Welcome in Our Presentation
Pemikiran Filsafat Ibnu Sina
Biografi Ibnu sina Nama asli Ibnu Sina ialah Abu Ali Husain Bin Abdullah bin Al-Hasan bin Ali bin Sina. Ibnu Sina dilahirkan pada tahun 370 H (980 M) di sebuah kampung yang bernama Afsyinah (negeri kecil dekat Charmitan), suatu tempat dekat Bukhara. Sejak kecil Ibnu Sina telah dikenal sebagai anak yang memiliki ingatan yang sangat kuat dan menakjubkan. Belum sampai sepuluh tahun Ibnu Sina telah menghafal Al-Qur’an seluruhnya. Selain terkenal dengan ilmu perobatan, Ibnu Sina pun dikenal sebagai ahli filsafat Islam yang terkenal.
Pemikiran Filsafat Ibnu Sina Filsafat Jiwa Filsafat Wujud Filsafat al-Faydh (emanasi) Filsafat Wahyu dan Nabi Konsep tentang Tuhan
Filsafat Jiwa Pemikiran filsafat Ibnu Sina dapat diketahui dengan menelusuri konsep kejiwaan yang ia miliki .Ibnu Sina berpendapat bahwa jiwa manusia merupakan satu unit yang tersendiri dan mempunyai wujud terlepas dari badan. Bagi Ibnu Sina sifat wujudlah yang terpenting dan yang mempunyai kedudukan diatas segala sifat lain, walaupun essensi sendiri. Essensi, dalam faham Ibnu Sina terdapat dalam akal, sedang wujud terdapat di luar akal.
Filsafat Wujud
Filsafat al-faydh (emanasi) Sebagaimana al-Farabi, Ibnu Sina juga menganut teori al-Faydh (emanasi). Bagi Ibnu Sina, Tuhan sebagai akal murni memancarkan akal pertama dan dari akal pertama memancar akal kedua dan langit pertama, demikian seterusnya sehingga tercapai akal kesepuluh dan bumi. Dari akal kesepuluh memancar segala apa yang terdapat di bumi yang berada di bawah bulan. Akal pertama adalah Malaikat tertinggi dan akal kesepuluh adalah Jibril.
Konsep Tuhan Ibnu Sina, perihal argumen ketuhanannya menyampaikan sebagaimana berikut, “Sesungguhnya sebab (‘illah) atas tidak ada (‘adam)- nya sesuatu adalah sebab ketiadaan atas ada-(wujud)-nya itu. Sedangkan sebab adanya sesuatu adalah perihal yang mewajibkan daripadanya wujud.” Di sini Ibnu Sina mengawali pendapatnya dengan sebuah kelaziman betapa setiap wujud wajiblah daripadanya sebab (‘illah) yang menjadikan wujud itu ‘wujud’ (ada).
Telaah kritis Terhadap Filsafat Ibnu Sina Beberapa alim ulama mengkritisi beberapa pendapat Ibnu Sina, Menurut Al-Ghazali di dalam buku – buku filsafatnya dia menyatakan bahwa manusia mempunyai identitas esensial yang tetap tidak berubah – ubah yaitu al-Nafs atau jiwanya. Adapun yang dimaksud tentang al- Nafs adalah “substansi yang berdiri sendiri yang tidak bertempat”.Serta merupakan “tempat bersemayam pengetahuan – pengetahuan intelektual (al-ma’qulat) yang berasal dari alam al-malakut atau al-amr. Hal ini menunjukkan bahwa esensi manusia bukan fisiknya dan bukan fungsi fisiknya.
Al-Ghazali dengan tulisannya Tahafut al Falasifah (kekacauan para Filosof). Ringkasnya, Filsafat Aristoteles seperti yang disebarluaskan oleh penerjemah – penerjemah dan komentator – komentator karyanya (pengikutnya) khususnya al-Farabi dan Ibnu Sina terbagi ke dalam 3 kelompok Filsafat – filsafatnya yang harus dipandang kufur. Filsafat – filsafatnya yang menurut Islam adalah bid’ah. Filsafat – filsafatnya yang sama sekali tak perlu disangkal.
Thanks For Your Attention...!