TEORI KETAKPASTIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR DEPARTEMEN FISIKA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BAB I BESARAN DAN SATUAN
Advertisements

SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Kab.Kuantan Singingi
Pertemuan Pertama PENGUKURAN.
MENYATAKAN HASIL PENGUKURAN
BESARAN DAN PENGUKURAN
BESARAN DAN PENGUKURAN
Pengukuran Dan Angka Penting
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
ALAT-ALAT UKUR dan PENGUKURAN
Besaran Fisika dan Satuannya
SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Kab.Kuantan Singingi
Alat Ukur Linier Langsung
? Pengukuran A a itu. ? Pengukuran A a itu.
Besaran, Satuan dan Pengukuran
BESARAN DAN SATUAN ( QUANTITY And UNIT) PHISIC’S TEACHING TEAM.
BESARAN DAN SATUAN By triyanti ms.
ULANGAN HARIAN FISIKA KELAS X
METODE NUMERIK „Hampiran dan Galat”
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING OLEH: PARA MITTA P, M.Pd
SMA Negeri 1 Teluk Kuantan Kab.Kuantan Singingi
FISIKA DAN PENGUKURAN Ilmu Fisika bertujuan untuk memberi pemahaman terhadap kejadian alam dengan mengembangkan teori yang didasarkan pada eksperimen.
ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS VII
BESARAN FISIKA DAN PENGUKURAN
FISIKA DASAR MFS SKS.
MENGUKUR DENGAN ALAT UKUR MEKANIK PRESISI
ALAT UKUR OLEH LISTIA FIDIA NIM : LOADING.
BESARAN dan PENGUKURAN
1.
Angka Penting.
BESARAN DAN SATUAN Nur Eko Sucahyono.
Besaran Dan Satuan Fisika Kelas X Semester 1. Besaran Dan Satuan Fisika Kelas X Semester 1.
MODUL PRAKTIKUM FISIKA DASAR
Besaran dan Satuan.
PENGUKURAN KOMPETENSI VIDIO DAN DASAR DAN GAMBAR INTI LATIHAN SOAL
PENGUKURAN.
MATERI-1 PENGANTAR METODE PENGUKURAN FISIKA (Sunarta; Drs., M.S.)
BAB 1 Besaran, Satuan, dan Pengukuran Standar Kompetensi
BESARAN ,SATUAN DAN DEMENSI
Pujianti Donuata, S.Pd M.Si
PENGUKURAN DAN ANGKA PENTING
BESARAN POKOK DAN BESARAN TURUNAN
Jangka Sorong judul Jangka sorong adalah alat ukur yang memiliki tingkat ketelitian sampai dengan 0,1 mm atau 0,01 cm. Jangka sorong digunakan untuk mengukur.
Oleh : Nikmah.
Apa itu fisika ??? Fisika berasal dari bahasa Yunani yang berarti “alam”. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sifat dan gejala pada benda-benda.
MEDIA PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : IPA – Fisika
BESARAN FISIKA & SISTEM SATUAN
BESARAN PENGUKURAN VEKTOR.
Pengenalan Alat dan Bahan Oleh : M. Barkah Salim, M. Pd. Si.
Standar Kompetensi : Memecahkan masalah berkaitan
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN LISTRIK
BAHAN AJAR FISIKA.
Besaran & Satuan Besaran
ANALISIS KURIKULUM Kelompok 4
ANGKA PENTING.
PENDAHULUAN.
Instrumentasi dan Pengukuran
BESARAN DAN SISTEM SATUAN
Keterangan gambar : klik disini Keterangan gambar : klik disini 1. Landasan 2. Benda Tipis 4. Nonius 3. Sumbu6. Racet 5. Hulu MIKROMETER SEKRUP.
PENGUKURAN OLEH MARDIANA. Menerapkan prinsip-prinsip pengukuran besaran fisis, ketepatan, ketelitian, dan angka penting, serta notasi ilmiah KOMPETENSI.
METODE NUMERIK „Pendekatan dan Analisa Kesalahan”
BESARAN ,SATUAN DAN DEMENSI
MATA KULIAH: METODE NUMERIK
Mistar geser dengan tingkat ketelitian 1/128 inci
ANALISIS DATA PENGAMATAN 1.Nurul Faela Shufa( ) 2.Ditya Septiana( ) Kelompok 2 : ALAT UKUR ROMBEL 01 JURUSAN FISIKA PRODI PENDIDIKAN.
JANGKA SORONG DAN MIKROMETER Jhon Gustapa Siregar, S.Pd.
BESARAN FISIKA DAN SISTEM SATUAN BUKU RUJUKAN  David Halliday & Robert Resnick (Pantur Silaban Ph.D & Drs. Erwin Sucipto). (1989).FISIKA, Erlangga-Jakarta.
METROLOGI TEKNIK MESIN POLINEMA ETIK PUSPITASARI,ST.,MT.
BIOMEKANIKA BAB 1 Mata Kuliah: Fisika Keperawatan Bagian 1.
Psb-psma Ikhlas berbagi rela memberi REFERENSI LATIHAN MATERI PENYUSUN INDIKATOR SK / KD UJI KOMPETENSI BERANDA SELESAI.
CREATED BY: AHMAD MULKANI, S.Pd
Transcript presentasi:

TEORI KETAKPASTIAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

Kesalahan Tertentu Kesalahan Taktentu Kesalahan Pengukuran kesalahan sistematik (systematic error). Contoh: kalibrasi, alat, pengamat, dan keadaan fisik. kesalahan acak atau random (random error). Contoh: ialah gerak Brown molekul udara, fluktuasi tegangan jaringan listrik, landasan bergetar, bising, dan latar belakang (background) radiasi.

Pengukuran yang dilakukan hanya sekali. Hasil Pengukuran Pengukuran Tunggal Pengukuran Berulang Pengukuran yang dilakukan hanya sekali. Hasil pengukuran dilaporkan sebagai : ( x ± ∆x ) Pengukuran yang dilakukanbeberapa kali. Hasilpengukurandilaporkansebagai : 𝑥= 𝑋 ±∆𝑥 dengan, 𝑋 = 𝑥 𝑖 𝑛 dan ∆𝑥= 𝑥 𝑖 2 −𝑛 𝑥 2 (𝑛−1)

l x1 (cm) x12 (cm2) 1 10.1 102.01 2 10.2 104.04 3 10.0 100.00 4 9.8 96.04 5 6 7 8 9 10 N=10 ∑x1 = 100.0 ∑x12 = 1000.14

Dilaporkansebagai: 𝑦=( 𝑦 ±∆𝑦) ∆𝑦 = 𝑦− 𝑦 = ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 Misal: 𝑦=𝑓 𝑥 =𝑓 𝑥 ±∆𝑥 Dilaporkansebagai: 𝑦=( 𝑦 ±∆𝑦) ∆𝑦 = 𝑦− 𝑦 = ± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 ∆xmerupakanskalaterkeciluntukpengukurantunggaldansimpanganbakuuntukpengukuranberulang. KETAKPAS-TIAN PADA SUATU FUNGSI Ketakpastian Pada Fungsi Satu Variabel Ketakpastian pada fungsi dua variabel

KETAKPAS-TIAN PADA SUATU FUNGSI x dan y pengukuran tunggal Ketakpastian Pada Fungsi Satu Variabel Ketakpastian pada fungsi dua variabel x dan y pengukuran tunggal x dan y pengukuran berulang x dan y pengukuran bervariasi

Contoh : Y= aXn, dengann = bilanganbulat (fungsipangkat), ataupecahan. dy/dx = n a xn-1 menurut: ∆𝑦 =± 𝑑𝑓 𝑑𝑥 𝑥 ∆𝑥 𝑚𝑎𝑘𝑎 ∆𝑦= 𝑛 𝑎 𝑥 𝑛−1 ∆𝑥

=𝑧 𝑥,𝑦 ± 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝑦 ∆𝑦 + … x dan y pengukuran tunggal x dan y pengukuran berulang x dan y pengukuran bervariasi Untukxdanymasing-masingsebagaihasilpengukurantunggal (nilaiskalaterkecil) : 𝑧=𝑧 𝑥,𝑦 =𝑧 𝑥 ±∆𝑥 , 𝑦 ±∆𝑦 =𝑧 𝑥,𝑦 ± 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝑦 ∆𝑦 + … ∆𝑧=± 𝜕𝑧 𝜕𝑥 𝑥 ∆𝑥 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 𝑦 ∆𝑦 Dilaporkansebagai: z= 𝑍 ±∆𝑧

  <g> = 4.(3,14)2 (25,0) (1,00)-2 = 986,96 cm s-2

Nilai x dan y masing-masingsebagaihasilpengukuranberulang. x dan y pengukuran tunggal x dan y pengukuran berulang x dan y pengukuran bervariasi Nilai x dan y masing-masingsebagaihasilpengukuranberulang. Maka, masing-masingmemilikisimpanganbaku 𝑆 𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝑆 𝑦 Dilaporkan sebagai: z= 𝑍 ±∆𝑧 𝑧=𝑧 𝑥,𝑦 ∆𝑧= 𝑆 𝑧 2 = 𝜕𝑧 𝜕𝑥 2 𝑥 , 𝑦 𝑆 𝑥 2 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 2 𝑥 , 𝑦 𝑆 𝑦 2

Contohsoal : Percepatangravitasisuatutempatakanditentukandenganmenggunakanpercobaanbandulmatematik. Duapuluh kali pengukuranperiodebandulmenghasilkanniali rata-rata periode 𝑇 =1,00 𝑠 = 1,00 s, dengansimpanganbaku 0,02 s, sedangsepuluh kali pengukuranpanjangbandulmenghasilkan 𝐿 =25,00𝑐𝑚dengansimpanganbaku 0,03 cm. tentukang dan ∆g Percepatangravitasi : g = 4π2LT-2 Jawab :

Dilaporkansebagai: z= 𝑍 ±∆𝑧 𝑧=𝑧 𝑥,𝑦 x dan y pengukuran tunggal x dan y pengukuran berulang x dan y pengukuran bervariasi Nilaix dan y yang bervariasi, satuvariabelhasilpengukuranberulangdan yang lain hasilpengukurantunggal Dilaporkansebagai: z= 𝑍 ±∆𝑧 𝑧=𝑧 𝑥,𝑦 ∆𝑧= 𝜕𝑧 𝜕𝑥 2 𝑥 , 𝑦 (∆𝑥) 2 + 𝜕𝑧 𝜕𝑦 2 𝑥 , 𝑦 𝑆 2 𝑦

mistar 1 2 cm least count = 1 mm p = 0,5 mm

jangka sorong

20 sn = 1 mm 1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm least count = 0,05 mm 1 2 cm 3 4 Skala utama 5 10 15 Skala nonius 20 sn = 1 mm 1 sn = 1/20 mm = 0,05 mm least count = 0,05 mm p = 0,025 mm

p = su + (sn x least count) Cara membaca hasil pengukuran : 1 2 cm 3 4 Skala utama benda 5 10 15 Skala nonius su = 10 mm sn = 8 p = su + (sn x least count) p = 10 mm + (8 x 0,05 mm) = 10,40 mm

Mikrometer skrup

least count = 0,01 mm p = 0,005 mm 50 sp = 0,5 mm 1 2 cm Skala utama 45 5 Skala putar 50 sp = 0,5 mm 1 sp = 1/100 mm = 0,01 mm least count = 0,01 mm p = 0,005 mm

p = su + (sp x least count) p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm 1 cm Skala utama 40 35 45 Skala putar Cara membaca hasil pengukuran : benda su = 10 mm sp = 41 p = su + (sp x least count) p = 10 mm + (41 x 0,01 mm) = 10,41 mm

Hasil pengukuran : mistar : diragukan diragukan pasti jangka sorong : 3 angka penting 3 angka penting diragukan diragukan pasti jangka sorong : 5 angka penting diragukan pasti mikrometer skrup : diragukan pasti 5 angka penting