BREAK EVEN POINT Kelompok 5 Bernard C Eva Astriana Wittya Aprodhita Kusumo
Pengertian Break Even Point Menurut Purba (2002) Titik impas (break even) berlandaskan pada pernyataan sedarhana, berapa besarnya unit produksi yang harus dijual untuk menutupi seluruh biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan produk tersebut. Menurut PS. Djarwanto (2002) Break even point adalah suatu keadaan impas yaitu apabila telah disusun perhitungan laba dan rugi suatu periode tertentu, perusahaan tersebut tidak mendapat keuntungan dan sebaliknya tidak menderita kerugian.
Menurut Harahap (2004) Break even point berarti suatu keadaan dimana perusahaan tidak mengalami laba dan juga tidak mengalami rugi artinya seluruh biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan produksi ini dapat ditutupi oleh penghasilan penjualan. Total biaya (biaya tetap dan biaya variabel) sama dengan total penjualan sehingga tidak ada laba tidak ada rugi. Menurut Garrison dan Noreen (2004) Break even point adalah tingkat penjualan yang diperlukan untuk menutupi semua biaya operasional, dimana break even tersebut laba sebelum bunga dan pajak sama dengan nol (0).
Untuk mencapai laba yang semaksimal mungkin dapat dilakukan dengan tiga langkah sebagai berikut, yaitu : Menekan biaya produksi maupun biaya operasional serendah-rendahnya dengan mempertahankan tingkat harga, kualitas dan kunatitas. Menentukan harga dengan sedemikian rupa sesuai dengan laba yang dikehendaki. Meningkatkan volume kegitan semaksimal mungkin.
Arti penting analisis break even point bagi manejer perusahaan Guna menetapkan jumlah minimal yang harus diproduksi agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Penetapan jumlah penjualan yang harus dicapai untuk mendapatkan laba tertentu. Penetapan seberapa jauhkan menurunnya penjualan bisa ditolerir agar perusahaan tidak menderita rugi.
Tujuan analisis Break Even Point Penggunaan analisis BEP memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, yaitu : Mendesain spesifikasi produk Menentukan harga jual persatuan Menentukan jumlah produksi atau penjualan minimal agar tidak mengalami kerugian. Memaksimalkan jumlah produksi Merencanakan laba yang diinginkan
Kegunaan analisis Break even Point Analisa break even point sangat penting bagi pimpinan perusahaan untuk mengetahui pada tingkat produksi berapa jumlah biaya akan sama dengan jumlah penjualan atau dengan kata lain dengan mengetahui break even point kita akan mengetahui hubungan antara penjualan, produksi, harga jual, biaya, rugi atau laba, sehingga memudahkan bagi pimpinan untuk mengambil kebijaksanaan
Asumsi Analisis Break Even Point : Biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan dapat dikelompokan dalam biaya variabel dan biaya tetap. Besarnya biaya variabel secara total berubah-ubah secara proporsional dengan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya variabel per unitnya adalah tetap. Besarnya biaya tetap secara total tidak berubah meskipun ada perubahan volume produksi atau penjualan. Ini berarti bahwa biaya tetap per unitnya berubah-ubah karena adanya perubahan volumekegiatan. Jumlah unit produk yang terjual sama dengan jumlah per unit produk yang diproduksi. Harga jual produk per unit tidak berubah dalam periode tertentu. Perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk, apabila lebih dari satu jenis komposisi masing-masing jenis produk dianggap konstan (tetap).
Analisa break even point juga dapat digunakan oleh pihak manejemen perusahaan Jumlah minimal produk yang harus terjual agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Jumlah penjualan yang harus dipertahankan agar perusahaan tidak mengalami kerugian. Besarnya penyimpanan penjualan berupa penurunan volume yang terjual agar perusahaan tidak menderita kerugian. Untuk mengetahui efek perubahan harga jual, biaya maupun volume penjualan terhadap laba yang diperoleh.
Break even point juga dapat digunakan dengan dalam tiga cara terpisah Menganalisa program otomatisasi dimana suatu perusahaan akan beroperasi secara lebih mekanis dan otomatis dan mengganti biaya variabel dengan biaya tetap. Menelaah impak dari perluasan tingkat operasi secara umum. Untuk membuat keputusan tentang produk baru yang harus dicapai jika perusahaan menginginkan break even point dalam suatu proyek yang diusulkan.
Hubungan antara penjualan biaya dan laba. Dalam analisa laporan keuangan kita dapat menggunakan rumus break even point untuk mengetahui : Hubungan antara penjualan biaya dan laba. Untuk mengetahui struktur biaya tetap dan biaya variabel. Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menekan biaya dan batas dimana perusahaan tidak mengalami laba dan rugi. Untuk mengetahui hubungan antara cost, volume, harga dan laba.
Analisis BEP juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu : perlu asumsi, terutama mengenai hubungan antara biaya dengan pendapatan bersifat statis, artinya analisis ini hanya digunakan pada titik tertentu, bukan pada suatu periode tertentu. tidak digunakan untuk mengambil keputusan akhir, analisis BEP hanya baik digunakan jika ada penentuan kegiatan lanjutan yang dapat dilakukan. tidak menyediakan pengujian aliran kas yang baik, artinya jika aliran kas telah ditentukan melebihi aliran kas yang harus dikeluarkan, proyek dapat diterima dan hal-hal lainnya dianggap sama. kurang memperhatikan resiko-resiko yang terjadi selama masa penjualan, misalnya kenaikan harga bahan baku.
Asumsi-asumsi dan keterbatasan analisis BEP adalah sebagai berikut : 1. Biaya 2. Biaya Tetap (Fixed Cost) 3. Biaya variabel (Variable Cost) 4. Harga Jual 5. Tidak ada perubahan harga Jual
Cara Penghitungan Break Even Point dengan rumus Matematik analisis titik BEP dalam unit BEP = FC P-VC keterangan : BEP = Break Even Point FC = Fixed Cost VC = Variabel Cost P = Price per unit S = sales volume
Analisis titik BEP dalam rupiah BEP = FC s 1 -VC s
P (000) TC 300 BEP 150 P Q (000) 60
BEP dengan Perubahan Pengaruh Perubahan Penjualan Campuran Pengaruh Perubahan Harga Jual per Unit Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Tetap Pengaruh Perubahan Jumlah Biaya Variabel
Hubungan BEP dengan bahasan kel lain. Tujuan analisis break event point dalam mendesain spesifikasi produk. Pengaruh desain produk dan jasa sangat penting karena desain merupakan faktor yang tidak mungkin dapat terlewatkan dan tak terpisahkan dari sebuah bisnis/perusahaan dalam rangka menghasilkan produk maupun jasa.