Mengelola Persediaan pada Supply Chain
Mengapa muncul Persediaan Direncanakan, customer service Ketidakpastian peramalan: over stock, shortage stock Ketidakpastian pasokan: harga, waktu pengiriman, lead time Ketidakpastian proses internal: kerusakan mesin, pemogokan – WIP Motif ekonomi, skala ekonomi pada produksi, distribusi dsb
Ukuran Persediaan Inventory turnover rate, seberapa cepat produk mengalir relatif terhadap jumlah yang tersimpan sebagai persediaan Misal perusahaan menjual 150 jenis produk, nilai persediaan rata-rata Rp. 3 milyar. Penjualan setahun Rp. 40 milyar dengan margin 25%. Berarti persediaan yang terjual dalam setahun Rp. 30 milyar, sehingga tingkat perputaran adalah 10 kali dalam setahun.
Ukuran Persediaan Inventory days of supply, rata-rata jumlah hari suatu perusahaan bisa beroperasi dengan jumlah persediaan yang dimiliki. Misal perusahaan beroperasi 300 hari dalam setahun, maka nilai persediaan yang terjual perhari = 30 milyar / 300 hari = 0.1 milyar. Jadi persediaan senilai Rp. 3 milyar dapat digunakan selama 3/0.1 = 30 hari kerja.
Ukuran Persediaan Fill rate, persentase jumlah item yang tersedia saat diminta pelanggan. Fill rate 97% berarti kemungkinan 3% dari item yang diminta oleh pelanggan tidak tersedia.
Klasifikasi Persediaan Berdasarkan bentuknya : bahan baku, bahan setengah jadi, barang jadi. Berdasarkan fungsinya : - Pipeline/ transit inventory - Cycle stock, untuk skala ekonomi - Safety stock - Anticipation stock Berdasarkan sifat ketergantungan : - dependent demand - independent demand
Model Persediaan pada Permintaan stabil Model Economic Order Quantity (EOQ) Total Cost = (D/Q) Co + (Q/2)h Q = √ (2CoD/h)
Model Persediaan pada Permintaan stabil Contoh : Suatu pabrik biskuit menggunakan 1 ton tepung terigu per hari. Perusahaan bekerja 7 hari dalam seminggu atau 365 hari per tahun. Harga per ton tepung Rp. 5 juta, Biaya setiap kali pesan Rp. 0,25 juta. Biaya penyimpanan 25% dari nilai persediaan rata-rata. Q= √(2xRp.0.25jtx365ton/th)/(0.25xRp.5 jt) = 12 ton. Total cost = …
Model Persediaan pada Permintaan stabil Contoh : Misalnya untuk setiap kali pemesanan dari pembeli, supplier tepung terigu harus menanggung biaya sebesar Rp. 1 juta, dan ongkos simpan per ton per tahun Rp. 1.1 juta. Total cost = …
Model Persediaan pada Permintaan stabil Tanpa koordinasi Dengan koordinasi Quantity 12 ton 20 ton Tcost Pembeli 15.1 juta 17.06 juta Tcost Pemasok 37.02 juta 29.25 juta Tcost sistem 52.12 juta 46.31 juta Q = √(2D(Cc+Cs)/(hc+hs))
Model Persediaan pada Permintaan stabil Dari contoh di atas, terjadi penghematan total sistem per tahun Rp. 5,81 juta. Bila dibagi dua, setiap pihak akan mendapatkan bagian Rp. 2.90 juta.