PERKEMBANGAN EPISTEMOLOGI SEJARAH SINGKAT PERKEMBANGAN EPISTEMOLOGI
Berdasarkan pengalamannya, pengetahuan dibedakan menjadi 2 macam: 1. Pengetahuan spontan 2. Pengetahuan reflektif sistematis. Sejarah perkembangan epistemologi sejalan dg perkembangan manusia memperoleh pengetahuan yg reflektif-sistematis. Masa Yunani Kuno (abad 3 SM – 6 M) Pemikiran tentang pengetahuan pada masa ini merupakan kritik thdp pengetahuan pada masa itu yang disebut dg mitologi (dunia dewa-dewi). Ditengarai dengan munculnya para filsuf alam yg menanyakan ttg hakikat alam semesta.
Filsuf-filsuf alam seperti Thales, Anaximander, Anaximenes, Phytagoras, dll. Kemudian dilanjutkan oleh Socrates, Plato dan Aristoteles. Ketiganya mengembangkan pengetahuan reflektif dan sistematis sehingga disebut filsafat. 2. Zaman Romawi Kurang ditandai dengan pemikiran pengetahuan sistematis, tetapi berkembang pemikiran tentang negara, perang, hukum, politik, perdamaian, sastra dan kebudayaan. Tokoh-tokoh masa ini: Stoa, Epicurus dan Plotinos.
3. Zaman Abad Pertengahan/Abad Teologi (Abad 6 -15 M) Masuknya agama Kristen ke Eropa membawa corak epistemologi yg khusus. Pertemuan pengetahuan supranatural dengan pengetahuan rasional-natural-intelektual (iman dan ilmu). Mana yg lebih berbobot? Kaum agamawan pengetahuan akal disempurnakan dg pengetahuan adikodrati. Kaum intelektual pengetahuan iman =omong kosong krn tidak dapat dibuktikan.
Muncullah aliran Skolastik pada periode ini. Berusaha menjalin paduan sistematik antara ajaran agama (gereja katolik) dg ajaran manusiawi yg intelektual-rasional. Perpaduan antara Helenisme (Yunani dan Romawi) dan Semitisme (Agama Kristen). Tetapi Semitisme mendominasi segala aspek kehidupan manusia. Abad kegelapan bagi dunia ilmu pengetahuan. Korban nyawa Galileo Galilei.
Tokoh utama Skolastik: Agustinus (bukunya: De Civitae Dei) dan Thomas Aquinas (bukunya: Summa Theologia). Eropa Barat dalam abad kegelapan tetapi tidak demikian di dunia Arab yang beragama Islam. Filsuf-filsuf Islam seperti Al-Kindi, Ibnu Rusyd, Ibnu Sina, dsb. Membawa buku2 Yunani Kuno (Aristoteles) ke Cordova yg kemudian dipelajari kembali oleh orang-orang Eropa Barat sehingga memunculkan zaman baru. 3. Zaman Modern ( Abad 17- 20 awal)
Kehidupan tdk lagi didominasi agama Kristen (Gereja Katolik). Abad modern didahului oleh gerakan Renaissance (Kelahiran kembali) dan Aufklarung (Pencerahan) yg menyadarkan manusia akan otonominya sebagai animal rationale. Kehidupan tdk lagi didominasi agama Kristen (Gereja Katolik). Manusia yg menentukan tata kehidupan dunianya. Ditandai dg munculnya aliran2 epistemologi: rasionalisme, empirisisme, kritisisme, idealisme, positivisme (fokus pd masalah pengetahuan)
Muncul tokoh2: Rene Descartes, John Locke, Francis Bacon, Immanuel Kant, Hegel, August Comte dsb. Muncul krisis budaya dan revolusi keagamaan, revolusi Ideologi (Liberalisme, Sosialisme-Materialisme), Revolusi Politik (Revolusi Perancis), Revolusi Ilmu (Geocentrisme menjadi Heliocentrisme), Revolusi Industri (ditemukannya mesin-mesin produksi), Revolusi Sosial sampai PD I dan PD II.
4. Abad Kontemporer (setelah PD II –sekarang) Timbul kecemasan dan absurditas sejarah. Muncul aliran-aliran epistemologi corak baru: fenomenologi, eksistensialisme, filsafat hidup, pragmatisme, neo-marxisme dan yang lebih baru adalah teori kritis. Abad ini juga ditandai dg kecenderungan aliran-aliran ini untuk: Anti-rasionalisme, anti-positivisme, anti-intelektualisme, anti determinisme. Mengkritik epsitemologi pada abad modern sebagai pandangan partial-deterministik, satu dimensi. Epistemologi dikaitkan dg masalah2 hidup manusia
Jadi, epistemologi berkembang seiring perkembangan ilmu pengetahuan karena Sebenarnya epistemologi merupakan bagian penting dan inheren dari cara berpikir manusia dalam menafsirkan dunia dan kehidupannya. Penafsiran tsb tampak dalam ilmu pengetahuan yang terus berubah dan bertambah sesuai dengan corak zaman.