Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan Ditinjau Dari Agama Buddha

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Doa Keutuhan (Pemulihan dan Pemuridan) Sesi 3 ©2014, 2007, 2006 Freedom for the Captive Ministries.
Advertisements

KEMAMPUANKU TERBATAS Kelas VII Oleh: L. Atrik Wibawa.
KRISTUS DAN HUKUM DALAM KHOTBAH DI ATAS BUKIT
KRISTUS, HUKUM DAN INJIL
KISAH CINTA Pelajaran 12 untuk 24 Maret 2012.
ANAK Lesson 2 for July 12, 2014.
“UCAPAN BAHAGIA” Matius 5 :
Penikahan: Antara Janji dan Kenyataan? (When we said “I do”)
PENYEMPURNAAN IMAN KITA
Doa Keutuhan (Pemulihan dan Pemuridan) Sesi 4 ©2007, 2006 Freedom for the Captive Ministries.
PANGGILAN HIKMAT Lesson 1 for January 3, 2015.
KEWENANGAN BERHAK MANUSIA PRIBADI MEMPUNYAI KEWENANGAN BERHAK SEJAK IA DILAHIRKAN, BAHKAN SEJAK DALAM KANDUNGAN IBUNYA, ASAL IA LAHIR HIDUP APABILA KEPENTINGANNYA.
Asal Usul Agama & Hakekat Magi
TUGAS SOSIOLOGI SUKU TENGGER SMA NEGERI 1 WARU 2011.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
Keyakinan By: Brenda 6B.
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan Ditinjau Dari Agama Buddha
Pranata Agama Dalam bahasa Arab agama disebut ad-dien yang artinya hukun atau undang undang ciptaan yang maha kuasa. Sedang dalam bahasa sansekerta, a.
Tata Krama Pergaulan.
UNIVERSITAS ESA UNGGGUL
DEWI NURUL MUSJTARI, S.H., M.HUM FAKULTAS HUKUM UMY
MASYARAKAT Ditinjau Dari Agama Buddha
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan Ditinjau Dari Agama Buddha
KETUHANAN YANG MAHA ESA
KEYAKINAN BY: HADARA 6C.
Manusia Ditinjau Dari Agama Buddha
P O L I T I K Ditinjau Dari Agama Buddha
KERANGKA DASAR APP KEUSKUPAN SURABAYA TAHUN 2012
TUHAN ITU BEGITU NYATA DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI
KETIKA SEMUANYA MENJADI BARU
MORALITAS Pengertian:
ALLAH KASIH KARUNIA DAN PENGHAKIMAN
KEYAKINAN TERHADAP TRIRATNA & MAKNA PERLINDUNGAN
Estetika INdia Hindu dan Buddha Agus Setiawan, M.Sn.
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
BUDAYA TIMUR Kelompok: 1. Dian Anggraeni
Banyak Jalan atau Satu Jalan?
BAGAIMANA SAYA MENGASIHI?
DHARMACLASS EKAYANA BUDDHIS CENTRE 19 APRIL 2009
KETUHANAN YANG MAHA ESA
TUHAN YANG MAHAESA DAN KETUHANAN
C. Kesetaraan Laki-Laki dan Perempuan
KISAH CINTA Lesson 12 for March 24, 2012.
Allah dan PernyataanNya
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Suprastruktur.
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
SEJARAH KEHIDUPAN BUDDHA GOTAMA
Materi ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA 1 OUTLINE
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan
Epistemologi SANG BUDDHA
Masyarakat, Norma dan Hukum
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pemahaman Pancasila & Tanya Jawab
ARTI TUHAN : Berasal dar i Tuan, menurut kamus besar bahasa Indonesia berarti : 1. Orang tempat mengabdi 2. Orang yang memberi pekerjaan 3. Orang laki-laki.
X. AGAMA BUDDHA DAN IPTEK
HUKUM KARMA DAN PUNARBHAVA
KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
ALLAH ATAU MAMON? Lesson 3 for January 20, 2018.
HUBUNGAN MANUSIA DENGAN AGAMA
Relasi gender dalam agama Buddha
Hukum ALLAH. Hukum ALLAH Waktu ALLAH menyampaikan hukum di atas Bukit Sinai, Allah tidak hanya menyatakan diri-Nya sendiri sebagai penguasa tertinggi.
PENATALAYANAN. PENATALAYANAN APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti “tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya,
PERNIKAHAN & KELUARGA.
Mat 26:63-64 (63) Tetapi Yesus tetap diam
KELUARGA - KELUARGA BERIMAN
Lesson 10 for June 8, 2019 MASA KESUSAHAN.
MENYEMBAH SANG PENCIPTA
Transcript presentasi:

Tuhan Yang Maha Esa dan Ketuhanan Ditinjau Dari Agama Buddha Pertemuan 1 dan 2

Profil: Siddhattha Gotama Nama: Siddhattha berarti: “tercapai cita-citanya” Gotama = nama keluarga Karier Bodhisattwa: Petapa Sumedha - Dewa Setaketu (4 asankheyya-kappa dan 100.000 kappa) Lahir: Lumbini, 623 SM Ayah: Raja Suddhodana Ibu: Ratu Mahamaya Ibu asuh: Mahapajapati Gotami (adik Mahamaya) Kerajaan: Sakya, di Nepal Memiliki: 32 markah “orang besar” * Menikah: usia 16 tahun Istri: Yasodhara Anak: Rahula Meninggalkan keduniawian: usia 29 tahun Mencapai pencerahan: Bodhgaya, usia 35 tahun Mengajar: pertama di Isipatthana, keliling Jambudwipa selama 45 tahun Wafat: Kusinara, 543 SM, usia 80 tahun

Raja mengawali prosesi membajak sawah dengan menggunakan ‘luku/bajak’ yang dilapisi emas.

peristiwa yang menjadi bahan renungan Siddharta

Terbawa pada renungannya, Siddharta merasa jenuh dengan pesta rakyat ini, kemudian ia menyelinap dari pengawasan pengawal kerajaan dan duduk dibawah pohon jambu.

Berbagai aliran spiritual India Tiga pandangan salah yang seringkali disinggung di dalam Sutta Pitaka, adalah: Natthika ditthi = pandangan nihilisme, yang menolak kehidupan setelah kematian. Akiriya ditthi = pandangan yang menolak manfaat perbuatan, yang mengklaim bahwa perbuatan-perbuatan tidak memiliki pengaruh.  Ahetuka ditthi = pandangan yang menolak penyebab sesuatu, mengklaim bahwa tidak ada sebab / kondisi yang menyebabkan kekotoran / kesucian mahluk. Mahluk-mahluk kotor ataupun suci karena nasib, kebetulan atau kebutuhan.

Di dalam Anguttara Nikaya, Tikanipata, dinyatakan ada 3 jenis akiriya ditthi yang berbahaya, yaitu: Pubbekata-hetu ditthi; berpandangan bahwa segala sesuatu yang dialami sekarang ini disebabkan hanya oleh perbuatan lampau. Issaranimmana-hetu-ditthi; berpandangan bahwa segala sesuatu yang dialami sekarang ini disebabkan oleh ciptaan mahluk adi-kodrati tertentu. Ahetu-appaccaya-ditthi; berpandangan bahwa segala sesuatu yang dialami sekarang ini tidak disebabkan atau dikondisikan, melainkan ada dengan sendirinya.

KISAH: ORANG BUTA & GAJAH (Udana 68)

ANDA TERPANAH! Analogi: Orang yang tertembak anak panah beracun, yang menolak untuk mencabutnya sebelum dia tahu siapa yang memanahnya, kenapa panah itu ditembakkan, dari mana anak panah itu ditembakkan. Pada saat semua pertanyaannya terjawab, dia sudah akan mati lebih dahulu.(Cula-Malunkyovada Sutta, Majjhima Nikaya 63)

Pembicaraan mengenai Tuhan harus dipahami sebagai upaya pemaparan secara filosofis, dan jangan sampai mengaburkan Tujuan utama dari hadirnya Buddha Dharma yaitu untuk menyeberangkan manusia dari penderitaan samsara menuju kebahagiaan nibbana/nirvana Buddha tidak pernah menghabiskan waktu untuk perkara-perkara spekulatif tentang alam semesta karena hal ini kecil nilainya bagi pengembangan spiritual menuju Kebahagiaan Sejati.

Evolusi Pemikiran Manusia tentang Tuhan Dinamisme: percaya bahwa segala sesuatu disekitarnya mempunyai kekuatan yang mempengaruhi kehidupannya - tuah (melayu), syakti (india) Animisme: mempercayai adanya peran roh dalam hidupnya – roh yang mendiami pohon, batu, sungai, gunung dan lain-lain Politheisme: Kepercayaan kepada banyak dewa/dewi atau lebih dari satu Tuhan Monotheisme: percaya hanya kepada satu Tuhan

Pemikiran mengenai adanya makhluk mahakuasa bermula: zaman primitif hidup dalam dunia penuh marabahaya takut tidak cukup makanan, luka, sakit, menghadapi fenomena alam seperti hujan deras, halilintar, gempa bumi, dan sebagainya. Semua rasa sakit ini memunculkan suatu kebutuhan akan adanya makhluk pelindung.

Pandangan bahwa Tuhan memiliki wujud dan sifat yang serupa manusia, yang bisa senang atau marah, menyebabkan munculnya berbagai upacara persembahan, mulai dari sajian sederhana berupa makanan, hingga korban binatang untuk mengambil hati Tuhan. Praktik semacam ini sudah dilaksanakan sejak zaman India kuno, yang mana para brahmana bertindak sebagai penghubung antara manusia dan para dewa yang dianggap mahakuasa.

(DI LUAR AGAMA BUDDHA): GAMBARAN TUHAN (DI LUAR AGAMA BUDDHA): bersifat antropomorfis (berwujud seperti manusia) bersifat antropopatis (memiliki perasaan seperti manusia) (-) Pencemburu Bisa marah Bisa merusak (+) Maha Pencipta Mahakuasa Maha Pengasih

Buddhisme tidak memandang Tuhan sebagai makhluk adikodrati & adikuasa. Buddhisme tidak memandang Tuhan bersifat antropomorfis (berwujud seperti manusia) dan juga tidak bersifat antropopatis (berperasaan seperti manusia), Konsep Tuhan dalam agama Buddha tidak mengenal DUALISME: Tuhan Maha Pengasih, misalnya, tidak mungkin juga pemarah.

Definisi Dan Asal Muasal Kata Tuhan Etimologi : tuhan (kawi/melayu) berarti tuan = lord (Inggris) = gusti(jawa) yaitu seseorang sebagai tempat mengabdikan diri. Kedatangan bangsa Barat dengan membawa agama Nasrani dan usaha menerjemahkan Injil khususnya kata lord (Jesus) ke dalam bahasa Melayu, memberikan perubahan kata tuan menjadi tuhan. Hal ini terjadi karena kata tuan memiliki konotasi yang sifatnya duniawi, dan dengan diubahnya kata tersebut menjadi kata tuhan akan memberikan konotasi yang sifatnya spiritual. Penggunaan kata tuhan dalam agama Buddha di Indonesia merupakan suatu bentuk kompromi politik, di mana Indonesia hanya mengakui agama yang bertuhan meskipun tidak dijelaskan definisi atau pengertiannya apakah harus seragam, dan agama Buddha di Indonesia perlu menyesuaikan diri

Pekerjaan Rumah Tuliskan peraturan Pemerintah berkenaan dengan kemunculan istilah “Sanghyang Adi Buddha”!

PERATURAN PEMERINTAH Undang-undang RI no.43 tahun 1999 (perubahan atas UU no.8 tahun 1974 tentang pokok-pokok kepegawaian. Peraturan pemerintah no. 21 tahun 1975 tentang sumpah/janji pegawai negeri sipil menyatakan dalam pengucapan sumpah/janji bagi mereka yang beragama buddha, kata-kata ‘Demi Allah’ diganti dengan “Demi Sanghyang Adi Buddha”.

Apakah dia menciptakan Buddha menolak Brahma sebagai pencipta yang menentukan tempat setiap makhluk (Brahmajala-sutta D. I, 18) Yang diciptakan menjadi alat kehendak pencipta yang seharusnya bertanggungjawab (Jataka V, 238) Jika Brahma mahabaik, mahakuasa mengapa menciptakan ketidakadilan? Atau kejahatan & malapetaka (Ja, VI, 208) PERTANYAAN TENTANG PENCIPTAAN Siapakah pencipta sebuah lukisan? Apakah dia menciptakan dari yang asalnya tiada? Apakah dia tidak memerlukan kain kanvas, kuas, cat dll?

Buddha Mengungguli Brahma Baka Bagaikan lengan yang dililit kuat oleh seekor ular, demikian pandangan salah. Brahma Baka yang dikenal dengan cahaya kemurnian dan kekuatan yang hebat. Raja Para Bijaksana mengatasinya dengan penyingkapan pengetahuan. Berkat kekuatan ini, semoga engkau terberkahi dan berjaya. ■ Pengetahuan tentang tumimbal-lahir, alam-alam Brahma lain & Nirwana ■ Baka tidak mampu menemukan Buddha yang menghilang

AJARAN BUDDHA MENGENAI ASAL ALAM SEMESTA Selaras dengan ilmu pengetahuan. Dalam Agganna Sutta, Buddha menggambarkan: alam semesta berulang kali mengalami kehancuran dan tersusun kembali selama masa yang tak terhitung; bumi ini bukanlah satu-satunya planet; ada gugus-gugus yang lebih besar, tatasurya, galaksi, mahagalaksi, dst, tanpa batas. kehidupan pertama terbentuk di atas permukaan air, kehidupan berangsur-angsur berevolusi dari organisme yang sederhana menjadi makin kompleks. Segala proses ini tidak berawal, tidak berakhir, dan berlangsung alamiah.

HARUSKAH ADA SUATU PERMULAAN? (+) Angka terbesar? (-) Angka terkecil? "Sama sekali tidak ada alasan untuk menganggap bahwa dunia memiliki suatu permulaan. Gagasan bahwa segala sesuatu harus memiliki permulaan benar-benar karena miskinnya pikiran kita." (Bertrand Russell)

YANG TAK TERKONDISI Buddha telah mencapai Pencerahan Sempurna, dengan demikian Buddha menghayati dan memahami Ketuhanan dengan sempurna pula. Buddha bersabda: "Atthi Ajataṁ Abhutaṁ Akataṁ Asaṅkhataṁ" “Ada Yang Tidak Terlahir, Yang Tidak Terjelma, Yang Tidak Tercipta, Yang Mutlak” (Udana VIII:3). Dengan adanya Yang Tak Terkondisi (Asaṅkhata), maka manusia yang terkondisi (Saṅkhata) dapat mencapai kebebasan mutlak dari samsara.

IMANEN & TRANSENDEN Dengan adanya hukum Dharma, unsur IMANEN dari Ketuhanan YME tidak lenyap sama sekali, namun ajaran Buddha menekankan unsur TRANSENDEN dari Ketuhanan YME. Semua yang transenden adalah TIDAK TERKONSEPKAN, harus dipahami secara INTUITIF melalui PENCERAHAN, bukan melalui konsep. Tak terelakkan, ketika kita bicara tentang konsep Ketuhanan, diperlukanlah: SEBUTAN. Salah satu sebutan: Adi-Buddha (Namasangiti) Sebutan lain: Advaya, Diwarupa, Mahavairocana (kitab-kitab Buddhis bahasa Kawi), Vajradhara (Tibet: Kargyu & Gelug), Samantabhadra (Tibet: Nyingma), Adinatha (Nepal). Sanghyang Adi Buddha (Indonesia)

APA ITU ADI-BUDDHA? Adi-Buddha = Realitas Tertinggi Adi-Buddha = Kebenaran Mutlak. Adi-Buddha = Ketuhanan Yang Maha Esa Adi-Buddha = Dharmakaya Dharmakaya: tubuh Dharma yang absolut, kekal, meliputi segalanya, tidak terbatasi oleh ruang dan waktu, ada dengan sendirinya, bebas dari pasangan yang berlawanan, bebas dari pertalian sebab-akibat. Adi-Buddha bukan suatu personifikasi. Adi-Buddha bukan sosok yang punya inti-ego (ego-conscious). Adi-Buddha bukan Tuhan antropomorfik (menyerupai manusia). Adi-Buddha bukan Tuhan antropopatis (berperasaan = manusia). Adi-Buddha bukan Tuhan pencipta.

ada dalam diri setiap orang dalam wujud BENIH KEBUDDHAAN. Adi-Buddha ada dalam diri setiap orang dalam wujud BENIH KEBUDDHAAN. Dengan demikian, setiap orang PUNYA POTENSI untuk merealisasi Nibbana.

Apakah pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha dapat menyelamatkan kita dari samsara? OH, NO...!!! Karena pengetahuan kita mengenai Adi-Buddha bersifat intelektual semata; bukan pengalaman intuitif langsung. Karena kita masih harus berlatih sila dan semadi untuk mewujudkan kebijaksanaan. Tanpa melakukan ketiga hal ini, kita tidak akan terbebas dari Samsara.

Albert Einstein, 1939: “Agama masa depan adalah agama kosmik. Melampaui Tuhan sebagai pribadi serta menghindari dogma dan teologi. Mencakup baik alamiah maupun spiritual, agama tersebut seharusnya didasarkan pada rasa keagamaan yang timbul dari pengalaman akan segala sesuatu yang alamiah dan spiritual, berupa kesatuan yang penuh arti. Ajaran Buddha menjawab gambaran ini. Jika ada agama yang akan memenuhi kebutuhan ilmu pengetahuan modern, itu adalah ajaran Buddha.”

Mengapa Harus Ada Adi Buddha? Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) memungkinkan kehidupan ini bermakna Tanpa ini tidak mungkin ada makna dalam proses kehidupan  Kehidupan duniawi barang kali akan ditafsirkan semata-mata sebagai sebuah kebetulan saja. Dalam Dharmakaya, umat buddha memperoleh makna yang tertinggi dari kehidupan mereka – bila dilihat dari aspek fenomenalnya saja – kehidupan seperti itu tidaklah terbebas dari ikatan karma dan hukum-hukum karma yg tak terbantahkan. Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) merupakan penegasan bahwa kehidupan ini bukanlah produk dari sebuah chaos, melainkan hasil dari sebuah tata kerja hierarki spiritual yg menghendakinya. Maka memungkinkan untuk mencapai pencerahan dan kebuddhaan. Adanya Realitas Tertinggi (Adi Buddha) maka kita memiliki tujuan spiritual yang konkrit dan riil Tujuan spiritual tertinggi ini dapat kita lihat dalam pengalaman riil Samyak smbodhi-Nya Pangeran Siddharta Gotama

Menjalani Kehidupan Yang Bermakna Hidup selaras dengan Dharma Mempraktikkan 4 sifat luhur (brahmavihara) terdiri dari : Mettā : cinta kasih tanpa pilih kasih; Buddha mengajarkan kita bukan hanya mencintai sesama tapi mencintai semua. Karunā : welas asih nirbatas; suatu perasaan ingin menolong makhluk lain yang menderita. Muditā : simpati; turut merasa gembira atas kegembiraan makhluk lain. Uppekkhā : tenang seimbang; bisa bersikap bijaksana dalam menhadapi kondisi dunia yaitu untung-rugi, senang-susah, terkenal-tersisih, dan dipuji-dihina. Mempraktikkan Silā, Samādhi, Pañña Silā : Pembicaraan Benar, Perbuatan Benar dan Matapencaharian benar, Samādhi : Daya Upaya Benar, Perhatian Benar, Meditasi Benar Pañña : Pandangan Benar, Pikiran Benar

Be Happy

Jawabalah Pertanyaan Berikut: Tuliskan peraturan pemerintah berkenaan dengan sumpah pegawai negeri yang juga menyebutkan istilah Ketuhanan Yang Maha Esa dalam agama Buddha di Indonesia! (Skor 10) Jelaskan Konsep Ketuhanan dalam agama Buddha! (Skor 20) Uraikan cara menjalanai kehidupan yang bermakna sesuai dengan Dharma! (skor 20) Nilai = jumlah skor x 2