Ma’rifatul Insan Kompetensi Dasar : Mengetahui asal usul manusia Memahami hakikat manusia Mengetahui peran dan tujuan manusia diciptakan
Pokok Bahasan : Asal-usul Manusia Hakikat Manusia Peran Manusia Tazkiyatun Nafs
Asal-usul manusia Surat Al-Baqarah: 30 “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat :”sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi. “Mereka berkata: Mengapa engkau hendak menjadikan seorang khalifah di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau? “Tuhan berfirman:”Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
HAKIKAT MANUSIA Mukarram (Makhluk yang dimuliakan) Mukallaf (Makhluk yang dibebankan tugas) Mujzi (Makhluk yang mendapatkan balasan atas amalannya)
Peran manusia IBADAH Adz-dzariyat:56 KHALIFAH Al-Baqarah :30
TAZKIYATUN NAFS Tazkiyah secara etimologis punya dua makna yaitu Penyucian dan pertumbuhan. Secara Istilah, Zakatun-nafsi artinya penyucian (tathahhur) jiwa dari segala penyakit dan cacat, merealisasikan {tahaqquq) berbagai maqam padanya, dan menjadikan asma' dan shifat sebagai akhlaqnya (takhalluq).
Syamarah (buah) dari tazkiyatun nafs akan tampak dalam perilaku seseorang diantaranya yaitu: 1. Selalu Bersyukur Mensyukuri nikmat Allah yang diberikan kepada seseorang adalah perbuatan mulia, tetapi banyak diantara orang sulit melaksanakannya karena melupakan nilai nikmat yang sangat besar telah diberikan oleh Allah SWT, kecuali orang-orang yang selalu mengadakan tazkiyatun nafs terhadap dirinya sendiri. 2. Bersabar "Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS.2:153). 3. Pemaaf Konsekuensi tertanamnya tazkiyatun nafs, juga dapat melahirkan orang-orang yang mampu menahan amarah dan membentuk perilaku pemaaf. Karena dalam udara penuh emosional sulit orang mampu mewujudkan jiwa yang suka memaafkan terhadap kesalahan pihak lain. Sesungguhnya menurut pandangan Islam nilai pemaaf merupakan hasil penataan dari keimanan seseorang. Oleh karenanya Allah SWT mengabadikan dalam Al-Quran: "...dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (QS.3:134).
Lanjutan 4. Ar-Rahim Bentuk Ar-Rahim (kasih sayang) Allah SWT diciptakan agar dijadikan landasan hidup setiap orang, sehingga terwujudnya masyarakat yang penuh damai. 5. Al-Amin Salah satu akhlak yang menonjol dalam perilaku Rasulullah SAW adalah Al-Amin (terpercaya), yang harus menjadi petunjuk oleh setiap umat Islam. Karena faktor kepercayaan akan mampu menciptakan kondisi yang mendekatkan perilaku kebajikan dalam operasionalitas hidupnya. 6. Al-Falah Puncak tazkiyatun nafsi yang sebelumnya telah melakukan aktivitas syukur hingga al-amin sebagai syamarah (buahnya) adalah alfalah (kemenangan). Al-Falah yang diraihnya bukan hadir tanpa melalui proses tadhiyah untuk meraihnya. Ketaatan/tsiqah kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW menyertainya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan RasulNya dan takut kepada Allah dan bertaqwa kepadaNya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan." (QS.24:52). Kemenangan yang dijanjikan Allah SWT sekaligus sebagai cambuk untuk berada serta mampu mempertahankan nilai ketaqwaan sampai akhir zaman.