Drug therapy monitoring

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
DASAR DIETETIK untuk pasieN
Advertisements

Metode Penyelesaian Masalah dalam Farmasi Klinik
H E A R T F A I L U R E. My Heart………………… Heart Failure : tjd apabila cardiac output tdk mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolisme tubuh, walaupun.
PENGANTAR ANTI MIKROBA
Asam Urat (Gout)
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
DRUG RELATED PROBLEM YENI FARIDA S.FARM., APT.
KESEHATAN TENTANG DIARE.
UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA
Wawancara riwayat pengobatan
SELF ASSESSMENT PEMBERIAN ANTIBIOTIK
Metode pemecahan masalah farmasi klinik
DK poli 4 Kelompok D. Keluhan utama Nyeri dan kaku pada jari jari tangan sejak 2 minggu lalu. Atau hipertensi tidak terkontrol sejak 5 tahun lalu.
Pemberian intravena berulang
PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
SISTEM GANGGUAN JANTUNG DAN PEREDARAN DARAH ROSIDA.
Menghitung Tetesan Infus
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Metode Pemecahan Masalah Farmasi Klinik
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
Deteksi Dini Kehamilan, Komplikasi dan Penyakit Masa Kehamilan.
Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Interpretasi data klinik
Oleh sri lestari.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NEONATUS BAYI DAN BALITA DENGAN PENYAKIT GINJAL YANG DIDERITA IBU SELAMA KEHAMILAN OLEH KELOMPOK 11: DEWI WIJAYA GULO ILUSI CERIA.
Kenali 3P Gejala Diabetes
Erna Prasetyaningrum,M.Sc.,Apt
Pemantauan Terapi Obat (Drug Therapy Monitoring)
PROPOSAL SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG DIABETES MELLITUS DAN PERILAKU PENGENDALIAN KADAR GULA DARAH PADA KOMUNITAS DIABETES MELLITUS PRODIA GADING.
RIWAYAT ALAMI PENYAKIT &
GIZI PADA LANSIA Oleh : SILVIA MELINI
Agung Dwi Cahyo Anif Nur A Arina Dwi S Devi Aulia FR Hidayah Nisa Asri Ati MDR TBC FARMAKOLOGI.
ASUHAN NIFAS Kelompok 3 ARUM RAHAYU ENOK SITI KHODIJAH MAUDY MUAMALAH
Metode pemecahan masalah farmasi klinik
HIPERGLIKEMIA.
Pharmaceutical Care pada Penyakit Infeksi
HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN PENGGUNAAN
DIABETES MELLITUS “The Best Prescription is Knowledge"
Kasus 1 STROKE CASE Nuzul Kurnia Farmasi B.
Assalamualaikum Kelompok 7 Ika Apriani Riza Sativa
Sembuh dengan gejala sisa Belum sembuh
KELOMPOK 2 ( PENYAKIT KARDIOVASKULAR )
Cakupan Ilmu Toksikologi
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
18 DIABETES DAN ALERGI KULIT SEMBUH OLEH BIOSPRAY
PENILAIAN PENDERITA.
DIABETES MELLITUS DYAH UMIYARNI P, SKM, M.Si.
Obat Darurat yang Dapat Digunakan
PENATALAKSANAAN DISLIPIDEMIA
PENGGUNAAN OBAT RASIONAL
Nama: Franciska Danik Sandrayanti NPM:
KEDARURATAN SUHU DAN KERACUNAN.
INTRODUCTION FARMASI KLINIK
GANGGUAN KESADARAN (PERUBAHAN STATUS MENTAL)
KETRAMPILAN FARMASI KLINIK
INTERAKSI OBAT ANTIDIABETIK OLEH KELOMPOK 3 RABIATUL MUSFIRAH JOHAN WIDYA SUMARNI ULFA YULIANINGSIH FENTY.
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
INFORMASI DASAR TBC UPT PUSKESMAS NGAWI. Penyebab Sakit TBC Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium Tuberkulosis.
Chairanisa Anwar, SST., MKM
Hipertensi Geriatrik. Definisi Hipertensi didefinsikan sebagai kenaikan tekanan darah arterial. Pasien dengan nilai diastolic blood presure (DBP) 140.
TATALAKSANA DIET PADA PASIEN PERIOPERATIF
Apakah Diabetes itu ? Diabetes merupakan keadaan yang timbul karena ketidakmampuan tubuh mengolah karbohidrat/glukosa akibat kurangnya jumlah insulin.
AGD DINKES Prov. DKI JAKARTA. S H O C K merupakan kondisi mengancam jiwa yang terjadi saat tubuh tidak mendapatkan aliran darah yang adekuat Kumpulan.
Hepatitis Teresa Ejahdan. HATI Dimana letak Hati?
Transcript presentasi:

Drug therapy monitoring PEMANTAUAN TERAPI Drug therapy monitoring

Merupakan starting point pelayanan farmasi klinik Tujuan: Untuk memastikan bahwa pasien mendapat obat yang paling sesuai, dalam bentuk dan dosis yang tepat, di mana waktu pemberian dan lamanya terapi dapat dioptimalkan, dan DRP diminimalkan

Mengapa perlu ? Sbg bhn pertimbangan untuk penyusunan DRP Sbg bahan pertimbangan untuk drug product selection Sbg bhn pertimbangan untuk rekomendasi terapi Bagian dari pharmaceutical care, responsibilitas farmasis

Perolehan dan analisis data Identifikasi problem dan prioritisasi Monitoring pasien Perolehan dan analisis data Identifikasi problem dan prioritisasi Rencana terapetik Patient-focused care cycle Pemantauan adalah proses yang dinamis dan terorganisasi dan merupakan never-ending cycle

Tahap proses pemantauan terapi Tetapkan tujuan terapi (untuk semua terapi yang dilakukan) Tahap 2 Tentukan parameter monitoring yang spesifik terhadap pasien atau spesifik terhadap obat Tahap 3 Integrasikan semua rencana monitoring Tahap 4 Ambil data Tahap 5 Lakukan penilaian ttg respon pasien thd obat

Apa saja yang harus dipantau ? KETEPATAN PEMBERIAN OBAT mengecek apakah penulisan “medication order” sesuai dengan kebijaksanaan yang ada mendeteksi apakah ada obat-obat yang dapat menimbulkan reaksi alergi pada penderita memastikan apakah obat-obat yang diberikan sudah sesuai berdasarkan pertimbangan: keadaan penderita (status penyakit, kehamilan, neonatus, pediatrik, geriatrik), dosis, signa, durasi, waktu pemberian, rute pemberian, bentuk sediaan mengecek apakah ada duplikasi pemberian obat, memastikan apakah semua obat telah diberikan sesuai dengan waktu pemberian dan tidak ada yang terlewat

lanjutan EFEKTIFITAS TERAPI dapat dilihat dari parameter klinik yang sesuai dengan tujuan terapi ADR (adverse drug reaction) INTERAKSI OBAT TOKSISITAS KEPATUHAN

Bagaimana caranya ? Pengamatan kondisi klinik pasien (fatigue, jaundice, pucat) Pengamatan vital sign (BP, nadi, RR, T) Pengamatan parameter laboratorium Pengamatan waktu & cara pemberian obat Komunikasi dengan pasien

Apa parameter untuk monitoring ? Berbeda setiap penyakit Berbeda setiap obat Dipengaruhi ada-tidaknya penyakit penyerta (gagal ginjal, gangguan fungsi hati) Dipengaruhi tujuan penggunaan obat, cth: monitoring Captopril untuk DM nephropathy berbeda dg Captopril sbg antihipertensi

Contoh : Parameter monitoring pada penggunaan ANTIBIOTIKA 1. Efektivitas Terapi: Vital sign: temp, nadi, RR + BP (sepsis) Kondisi klinik: lemah, tanda peradangan Parameter lab: leukosit 2. ADR: A. Penicillin, cefalosporin: rash, anaphylaxis, urticaria, LFT (Dicloxacillin) B. Chloramphenicol: Hb, leukosit, thrombosit. C. Quinolon: rash, gangguan GIT D. Erythromycin: gangguan GIT, fungsi dengar E. Aminoglikosida: fungsi ginjal, fungsi dengar F. Anti TBC: LFT, mual

lanjutan 3. Interaksi: Quinolon+ antasida, antibiotika+makanan 4. Pemberian obat: cek interval waktu pemberian, cara pemberian, 5. Gagal ginjal: cek apakah perlu penyesuaian dosis? 6. Gangguan fungsi hati: cek apakah perlu penyesuaian dosis?

Cara lain ? Gunakan The Four-Square Method Subyektif – terapetik Obyektif terapetik Subyektif – toksik Obyektif – toksik Subyektif – terapetik : data subyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Obyektif – terapetik : data obyektif yang digunakan untuk menilai keberhasilan terapi Subyektif – toksik : data subyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik Obyektif – Toksik : data obyektif yang digunakan untuk menilai bahwa terapi tidak efektif atau bahkan berbahaya/toksik

Subyektif – terapetik Luka cepat sembuh Tidak lemas, lemah, pusing Tidak ada udem Tidak polifagi, polidipsi, poliuri Obyektif terapetik Tensi normal (< 130) Gula darah normal (GDP 70-110) HBA1c < 7 Klirens kreatinin normal Subyektif – toksik -pasien masih lemah, -masih polifagi, dll - Masih udem Obyektif – toksik

Kasus: Penderita gagal jantung mendapat pengobatan dengan : digoksin 0.25 mg/hari, furosemid 40 mg sehari, captopril 25 mg 3 x sehari, KCl 8mEq 3 x sehari Bagaimana monitoring penggunaan KCl dengan metode tersebut ?

Contoh: rencana monitoring KCl Subyektif – terapetik Tidak ada Obyektif terapetik Serum level K 3,5 – 5 mEq/L Subyektif – toksik Mual-muntah Diare Bad taste Abdominal discomfort Lesu, lelah, lemah Kram otot Palpitasi Obyektif – toksik Serum K < 3,5 mEq/L Flattened, wide P wave Widened Q-R-S complex Peaked T waves Flattened or inverted T waves U waves

Lakukan juga terhadap obat lain: captopril, digoksin, dan furosemid Lalu integrasikan rencana monitoring subyektif maupun obyektif

Parameter monitoring subyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi Subyektif terapetik Umum: baju longgar, bisa idur dengan bantal lebih sedikit Pulmonar: ↓SOB dan DOE, ↑ toleransi OR, ↓batuk Anggota badan : ↓bengkak kaki Subyektif toksik Umum: baju sempit, masalah tidur, lemah, lesu, disorientasi, bingung, pusing Penglihatan: ada halo disekitar lampu, kunang2 Pulmonar: ↑SOB dan DOE, ↓ toleransi OR, batuk ↑ Kardiak: palpitasi GI : mulut kering, haus, nafsu makan ↓, mual, muntah, diare Anggota badan: kaki bengkak, kram otot Kulit : gatal, merah-merah

Parameter monitoring obyektif untuk digoksin, furosemid, captopril, dan KCl yang terintegrasi Obyektif terapetik BB turun CXR: ukuran jantung ↓, udem ↓ Fraksi yang dapat diejeksikan ↑ ECG: R-wave membaik, S-R normal, inversi T-wave ↓ Labs: serum K 3.5 – 5 mEq/L Obyektif toksik BB naik CXR: ukuran jantung ↑, udem ↑ Fraksi yang dapat diejeksikan↓ ECG: tidak normal Serum digoksin > 2 ng/ml Vital: denyut jantung ↓,TD↓, suhu ↑ Lab: K serum ↑, glukosa serum ↑, asam urat ↑, BUN ↑, kreatinin ↑, eosinofilia, proteinuria

Guidelines for Altering Drug Therapy Jika regimen obat tidak efektif, lakukan perubahan terapi jika: Pasien sudah menerima trial obat secara adekuat pasien sudah mendapat dosis yang cukup pasien patuh terhadap regimen yang direkomendasikan Jika regimen menyebabkan efek samping yang mengancam jiwa  hentikan penggunaan obat tersebut Jika pasien bakal tidak patuh terhadap pengobatan karena efek samping yang tidak bisa diterima  hentikan obat Jika pasien mengalami efek samping yang tidak mengancam jiwa dan ingin melanjutkan pengobatan, minimalkan efek samping dengan melakukan perubahan pada dosis atau waktu pemberian obat