BALANCE
Apakah keseimbangan? Koordinasi = non equilibrium coordination? Balance = equilibrium coordination?
Koordinasi meliputi semua aspek dari gerak termasuk keseimbangan, yang memungkinkan gerakan terjadi dengan bebas, bertujuan, akurat, dengan kecepatan, irama dan ketegangan otot yang terarah/terkontrol Terminologi “Balance” dan “equilibrium” sering dipakai untuk makna yang sama yaitu keseimbangan
Keseimbangan juga bisa diartikan sebagai kemampuan relatif untuk mengontrol pusat massa tubuh (center of mass) atau pusat gravitasi (center of gravity) terhadap bidang tumpu (base of support) Keseimbangan merupakan suatu proses dimana tubuh berusaha mempertahankan posisinya saat melakukan berbagai kegiatan Menurut Ghez (1991) keseimbangan dikatakan sebagai “satu keluarga penyesuaian” yang bertujuan untuk: mempertahankan kepala dan tubuh terhadap gravitasi dan kekuatan dari luar lainnya mempertahankan tegak dan seimbangnya pusat massa tubuh (center of body’s mass) terhadap bidang tumpu. menstabilkan bagian tubuh tertentu sementara bagian tubuh yang lain bergerak
Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeletal (otot, sendi, dan jar lunak lain) yang dimodifikasi/diatur dalam otak (kontrol motorik, sensorik, basal ganglia, cerebellum, area asosiasi) sebagai respon terhadap perubahan kondisi internal dan eksternal. Dipengaruhi juga oleh faktor lain seperti, usia, motivasi, kognisi, lingkungan, kelelahan, pengaruh obat dan pengalaman terdahulu dll.
Strategi keseimbangan Postural adjusment: Ankle strategy Hip strategy Stepping strategy Strategy postural adjusment yang lain: Counter activity Counter weight Stepping
Pemeriksaan Koordinasi & Keseimbangan Tujuan mengidentifikasi masalah pasien/ menegakkan diagnosis fisioterapi mengidentifikasi perubahan yang terjadi pada pasien dari waktu ke waktu/evaluasi motivasi, efektivitas terapi sebagai alat ukur untuk menentukan biaya atau efisiensi terapi Perlu dipertimbangkan: Sensitivitas atau responsivitas dari alat ukur Validitas dan reliabilitas alat ukur Ceiling effect dan floor effect dari alat ukur.
Pemeriksaan Koordinasi Finger to nose Finger to therapist’s finger Finger to finger Alternate nose to finger Finger opposition Mass grasp Pronation/supination Rebound test Tapping (hand & foot) Pointing and past pointing Alternate heel to knee; heel to toe Toe to examiner’s finger Heel on shin Drawing a circle Fixation or position holding
Pemeriksaan Keseimbangan Berdiri normal Berdiri kaki rapat Berdiri tandem Berdiri satu kaki Berbagai posisi lengan pada tes di atas Berbagai ggn keseimbangan pada tes di atas Berdiri fleksi – neutral – ekstensi trunk Berdiri side fleksi Berjalan memposisikan kaki tandem Berjalan sepanjang garis atau tanda tertentu Berjalan ke samping, berjalan mundur Berjalan di tempat Berjalan dgn berbagai kecepatan Berjalan dan berhenti dengan mendadak Berjalan membentuk lingkaran Berjalan pada tumit atau jari-jari kaki Berdiri mata terbuka – mata tertutup (Romberg test)
Outcome measure keseimbangan Tes Keseimbangan duduk Tes Keseimbangan berdiri Statis Clinical Test of Sensory Interaction of Balance (CTSIB) Functional reach test Tes Pastor/ tes Marsden Step test Dinamis Timed Up and Go test Kompleks Skala keseimbangan dari Berg (Berg Balance Scale)
Pemeriksaan koordinasi tangan (fungsi tangan) Action research arm test Purdue Peg Board test
Introduction to motor systems Motor units Spinal cord interneurons Afferent modulation 12
Facilitating vestibular responses Vestibulospinal response in a muscle used against gravity Facilitating vestibular responses 13
Facilitating vestibular responses Vestibulospinal response in a muscle not used against gravity Facilitating vestibular responses 14
Facilitating vestibular responses Position the patient to prepare the cord Facilitating vestibular responses 15
Facilitating vestibular responses + Facilitating vestibular responses 16
Facilitating vestibular responses + Facilitating vestibular responses 17
Facilitating vestibular responses + Facilitating vestibular responses 18
Facilitating vestibular responses + + Position the patient to prepare the cord + Facilitating vestibular responses 19
Afferent modulation Spindle afferents from agonist : excite agonist reciprocally inhibit antagonist post-synaptically inhibit antagonist’s afferents pre-synaptically 20
Introduction to motor systems Motor units : final common path (unlike smooth & cardiac muscle) excitation only 21
Introduction to motor systems Motor units : final common path (unlike smooth & cardiac muscle) excitation only Central pattern generators: generate rhythmic movements spinal cord and brain stem 22
Introduction to motor systems Motor units : final common path (unlike smooth & cardiac muscle) excitation only Central pattern generators: generate rhythmic movements spinal cord and brain stem Muscle afferents: detect length, velocity and tension interact to determine stiffness & compliance of agonist interact to determine balance of agonist & antagonist 23
Balance & Coordination Training Menganut prinsip motor learning (Lihat kembali teori tentang motor learning)
Prinsip-prinsip latihan koordinasi dan keseimbangan Terapi harus terfokus pada identifikasi gangguan atau kelainan secara akurat Problem oriented assessment Practice missing component Tindakan-tindakan pemeriksaan bisa dikembangkan sebagai tindakan terapi pula Khusus untuk latihan keseimbangan: Prinsip biomekanika dan distribusi berat tubuh Re- edukasi pola postural Hindarkan gerakan-gerakan yang tak perlu Hindarkan gerakan-gerakan kompensasi Kembangkan counter activity Kembangkan reaksi postural otomatis Perturbasi (displacing force) Permukaan yang mobile (gymnastic ball, equilibrium board, standing tilt board, dll) Dipertimbangkan keselamatan dan level kontrol pasien
Organisasi sistem sensorik Latihan ditingkatkan (progresifitas) Variasi kecepatan Variasi postur Variasi kompleksitas aktivitas Variasi atensi dan konsentrasi/variasi tingkat gangguan Organisasi sistem sensorik Pasien tergantung pd mata dilatih dg mata terbuka – mata tertutup – suasana gelap – berkacamata dll Pasien tergantung pd input sensorik dilatih pd berbagai permukaan (keras – lunak – kasar – halus – karpet – lantai – naik – turun, dll) Latihan bisa bersifat pengulangan, progresifitas, modifikasi, kompensasi
Latihan koordinasi dan keseimbangan terkadang juga mirip dengan latihan peningkatan stabilitas Mempertahankan posisi melawan gravitasi dalam posisis menumpu berat badan mrpk latihan stabilitas trunk yang baik untuk menunjang koordinasi dan keseimbangan Tengkurap bertumpu pd siku, posisi merangkak, bridging, duduk, kneeling, berdiri, posisi pesawat terbang Latihan –latihan yang bisa dikembangkan: placing and holding, alternating isometrics, rhytmic stabilisation, slow reversal hold