Siti Arofah(13131002) Fransisca Dwi Listiani(13131008)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TEORI BELAJAR PENGONDISIAN KLASIK DARI IVAN PETROVICH PAVLOV
Advertisements

PSIKOLOGI PENDIDIKAN PART 3 ALIRAN BEHAVIORISME ANDI THAHIR, MA.
TEORI BEHAVIOURISTIK DALAM PEMBELAJARAN
Teori Belajar Behaviorisme (tingkah laku)
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN _Teori Behavioristik
PENDEKATAN BEHAVIORISM
Oleh : Laila Nursafitri, M.Pd
 Asri Rifkika: ( )  Adellayda Laurentia: ( )  Dina Augestyasti: ( )  Bunga Untari: ( )
LEARNING / BELAJAR.
PSIKOLOGI SOSIAL II THE REINFORCEMENT ORIENTATION (ORIENTASI FAKTOR PENGUAT) BY : DWI HURRIYATI, S.Psi.,M.Si.
Teori Behavioristik Thorndike Skinner Ciri Penerapan Aplikasi.
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
Burrhus Frederic Skinner
Karisma Sukmayanti, M.A PS.Psikologi-Unud
Paket 5 Teori Belajar Behavioristik
Hakikat Belajar dan Pembelajaran
Sebagai Metode Dasar Psikoterapi
TEORI BEHAVIORISME.
Pembelajaran Konsumen
PERSUASI Pertemuan 6 Matakuliah : Komunikasi Interpersonal
(Aliran Psikologi Tingkah Laku Dan Kognitif)
Pavlov Classical Conditioning
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Belajar Behaviouristik
Psikologi Behavioristik: Teori Belajar Pavlov, Thorndike, dan Skinner serta Penerapannya dalam Pembelajaran Matematika.
TEORI BEHAVIORISTIK Oleh Lorinda Savitri.
PENDEKATAN BEHAVIORISTIK
Teori belajar Behavioristik.
E.L.THORNDIKE ( ).
TEORI BEHAVIORISME.
TEORI KEPRIBADIAN PAVLOV dan SKINNER
WINNY PUSPASARI THAMRIN
Classical Conditioning - Ivan Pavlov
TEORI BELAJAR & APLIKASINYA
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme Oleh : Iswadi, M. Pd.
PSIKOLOGI BELAJAR.
TEORI BEHAVIORISTIK KELOMPOK 2 IMA CHOIRUNNISA’ ( )
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK DAN EKSPOSITORI
Clasical Conditioning Ivan Pavlov
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
LEARNING.
BEHAVIORISM YENY.ED.
Perubahan Paradigma Berorientasi pada guru Siswa sebagai objek belajar
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK Menurut paham behaviorisme :
Filsafat pendidikan Oleh: Muhamad Ichsanudin ( )
Behaviorismne dan pendidikan
Teori Belajar Ivan Pavlov Classical Conditioning
MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Adhyatman Prabowo, M.Psi
TEORI BELAJAR Teori Behaviorisme
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK
L O A D I N G
Kepribadian : Ivan Pavlov
TEORI BELAJAR BEHAVIORISME DAN KOGNITIVISME
Paradigma Behaviourisme B.F Skinner
BEHAVIORISME Belajar : Perubahan tingkah laku PBM :
Instrumental or Operant Conditioning
FILSAFAT PENDIDIKAN BEHAVIORISME
PENYUSUN MAHFUD FAUZI DENTI AGUSTINA ISMI NURUL AINI PRAHESTI YULIANA DWI A DWIANI NUR F.P.
Pendidikan dan Pembelajaran
McGraw-Hill/Irwin Copyright © 2008 by The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.
Paikologi pendidikan Login.
Teori Belajar Dan Aplikasinya
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran
Teori Stimulus - Respons atau Koneksionisme Thorndike
Classical Conditioning (Pengkondisian Klasik)  Teori Classical Conditioning diperkenalkan oleh Ivan Pavlov, ahli fisiolog dari Rusia.  Teori ini tumbuh.
TEORI Belajar BEHAVIORISME. Teori Pembelajaran  merupakan penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip-prinsip pembelajaran.
Teori Belajar Behavioristik & Penerapannya dalam Pembelajaran Teori belajar behavioristik.ppkm1.
Transcript presentasi:

Siti Arofah( ) Fransisca Dwi Listiani( )

 Teori belajar Koneksionisme ( Edward Lee Thorndike) Belajar dapat terjadi dengan terbentuknya hubungan, atau ikatan, atau bond, atau koneksi yang kuat antara stimulus dan respons. Untuk itu perlu adanya kemampuan memilih respons yang tepat, serta usaha- usaha atau percobaa-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.

1. Hukum Kesiapan ( The Law of Readiness ),yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat. 2. Hukum Latihan ( The law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan), maka asosiasi tersebut akan semakin kuat. 3. Hukum akibat ( The law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan

a. “Multiple respons”  atau reaksi yang bevariasi merupakan langkah permulaan dalam proses belajar. Melalui proses “trial and error” seseorang akan melakukan bermacam-macam respons sebelum memperoleh respons yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. b. Sikap ( set atau attitude )  proses belajar individu dapat berlangsung dengan baik, lancar, bila situasi menyenangkan, dan terganggu bila situasi tidak menyenangkan.

c. Prinsip aktivitas berat sebelah ( partial activity/ prepotensi of elements)  bahwa manusia memberikan respons hanya pada aspek tertentu sesuai dengan persepsinya dari keseluruhan situasi (respons selektif). Dengan demikian, orang dapat memberi respons yang berbeda pada stimulus yang sama. d. “Response by analogy”  Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan makin mudah.

e. Perpindahan asosiasi (Associative Shifting)  adalah proses peralihan suatu situasi yang telah dikenal ke situasi yang belum dikenal secara bertahap, dengan cara ditambahannya sedikit demi sedikit unsur-unsur baru dan membuang unsur-unsur lama sedikit demi sedikit yang menyebabkan suatu respons dipindahkan dari situasi yang sudah dikenal ke situasi lain yang baru sama sekali.

 Hukum latihan ditinggalkan, karena ditemukan bila pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus dengan respons, demikian pula tanpa ulangan belum tentu melemahkan hubungan stimulus-respons.  Hukum akibat direvisi, bila hadiah akan meningkatkan hubungan stimulus-respons, tetapi hukuman tidak mengakibatkan efek apa-apa.  Belongingness, syarat utama bagi terjadinya hubungan stimulus-respons bukannya kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara kedua hal tersebut.  Spread of effect, akibat dari suatu perbuatan dapat menular

 Classical Conditioning (Ivan Petrovich Parlov ) Disebut Classic karena merupakan penemuan bersejarah dalam bidang psikologi, sedangakan Conditioning adalah suatu bentuk belajar yang memungkinkan organisme memberikan respon terhadap suatu rangsang yang sebelumnya tidak menimbulkan respon itu. Jadi Classical Conditioning sebagai pembentuk tingkah laku melalui proses persyaratan (conditioning process).

 Pavlov melakukan beberapa eksperimen menggunakan seekor anjing yang telah dioperasi kelenjar ludahnya, untuk pengukuran sekresi ludah, dibiarkan lapar terlebih dahulu; setelah itu bel dibunyikan, anjing benar-benar mendengarkan bel tersebut. Setelah bel berbunyi selama 30 detik makanan diberikan, maka terjadilah refleks pengeluaran air liur. Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dpat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.

 Teori Operant Conditioning (Burrhus Frederic Skinner) Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan. Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.

 Hasil belajar harus segera diberitahukan, jangan ditunda. Harus segera diberi feed back. Jika salah dibetulkan, jika betul diberi reinforcement.  Tidak menggunakan hukuman dalam pendidikan.  Hadiah diberikan kadang-kadang, apabila perlu.  Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.  Bahan pengajaran terprogram secara linier, yaitu sistem modul.  Sangat mementingkan shaping, yaitu pengarahan agar mencapai tujuan.  Tingkah laku yang diinginkan, dianalisis kecil- kecil, semakin meningkat mencapai tujuan.