PHARMACOLOGICAL AND OPTICAL METHODS OF TREATMENT FOR VESTIBULAR DISORDERS AND NYSTAGMUS Oleh : Sari Prawiraningrum Pembimbing : dr. Suratno Sp.S (K)
Pasien-pasien yang menderita penyakit vestibuler sering mengeluhkan terjadinya vertigo, osilopsia (oscillopsia), atau visual consequences of nystagmus Pasien-pasien yang mengalami nistagmus spontan, karena berlangsungnya proses vestibuler atau proses lainnya, dapat mengeluhkan terjadinya osilopsia bahkan ketika kepala pada posisi diam
Pada bab ini, membahas beberapa modalitas terapi vertigo, osilopsia, dan konsekuensi-konsekuensi visual berdasarkan patofisiologi kelainan yang terjadi refleks vestibulo-koklearis (vestibulo-ocular reflex; VOR) bertujuan untuk mempertahankan penglihatan yang jelas dan stabil selama berlangsungnya pergerakan kepala
Vertigo persepsi seseorang berupa pergerakan diri sendiri (self-motion) yang terjadi selama perpindahan tubuh ilusi sensasi seperti berputar (illusory sensation of turning) yang dirasakan dihubungkan dengan terjadinya gangguan persepsi lingkungan yang terasa bergerak (impaired perception of astationary environment)
vertigo rotasional dikonotasikan →terjadinya gangguan pada kanalis semisirkularis atau , sensasi tubuh seperti hampir jatuh (sensations of body tilt or impulsion) mengimplikasikan berlangsungnya gangguan otolitik
Aspek Neurofarmakologis Vertigo dan Nistagmus sejumlah neurotransmiter yang turut berkontribusi dalam timbulnya mekanisme-mekanisme vestibuler sental dan perifer Eksitatorik asam amino glutamat menjadi neurotansmiter pada sinaps aferen dari vestibular hair cell–vestibular nerve dan pada sinaps yang terbentuk antara nervus vestibularis dengan nukleus vestibuler medial (medial vestibular nucleus; MVN)
neurotransmiter inhibitorik, (gammaaminobutyric acid; GABA) memiliki sebuah peranan dalam labirin vestibuler neurotransmiter yang dijumpai pada serabut eferen vestibuler yang menghubungkan batang otak dengan hair cells adalah asetilkolin
Terdapat sejumlah prinsip umum mengenai (vestibular projections) yang terjadi, dimana jaras-jaras inhibitorik menuju motoneuron-motoneuron yang memediasi terjadinya VOR vertikal menggunakan GABA, sedangkan jaras-jaras inhibitorik menuju motoneuron-motoneuron yang memediasi terjadinya VOR horisontal melalui penggunaan glisin
Pendekatan yang dapat mengklarifikasi signifikansi fungsional adalah sebuah studi oleh inaktivasi framakologis yang dilakukan melalui pemberian mikroinjeksi agen antagonis GABA lemah, bicuculline dan agonis GABA kuat, muscimol ke dalam nuklei vestibularis medial dan nuklei prepositus disekitarnya pada kera
kedua agen tersebut dapat menginduksi berlangsungnya gaze-evoked nystagmus (“leaky neural integrator”) yang disertai dengan centripetal or centifugal slow-phase drifts yang disertai dengan terjadinya peningkatan velocity waveforms, terkadang, juga dapat dijumpai timbulnya nistagmus yang mengimplikasikan terjadinya ketidakseimbangan vestibuler
Temuan tersebut mendasari dilakukannya trial agen GABA ergik sebagai terapi nistagmus akuisita
Penatalaksanaan Vertigo sebuah konsensus yang menyatakan bahwa obat-obatan yang memiliki efek sedatif pada sistem vestibuler sebaiknya digunakan dalam interval 24 jam pertama saja Terdapat sejumlah obat-obatan yang biasa digunakan untuk menerapi vertigo, mual, dan muntah yang tersaji dalam Tabel 11-1
Sebagian besar dari obat-obatan tersebut mempengaruhi lebih dari satu sistem neurotransmiter. Terdapat bukti yang menunjukkan bahwa pemberian metilprednisolon dapat mempercepat penyembuhan, kedepannya diperlukan dilakukannya sejumlah studi lebih lanjut guna mengetahui dan menentukan outcome jangka panjang
Vertigo rekuren yang diakibatkan oleh adanya fistula perilimfatika (perilymphatic fistula) atau (superior canal dehiscence syndrome) dapat sembuh dengan sendirinya secara spontan, pada sejumlah pasien tertentu memerlukan dilakukannya tindakan pembedahan
Terapi berupa injeksi gentamicin intratimpanika dapat memberikan manfaat pada kasus vertigo persisten, terutama apabila vertigo yang terjadi berasal dari telinga yang tuli pemberian kombinasi beberapa agen, seperti kombinasi agen antikolinergik (seperti, scopolamine) dan agen antidopaminergik (seperti, prochlorperazine) dapat memberikan manfaat dibanding pemberian tunggal pada vertigo sentral
Ondansetron, merupakan salah satu agen serotonin 5-hydroxytrytamine3 (5- HT3) antagonist, dapat meringankan gejala vertigo yang disebabkan oleh terjadinya stroke batang otak
Osilopsia Osilopsia disebabkan atau diperparah oleh berlangsungnya pergerakan kepala, diakibatkan oleh gangguan yang terjadi pada sistem vestibuler dan menandakan terjadinya VOR yang tidak adekuat (inappropriate VOR gain/phase) Osilopsia biasanya diakibatkan oleh berlangsungnya pergerakan yang berlebihan gambaran benda yang diam pada retina (excessive motion of images of stationary objects upon the retina)
Abnormalitas pada VOR dapat mengakibatkan terjadinya osilopsia yang berlangsung selama pergerakan kepala melalui 3 cara abnormal gain pergantian fase antara rotasi kepala dan mata (abnormal phase shift between eye and head rotations) ketidakseimbangan direksional antara rotasi kepala dan mata (directional mismatch between the vectors of the head rotation and eye rotation
Penatalaksanaan Osilopsia Latihan dan motivasi bagi pasien untuk segera melakukan aktivitas kembali, seperti berjalan penerapan praktis dikembangkannya head-fixed video displays of images yang diperoleh melalui sejumlah kamera yang dapat mengkompensasi osilopsia akibat pergerakan kepala (head perturbations)
Nystagmus and its Visual Consequences nistagmus akuisita (acquired nystagmus) biasanya dapat menyebabkan terjadinya gangguan penglihatan dan osilopsia Gejala-gejala tersebut, dapat disebabkan oleh berlangsungnya pergerakan yang berlebihan gambaran benda yang diam pada retina yang dapat mengganggu kemampuan membaca dan melihat televisi
Penatalaksanaan Nistagmus Terapi Medikamentosa Gabapentin pada beberapa pasien tertentu diketahui dapat mensupresi bahkan mengeliminasi nistagmus penduler akuisita (acquired pendular nystagmus) Memantine, yang merupakan salam satu agen uncompetitive N-methyl-D-aspartate (NMDA) antagonist, juga dilaporkan dapat mensupresi acquired pendular nystagmus
penggunaan baclofen bersifat efektif untuk menerapi Periodic alternating nystagmus agen GABAergik, terutama clonazepam dilaporkan dapat memberikan manfaat dalam terapi bagi kasus downbeat nystagmus scopolamine dosis tunggal efektif mereduksi nistagmus yang terjadi dan memperbaiki gangguan penglihatan yang dialami oleh 5 pasien dengan pendular nystagmus
Penggunaan Peralatan Optik perbaikan nistagmus pada pasien selama pasien melihat target berjarak dekat menggunakan sebuah prisma konvergen pendekatan lain yang sedang dikembangkan adalah penggunaan sebuah sistem optik yang dapat menstabilkan image pada retina selama pergerakan mata.
Sistem tersebut terdiri dari sebuah high-plus spectacle lens yang digunakan dengan kombinasi lensa kontak dengan minus tinggi. Stabilisasi diperoleh apabila kekuatan spectacle lens dapat memfokuskan image primer hingga mendekati pusat rotasi mata
Tindakan Pembedahan pelaksanaan dekompresi suboksipitalis dapat memperbaiki downbeat nystagmus dan dapat mencegah terjadinya progresi defisit neurologis lainnya
RINGKASAN Gangguan yang terjadi pada sistem vestibuler perifer maupun sentral sering menyebabkan terjadinya vertigo, osilopsia, dan nistagmus Vertigo akut pada lesi vestibuler perifer dapat mengalami perbaikan spontan atau pemberian terapi medikamentosa agen supresan vestibularis
Osilopsia yang terjadi akibat gangguan vestibular sense, penggunaan sensory substitution methods dapat menjadi strategi terapeutik baru Terdapat beberapa peralatan optik yang dikembangkan sebagai salah satu terapi untuk konsekuensi-konsekuensi visual yang diakibatkan oleh nistagmus
TERIMA KASIH