjutan Pemeriksaan darah lengkap: - Hemoglobin: 8.9 gm/L (105-135) - Jumlah trombosit: 255 x 109/L (150 - 400 - Jumlah lekosit: 25.6 x 109/L (6 – 18.0) - Segmen: 22.2 x 109/L (1.0 – 8.5) - Limfosit: 2.4 x 109/L (4.0 – 10.0) - Monosit: 1.0 x 109/L (0.1 – 1.0) Gula darah: 3.8 mmol/l (3.0 – 8.0) Foto dada: infiltrat interstisial bilateral
Pemeriksaan lanjutan Status HIV Krishna, orang tua dan kakak perempuannya (Radhika’s) diuji setelah penjelasan secara empat mata kepada orang tuanya tentang opini dan implikasi dari diagnosa tersebut (Rujuk hal. 226). Orang tuanya didorong untuk melakukan tes HIV karena gejala yang nampak pada Krishna, yaitu: infeksi berulang, sariawan pada mulut, limfadenopati generalisata, hepatosplenomegali, dan Ayah pasien tampak kurang sehat dan mungkin menderita HIV. Krishna, ibu serta ayahnya telah melaksanakan tes antibodi positif HIV dengan metode pengujian ELISA. Kakak perempuan Krishna telah melaksanakan tes antibodi HIV dengan hasil negatif.
Interpretasi apa yang dapat anda buat berdasarkan hasil pemeriksaan yang ada?
Bagaimana tata laksana anak tersebut?
Pengobatan Pneumonia berat: kloramfenikol atau penisilin dan gentamisin kemungkinan of PCP: kotrimoksasol (Rujuk hal. 238-40, 241, 92) Sariawan pada mulut: Nistatin / Gentian Violet / Flukonazole (Rujuk hal. 242) Nutrisi: pemberian makan melalui nasogastrik dengan ASI Multivitamin, vitamin A, zinc Imunisasi: Infeksi HIV asimptomatis : berikan seluruh vaksin Infeksi HIV simptomatis (klinis AIDS): berikan seluruh vaksin kecuali BCG, campak (Rujuk hal. 238)
Tata laksana pasien hingga saat ini Terapi oksigen hingga kondisi distres respirasi berat dan sianosis dapat dikoreksi Kotrimoksasol untuk profilaksis (Rujuk hal. 238) Terapi untuk diare persisten atau diare disertai darah: Albendazol Tinidazol Cotrimoxazol Azithromycin (cryptosporidium) Zinc
Tata laksana lanjut Perawatan paliatif Manajemen nyeri Antiemetik Perawatan rongga mulut Menghindari berada di area yang penuh tekanan Perhatian, pengertian, dan baik hati penuh kasih sayang Dukungan sosial / psikologis
Pencegahan Seks aman “Abstinence, Be faithful, Condoms” (ABC) PMCT Pre-test counseling Skrining pada saat pemeriksaan kehamilan Post-test counseling Nevirapine (200mg saat akan melahirkan) and 2mg/kg pada anak baru lahir Konseling cara menyusui bayi kontrasepsi
Pengobatan Antiretroviral (Rujuk: hal. 232 - 237) Nucleoside reverse transcriptase inhibitors AZT (Zidovudine) Non-nucleoside RTI Nevirapine, efavirenz Protease inhibitors Logistik Diperlukan terapi kombinasi Terbatasnya regimen obat untuk pediatrik Diperlukan ketaatan dan monitor ketat
Pengobatan Antiretroviral (Rujuk: hal. 236, Tabel 33) Siapa yang harus diobati? Usia dan diagnosis yang pasti Stadium penyakit I Asimptomatis, tes HIV positif II pneumonia kronis, meningitis, malnutrisi, berulang III AIDS defining illness (PCP, toxoplasmosis cryptococcal meningitis) Hitung limfosit / hitung CD4 Angka CD4 yang rendah memberikan resiko yang besar untuk terkena PCP
Kesimpulan Manajemen anak dengan infeksi HIV hampir sama dengan anak yang menderita penyakit lain pada umumnya PCP sering dijumpai pada bayi muda dan dapat dicegah dengan kotrimoksasol. Profilaksis menggunakan korimoksasol diindikasikan bagi semua umur Kualitas dan kelangsungan hidup dapat ditingkatkan dengan pengobatan yang cepat terhadap infeksi berulang serta ada dukungan gizi Tindakan pencegahan yang efektif dan murah terkait tranmisi dari orang tua kepada anak. Pengobatan Antiretroviral meningkatkan kehidupan anak-anak yang terinfeksi virus HIV