LAPORAN KASUS “UPAYA PENDEKATAN KELUARGA TERHADAP Tn. M DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN KONJUNGTIVITIS AKUT” idmedicine
Identitas Pasien Nama : Tn. M Umur : 25 tahun Jenis kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Tukang Ojek Pendidikan : SMA Agama : Islam Alamat : A Status Pernikahan : Menikah Suku : Jawa Tanggal periksa : 24 Juli 2013
Keluhan Utama dan RPS Keluhan Utama : Mata merah Riwayat Penyakit Sekarang Tn. M datang ke Balai Pengobatan Puskesmas P dengan keluhan mata merah sejak 1 hari yang lalu. Mata merah dialami pada kedua mata. Kedua mata terasa mengganjal. Terdapat kotoran yang lengket dan lebih banyak pada saat bangun tidur pagi. Kedua mata terasa pedih dan panas. Oleh pasien, keluhan ini belum diobati. Tidak ada demam.
RPD Riwayat MRS : disangkal Riwayat batuk lama : disangkal Riwayat kencing manis : disangkal Riwayat tensi tinggi : disangkal Riwayat alergi obat : disangkal Riwayat sakit jantung : disangkal
RPK Riwayat tensi tinggi dan diabetes melitus : disangkal Riwayat batuk lama : disangkal Riwayat penyakit jantung : disangkal
Riwayat Kebiasaan Riwayat pengisian waktu luang : menonton TV, berjalan- jalan di sekitar rumah, bermain dengan anak. Riwayat olahraga : hampir tidak pernah berolahraga.
Riwayat Psiko Sosio Ekonomi Pasien bekerja sebagai tukang ojek. Pendapatan pasien didapat dari pasien dan dirasa kurang untuk kehidupan pasien sehari-hari. Ibu pasien tinggal tidak jauh dari rumah pasien, sehingga terkadang kebutuhan anak pasien ditanggung oleh ibu pasien.
Riwayat Gizi Pasien makan sehari-hari biasanya antara 2 hingga 3 kali. Pasien biasanya makan dengan nasi sepiring, sayur, dan lauk pauk seperti telur, tahu-tempe, ayam, kadang makan buah-buahan. Akhir-akhir ini pasien lebih senang mengganti nasi biasa dengan nasi jagung.
Anamnesis Sistem Mata : Pandangan mata berkunang-kunang (-), penglihatan kabur (-), ketajaman baik, mata merah (+/+), belekan (+/+) terutama pagi hari, pedih (+/+), nyeri (+/+)
Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Tanda Vital Tampak sakit ringan, kesadaran composmentis (GCS E4V5M6), status gizi kesan berlebih Tanda Vital Tensi : 110/70 mmHg Nadi : 90 x/menit, reguler, isi cukup Pernafasan : 28 x/menit, tipe torakoabdominal Suhu : 37,0oC Status Antropometri BB : 65 kg TB : 170 cm BMI : 22,5 (Normal)
Review of System Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek kornea (+/+), warna kelopak (coklat kehitaman), katarak (-/-), conjunctivitis (+/+), injeksi konjungtiva (+/+), sekret (+/+), edema (-/-)
Resume Tn. M datang ke Balai Pengobatan Puskesmas Pakis dengan keluhan mata merah sejak 1 hari yang lalu. Mata merah dialami pada kedua mata. Kedua mata terasa mengganjal. Terdapat kotoran yang lengket dan lebih banyak pada saat bangun tidur pagi. Kedua mata terasa pedih dan panas. Oleh pasien, keluhan ini belum diobati. Tidak ada demam. Dari pemeriksaan fisik didapatkan tensi 110/70 mmHg dan pemeriksaan mata didapatkan injeksi konjungtiva (+/+).
Working Diagnosis Konjungtivitis Akut ODS
Planning Diagnosis Darah Lengkap Kultur dan uji resistensi
Penatalaksanaan Non Medika mentosa Medikamentosa Cuci tangan dengan sabun sesaat setelah menyentuh mata Obati secara teratur Hindari daerah yang terlalu terang dan berdebu Medikamentosa Chloramphenicol 0,5% guttae oftalmik 4 x gtt II ODS Asam Mefenamat 3 x 500mg
Identifikasi Fungsi-fungsi Keluarga Fungsi Biologis Keluarga terdiri dari pasien (Tn. M, 25 tahun), istri, anak pertama pasien, dan anak kedua pasien. Selama sakit Tn. B lebih jarang beraktifitas di luar daripada biasanya. Keluarga di rumah mengetahui sakit yang diderita. Fungsi Psikologis Hubungan keluarga mereka terjalin cukup baik, dan saling memperhatikan satu sama lain, terutama dalam masalah kesehatan.
Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Fungsi Sosial Dalam kehidupan sehari-hari, mereka hanya anggota masyarakat biasa, tidak mempunyai kedudukan sosial tertentu dalam masyarakat. Dalam kehidupan sosial Tn. M berperan aktif dalam kegiatan kemasyarakatan. Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Penghasilan keluarga selama ini kurang. Penghasilan sebagai tukang ojek tidak menentu. Untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan, minum, iuran membayar listrik, dan lain-lain berasal dari penghasilan pasien. Biasanya saat kurang, kebutuhan sehari-hari dibantu oleh ibu pasien yang rumahnya tidak jauh dari rumah pasien. Untuk kebutuhan air dengan menggunakan air sumur. Untuk memasak memakai kompor LPG. Pasien makan sehari-hari biasanya antara 2 kali dengan nasi putih, dan lauk pauk seperti tahu-tempe, ayam, dan sayuran. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas.
Fungsi Ekonomi dan Pemenuhan Kebutuhan Penghasilan keluarga selama ini cukup. Untuk biaya hidup sehari-hari seperti makan, minum, iuran membayar listrik, dan lain-lain berasal dari penghasilan suami dan suami adiknya. Untuk kebutuhan air dengan menggunakan air sumur. Untuk memasak memakai kompor LPG. Pasien makan sehari-hari biasanya antara 3 kali dengan nasi putih, dan lauk pauk seperti tahu-tempe, ayam, dan sayuran, serta terkadang buah. Kalau ada keluarga yang sakit biasa berobat ke puskesmas atau dokter.
A.P.G.A.R Tn. M Terhadap Keluarga APGAR SCORE A.P.G.A.R Tn. M Terhadap Keluarga Hampir Selalu Kadang-Kadang Hampir Tidak Pernah A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
A.P.G.A.R Ny. N Terhadap Keluarga APGAR SCORE A.P.G.A.R Ny. N Terhadap Keluarga Hampir Selalu Kadang-Kadang Hampir Tidak Pernah A Saya puas bahwa saya dapat kembali ke keluarga saya bila saya menghadapi masalah P Saya puas dengan cara keluarga saya membahas dan membagi masalah dengan saya G Saya puas dengan cara keluarga saya menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan kegiatan baru atau arah hidup yang baru Saya puas dengan cara keluarga saya mengekspresikan kasih sayangnya dan merespon emosi saya seperti kemarahan, perhatian dll R Saya puas dengan cara keluarga saya dan saya membagi waktu bersama-sama
SCREEM Sumber Patologi Ket. Social Interaksi sosial yang baik antar anggota keluarga, partisipasi mereka dalam kegiatan kemasyarakatan cukup aktif. Pasien biasa menghabiskan waktu luang untuk bercenkrama dengan tetangga dan berkumpul bersama. - Cultural Kepuasan atau kebanggaan terhadap budaya baik, hal ini dapat dilihat dari pergaulan sehari-hari baik dalam keluarga maupun di lingkungan, banyak tradisi budaya yang masih diikuti. Sering mengikuti acara-acara yang bersifat hajatan, sunatan, tahlil, dll. Menggunakan bahasa jawa, tata krama, dan kesopanan. Religion Pemahaman agama cukup. Penerapan ajaran juga baik, hal ini dapat dilihat dari penderita dan keluarga yang rutin shalat berjamaah. Economic Ekonomi keluarga ini tergolong kurang, untuk kebutuhan primer saja terkadang masih kurang. + Education Pendidikan anggota keluarga masih kurang, yaitu hanya lulusan SMA. Pendidikan dan pengetahuan penderita kurang. Medical Dalam mencari pelayanan kesehatan keluarga tidak mempunyai kartu jaminan kesehatan namun mampu untuk membiayai biaya kesehatan bila ada anggota keluarga yang sakit. Keluarga mengetahui, tentang kesehatan, namun tidak pernah cek rutin. Namun begitu, keluarga segera membawa ke Puskesmas bila ada anggota keluarga yang sakit.
Pola Interaksi Keluarga
Faktor Perilaku dan Non Perilaku
Daftar Masalah Masalah Medis Masalah Non Medis Konjungtivitis Akut Rendahnya tingkat kepedulian terhadap kesehatan. Jika sakit parah dan dianggap telah mengganggu aktifitas, Tn. M dan keluarga berobat ke Puskesmas. Pengetahuan keluarga yang kurang mengenai kesehatan. Tingkat pendidikan keluarga yang kurang.
Diagnosis Holistik Aspek Personal Aspek Klinis Keluhan Utama : Mata meah Harapan : Pasien dan keluarga berharap agar keluhannya bisa cepat sembuh. Kekhawatiran : Pasien dan keluarga takut dengan penularan ke anggota keluarga yang lain. Aspek Klinis Konjungtivitis Akut
Aspek Resiko Eksternal Aspek Resiko Internal Rendahnya tingkat kepedulian terhadap kesehatan. Jika sakit parah dan dianggap telah mengganggu aktifitas, Tn. M dan keluarga berobat ke Puskesmas. Pengetahuan keluarga yang kurang mengenai kesehatan. Tingkat pendidikan keluarga yang kurang. Aspek Resiko Eksternal Rumah pasien kurang memenuhi standar kesehatan dan ekonomi yang kurang. Aspek Fungsional Pasien dapat beraktifitas namun sedikit menurun.
Penatalaksanaan Komprehensif Promotif : Cuci tangan dengan sabun sesaat setelah menyentuh mata Obati secara teratur Hindari daerah yang terlalu terang dan berdebu Preventif : Mencegah penularan ke anggota keluarga yang lain, dengan meminimalisir kontak dengan mata.
Kuratif : Rehabilitatif : Teratur dalam mengkonsumsi obat yang telah didapat. Rehabilitatif : Dianjurkan untuk tetap aktif sesuai kemampuan tanpa terganggu dengan sakit yang diderita.
Definisi Faringitis Konjungtiva adalah membran mukosa (selaput lendir) yang melapisi kelopak dan melipat ke bola mata untuk melapisi bagian depan bola mata sampai limbus, di mana konjungtiva berbatasan dengan lapisan superfisial kornea. Konjungtivitis adalah inflamasi konjungtiva dan ditandai dengan pembengkakan dan eksudat. Pada konjungtivis mata nampak merah, sehingga sering disebut mata merah.
Etiologi dan Klasifikasi Bakteri Viral Alergi Gonore Trachoma
Konjungtivitis Bakteri Terutama disebabkan oleh Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumoniae, Haemophilus influenzae, dan Moraxella catarrhalis. Konjungtivitis bakteri sangat menular, menyebar melalui kontak langsung dengan pasien dan sekresinya atau dengan objek yang terkontaminasi.
Konjungtivitis Viral Jenis konjungtivitis ini adalah akibat infeksi human adenovirus (yang paling sering adalah keratokonjungtivitis epidermika) atau dari penyakit virus sistemik seperti mumps dan mononukleosis. Biasanya disertai dengan pembentukan folikel sehingga disebut juga konjungtivitis folikularis. Mata yang lain biasanya tertular dalam 24-48 jam.
Konjungtivitis Alergi Konjungtivitis alergi biasanya timbul pada musim semi dan panas, dan disebabkan oleh pajanan dengan alergen misalnya polen (serbuk sari). Pasien akan mengeluh rasa tidak enak dan iritasi yang berlebihan. Terbentuk papilla yang dapat dikonjungtiva, dan kornea bias terlibat. Konjungtivitis alergi dapat terjadi bersama dengan reaksi alergi yang lain.
Konjungtivitis Gonore Konjungtivitis hiper akut dengan sekret purulen yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhea. Infeksi gonokokus pada mata pada neonatus (bayi baru lahir) disebabkan oleh infeksi tidak langsung selama keluar melewati jalan lahir pada ibu yang menderita gonore, konjungtivitis yang berat disebut oftalmia neonatorum.
Trachoma Trachoma merupakan konjungtivitis folikular kronik yang disebabkan Chlamydia trachomatis. Masa inkubasi dari trachoma adalah 7 hari (5 – 14 hari). Trachoma dapat mengenai segala umur terutama dewasa muda dan anak-anak, yang akut atau sub akut. Cara penularannya melalui kontak langsung dengan sekret atau alat-alat pribadi.
Manifestasi Klinis Konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak. Produksi air mata berlebihan (epifora). Kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis) seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. Pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagai reaksi nonspesifik peradangan. Pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. Terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). Dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
Gejala Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkan kotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kental dan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkan kotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal, terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: Mata berair Mata terasa nyeri Mata terasa gatal Pandangan kabur Peka terhadap cahaya Terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari
Patofisiologi
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang Konjungtivitis Pemeriksaan fisik memperlihatkan injeksi pembuluh konjungtival bulbar. Pada anak-anak, tanda dan gejala sistemik bisa meliputi sakit tenggorokan dan demam. Monosit merupakan yang utama dalam uji pulasan berwarna pada kerikan konjungtival jika konjungtivitis disebabkan virus. Sel polimorfonuklear (neutrofil) adalah hal utama jika konjungtivitis disebabkan bakteri. Uji kultur dan sensitivitas membantu mengidentifikasi organisme bacterial yang menyebabkan dan mengidentifikasi terapi antibiotic yang tepat.
Penatalaksanaan Apabila etiologinya dicurigai reaksi Staphylococcus atau acne rosasea, diberikan Tetracycline oral 250 mg atau erythromycin 250 mg QID PO, bersama dengan pemberian salep antibiotik topikal seperti bacitracin atau erythromycin sebelum tidur. Metronidazole topikal (Metrogel) diberikan pada kulit TID juga efektif. Karena tetracycline dapat merusak gigi pada anak-anak, sehingga kontraindikasi untuk usia di bawah 10 tahun. Pada kasus ini, diganti dengan doxycycline 100 mg TID atau erythromycin 250 mg QID PO. Terapi dilanjutkan 2 sampai 4 minggu. Pada kasus yang dicurigai, pemeriksaan X-ray dada untuk menyingkirkan tuberkulosis.
Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab Pengobatan spesifik tergantung dari identifikasi penyebab. Konjungtivitis karena bakteri dapat diobati dengan sulfonamide (sulfacetamide 15 %) atau antibiotika (Gentamycine 0,3 %; chlorampenicol 0,5 %). Konjungtivitis karena jamur sangat jarang sedangkan konjungtivitis karena virus pengobatan terutama ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, konjungtivitis karena alergi di obati dengan antihistamin (antazidine 0,5 %, rapazoline 0,05 %) atau kortikosteroid (misalnya dexametazone 0,1 %). Penanganannya dimulai dengan edukasi pasien untuk memperbaiki higiene kelopak mata. Pembersihan kelopak 2 sampai 3 kali sehari dengan artifisial tears dan salep dapat menyegarkan dan mengurangi gejala pada kasus ringan.
Stafilokok dapat menyebabkan blefarokonjungtivitis, genokok menyebabkan perforasi kornea dan endoftalmitis, dan meningokok dapat menyebabkan septikemia atau meningitis.