Teori-teori Belajar Sosial & Tiruan (Sosial Learning) (Miller dan Dollard) Teori belajar sosial dan tiruan dari Miller dan J. Dollard Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia merupakan hasil belajar. Oleh karena itu untuk memehami tigkah laku sosial dan proses belajar sosial, kita harus mengetahui prinsip – prinsip psikologi belajar. Prinsip – prinsip belajar ini terdiri dari 4, yakni : dorongan ,isyarat ,tingkah laku balas ,dan ganjaran.
2. ISYARAT Isyarat adalah rangsangan yang menentukan bila dan dimana suatu respon akan timbul dan terjadi. Isyarat ini dapat disamakan dengan rangsangan diskriminasi. Didalam belajar sosial,isyarat yang terpenting adalah tingkah laku orang lain,baik yang langsung ditujukan kepada orang tertentu maupun yang tidak, misalnya: ditujukan kepala merupakan isyarat untuk setuju,uluran tangan merupakan isyrat untuk berjabat tangan.
3. TINGKAH LAKU BALAS Bahwa organisme mempunyai hirarki bawaan dari tingkah laku-tingkah laku Pada saat manusia di hadapkan untuk pertama kali kepada suatu rangsang tertentu, maka respons ( tingkah laku balas ) yang timbul berdasarkan pada hierarki bawaan tersebut. Setelah beberapa kali terjadi ganjaran dan hukuman, maka timbul tingkah laku balas yang sesuai dengan faktor – faktor penguat tersebut. Dalam tingkah laku sosial, belajar coba ralat dikurangi dengan belajar tiruan, seseorang tinggal meniru tingkah laku orang lain untuk dapat memberikan respons yang tepat.
4. GANJARAN Rangsangan yang menetapkan apakah tingkah laku balas diulang atau tidak dalam kesempatan yang lain. Menurut Miller dan Dollard, ada dua reward atau ganjaran, yakni ganjaran primer yang memenuhi dorongan primer.
3 MACAM MEKANISME TINGKAH LAKU TIRUAN Tingkah laku sama Terjadi apabila dua orang yang bertingkah laku balas ( berespons ) sama terhadap rangsagan atau isyarat yang sama Tingkah laku tergantung Timbul dalam interaksi antara dua pihak. Salah satu pihak mempunyai kelebihan ( lebih pandai, lebih mampu dan sebagainya ) dari pihak yang lain. Dalam hal ini, pihak yang lain atau pihak yang kurang tersebut akan menyesuaikan tingkah laku (match) dan akan tergantung (depent) pada pihak yang lebih. Misalnya, kakak adik yang sedang menunggu ibunya dari pasar. Biasanya ibu mereka membawa coklat. Mendengar ibunya pulang, si kakak segera menjemput ibunya, kemudian diikuti oleh si adik. Ternyata mereka mendapatkan coklat (ganjaran). Adik yang semula hanya meniru tingkah laku kakaknya, di lain waktu meskipun kakaknya tidak ada, ia akan lari menjemput ibunya yang baru pulang dari pasar. Tingkah laku salinan Seperti tingkah laku tergantung, pada tingkah laku salinan, peniru bertingkah laku atas dasar isyarat yang berupa tingkah laku yang diberikan oleh modeal. Hal ini berarti perkiraan tentang langkah laku model dalam kurn waktu yang relatif panjang ini akan dijadkan patokan oleh si peniru untuk memperbaiki tingkah lakunya sendiri dimasa yang akan datang,sehingga lebih mendekati tingkah laku model.
Teori proses pengganti ( banduran dan walters)
Teori proses pengganti Bandura dan Walters, tingkah laku tiruan merupakan suatu bentuk asosiasi suatu rangsang dengan rangsangan lainnya. Bandura dan walters menyatakan bahwa kalau seseorang melihat suatu rangsang dan ia melihat model bereaksi secara tertentu terhadap rangsang itu, maka dalam khayalan (imagination) orang tersebut terjadi serangkaian simbol yang menggambarkan rangsang dari tingkah laku balas tersebut.
Contohnya, Seseorang yang mendengar atau melihat gambar tentang kecelakaan yang mengerikan, maka ia berdesis, menyeringai, bahkan sampai menangis karena ikut merasakan penderitaan tersebut.
Pengaruh tingkah laku model pada tingkah laku peniru menurut bandura dan walters. efek modeling (modelling effect), dimana peniru melakukan tingkah laku baru (melalui asosiasi-asosiasi) sehingga sesuai dengan tingkah laku model. Contoh : masyarakat(seseorang) menirukan gaya bahasa artis (gaya bahasa syahrini) Efek menghambat (inhibition) dan menghapus hambatan (disinhibition) yaitu tingkah laku. Tingkah laku yang tidak sesuai dengan tingkah laku model di hambat timbulnya. Sedangkan tingkah laku -Tingkah laku model di hapus kan hambatan- hambatannya sehingga timbul tingkah laku yang dapat menjadi nyata.
Contoh : penangkapan dan vonis hukuman terhadap seorang penyanyi terkenal karena terlibat dalam pembuatan vidio asusila. Dengan mengamati model tadi, akan mengurangi kemungkinan orang tersebut mengikuti apa yang di lakukan seorang penyanyi terkenal itu. efek menghapus hambatan (disinhibition) ketika seorang model melihat seorang model di berikan penghargaan. Imbalan suatu prilaku tersebut. Contoh : pengamen menang kontes adu bakat di sebuah tv, yang mendapatkan hadiah ratusan juta rupiah sehingga akan mengikuti jejak yang sama oleh pengamen lainnya.
Efek kemudahan (fascilitation effect) dimana tingkah laku yang sudah lama di pelajari Peniru mudah muncul kembali dengan mengamati tingkah laku model Contoh : goyang caisar . Ketika seseorang melihat tingkah laku goyang caisar, maka orang tersebut akan segera menirukan gaya atau tingkah dari caisar tersebut. Bahkan dengan mendengar musik nya saja seseorang sudah terbayang dengan goyangan tersebut.
Teori Tingkah Laku Sosial Dasar (g.c. homans, 1961)
Menurut Homans Proses psikologik terjadi pada dua orang yang saling berinteraksi dimana kedua belah pihak saling mencari keuntungan dan hubungan interaksi dapat berlangsung lama. Contoh: Jual beli dilakukan hanya antara si penjual dan si pembeli dimana apabila pembeli mendapat kepuasan dalam membeli akan kembali lagi ke si penjual sehingga interaksi dapat berlangsung lama.
Ciri-ciri untuk membatasi diri pada hubungan dua orang menurut Homans Bersifat sosial : ada reaksi antara dua orang Setiap reaksi harus ada ganjaran dari pihak kedua Tingkah laku harus nyata
Hal yang dipelajari Homans adalah tingkah laku operan sesuai dengan pandangan Skinner. Ia mengemukakan lima proposisi (dali) pada tingkah laku hewan.
1. Deprivasi dan Kejenuhan Depriasi : rangsangan panguat yang diinginkan. Kejenuhan : sudah terlalu banyak memperoleh rangsangan penguat. Contoh : Orang yang biasa tinggal dipegunungan akan menganggap pemandangan daerah sekitar di pegunungan biasa saja, berbeda dengan orang yang tinggal diperkotaan mereka akan menganggap pemandangan sebagai sesuatu yang bernilai tinggi.
2. Kadar Penguat Semakin sering suatu aksi mendapat ganjaran semakin kuat atau sering suatu aksi dilakukan dan sebaliknya. Contoh : Jika seorang pemuda di beri ganjaran (makan) untuk mencuci maka akann kuat tingkah laku atau aksi yang di lakukan, tapi apabila dia merasa kenyang (jenuh) dan di beri imbalan makanan,aksi tidak akan berpengaruh atau bisa melemah.
3. Kontrol Rangsang Rangsangan akan muncul kembali jika tingkah laku mendapat penguat dan terjadi rangsang pada saat bersamaan. Contoh : Seorang ayah yang ingin membuat anak nya belajar, ia akan menciptakan situasi yang menyenangkan dengan cara memberi hadiah agar anak nya mau belajar.
4. Hukuman dan Ongkos Hukuman yang tidak dapat dihindari dari suatu tingkah laku disebut “ongkos” dari aktivitas (tingkah laku) tersebut. Contoh : Seorang pegawai yang melakukan kesalahan dihukum dengan dipotong gajinya, pegawai tersebut merasa ganjarannya terlalu berat akhirnya dia memutuskan untuk pindah dari pekerjaan tersebut.
5. Tingkah Laku Emosional Suatu ganjaran akan menimbulkan tingkah laku emosional yang disebut agresi dan adanya ganjaran juga dapat menimbulkan emosional yang positif. Contoh : Tukang sol sepatu yang diberi tip atau bayaran lebih akan merasakan atau menimbulkan tingkah laku emosional yang positif, dan apabila uang yang diberikan kurang daripada yang seharusnya dia akan berlaku agresif.
Homans menimbulkan lima proposisi baru pada hubungan antara manusia (berdasarkan teori jual-beli)
1. Kontrol Rangsangan dan Generalisasinya Kalau pada waktu yang lalu rangsang tertentu telah menyebabkan ganjaran pada tingkah laku tertentu,maka rangsang yang mirip yang muncul sekarang menimbulkan kembali tingkah laku yang sama atau hampir sama. Contoh : Seorang pemuda yang pernah menolong seorang ibu untuk membawakan belanjaan nya mendapat ganjaran yaitu ucapan terima kasih. Maka jika ada seorang ibu yang meminta tolong dibawakan barang belanjaannya,pemuda tersebut akan membantu dengan mengharapkan ucapan terima kasih.
2. Frekuensi Penguat Semakin sering dalam waktu tertentu suatu tingkah laku seseorang merupakan ganjaran bagi tingkah laku orang lain, maka orang lain itu akan semakin sering melakukan tingkah laku tersebut. Contoh : seorang anak yang mendapat keuntungan dari nasihat-nasihat ibunya, maka semakin besar kemungkinan anak tersebut meminta nasihat kepada ibunya itu kalau pada masa lampau nasihat itu sungguh berguna baginya.
3. Besaran Penguat Semakin tinggi nilai aktivitas (tingkah laku) orang lain, semakin sering aktivitas ganjaran terhadap aktivitas orang lain tersebut dilakukan. Contoh : Orang yang sedang terkena musibah sangat membutuhkan pertolongan dan akan sangat berterima kasih kepada yang membantunya.
4. Hambatan Reaktif dan Kejenuhan Semakin sering seorang menerima ganjaran pada waktu yang dekat, semakin kurang nilai ganjaran tersebut karena orang menjadi jenuh. Contoh : Seorang buruh cuci yang setiap paginya diberi upah makanan yang sama setelah berhari-hari maka akan merasa bosan atau jenuh dengan upah tersebut.
5. Keadilan yang Merata Semakin besar ongkos, semakin besar laba yang diharapkan. Jika keadilan tidak terjadi maka kemungkinan untuk seorang menunjukkan tingkah laku emosional yang disebut marah(anger). Contoh : Dua orang siswa yang sedang berkelompok dalam menyelesaikan tugas seharusnya menyelesaikannya secara bersama-sama agar adil. Tetapi jika yg mengerjakan hanya si A saja sedangkan si B tidak, maka A akan marah kepada B.
Teori Hasil Interaksi ( thibaut dan kelley) Teori yang dikemukakan oleh thibaut dan kelley untuk menerangkan hubungan dua orang atau lebih dimana mereka saling tergantung untuk mendapat hasil hasil yang positif.
Premis dasar yang di pakai adalah: Interaksi sosial hanya akan di ulangi kalu peserta-peserta dalam interaksi itu mendapat ganjaran sebagai asil dari kesertaannya. Hasil yang dimaksud di sini bisa bersifat material atau psikologis
Interaksi sosial akan dihayati oleh seseorang atas 2 kriteria A. tingkat perbandingan B. tingkat pilihan Tingkat perbandingan adaah hasil minimum yang dapat di harapkan dari suatu interaksi
Kalau hasil yang secara nyata diperoleh dari suatu interaksi lebih tinggi daripada tingkat perbandingan, maka interaksi itu akan menarik dan cenderung dipertahankan, dan sebaliknya
Hal-hal yang dapat mengurangi kemungkinan eksplorasi matriks A keasingan kalau ada dua orang yang beru berjumpa dan belum saling mengenal mereka biasanya agak janggal untuk berbicara dengan seseorang yang baru mereka temui kerena belum tau apa yang ingin diperbincangkan. B Perbedaan Norma contoh : kebudayaan palembang yang cara bicaranya agak keras ketika berbincang dengan orang sunda yang biasa berbicara lemah lembut akan menyulitkan komunikasi antara orang tersebut
Hal-hal yang dapat mengurangi kemungkinan eksplorasi matriks Otistik Kebencian contoh : ketika seseorang berbicara kepada seseorang yang dibenci dia (seseorang tersebut) akan sulit berinteraksi dengan orang yang dibencinya. Otistik Persahabatan dalam persahabatan segi-segi yang kurang baik dari seseorang dicoba untuk ditutupi (reaksi otistik) sehingga sulit juga dilakukan eksplorasi matriks, contoh : seseorang teman kita yang tidak mau terbuka terhadap masalahnya akan sulit bagi kita untuk berkomunikasi. Thibaut dan Kelley mengemukakan bahwa teori mereka dapat pula menerangkan hubungan atasan bawahan, yaitu dimana salah satu pihak (atasan) dapat mengontrol hal yang boleh diperoleh oleh pihak lainnya (nawahan). Dalam hal ini ada dua macam kontrol oleh atasan, yaitu kontrol nasib (fate-control) dan kontrol tim.
Teori fungsional interaksi otoriter
Menurut Adamn dan Rommey mengunakan prinsip-prinsip kelaziman operan ( operant conditioning) untuk menganalisis interksi otoritas, yaitu interaksi dimana salah satu pihak mempunyai kontrol terhadap tigkah laku pihak lain.
Interksi otoritas mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: A.hubungan otoritas adalah asimetris,salah satu pihak mempunyai kekuatan (power) yang lebih besar B.hubungan otoritas adalah stabil,dalam arti bahwa pihak atasan maupu bawahan akan menduduki posisinya (dalam interaksi itu) untuk waktu yang cukup lama C.meskipun dalam masyarakat ada tata cara yang mengatur hubungan otoritas , namun hubungan otoritas itu sendiri terjadi terlepas dari ada atau tidak adanya tata cara masyarakat tersebut
Kesimpulan Konsep otoritas dalam teori Adam dan Rommey didasarkan pada gejala penguatan timbal-balik sebagai penerapan prinsip penguatan operan (operant reinforment).