DETERMINAN BIOLOGIS TERHADAP PERILAKU ANTI-SOSIAL
Pendekatan biologi sebagai kriminogenik Dalam rangka peramalan terkait dengan meningkatnya probabilitas bahwa individu akan melakukan perilaku tertentu Dianggap lemah secara metodologi, cenderung me-medikalisasi masalah sosial Baik bila dilihat dalam konteks inter-relasi dan inter-dependensi antara “nature” & “nurture”
“…psychologists are more interested in how normal biological variation contributes to criminality...” (Feldman) “…the earliest biological theories in criminology emphasized physical appearance as the distinguishing mark of the criminal…” (Vold)
Faktor konstitutif Adakah korelasi antara tampilan fisik (a.l. bentuk tubuh) dan perilaku anti-sosial? Bila ada, apakah itu memang benar adanya, atau karena efek self-fulfilling prophecy? Selalu memiliki problem metodologis. Mungkin akan lebih tepat bila dilihat sebagai kondisi mudah terterpa (susceptibility) terkait berbagai faktor
Beberapa konsep Physiognomy Phrenology Endoderm, mesoterm, ectoderm Endomorphic, mesomorphic, ectomorphic Born criminals Atavistic Deficiencies
Family Studies Membandingkan kelompok offenders dan nonoffenders dan kerabat biologisnya. Orang tua yang kriminil amat mungkin memiliki anak yang juga kriminil Tapi, bagaimana mengukur secara persis pengaruh genetik dan lingkungan?
Twin studies Mengasumsikan bahwa perbedaan phenotype antara pasangan kembar satu telur dan dua telur dengan kelamin sejenis, akan terefleksi pada perbedaan kecenderungan criminal twins (dengan memperhatikan kondisi penyapihan keduanya) MZ twin lebih mungkin menjadi criminal twins dibanding DZ twin
Adoption studies Dua disain penelitian: satu, perbandingan antara keluarga kriminil dan keluarga non kriminil dari sudut perkembangan anak mereka yang diadopsi. Dua, memperbandingkan anak adopsi yang kriminal dan tidak kriminal dan hubungannya dengan keluarga biologis dan keluarga adopsi. Pola: konsisten dengan pemahaman tentang pengaruh genetik pada kejahatan, demikian pula pengaruh interaksi genotype-lingkungan
Studi psikofisiologis dan biokimia Mengkaitkan (korelatif) sistem syaraf dengan berbagai hal. Variasi psikofisiologis kerap dilihat sebagai konsekuensi reaksi psikologis Sejauh ini, riset tidak menemukan indikasi keanehan psikofisiologis pada pelaku kejahatan pada umumnya EEG studies: abnormalitas adalah penyimpangan kuantatif dari aktivitas sistem saraf. Kerap ditemukan di sampel orang-orang agresif dan psikopat ED dan HR studies: tidak menunjukkan perubahan saat stimulus dikenakan pada sampel psikopat
Disfungsi otak Kerusakan otak sejak lahir atau kecelakaan tidak harus selalu memunculkan perilaku antisosial Namun beberapa predisposisi perilaku antisosial dapat dikaitkan dengan disorganisasi otak. “The dyscontrol syndrome” : gejala alkoholistik, perilaku seksual impulsif dan kecenderungan melanggar aturan lalulintas Disfungsi neuropsikologis:sebagai indikasi adanya gangguan otak.
Sintesa perspektif Teori biologis sebaiknya dilihat dalam rangka pendekatan multi faktor, dimana teori biologi adalah salahsatu diantaranya Interaksi antara teori kriminologi yang berorientasi biologis dan yang berorientasi sosiologis