TEKNIK KONSELING
Faktor Penentu Penggunaan Teknik Konseling Sisi Konselor dasar teori yg dikuasai & disenangi Sisi Klien kompleksitas masalah yg dihadapi, persoalan waktu utk m’jalankan konseling
TEKNIK KONSELING PENDEKATAN LANGSUNG (DIRECTIVE APPROACH) PENDEKATAN TIDAK LANGSUNG (NON DIRECTIVE APPROACH) PENDEKATAN EKLEKTIK (INTEGRATIVE APPROACH)
DIRECTIVE APPROACH: Tokoh pendiri: Williamson Counselor centered Konselor aktif, m’dominasi seluruh interaksi dgn klien, m’arahkan, m’bimbing, m’pengaruhi, m’berikan hal2 yg diperlukan klien, pemberian nasihat, dorongan saran dan bujukan Klien pasif, tidak punya pengertian/insight sama sekali dlm m’hadapi masalah, tdk bisa m’ciptakan hub dengan konselor, tertutup thd masalahnya, cenderung menerima, motivasi rendah Waktu lebih cepat Action approach, behavioristik Efek: klien dependen solusi: tdk m’berikan nasihat
NON DIRECTIVE APPROACH: Tokoh: Carl Rogers Client centered person centered Konselor fasilitator, pendengar, m’beri dorongan pada klien Klien b’tanggung jawab penuh atas proses terapi & perkembangan dirinya 3 ciri konselor: empati, acceptance/positive regard, congruenceness/genuineness Utama: sikap &perilaku konselor dibanding pengetahuan, teori, ataupun teknik2 konseling yg dikuasai Fokus: m’berikan kebebasan bagi klien utk menentukan tujuan/goal masing2 Waktu lebih lama
ECLETIC / INTEGRATIVE APPROACH No single theory Integration: theory & technique Tujuan utama: efficient, effective, applicable