PETEMUAN VII: KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
METODE PENELUSURAN DAN KLASIFIKASI PATEN
Advertisements

MEMBANGUN PERPUSTAKAAN Bagian II-Klasifikasi
MENEMUKAN/MENCIPTAKAN Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
MAKALAH Neneng Sri Wulan.
PENELUSURAN DAN DOKUMENTASI HUKUM HKI
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Umum Sosialisasi KSPBK Tahun 2003 Materi.
Macam (KTI) Karya Tulis Ilmiah
BAB 7 PENULISAN LAPORAN PENELITIAN
Chapter II Ketentuan Umum & Tata Cara Perpajakan (KUP)
oleh: Yusman Syaukat Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan
METODE ILMIAH 2.
Mata Kuliah PENULISAN ILMIAH
SISTEMATIKA PENULISAN ILMIAH Saryono. Susunan Laporan Penelitian  Baris kepemilikan  Judul  Abstrak  Pendahuluan  Tinjauan Pustaka  Metode Penulisan/
TATA TULIS LAPORAN Laporan yang dibuat mahasiswa pada setiap perguruan tinggi merupakan bagian dari tuntutan formal akademik khususnya laporan ilmiah Melalui.
PANDUAN PENULISAN LAPORAN TEKNIS
Bibliografi dan Bibliografi Internasional
PLURALISME SISTEM HUKUM DI INDONESIA
Tajuk Subyek.
PEDOMAN PENULISAN LAPORAN KULIAH KERJA LAPANGAN (KKL)
Pengantar Antropologi Ragawi
Modul 3 PENGINDEKSAN DOKUMEN
Library Technical services. Activities Acquisitions (books, serials, AV) Acquisitions (books, serials, AV) Inventory (books, serials, AV) Inventory (books,
(KATALOG – KLASIFIKASI )
BUKU PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
PENGENALAN PERPUSTAKAAN & INTERNET
TEKNIK NOTASI ILMIAH 1. Bibliography atau Daftar Pustaka 2. Kutipan
4. UNIVERSAL DECIMAL CLASSIFICATION (UDC)
REFERENSI: 1.Klopfer, Kare. Weed It! For an Attractive and Useful Collection ml.
MEDIA INFORMASI Pertemuan 2
PENELUSURAN ILMIAH SECARA ONLINE.
KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA
TATA TULIS BUKU TUGAS AKHIR
KLASIFIKASI DAN KATALOGISASI
Pengenalan dan Akses Koleksi Referensi Pertemuan 4
PENGERTIAN KURIKULUM Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman.
Upaya Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru
ARTIKEL ILMIAH HASIL PENELITIAN PEDAGOGIK: Jurnal Kependidikan
TEKNIK NOTASI ILMIAH 1. Bibliography atau Daftar Pustaka 2. Kutipan
TEMU KEMBALI INFORMASI
Karangan Ilmiah, Ilmiah Populer, dan Nonilmiah
PENGELOLAAN LAPORAN KEGIATAN PUSTAKAWAN
MATERI PERTEMUAN MINGGU 3 (PUST2250) Penentuan Tajuk Entri dan Judul Seragam B C D Tajuk adalah sebuah nama, kata, atau ungkapan yang ditempatkan pada.
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
Pembekalan Magang Angkatan VIII Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Pelatihan Pustakawan Madrasah Tsanawiayah 13 – 16 Juli 2005
Najmul Khair ADMINISTRASI PERPUSTAKAAN SECARA MANUAL O L E H
1)Pengatalogan deskriptif, yang bertumpu pada fisik bahan pustaka (judul, pengarang, jumlah halaman, dll), kegiatannya berupa membuat deskripsi bibliografi,
Menelusuri dan Memanfaatkan Kepustakaan R. SOEDRADJAD.
TAHAPAN KLASIFIKASI Pertemuan VIII M. Nidzomuddin.
ANALISIS SUBYEK BAHAN PUSTAKA Modul 6 12 Oktober 2012
LAPORAN HASIL PENELITIAN DALAM PENELITIAN TINDAKAN KELAS
KLASIFIKASI Pengertian
PENULISAN ARTIKEL ILMIAH UNTUK SEMINAR DAN PUBLIKASI Herman Mawengkang Departemen Matematika, FMIPA USU UNIMAL
Buku Buku adalah karya tulis ilmiah yang sarat dan penuh dengan pengetahuan yang digunakan sebagai objek dan dibahas dalam proses pembelajaran Yang dimaksud.
MANAJEMEN KEARSIPAN IV
Modul Modul adalah materi pelajaran yang disusun dan disajikan secara tertulis sedemikian rupa sehingga diharapkan siswa dapat menyerap sendiri materi.
MAKALAH Disampaikan dalam diklat Penulisan Makalah Mahasiswa
Literatur - Kelasan # Kelasan Perpustakaan Kongres (Library of Congress Classification) # Kelasan Desimal Dewey (KDD) # Kelasan Ekspansif (Cutter/Expansive.
KLASIFIKASI Pengelompokan atau penggolongan bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang khusus dari bahan pustaka yang menjadi koleksi suatu perpustakaan.
Sistematika Penulisan Karya Ilmiah
TIM MGMP BAHASA INDONESIA SMKN 2 MOJOKERTO.
HAKIKAT MAKALAH Kelompok 3: DEVRIE ADITYA PURNAMA GINA ARTHA
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
PENGANTAR KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA SISTEM DDC
DDC CLASSIFICATION SYSTEM ABDI MUBARAK SYAM, S.Pd.I, M.HUM
SISTEM TEMU BALIK INFORMASI
FORMAT MAKALAH ILMIAH Siti zulzilah.
PENGELASAN BAHAN.
Pertemuan 3 KONSEP SUKU BANGSA
Koleksi Perpustakaan Sekolah
Transcript presentasi:

PETEMUAN VII: KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA REFERENSI: Diringkas dari: Yulia, Yuyun dan Mustafa, B. (2007). Materi Pokok pengolahan bahan pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka. Sejarah dan Karakateristik “DDC” dari http://dalamzero1.blogspot.com/2008/12/sejarah-dan-karakteristik-ddc.html, diakses 31 Maret 2011, jam 08.15. Company Logo

Hukum adat: suatu pengantar 340.57 Pengantar ekonomi pertanian 338.1 Ekonomi pertanian Indonesia Masalah, gagasan, dan strategi 338.159 8 Kamus politik modern 320.3 Perkembangan pemikiran filsafat dari klasik hingga modern 109 Pokok-pokok filsafat hukum: apa dan bagaimana filsafat hukum Indonesia 340.1 SENI rupa modern Indonesia: esai-esai pilihan 709.598 Seni membaca wajah 158 Company Logo

I PENGERTIAN Klasifikasi: adalah kegiatan pengelompokan bahan pustaka berdasarkan ciri-ciri yang sama, misalnya pengarang, fisik, isi dsb. (Lilik K Somadikarta) Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah obyek, gagasan, buku atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. (Towa P. Hamakonda) Menurut Suwarno (2007: 66), secara umum klasifikasi dibagi dalam dua jenis, yaitu: Klasifikasi artifisial (artificial classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-sifat yang secara kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya berdasarkan warna buku atau tinggi buku. Klasifikasi fundamental (fundamental classification), yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi atau subjek buku, yaitu sifat yang tetap pada bahan pustaka meskipun kulitnya berganti-ganti atau formatnya diubah. Klasifikasi fundamental ini yang sering digunakan perpustakaan saat ini. www.wondershare.com

II TUJUAN KLASIFIKASI, untuk Efektivitas penambahan bahan pustaka Efektivitas penarikan bahan pustaka Menentukan lokasi bahan pustaka Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subjek yang sama ke dalam satu jajaran koleksi Menghasilkan urutan Penempatan yang tepat Penyusunan mekanis (sistematis) II TUJUAN KLASIFIKASI Efektivitas penambahan bahan pustaka Efektivitas penarikan bahan pustaka Menentukan lokasi bahan pustaka Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subjek yang sama ke dalam satu jajaran koleksi Menghasilkan urutan Penempatan yang tepat Penyusunan mekanis (sistematis) Company Logo

III MANFAAT KLASIFIKASI Alat survey bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan Alat kendali keseimbangan koleksi Penuntun berpikir sistematik Sebagai pengetahuan cakupan ilmu pengetahuan Membantu dalam menyusun bibliografi Company Logo

IV PRINSIP-PRINSIP DALAM KLASIFIKASI Dokumen di-klaskan menurut subjek/pokok bahasan, kemudian mengikuti kode bentuk/aspeknya Dipilih klas/subjek yang lebih berguna bagi pemakai Dokumen di-klaskan pada subjek yang lebih spesifik Bila suatu dokumen ternyata memiliki 2 subjek, di mana subjek yang satu mempengaruhi subjek yang lain, akan di-klaskan pada subjek yang dipengaruhi Bila ada tinjauan dari beberapa aspek, di-klaskan pada subjek yang paling luas. Bila suatu dokumen ternyata memiliki 2 subjek, pilih subjek yang dominan atau yang pertama, atau sesuai pemakai perpustakaan Dalam suatu dokumen uraian subjek ditujukkan untuk membantu menganalisa subjek lain, di-klaskan pada subjek yang dibantu Dalam menentukan nomor klas, hendaknya konsisten, berlaku untuk semua bahan pustaka Bila belum ada nomor/notasinya dalam bagan, di-klaskan pada nomor yang paling dekat Company Logo

V CARA MENGKLASIFIKASI a. Secara langsung Tentukan subjeknya Tentukan nomor klasnya, nomor devisi, seksi dst s/d didapat nomor yang tepat. (cocok dng tabel) Perhatikan petunjuk-petunjuknya. (mis. 0 ketemu 0 bisa hapus semua, hilang salah satu atau bahkan utuh) b. Secara tidak langsung Tentukan subjeknya  periksa dalam bagan Cari tajuk subjek dalam indek relatif Company Logo

Dewey Decimal Classification (DDC) oleh Melvil Dewey (1873) VI SISTEM KLASIFIKASI Dewey Decimal Classification (DDC) oleh Melvil Dewey (1873) Library of Congress Classifications, (1899) Subject Classifications, J.D. Brown (1906) Universal Decimal Classifications (UDC), oleh Paul Otlet (1905) Colon Classifications (CC) oleh S.R Ranganathan (1933) A Bibliographic Classifications oleh H.E. Bliss (1935) Readers International Classifications (1961) home classification/local classification Dari sekian banyak sistem klasifikasi di atas, yang paling banyak digunakan di perpustakaan adalah Dewey Decimal Classification (DDC). Company Logo

VII SISTEM KLASIFIKASI DDC A. Sekilah Tentang DDC DDC paling banyak digunakan di Indonesia, bahkan di dunia, karena paling tua dan paling populer. Terbit dalam bentuk lengkap maupun ringkasan, tetapi masih perlu diperluas/dikembangkan lagi, dengan interval waktu tujuh tahun, untuk menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuaan dan situasi dan kondisi setempat. Saat ini telah ada edisi ke 23 yang diterbitkan tahun 2011. Namun yang terjadi, edisi 20 dan 21 belum banyak penggunanya. Sistem ini membagi ilmu ilmu pengetahuan ke dalam 10 kelas utama, masing-masing kelas utama dibagi lagi menjadi 10 divisi, masing-masing divisi dibagi lagi menjadi 10 seksi Sehingga terdapat 10 kelas utama, 100 divisi, dan 1000 seksi. Perpustakaan Nasional R.I. telah menerbitkan Terjemahan Ringkas Klasifikasi Desimal Dewey dan Indeks Relatif: disesuaikan dengan DDC 20 yang diterbitkan tahun 2000. Untuk sekolah dasar, edisi terjemahan ini dirasa sudah cukup. Company Logo

B. Prinsip Umum Ke Khusus Dalam melakukan klasifikasi bahan pustaka: 1. Dimasukkan dalam golongan/kel yang paling umum luas cakupannya 2. Dari yang umum kalau masih kita masukkan ke khusus dan kalau masih mungkin ke subjek yang paling khusus 3. Baru ditentukan nomor dan subjek dari yang paling khusus tadi C. Prinsip Herarkhi Dalam pembagian subjeknya selalu berjenjang dan diambil pada jenjang yang paling spesifik Company Logo

D. Notasi DDC DDC merupakan klasifikasi persepuluhan Dewey yang menganut prinsip desimal untuk membagi semua bidang ilmu pengetahuan. Notasi DDC sekurang-kurangnya terdiri dari 3 digit. Contoh pembagian kelas utama, sub klas (devisi), Seksi (sub devisi), dan sub seksi (sub sub devisi): Company Logo

Company Logo

DDC in 300s 300 Social sciences 301 Sociology and anthropology 304 Factors affecting social behavior 304.2 Human ecology

DDC in 300s 330 Economics 333 Economics of land and energy 333.7         Land, recreational and wilderness areas, energy

DDC in 300s 390 Customs, etiquette & folklore 398 Folklore

DDC in 500s 500 Science 520 Astronomy and allied sciences 526              Mathematical geography

DDC in 500s 550 Earth sciences & geology 551 Geology, hydrology, meteorology 551.4 Geomorphology and hydrosphere 551.46                      Hydrosphere and submarine geology    Oceanography

DDC in 700s 700 Arts & recreation 790 Recreational and performing arts 790.1                  General kinds of recreational activities

DDC in 900s 900 History & geography 910 Geography and travel 910.02                  The earth (Physical geography)

VIII UNSUR-UNSUR POKOK DDC Sistematika pembagian ilmu pengetahuan yang dituangkan ke dalam suatu bagan yang lengkap dan dilandaskan pada beberapa prinsip dasar tertentu. Notasi, yang terdiri dari serangkaian simbol berupa angka, yang mewakili serangkaian istilah (yang mencerminkan subjek tertentu) yang terdapat pada bagan. Indeks relatif, yang terdiri dari sejumlah tajuk dengan perincian aspek-aspeknya yang disusun secara alfabetis, dan memberikan petunjuk berupa nomor kelas, yang memungkinkan orang mencari tajuk yang tercantum dalam indeks bagan. Company Logo 20

IX UNSUR-UNSUR POKOK DDC (lanjutan) d. Tabel pembantu, yang berbentuk serangkaian notasi khusus, yang dipakai untuk menyatakan aspek-aspek tertentu yang selalu terdapat dalam beberapa subjek yang berbeda. Terdapat 7 tabel pembantu, yaitu: i. Tabel 1 Subdivisi Standar ii. Tabel 2 Wilayah iii. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan iv. Tabel 4 Subdivisi Bahasa v. Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis vi. Tabel 6 Bahasa vii. Tabel 7 tentang Orang/Pribadi e. Di samping itu, sistem klasifikasi harus menyediakan kelas untuk Karya Umum, untuk menempatkan karya-karya yang begitu luas cakupannya,sehingga tidak dapat dimasukkan ke dalam salah satu kelas utama manapun. Company Logo 21

Tentukan subjek dari koleksi Cari subjek tersebut pada indeks relatif X INDEKS RELATIF Indeks relatif merupakan sarana yang sangat membantu proses klasifikasi yang disediakan oleh DDC. Indeks relatif ini merupakan daftar subjek yang diurutkan secara alfabetis dengan disertai notasi klasifikasi. Cara penggunaan indeks relatif dalam proses klasifikasi adalah sebagai berikut: Tentukan subjek dari koleksi Cari subjek tersebut pada indeks relatif Cek notasi yang didapatkan dari indeks relatif ke dalam bagan DDC Company Logo 22

XII INDEKS RELATIF (lanjutan) Berikut ini salah satu contoh bagian dari indeks relatif: Sayur 635.1 Tanaman ladang 633.4 Hukum internasional 341.5 Militer 355.4 Company Logo 23

XII PEMBENTUKAN NOTASI Kadangkala suatu subjek dari sebuah bahan pustaka tidak hanya cukup diambil dari notasi dasar yang ada dalam bagan DDC. DDC menyediakan tabel pembantu yang dapat digunakan dalam pembentukan notasi-notasi yang tidak hanya cukup dengan notasi dasar DDC: Tabel 1 Subdivisi Standar Tabel 2 Wilayah Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan Tabel 4 Subdivisi Bahasa Tabel 5 Ras, Bangsa, Kelompok Etnis Tabel 6 Bahasa Tabel 7 tentang Orang/Pribadi Cara menggabungkan notasi dasar dengan tabel pembantu adalah sebagai berikut: Company Logo 24

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) a. Tabel 1 Subdivisi Standar (T1) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -01 Filsafat dan teori -02 Aneka ragam -03 Kamus, ensiklopedi, konkordans -04 Topik-topik khusus -05 Penerbitan berseri -06 Organisasi dan manajemen -07 Pendidikan, penelitian, topic-topik berkaitan -08 Sejarah dan deskripsi berkenaan jenis-jenis orang -09 Pengolahan historis Company Logo 25

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) Cara pembentukan notasi dari tabel subdivisi standar: Tidak terdapat petunjuk penggunaan 1) Notasi dasar dengan angka terakhir 0 Notasi dasar yang berakhir dengan angka 0 sebelum ditambah notasi Subdivisi Standar (T1), angka 0 pada notasi dasar dihilangkan terlebih dahulu. Contoh: Ilmu Kedokteran 610 Kamus (T1) -03 Kamus ilmu kedokteran 610 + -03 ? 610.3 2)Notasi dasar tanpa angka akhir 0 Notasi dasar yang tanpa diakhiri angka 0, langsung ditambahkan notasi Subdivisi Standar. Contoh: Koperasi 334 Majalah (T1) -05 Majalah Koperasi 334 + -05 ? 334.05 ii. Ada petunjuk penggunaan 1)Terdaftar di dalam bagan Kadangkala di dalam bagan sudah terdapat notasi dasar yang tergabung dengan notasi subdivisi standar. Contoh: 101 Teori filsafat 102 Aneka ragam filsafat 2) Ada petunjuk tertentu pada bagan Kadangkala pada bagan ada petujuk dalam pembentukan notasi dasar ditambah notasi subdivisi standar. Contoh: 300 Ilmu-ilmu sosial Gunakan 300.1-300.9 untuk subdivisi standar Company Logo 26

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) b. Tabel 2 Wilayah (T2) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -1 Wilayah, daerah, tempat pada umumnya -2 Manusia pada umumnya tanpa mengindahkan wilayah, daerah -3 Dunia jaman purbakala -4 Eropa. Eropa Barat -5 Asia. Timur Jauh -6 Afrika -7 Amerika Utara -8 Amerika Selatan -9 Bagian-bagian lain dari bumi dan dunia lain. Oseania 27 Company Logo 27

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) Cara pembentukan notasi dari tabel wilayah (T2) ini adalah sebagai berikut: i. Ada petunjuk penggunaan Kadangkala suatu notasi dalam bagan disertai petunjuk penggunaan tabel wilayah. Contohnya: 346 Hukum perdata 346.3-.9 Jurisdiksi dan wilayah khusus Tambahkan notasi wilayah 3-9 dari Tabel 2 pada angka dasar 346 Indonesia (T2) -598 Hukum perdata Indonesia 346 + -598 ? 346.598 ii. Tidak terdapat petunjuk penggunaan Jika tidak ada petunjuk pada bagan maka proses pembentukkan notasinya adalah Notasi Dasar + -09 (T1) + T2. Contohnya: Pertanian 630 Asia (T1) -5 Pertanian di Asia 630 + -09 + -5 ? 630.95 Company Logo 28

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) iii. Menentukan notasi geografi wilayah Notasi geografi suatu wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar 910 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Geografi 910 Iran (T2) -55 Geografi India 910 + -55 ? 915.5 iv. Menentukan notasi sejarah wilayah Notasi sejarah wilayah dapat dibentuk dengan: 1) Tentukan notasi dasar 900 2) Buang angka terakhir 0 3) Tambahkan notasi wilayah dari Tabel 2. Contoh: Sejarah 900 Italia (T2) -45 Sejarah Jepang 900 + -45 ? 945 Company Logo 29

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) c. Tabel 3 Subdivisi Kesusastraan (T3) Tabel ini secara ringkas adalah sebagai berikut: -1 Puisi -2 Drama -3 Fiksi -4 Esai -5 Pidato-pidato -6 Surat-surat -7 Satir dan humor -8 Aneka ragam tulisan Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 800. Cara pembentukan notasinya adalah notasi dasar kelas 800 + T3. Contoh: Kesusastraan Jerman 830 Puisi (T3) -1 Puisi Jerman 830 + -1 ? 831 Company Logo 30

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) d. Tabel 4 Subdivisi Bahasa (T4) Tabel ini secara ringkas sebagai berikut: -1 Sistem tulisan dan fonologi dari bentuk standar dari bahasa -2 Etimologi dari bentuk standar bahasa -3 Kamus dari bentuk standar bahasa -5 Sistem struktural (tata bahasa) dari bentuk standar bahasa -6 Prosodi -7 Bentuk-bentuk bukan standar dari bahasa -8 Penggunaan standar dari bahasa -9 Lain-lain Notasi pada tabel ini hanya dapat ditambahkan pada kelas 400. Mekanisme pembentukkan notasinya adalah notasi dasar dari kelas 400 + T4. Contoh: Bahasa Inggris 420 Tata bahasa (T4) -5 Tata bahasa Inggris 420 + -5 ? 425 Dengan Tabel 4 dapat dibentuk kamus dwibahasa, sebagai berikut: Notasi dasar bahasa (4) + Notasi Bahasa I (T6) + T4 + Notasi Bahasa II (T6) Contoh: Bahasa 400 Italia (T6) -51 Kamus (T4) -3 Spanyol (T6) -61 Kamus Italia – Spanyol 400 + -51 + -3 + -61  451.361 Company Logo 31

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) e. Tabel 5 Ras, Bangsa dan Kelompok Etnik (T5) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: -1 Ras/etnis Indonesia -2 Ras/etnis Anglo Saxon, Inggris -3 Ras/etnis Nordik -4 Ras/etnis Latin Modern -5 Ras/etnis Italia -6 Ras/etnis Spanyol, Portugis -8 Yunani -9 Kelompok lain Company Logo 32

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: Terdapat petunjuk Adakalanya notasi pada bagan terdapat petunjuk penggabungan dengan Tabel 5. Contoh: 155.84 Etnopsikologi, terdapat petujuk: tambahkan ras, etnik, kelompok kebangsaan 01-99 dari Tabel 5 pada angka dasar 155.84. Etnik Swiss (T5) -35 Etnopsikologi Swiss 155.84 + -35 ? 155.843 5 Tidak terdapat petunjuk Mekanisme pembentukkannya adalah Notasi dasar + -089 (T1) + T5 Contohnya: Seni Keramik 738 Bangsa Jerman (T5) -31 Seni Keramik Bangsa Jerman 738 + -089 + -31 ? 738.089 31 Company Logo 33

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) f. Tabel 6 Bahasa-Bahasa (T6) Ringkasan dari tabel ini adalah sebagai berikut: -1 Bahasa Indonesia -2 Bahasa Inggris -3 Bahasa Jerman -4 Bahasa Perancis -5 Bahasa Italia -6 Bahasa Spanyol -7 Bahasa Latin -8 Bahasa Yunani -9 Bahasa-bahasa lain Company Logo 34

XIII PEMBENTUKAN NOTASI (lanjutan) Cara pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: i. Terdapat petunjuk Jika terdapat petunjuk pada bagan ikutilah instruksinya. Contoh: 297.2 Al Qur’an dan Terjemah Ada petunjuk: Tambahkan notasi bahasa dari tabel 6 DDC pada notasi 297.2. Bahasa Indonesia (T6) -1 Terjemahan Al-Qur’an dalam bahasa Indonesia 297.2 + -1 ? 297.21 ii. Tidak terdapat petunjuk Jika tidak terdapat petunjuk, mekanisme pembentukan notasinya adalah sebagai berikut: notasi dasar + -0175 (T1) + T6 Contoh: Kitab Injil 220 Bahasa Italia (T5) -5 Kitab Injil dalam bahasa Italia 220 + -0175 + -5 ? 220.175 5 Company Logo 35

XIV PENULISAN NOMOR Dikutip langsung dari tabel (bila subjeknya sederhana), mis. Ilmu hukum  HUKUM, ILMU  340.1 Penggabungan antara tabel/bagan dan tabel pembantu, mis. Kamus bahasa Inggris: Bahasa Inggris 420.3 Kamus 3 Kamus bahasa Inggris 423 J. Unsur Dalam Nomor Panggil Terdiri Dari 1. Nomor kelas bahan pustaka 2. Tiga huruf dari tajuk entri utama 3. Satu huruf pertama dari judul 4. Keterangan jilid (bila perlu) 5. Keterangan eksemplar (bila perlu) 415 Tar PI3 Company Logo