Sistem Kelistrikan Sumatera PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA Sistem Kelistrikan Sumatera Disampaikan dalam rangka Seminar Energi Alternatif di Di UNIVERSITAS ANDALAS Padang, 2 Mei 2009
JALANI KEHIDUPAN INI DENGAN IKHLAS BIO DATA : Nama : Denden Ruhdani M.K. Tempat/tgl lahir : Cianjur / 24 Mei 1966 Pendidikan : S1 Elektronika ITB Pekerjaan : PT PLN (Persero) LMK, Jakarta, 1994-1996 PT PLN (Persero) UPB Sumbagsel, Palembang, 1996-2003 -PT PLN (Persero) UPB Sumbagteng, Padang, 2003-skrg Moto : JALANI KEHIDUPAN INI DENGAN IKHLAS E-mail : duaden@yahoo.com
Peta Kelistrikan Sumatera Juni 2004: GI Banda Aceh masuk Sumbagut Maret 2004: GI Sigli masuk Sumbagut Mei 2003: GI Bireun masuk Sumbagut Nov 1998: GI Lhokseumawe masuk Sumbagut 1998 awal: GI Langsa dihubungkan ke Sumatera Utara membentuk Sumbagut 14 Agustus 2007: interkoneksi Sumbagut dengan Sumbagselteng Januari 1998: interkoneksi Riau dengan Sumatera Barat 2003: interkoneksi Jambi (3GI) dengan Sumatera Barat-Riau 17 Februari 2005: interkoneksi Jambi Kota (Payoselincah) dengan Sumbagselteng 2 Juli 2004: interkoneksi Sumbar-Riau dengan Sumbagsel membentuk Sumbagselteng 28 Okt 2002: interkoneksi Bengkulu dengan Sumatera Selatan-Lampung membentuk Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel) November 1991: interkoneksi Lampung dengan Sumatera Selatan
Realisasi Konsumsi Energi Wilayah Thn 2008 GWh
Realisasi Produksi Energi Pembangkit Thn 2008 GWh
Fuel Mix Sistem Sumatera Thn 2008 Fuel Mix Subsistem Sumbagselteng Fuel Mix Subsistem Sumbagut Fuel Mix Sistem Sumatera
Aliran Daya Sistem Sumatera 2008 Pada Beban Puncak 3 5 4 7 6 1 NAD SUMUT RIAU JAMBI SUMSEL LAMPUNG BENGKULU SUMBAR 28,9 MW 192,9 MW 1170,49 MW 164 MW 990,8 MW 145,9 MW 229,4 MW 120 MW 295,5 MW 67,1 MW 343,5 MW 161,1 MW 42 MW 226 MW 675,2 MW 241,5 MW 168 MW 73,5 MW 419,2 MW 198 MW 166,8 MW 364,8 MW
Rencana Neraca Daya Sistem Sumbagselteng Tahun 2009 MW Minggu
Rencana Neraca Daya Sistem Sumbagut Tahun 2009 MW Minggu
Kondisi yang menyebabkan STL Sumatera mengalami Defisit Ketidaksiapan unit pembangkit karena pemeliharaan, seperti PLTG Batanghari #1 (29 MW), PLTG Teluk Lembu #2 (16 MW) Daya Mampu Pasok PLTA menurun karena pengaruh variasi musim. Kendala batasan transfer antar subsistem Sumbagsel ke Sumbagteng (hanya dapat 200 MW dari potensi 240 MW) Kendala tegangan kurang di subsistem Sumbar-Riau
Kendala Operasi STL Sumatera Tahun 2009 Perubahan kesiapan pembangkit karena pergeseran jadwal pemeliharaan (perbaikan) pembangkit dan jadwal operasi pembangkit baru akan berdampak pada perubahan komposisi pembebanan pembangkit. Kesulitan pembebanan pembangkit pada LWBP di Subsistem Sumbagselteng terutama pada musim basah, karena pembebanan minimum pembangkit lebih tinggi dari beban sistem. Batas transfer maksimum antar subsistem (SUTT Linggau-Bangko, SUTT Lahat-Bukit Asam). Kendala osilasi pada interkoneksi Sumatera, free acting governor mode unit pembangkit di Sumbagut dan pola operasi transfer daya dengan Inalum. Mampu pasok gas di PLTGU Belawan, PLTG Teluk Lembu menurun. Kendala pengaturan dan pemantauan operasi sistem karena SCADA belum lengkap dan kapasitas media komunikasi terbatas.
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Sistem Sumatera Tahun 2009 s.d. 2018
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Sistem Sumatera Tahun 2009 s.d. 2018 RUPTL merupakan pedoman pengembangan sistem kelistrikan PT PLN (Persero) yang disusun untuk menjelaskan rencana pengembangan sistem di masa mendatang yang menyangkut rencana pengembangan sistem pembangkitan, penyaluran dan distribusi. RUPTL disusun untuk rencana pengembangan sistem tenaga listrik selama 10 tahun mendatang RUPTL secara berkala akan ditinjau kembali setiap tahun untuk disesuaikan dengan perubahan parameter-parameter penting yang menjadi dasar penyusunan rencana pengembangan sistem kelistrikan
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Sistem Sumatera Tahun 2009 s.d. 2018 Tujuan penyusunan RUPTL ini adalah memberikan pedoman dan acuan pengembangan sarana kelistrikan PT PLN (Persero) dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik di wilayah usahanya secara lebih efisien dan lebih baik, sehingga dapat dihindari ketidak-efisienan perusahaan sejak tahap perencanaan.
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) Sistem Sumatera Tahun 2009 s.d. 2018 Isi RUPTL : Kebijakan Umum Pengembangan Sarana Kondisi Sarana Kelistrikan Saat ini Penjualan Tenaga Listrik Kondisi Sistem Pembangkitan, Transmisi, dan Distribusi Susut Jaringan dan Faktor Beban Rencana Penyediaan Tenaga Listrik Kriteria Perencanaan Asumsi dalam Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik Rencana Pengembangan Pembangkit Proyeksi Neraca Energi dan Kebutuhan Bahan Bakar Pengembangan Sistem Penyaluran dan Gardu Induk Pengembangan Sistem Distribusi Kebutuhan Dana Investasi Ketersediaan Energi Primer Sasaran Fuel Mix Potensi Sumber Energi Primer
Neraca Daya Sistem Sumatera Tahun 2009 s.d. 2018 Reserve Margin 30% 37% 40% 65% 66% 61% 54% 57% 43%
Komposisi Energi Primer Pembangkit di Sistem Sumatera Tahun 2009 s. d
Rencana Tambahan Pembangkit Tahun 2009 Sumbagut PLTU Labuhan Angin Unit 2 (115 MW), pada April 2009 PLTG Belawan Tim Task Force (105 MW), pada Oktober 2009 PLTD Sewa Apung Belawan (60 MW), pada Juli 2009 Sumbagselteng PLTG Sewa Keramasan (2x50 MW), pada Juli 2009 Steam Turbine PLTGU Inderalaya (40 MW), pada April 2009 PLTG Sewa Borang (20 MW), pada Oktober 2009
Rencana Pembangunan Gardu Induk Baru Tahun 2009 Gardu Induk Kapasitas Keterangan Muara Bulian 30 MVA April 2009 Bungus Agustus 2009 Blambangan Umpu September 2009 Sukarami Desember 2009 Seputih Banyak
Rencana Pembangunan Transmisi Baru Penambahan Penghantar Tahun 2009 Penambahan Penghantar Sirkit Jarak (kms) Indarung – Bungus 2 35 Muara Bulian – Muara Bungo 1 5 Muara Bulian – Aur Duri Mariana – Borang 18 Sribawono – Seputih Banyak 140 Sukarami pi connection Blambangan Umpu pi connection
PT PLN (PERSERO) PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN SUMATERA Terima Kasih