KLASIFIKASI TANAH (Sistem U S D A) Materi Kuliah DASAR ILMU TANAH Oleh : Y. Morsa Said
Tata Nama (Nomenklatur) Sistem Klasifikasi USDA • Dalam kategori ordo nama tanah selalu diberi akhiran sol (solum=tanah), sedangkan suku kata sebelumnya merupakan menunjukkan sifat utama dari tanah tersebut. • Untuk kategori yang lebih rendah akhiran sol tidak dipakai lagi. Sebagai gantinya maka untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat tanah dari kategori tinggi ke kategori rendah digunakanlah akhiran yang merupakan singkatan dari nama masing-masing ordo
Alfisol Tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah (=horison argilik) dan mempunyai kejenuhan basa (berdasar jumlah kation) tinggi yaitu > 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Tanah ini dulu termasuk tanah Mediteran Merah Kuning sebagian, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning.
Mollisol • Tanah yang mempunyai epipedon molik, yaitu epipedon yang tebalnya > 18 cm, berwarna hitam (gelap) dengan value lembab ≤ 3, kandungan bahan organik > 1% (C-organik >0,6%), kejenuhan basa (NH4OAc) > 50%. Agregasi tanah baik sehingga tanah tidak keras bila kering (Mollis = lunak). Kecuali itu seluruh solum tanah juga harus mempunyai KB (NH4OAc) 50%. • Tanah ini dulu disebut Chernozem, Brunizem, rendzina, dll.
Entisol • Tanah yang masih sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedon ochrik, atau histik bila tanah sangat lembek (ENTRecent = baru). • Tanah ini dulu disebut Aluvial atau Regosol Gelisol • Tanah yang selalu membeku karena suhu sangat dingin
Andisol Tanah-tanah yang mempunyai lapisan ≥ 36 cm dengan sifat andik, pada kedalaman ≤ 60 cm, tanah ini dulu disebut Andosol Aridisol Tanah-tanah yang mempunyai regim kelembaban tanah aridik (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan horison penciri lain. Dulu disebut Desert Soils
Histosol • Tanah dengan kandungan bahan organik > 20% atau C-organik > 12% (tekstur pasir) atau bahan organik >30% (C-organik > 18%) (tekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya > 40 cm (Histos = jaringan). • Tanah ini sehari-hari disebut Tanah Gambut, Tanah organik atau Organosol. Inceptisol • merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entisol (inceptum = permulaan). Umumnya mempunyai horison kambik. Karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. • Tanah ini dulu termasuk tanah Aluvial, Regosol, gleihumus, Latosol,dll.
Oxisol • Tanah tua sehingga mineral mudah lapuk tinggal Sedikit (< 10%). Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga KTK rendah. KTK (NH4OAc) ≤ 16 cmol(+) /kg liat dan KTK efektif (jumlah basa + Al ≤ 12 cmol (+) /kg liat. Banyak mengandung oksida-oksida besi atau Al. Di lapang tanah ini menunjukkan batas batas horison yang tidak jelas. • Tanah dulu disebut tanah Latosol (umumnya Latosol Merah atau Merah Kekuningan), Lateritik atau juga Podzolik Merah Kuning
Spodosol Ultisol • Tanah ini dulu disebut tanah Podzol • Tanah di mana di horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al oksida dan humus (horison spodik) sedang lapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). • Tanah ini dulu disebut tanah Podzol Ultisol • Tanah-tanah di mana terjadi penimbunan liat di horison bawah (horison argilik), bersifat masam, KB pada kedalam 180 cm < 50%. Tanah ini dulu disebut tanah Podzolik Merah Kuning yang banyak terdapat di Indonesia. •Kadang-kadang juga termasuk tanah Latosol dan Hidromorf Kelabu
Vertisol •Tanah dengan kandungan liat tinggi (> 30%) dari seluruh horison,mempunyai sifat mengembang dan mengerut (sifat vertik). Kalau kering tanah mengerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras, kalau basah mengembang dan lengket. Ditemukan bidang kilir (slicken side) dan struktur tanah baji. •Tanah ini dulu disebut tanah Grumusol atau Margalit