Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TURUNAN/ DIFERENSIAL.
Advertisements

Catatan Penggunaan Presentasi:
Air Limbah dan Sanitasi Lingkungan
Tatik Oktaviani S. X IPA 6 SMAN 8 Pekanbaru
PERGANTIAN KULIT dan METAMORFOSIS SERANGGA
TURUNAN DIFERENSIAL Pertemuan ke
PEMBUANGAN LIMBAH DAN SAMPAH
Dr. Ina Hernawati, MPH Direktur Bina Gizi Masyarakat
Kelompok rabu : Andrean Dwi audini Mariana Meyske Pala
NEMATHELMINTHES Guru pembimbing : Arina Ernawati, S.pd Kelas : X-5
PENYAKIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN AKIBAT SAMPAH
KESEHATAN LINGKUNGAN PUSKESMAS SUNGAI SALAK
Lipas Upik Kesumawati Hadi
Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan
MODUL-6 PENGENDALIAN SERANGGA DAN TIKUS
JAMBAN SEHAT Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan.
PENYAKIT BERBASIS LINGKUNGAN
K O M P O S T I N G.
Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu
MASALAH & PENDAYAGUNAAN SAMPAH
Sistem Saraf, Otot, Alat Indera Serangga
Kelompok 5B IKMA 2010 Risyad Indra Syahrial
Sistem Biaya dan Akumulasi Biaya
Ciri-ciri Daging Oleh : Ristiawati.
SUSUT BAHAN KERING KARENA RESPIRASI
KOTA SEHAT BERAWAL DARI LINGKUNGAN YANG SEHAT
ENTOMOLOGI MORFOLOGI LALAT.
METAMORFOSIS KUPU-KUPU
Thanatologi dr.Rika Susanti,SpF.
MENGENAL LEBIH DEKAT WERENG BATANG COKLAT (Nilaparvata lugens)
BEDAH KISI-KISI IPA UN SD/MI TAHUN 2013 GURU KELAS VI SD/MI KECAMATAN
Game QuiZ.
PEREDARAN HEMOLIMPE SERANGGA DISUSUN : NOER MOEHAMMADI, Drs; M.Kes. JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS AIRLANGGA.
Oleh: Dian Ratna Budiasih
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH :
Komunikasi Dan Penyuluhan Pertanian Putri Lestari C
BIOLOGI ULAT SUTERA ANDI SADAPOTTO.
HAMA DAN PENYAKIT ULAT SUTERA
SURVEiLANs VEKTOR PENGAMATAN YG SISTEMATIS DAN TERUS MENERUS
Pathobiocenosis ; Interaksi tikus, artropoda dan manusia
1. HEMONCHIASIS Etiologi : Haemonchus contortus Gejala :
ASPEK BIOLOGI & MIKROBIOLOGI PANGAN
Ordo : Acarina Famili : Tetranichidae
dr. Suri Dwi Lesmana,M.Biomed
1. HEMONCHIASIS Etiologi : Haemonchus contortus Gejala :
PENGENDALIAN VEKTOR KETIKA BENCANA
KEPADATAN LALAT.
Filum Nemathelminthes
Parasit Cacing yang ditularkan melalui media pakan/makanan
Achmad Ramdani Ardiya Regita Pramesti Arina Dwi Saputri Agus Setiawan
SIKLUS METAMORFOSIS KUPU-KUPU
PENYAKIT TUMBUHAN YANG DISEBABKAN NEMATODA
Lipas Upik Kesumawati Hadi
LIMBAH PETERNAKAN SAPI DAN PENANGGULANGANNYA
Perasit yang disebabkan oleh lalat dan nyamuk
PENGAWETAN PANGAN AMANKAN PANGAN dan BEBASKAN PRODUK dari
KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI KAWASAN HUTAN PENDIDIKAN GUNUNG WALAT
Stop Buang air Besar Sembarangan
Disusun oleh: Hemanath Sinnathamby ( )
METAMORFOSIS MULAI AKHIRI.
SELAMAT DATANG DI BRIEFING ILMU PRODUKSI ANEKA TERNAK ULAT SUTRA
KECACINGAN.
MK. MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
PENGENDALIAN TERPADU LALAT BUAH (Bactrocera spp)
LALAT By : HAJIMI, SKM, M.Kes..
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Tulungagung Tahun 2018 Disampaikan pada: Sosialisasi Tingkat Kelurahan/Desa Dana Alokasi Khusus Bidang.
Bionomik Vektor : Nyamuk
BAGIAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK & MEDIKOLEGAL FK UGM/RSUP DR SARDJITO
Assalmmualikum Wr.Wb Kuliah Kerja Nyata Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya.
Transcript presentasi:

Lalat DR RIRIH YUDHASTUTI drh. MSc Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

Klasifikasi :

Subordo : Brachycera Famili : Tabanidae Terdiri dari 3 genus : Tabanus Chrysops Haematopota

Subordo : Cyclorrhapha Famili : Muscidae Terdiri dari 3 genus penting: Musca Stomoxys Haematobia

Musca domestica (Lalat rumah)

Biologi Musca domestica Daur hidup : Telur – Larva – Pupa – Dewasa/imago (metamorfosis sempurna) Telur, berbentuk seperti pisang, warna krem, diletakkan berkelompok. Satu kelompok terdiri dari 100 – 150 butir. Tempat peletakan telur yang disukai adalah manur, feses, sampah organik yang membusuk dan lembab. Menetas 6-8 jam. Larva berbentuk maggot, berwarna krem, ukuran 10 –12 mm. Terdiri dari 3 instar, lama stadium larva 5 hari.

Biologi Musca domestica Sebelum menjadi pupa, larva mencari tempat yang kering Pupa berbentuk barel, kecoklatan. Lama stadium pupa 3-4 hari. Lalat menetas dari pupa melalui kantung di bagian atas kepala yang disebut ptilinum. Jarak terbang lalat mencapai 20 mil Lalat bertelur setelah 4-8 hari kawin. Makanan lalat dapat berbentuk cair, semi padat dan padat. Lalat mempunyai tipe mulut menghisap, labium memanjang terbagi menjadi 2 labellum di bagian distal. Mempunyai pseudotrachea yang merupakan saluran untuk menghisap.

Telur : Pupa : Larva : Berbentuk seperti pisang (1-2mm) Berwarna putih susu Diletakkan di tempat yang lembab Menetas (6-8 jam) Pupa : 24 jam pertama, kulit mengeras, kutikula berubah warna menjadi coklat tua hampir hitam 3-4 hari Larva : Terdiri dari 3 instar larva bentuk silinder,tipis dengan anterior berbentuk kerucut (kepala) dan posterior yang lancip tembus cahaya (I,II) dan putih /kekuningan (III) 5 hari

Kerugian yang ditimbulkan : Penular berbagai jenis penyakit perut pada manusia (disentri, kolera, diare) Menimbulkan gangguan higienis pada peternakan Status higiene dan sanitasi

LALAT RUMAH (Musca domestica) Saha abdi ? Aduh perut ku gendut,nih !! Korban keganasan lalat

Chrysomya megacephala (Lalat Hijau) Lalat bertelur pada karkas,feses atau bahan organik yang membusuk. Jumlah telur rata-rata 254 butir. Telur menetas 9 – 10 jam. Lama stadium larva sekitar 4 hari. Lalat dewasa dapat hidup sampai 105 hari. miasis fakultatif

Chrysomya megacephala

Sarcophaga sp. (Lalat blirik/daging) Lalat ini berwarna abu-abu, berukuran sedang sampai besar, kira-kira 6-14 mm panjangnya. Lalat ini mempunyai tiga garis gelap pada bagian dorsal toraks, dan perutnya mempunyai corak seperti papan catur. Lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat perkembangbiakannya sperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang sedang membusuk.

Sarcophaga (Lalat blirik, lalat daging)

Pengendalian Lalat Meningkatnya jumlah lalat di suatu daerah dapat dianggap sebagai sebuah indikator efisiensi pembuangan sampah dan standard sanitasi di suatu daerah. (1) Sumber serangga tersebut, (2) Bagaimana populasi serangga tersebut bias meningkat ?, (3) Bagaimana derajat gangguannya pada individu dan komunitas, dan (4) Peran serangga terhadap penularan penyakit bakterial dan viral.

METODA NON KIMIAWI Cara pengendalian nonkimia untuk lalat dewasa tersedia dari mulai yang alat pengusir dan jebakan lalat yang sangat sederhana seperti kertas perekat lalat, sampai dengan yang sangat canggih seperti perangkap lampu (light trap) yang dapat membunuh lalat dewasa dengan aliran listrik, saat ini banyak dipakai.

Pengendalian Kimiawi Dengan didukung upaya pengendalian non kimiawi seperti upaya higiene dan sanitasi, insektisida dapat memegang peranan penting dalam pengendalian lalat. Secara praktis isnsektisida banyak digunakan untuk mengendalikan lalat dewasa seperti insektisida golongan organofosfat, karbamat, piretrin dan berbagai jenis piretroid sintetik.

Pengendalian Kimiawi Penggunaan insektisida dalam pengendalian lalat bisa meliputi pembunuhan larva (larvisida), penolakan lalat dewasa (repelan), atau pembunuhan lalat dewasa dengan cara penyemprotan residu permukaan (residual surface spray), penyemprotan ruangan (space spray) atau pengumpanan (bait).