FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
HUKUM WARIS HUKUM WARIS DI INDONESIA MASIH BELUM DIKODIFIKASI.
Advertisements

HUKUM WARIS MENURUT BW.
HUKUM WARIS ISLAM I MOH. SALEH ISMAIL FAKULTAS HUKUM
HUKUM WARIS ISLAM II MOH. SALEH ISMAIL FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NAROTAMA
HUKUM WARIS PERDATA BARAT
BAGIAN WARISAN UNTUK KAKEK
MAWARIS/FARAID . Pengertian Mawaris : Harta peninggalan yang diwarisi oleh para ahli warisnya Faraid : Bagian-bagian yang telah ditetapkan oleh syarak.
HUKUM WARIS ADAT Perkawinan, selain bertujuan memperoleh keturunan juga untuk dapat bersama-sama hidup pada suatu masyarakat dalam suatu perikatan (keluarga).
SEBAB-SEBAB MENERIMA WARISAN (أسباب الميراث)
KEWENANGAN BERHAK MANUSIA PRIBADI MEMPUNYAI KEWENANGAN BERHAK SEJAK IA DILAHIRKAN, BAHKAN SEJAK DALAM KANDUNGAN IBUNYA, ASAL IA LAHIR HIDUP APABILA KEPENTINGANNYA.
MAWARIS Irma indriani Irwan Anwar Panji Suryo Rizky K
M A W A R I S HARTA YANG DIWARISKAN KEPADA AHLI WARIS HENDAKNYA DIBAGIKAN SECARA ADIL SESUAI DENGAN KETENTUAN YANG TERDAPAT DALAM AJARAN ISLAM.
Keutamaan mewaris Bilateral KK I Anak, Bapak, Ibu, suami/isteri
MAWARIS.
HUKUM WARIS ISLAM (the Islamic Law of Inheritance)
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Pluralisme HK Waris Macam-Macam Hukum Waris Hukum Waris Adat
HUKUM WARIS.
Bagian Waris Cucu Yang Orang Tuanya Meninggal Terlebih Dahulu
HOME mawaris MATERI SK/KD faroid PETAP KONSEP EVALUASI.
A. Syarat Materil : B. Syarat Formil Materil Umum/Absolut
ILMU MAWARIS MK FIQH 3 BAB MAWARIS.
BAGIAN WARISAN UNTUK CUCU
UU PERKAWINAN UU NO 1 TAHUN 1974.
SUMBER HUKUM ISLAM & METODE BERIJTIHAD
SISTEM HUKUM WARIS ADAT DI DESA TRUNYAN DAN TENGANAN BALI
HUKUM KEWARISAN ISLAM FARIDA .P.
Hk Acara Perdata Peradilan Agama Dr. Gemala Dewi,SH.,LL.M
Ilmu yang membahas tentang aturan dan pembagian harta warits.
Ketentuan-ketentuan hukum perkawinan menurut hukum Islam terdapat dalam ayat-ayat pada beberapa surat dalam al-Qur’an an as-Sunnah yang sudah dirumuskan.
LARANGAN PERKAWINAN DALAM ISLAM
HUKUM PERORANGAN & KEKELUARGAAN ISLAM
HUTANG, WASIAT, WASIAT WAJIBAH, HIBAH, dan HARTA WARISAN
MAWARIS 4. Ahli Waris Warisan 2. Sebab –sebab manjadi Ahli Waris
FIQIH Mawaris Rian Hidayat, S.Pd.I urgensi definisi hibah-wasiat rukun
HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN
HOME mawaris MATERI SK/KD faroid PETA KONSEP EVALUASI.
KOMPILASI HUKUM ISLAM BUKU II HUKUM KEWARISAN
Pertemuan III Asas-asas Hukum Islam.
SISTEM KEWARISAN DAN WASIAT
HOME mawaris MATERI SK/KD faroid PETAP KONSEP EVALUASI.
Assalamualaikum.wr.wb.
HOME mawaris MATERI SK/KD faroid PETAP KONSEP EVALUASI.
HUKUM KEWARISAN ISLAM KELAS A SEMESTER GENAP
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HARTA KEKAYAAN DALAM PERKAWINAN
Hukum Perkawinan.
PEMBERIAN OLEH PENINGGAL WARISAN PADA WAKTU IA MASIH HIDUP (HIBAH)
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN & HUKUM KEWARISAN
Pendidikan Agama Islam Kels XII SMA ISLAM AL IZHAR PONDOK LABU.
PERNIKAHAN Lanjutan.
KEDUDUKAN HUKUM KEWARISAN DALAM KERANGKA HUKUM ISLAM
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN
HUKUM ISLAM.
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN & HUKUM KEWARISAN
Keutamaan mewaris Bilateral KK I Anak, Bapak, Ibu, suami/isteri
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
HUKUM WARIS HUKUM WARIS DI INDONESIA MASIH BELUM DIKODIFIKASI.
HUKUM PERKAWINAN Moh. Saleh Ismail.
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN & HUKUM KEWARISAN
Prodi Hukum Bisnis Syariah Fakultas Syariah UIN Maliki Malang 2015
HADANAH. HADANAH Pengertian Hadanah Hadhanah → hadhnuash-sabhiy : mengasuh atau memelihara anak Terminologis : menjaga anak yang belum bisa mengatur.
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh
MAWARIS السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
PENGURUSAN HARTA DALAM PERUNDANGAN ISLAM
Faraidh.
Disusun guna memenuhi nilai tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum BAB VII.
Assalammu’alaikum Wr.Wb.
ASAS-ASAS HUKUM PERKAWINAN & HUKUM KEWARISAN
BU-MA-GI x HUKUM Oleh: MAILIZA.
Transcript presentasi:

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA HUKUM WARIS ISLAM(MAWARIS) OLEH AUNUR ROHIM FAQIH,

SILABI MATA KULIAH HUKUM MAWARIS I. PENDAHULUAN A. Pengertian hukum mawaris B. Sumber hukum mawaris c. Prinsip-prinsip hukum mawaris D. Hukum mawaris di Indonesia E. Aliran2 hukum mawaris di Indonesia II. SEBAB-SEBAB KEWARISAN A. Hubungan kekrabatan B. Hubungan Perkawinan C. Rukun Waris D. Syarat Kewarisan E. Penghalang warisan

III. HARTA PENINGGALAN DAN HAK-HAK YG TERKAIT A. Pengertian dan macam-macamnya B. perbedaan harta peninggalan dan harta warisan c. Harta peninggalan yang dapat diwariskan D. hak-hak yg terkait dg harta peninggalan IV. HUKUM WASIAT A. Pengertian dan dasar hukumnya B. Rukun wasiat C. Syarat wasiat D. Batalnya wasiat E. Wasiat wajibah

V. GOLONGAN & MACAM2 AHLI WARIS A. Penggolongan ahli waris B. Dzawil Furudh c. Dzawil Arham D. Ashabah VI. LANGKAH-LANGKAH PERHITUNGAN WARISAN A. Asal masalah B. Masalah A’ul C. Masalah Rad D. Koreksi asal masalah

VII. KETENTUAN ASHABAH A. Dasar hukumnya B. Macam- macam ashabah C. Ketentuan bagian ashabah VIII. BAGIAN DZAWIL FURUDH A. Ketentuan bagian masing2 dzawil furudh B. Penyelesaian bagian masing2 Dzawil furudh C. Masalah yg menyangkut bagian dzawil furudh

IX. KETENTUAN DZAWIL ARHAM A. Hak dzawil arham B. Bagian Dzawil arham C. Syarat waris dzawil arham X. MASALAH2 DALAM HUKUM WARIS ISLAM A. Warisan anak luar kawin B. Warisan Orang hilang C. Warisan orang wadam D. Akdariyah dan musytarakah E. Munashabah dan Taharuj

XI. PERBANDINGAN HUKUM WARIS A. Dasar hukum waris dan KHI B. Bagian waris dalam KHI C. Waris Pengganti dalam KHI D. Golongan Waris dalam KHI E. macam-mavcam Ahli waris dlm KHI F. Bagian 2 ahli waris dalam KHI G. Penyelesaian perhitungan bagian waris dlm KHI

PENGERTIAN Hukum kewarisan Islam (mawaris): hukum yang mengatur segala sesuatu yg berkenaan dg perihal hak atas harta seseorg setelah ia meninggal dunia kepada ahli warisnya. Hukum kewarisan Islam = faraid, karena adanya bagian tertentu bagi org2 tertentu dalam keadaan tertentu pula. Di Indonesia, diperlukan hk kewarisan nasional, yaitu seperangkat peraturan tertulis yg mengatur hal ikhwal peralian harta atau hak org yg telah mati kepada yg masih hidup, yg dibuat dan dilaksanakan oleh badan negara, yg berlaku unt semua warga negara Indonesia Hk kewarisan yg berlaku saat ini masih menggunakan hukum positif, yatu berupa perangkat peraturan tentang kewarisan yg dijalankan oleh kelompok2 tertentu dilingkungan badan peradilan yg berbeda

HUKUM KEWARISAN DI INDONESIA Hukum adat: yg dijalankan oleh org2 Indonesia asli yg belum ada pengaruh dari hk Islam Hukum kewarisan Islam: yang dijalankan oleh org2 Indonesia asli yg telah dapat pengaruh dari hk Islam dan org2 Arab di Indonesia yg umumnya beragama Islam. HUkum waris dari BW: yg berlaku untuk org2 Eropa dan Timur Asing lainnya yg ada di Indonesia

KEDUDUKAN HK WARIS DLM HK ISLAM ISLAM PENTING, TERBUKTI AL-QUR’AN DAN HADIS TELAH MENGATUR JELAS DAN RINCI SEBAB MASALAH INI PASTI DIALAMI SETIAP ORANG PENTING, SETIAP ORG HRS MEMPERTANGGUNG JAWABKAN APA YG PERNAH DILAKUKAN SEMASA MASIH HIDUP PENTING, LANGSUNG MENYANGKUT HARTA BENDA APABILA TIDAK DIBERI KETENTUAN AMAT MUDAH MENIMBULKAN SENGKETA ANTAR AHLI WARIS PENTING, SETAIP TERJADI KEMATIAN, TIMBUL PERTANYAAN TENTANG KEDUDUKAN HARTA, KEPADA SIAPA DIALIHKAN DAN BAGAIMANA CARANYA

Q: AN-NISA (4):1,7,8,9,10,11,12,13,176.AL-ANFAL (8): 75 SUMBER HK WARIS AL-QURAN Q: AN-NISA (4):1,7,8,9,10,11,12,13,176.AL-ANFAL (8): 75 AL- HADIS HR.IBNU MAJAH DAN DARULQUTHNI & HR AHMAD BIN HAMBAL: KEWAJIBAN MENGAJARKAN DAN MENGAMALKAN FARA’ID (WARIS) IJTIHAD MENGENAI: Bagian ahli waris banci, hrt warisan yg tidak habis dibagi, bagian ibu pabila hanya bersma dg ayah dan suami atau istri dll

BAB III BESARNYA BAGIAN SUMBER HK WARIS DLM KHI (INPRES 1/’91) BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 171 BAB II AHLI WARIS PASAL 172- 175 BAB III BESARNYA BAGIAN PASAL 176- 191 BAB IV AUL DAN RAD PASAL 192-193 BAB V WASIAT PASAL 194-209 BAB V HIBAH PASAL 210-214

ASAS HUKUM KEWARISAN ISLAM ASAS IJBARI : Peralihan harta berlaku dg sendirinya menurut ketetapan Allah tanpa digantungkan pd kehendak pewaris maupun ahli waris. Baik dari segi peralihan harta maupun jumlah harta yg telah ditentukan. ASAS BILATERAL: berarti, seseorg menerima hak waris dari kedua belah pihak kerabat baik keturunan laki2 atau perempuan ( 4: 7,11,12, 176) ASAS INDIVIDUAL: harta warisan dibagi2 pada masing2 ahli waris untk dimiliki secara perorangan ASAS KEADILAN DAN BERIMBANG: Artinya, harus senantiasa adanya keseimbangan anatara hak dan kewajiban. Anata hak yg diperoleh dan kewajiban yg harus dilakukan PEWARISAN ADA KALAU ADA YG MENINGGAL DUNIA, artinya kewarisan ada sebab adanya yg meninggal dunia

Prinsip Hk Waris Islam Bebas terkendali untuk memindahkan hartar ِPewaris tdk bisa menghalangi ahli waris dari haknya, tidak perlu adanya pernyataan menerima dan tidak dibebani hutang pewaris Warisan terbatas pada lingkungan kelg krn hub perkawian atau hub nasab, yg lebih dekat dan kuat diutamakan dari yg jauh dan lemah Kecenderungan untuk membagikan hrt waris kpd sebanyak mungkin ahli waris dengan bagian tertentu Tdk membedakan hak anak atas hrt waris. Perbedaan besar kecil bgn sejalan perbedaan besar kecil beban yg hrs ditunaikan dlm kelg Telah ditetapkan bgn tertentu (ta’abbudi) yaitu 2/3,1/2, 1/3,1/4,1/6 dan (lihat an-nisa’ 13) 1/8

Prinsip Hk Waris Islam Bebas terkendali untuk memindahkan hartar Pewaris tdk bisa menghalangi ahli waris dari haknya, tidak perlu adanya pernyataan menerima dan tidak dibebani hutang pewaris Warisan terbatas pada lingkungan kelg krn hub perkawian atau hub nasab, yg lebih dekat dan kuat diutamakan dari yg jauh dan lemah Kecenderungan untuk membagikan hrt waris kpd sebanyak mungkin ahli waris dengan bagian tertentu Tdk membedakan hak anak atas hrt waris. Perbedaan besar kecil bgn sejalan perbedaan besar kecil beban yg hrs ditunaikan dlm kelg Telah ditetapkan bgn tertentu (ta’abbudi) yaitu 2/3,1/2, 1/3,1/4,1/6 dan (lihat an-nisa’ 13) 1/8

HAK YG BERHUB DG HRT PENINGGALAN HAK YG MENYANGKUT KEPENTINGAN MAYIT (PEWARIS) SENDIRI, YAITU BIAYA PENYELENGGARAAN JENAZAH, SEJAK DIMANDIKAN SAMPAI DIMAKAMKAN. HAK YG MENYANGKUT KEPENTINGAN PARA KRIDITUR, APA BILA JUMLAH HUTANG TERNYATA LEBIH BESAR DARI HARTA PENINGGALAN PEMBAYARANNYA DICUKUPKAN DG HRT YG DITINGGALKAN, APABILA KRIDITUR LBH DARI SATU AKAN DIBAYAR SESUAI DENGAN PERBANDINGAN BESAR KECIL HUTANG. KALAU AHLI WARIS MAU MELUNASI ITU MERUPAKAN KEBAIKAN BUKAN KEWAJIBAN HK. HAK YANG MENYANGKUT KEPENTINGAN ORG YG MENERIMA WASIAT, DAN WASIAT DALAM BATAS SEBANYAK- BANYAKNYA 1/3 HRT PENINGGALAN ( SETELAH DIAMBIL UNTUK BIAYA PENYELENGGARAAN JENAZAH & MEMBAYAR HUTANG), DITUJUKAN BUKAN AHLI WARIS, DIBOLEHKAN KECUALI ADA IZIN AHLI WRS HAK AHLI WARIS, TELAH DITETAPKAN ( LIHAT AN-NISA’ 13) IARR

SEBAB TERJADINYA WARISAN Hubungan kerabat atau nasab, seperti ayah, ibu, anak, cucu, saudara kandung, seayah, seibu dan sebagainya Hubungan perkawinan, yaitu suami atau istri, meskipun belum pernah berkumpul, atau telah bercerai tetapi masih dalam masa ‘iddah talak raj’i. Hubungn walak, hubungan antara bekas budak dan orang yang memerdekakannya, apabila bekas budak itu tidak mempunyai ahli waris yang berhak menghabiskan seluruh harta warisan Tujuan Islam (jihatul Islam), yaitu baitul mal yang menampung harta warisan orang yg tdk meninggalkan ahli waris sama sekali dengan sebb tsb diatas . u

SYARAT WARISAN Pewaris benar- benar meninggal, atau dengan keputusan hakim dinyatakan telah meninggal. Ahli waris benar-benar masih hidup ketika pewaris meninggal, atau dengan keputusan hakim dinyatakan masih hidup pada saat pewaris meninggal Benar, dapat diketahui adanya sebab warisan pada ahli waris, atau dengan kata lain benar-benardpt diketahui bhw ahliwrs bersangkutan berhak waris Tidk terdpt penghalang warisan, yaitu berbeda agama antara pewaris dan ahli waris, pembunuh dengan sengaja yg mengandung unsur pidana bukan membela diri dan percobaan pembunuhan belum dikatakan sebagai penghalang warisan u

Cara perhitungan membagi harta warisan Asal masalah atau mencari angka Kali Persekutuan Terkecil (KPT) Masalah aul, jika terjadi jumlah bagian ahli waris lebih besar dari pada asal masalah, mis: As 24 tetapi jumlah bagian ahl wrs 27 maka asal masalahnya dinaikan 27 dengan akibat bagian masing-masing ahli wrs menjadi kurang dari ketentuan semula Masalah Aul, jika jumlah bagian ahli waris lebih besar dari asal masalah, misalnya asal masalah 24 dan jumlah bagian ahli waris 27 asal masalah kita naikkan 27 dg akibat bagian masing-masing ahli waris berkurang dari ketentuan semula Masalah radd, jika jumlah bagian ahli waris kurang dari asal masalah, berarti ada sisa hrt warisan. Jika tdk ada waris ashabah kepada siapa sisa itu diberikan ? Muncul perbedaan pendapat ( ada yg menyatakan di bagikan kepada ahli wrs, dan ada yg menyatakan diserahkan kepada baitul mal) Tash-hih (koreksi) asal masalah, jika untuk memberikan bagian masing-masing dari bagian tertentu tersebut masih harus mengalami pecahan, padahal menentukan asal masalah tersebut untuk menghindari angka pecahan yg bermacam-macam dalam pembagian hrt wrs.

Cara untuk menentukan asal masalah Bayanah atau tabayun, yaitu jika faktor penyebut berlainan yg satu tdk dpt untuk membagi yg lain dan tdk mempunyai pembagian persekutuan, misalnya ½ dan 1/3, mk asal mslahnya dikalikan faktor penyebutnya ( 2X3=6) Mudakhalah atau tadakhul, jika faktor penyebut berlainan tetapi yg satu tepat dibagi yg lain, maka asal masalah diambil dari faktor penyebut yg terbesar ( 2/3 dan 1/6 maka as 6) Muwafaqah atau tawafuq, jika faktor penyebut berlainan, tetapi mempunyai pembagi persekutuan, mis 1/4 dan 1/6, maka unt mencari asal masalah hrs kita ketahui dulu angka pembagi persekutuannya, yaitu selalu 2, kemudian kita lakukan perkalian ½ X slh satu penyebut X penyebut lain = ½ X4X6=12, as =12 Mumatsalah atau tamatsul, jika faktor penyebut bersamaan, mis ½ dan ½, mk asal masalahnya diambil dari salah satu faktor penyebut.

MACAM-MACAM AHLI WARIS (DITINJAU DR JENIS KELAMIN) Laki-laki: 1.kakek (bp ayah) dst keatatas dari grs lk-lk 2. ank lk, cucu lk (ank dr ank lk) dst kebawah dr grs lk 3. Sdr lk kandng, seayah, seibu 4.Kepnkn lk kdg (ank lk sdr lk seayah) dst ke bwh dr grs lk 5.Pamn kndg (sdr lk kdg ayah) dst keatas dr grs lk 6.Pamn seayah (sdr lk se ayah) dst keatas dr grs lk 7.Sdr sepupu lk kdg (ank lk pmn kdg) dst ke bwh dr grs lk, termasuk didlmnya ank pmn ayh, ank pmn kakek dst, ank ketrn dr grs lk 8.Sdr sepupu lk seayah (ank lk pmn seayah) dst ke bwh dr grs 9.Suami 10.lk yang memerdekakan budak Perempuan 1. ibu, nenek (ibunya ibu) dst keatas dr grs prm 2. Nenek ( ibunya ayah) dst keatas dr grs pr atau berturut2 dr grs lk kemudian sampai kpd nenek, atau berturut2 dr grs lk lalu bersambung dg berturut2 dr grs pr 3. anak pr, cucu pr (ank dr ank lk dst ke bwh dr grs lk 4. sdr pr kd, se ayah, se ibu 5. Istri 6. pr yg memerdekakan budak ( mu’tiqah)

Macam ahli waris ditinjau dari hak atas harta warisan Dzawil furudl : ahli waris yg mempunyai bagian tertentu sebagaimana disebutkan dalam Q dan H; 2/3,1/2,1/3,1/4,1/6,1/8 ‘Ashabah: Ahli wrs yg tdk ditentukan bagiannya, tetapi akan menerima seluruh hrt wrs jika tdk ada ahli wrs dzawil furudl. Jika ada ahli wrs dzawil furudl ia berhak atas sisanya dan apabila tidak ada sisa sama sekali ia tdk mendapan bg apapun Dzawil arhaam: Ahli wrs yg mempunyai hub famili dengan mayit tetapi tdk termasuk glngan ahli wrs dzawil furudl dan ashabah ( Q:8 :75) i

AHLI WRS DZAWIL FURUDL 2/3 hak 2 org atau lebih sdr pr kdg atau seayah dan 2 ank pr atau lebih ½ hak 1 anak pr, 1 sdr pr kd, seayah, suami bila mayit tdk meninggalkan anak 1/3 hak ibu apabila mayit tdk meninggalkan anak atau lebih dari seorg sdr, dan sdr2 seibu jika lebih dr seorg ¼ hak suami jika mayit meninggalkan anak, dan istri jika mait tidak meninggalkan anak yg berhak wrs. 1/6 hak ayah dan ibu jika mayit meninggalkan anak yg berhak wrs, juga ibu jika mayit meninggalkan sdr lebih dr seorg, dan seorg sdr seibu, hak cucu pr (dr anak lk bersama seorg anak pr, sdr pr seayah bersama sdr pr kandung dan kakek jika mayit meninggalkan anak yg berhak wrs 1/8 hak istri apabila mayit meninggalkan anak yg berhak wrs Ahli waris dzawil furudl berjumlah 12 orang : suami, istri, ayah,ibu, anak pr, cuc perempuan dr anak lk, sdr pr kandung, sdr pr seayah, sdr laki dan pr seibu, kakek dan nenek. Apabila ada sisa diberikan ahli wrs ashabah, jika tidak ada dilakukan radd atau diserahkan ke baitul mal.

Masalah Gharawain/Umariyatain Masalah ini disebut gharawain atau Umariyatain karena berasal dari sahabat Umar bin Khatab. Suatu kasus warisan yang ahliwarisnya terdiri dari ayah, ibu, suami, atau ayah, ibu Istri Apabila ahli waris terdiri dari istri, ibu, ayah. Istri ¼ (krn tdk ada anak) Ibu 1/3 (sisa setelah diambil istri= 12-3) ayah = ashabah Apabila ahli waris terdiri dari suami, ibu, istri. Suami ½ ( tdk ada anak) ibu 1/3 (ketinggalan setlh diambil bgian suami= 6-3) ayah = ashabah

Masalah Akdariah Masalah ini disebut akdariah karena berasal dari jawaban atas pertanyaan org dari bani akdar. Suatu kasus warisan yang ahliwarisnya terdiri dari suami, ibu, kakek dan satu org saudara perempuan kandung atau seayah. Dlm kasusu ini, terlebih dahulu harus diadakan pembagian sesuai dg ketentuan masing-masing. Apabila dihadapkan dg kakek bersama dg saudara, antara kakek dg sdr pr hrs dilakukan pembagian dg jalan muqasamah. Dg menjumlah bagian kakek dan sdr pr (1+3=4). Ingat kakek berkedudukan seperti sdr laki2 kndg atau seayah.

Contoh Masalah Akdariah & gharawain Ahli waris terdiri dari suami, ibu, kakek, 1 org sdr pr kd/ se ayah. Harta peninggalan Rp 1 milyat, wasiat 100 juta, utang pitang 70 juta, biaya perawatan jenazah Rp 20 juta. Berapa bagian masing-masing. (termasuk akdariyah) a.m 6 ‘aul 9 x 3 = 27 Suami : ½ 3 9 ibu : 1/3 2 6 kakek : 1/6 1 4 12 8 Sdr pr kdg : ½ 3 4 9 Hasil audit, harta peninggalan Ahmad Rp 60 M, hutang perusahan 10 M, wasiat 1,5 M, biaya perawatan ketika sakit sampai pemakaman Rp 400 Juta, unt dihibahkan ke Panti asuhan Rp 100 Juta. Adapun ahli waris yang ditinggalkan 4 orang istri, ibu dan ayah. Berapa bagian masing-masing ( ingat masalah gharawain)

AHLI WARIS ASHABAH ASHABAH BIN-NAFSI : Ahli wrs ashabah dg sendirinya tdk krn ditarik oleh ahli wrs lain atau tidak bersama-sama ahli wrs lain ASHABAH BIL- GHAIRI: karena ditarik oleh ahli wrs ashabah lain, seperti anak pr ditarik oleh anak lk, cucu pr ditarik oleh cucu lk, sdr pr kd, seayah ditarik sd lk kd atau seayah. Ashabah ma’al ghairi, karena bersama-sama dengan ahli wrs lain, seperti sdr pr kd atau seayah menjadi ahli wrs karena bersama2 dengan anak pr

AHLI WARIS DZAWIL ARHAM Cucu lk atau pr, anak dr anak lk. Keponakan lk atau pr, anak dr sdr pr kdg, seayah atau seibu Keponakan pr, anak pr dr sdr lk kd atau seayah Sdr sepupu pr, anak pr paman (sdr lk ayah) Paman seibu (sdr lk ayah seibu) Paman, sdr lk ibu Bibi, sdr pr ayah. Bibi, sdr pr ibu Kakek, ayah ibu. Nenek buyut, ibu kakek Keponakan seibu, anak – anak sdr lk seibu

AHLI WARIS DZAWIL ARHAM Sanak kerabat mayit yg tdk termasuk gol dzawil furudl dan ‘ashabah. Hak warisnya diperselisihkan para ulama Gol I : Zaid bin Tsabit , ibnu Abbas, Imam malik dan Imam Syafii berpendapat : “ sisa hrt warisan setelah diambil dzawil furudl diserahkan pd baitul mal. Gol II : Ali, Umar, Ibnu Mas’ud, Imam Abu Hanifah, ahmad bin Hambal; “ dzawil Arham berhak menerima warisan”.

Alasan Golongan I Tdk ada penegasan dlm al- Qur’an dan Sunnah Ketika Nabi ditanya apakah bibi, sdr seayah, sdr seibu berhak waris. Beliau menjawab sesuai dg ajaran yg disampaikan Jibril mereka tdk berhak waris Apabila sisa harta warisan diserahkan kebaitul mal manfaatnya lebih jelas

Alasan Golongan II Beralasan pada ayat qur’an, Sunnah dan rasio “Ulul arham sebagian lebih utama dari sebagian yg lain = dzawil arham (al- Anfal : 8:75) “lk dan pr sama2 berhak atas wrs orang tua dan sanak kerabatnya = dzawil arham ( an-nisa’ 4:7) Hadis:”paman, saudara ibu, adalah ahli waris bagi org yg tdk mempunyai waris. Nabi pernah memberikan warisan kepada abu lahanah bin abdul Mundzir, keponakan (anak sdr pr) Tsabit bin Ahdah krn ia tdk mempunyai ahli waris lain Rasional: Dzawil arham lebih berhak dari pd baitul mal. Sebb hub baitul mal dan mayit hanya satu jurusan= agama Islam. Dzawil arham mempnyai dua jurusan, hub Islam dan kerabat. Hub yg lebih kuat diutamakan. Hadis yg digunakan gol pertama mungkin dinyatakan sebelum surat al- anfal dan an-nisa’ diturunkan. Atau karena bibi bersama-sama dg ahli waris dzawil furudl

KEDUDUKAN AHLI WARIS KHUNTSA/WADAM KHUNTSA DIBEDAKAN: MUSYKIL: WDM YG TDK DIKET MANA YG LEBIH KUAT ANTARA UNSUR LK & PR GHAIRU MUSYKIL: WDM YG DPT DIKET MANA YG LEBIH KUAT ANTARA UNSUR LK & PR. KALAU YG LEBIH KUAT UNSUR LK DIPANDANG LK, JIKA TDK SEBALIKNYA HAK AHLI WRS WDM MUSYKIL MEMPEROLEH BGN YG LEBIH KECIL ANTARA DIPERKIRAKAN LK DAN PR. (SYAFI’I +HANAFI+ PARA SHABT) MAZHAB IMAM MALIK – AHLI WRS WDM DIBERI HASIL RATA2 ANTARA DUA MACAM BAGIAN SEBAGAI AHLI WRS LK ATAU PR AHLI WARIS KHUNTSA / WADAM

KEDUDUKAN AHLI WARIS DLM KANDUNGAN Pd dasarnya anak baru berhak waris apabila lahir dalam keadaan hidup, yg ditandai suara tangisan ketika lahir Meskipun demikian, waktu kelahiran masih lama, harta warisan dpt dibagikan kepada ahli waris yg ada, tetapi untuk anak dlam kandungan hrs disisihkan bagiannya. Besar kecilnya ditentukan mana yg lebih menguntungkan antara diperkirakan lk atau pr. Kepastian baru diket setelah anak lahir.

KEDUDUKAN ANAK ZINA & ANAK LI’AN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Anak zina = anak yg terjadi dr hub zina. Anak li’an = anak yg dilahirkan ibunya dlm keadaan hubungan perkwinan yg sah, tetapi suaminya tdk mau mengakui dan menuduh istrinya berbuat zina ( S. an-nur 6-9) Anak zina dan anak lian hanya mempunyai hubungan nasab dg ibunya. Sehingga hub waris-mewaris hanya terjadi dengan ibunya ( pendapat jumhur) Pend. Ulama mazhab syiah imamiyah: anak zina tdk berhak waris dari ibunya. Pend. Mazhab hambali dan ibnu taimiyah, anak zina apabila diakui oleh ayahnya, meskipun dengan jelas diakuinya berasal dari hub zina dan ibunya tdk dlm ikatan dg suami lain atau tdk dlm iddah adalah anak sah bagi ayahnya dan berhak hub waris-mewaris, apabila ibunya dlm ikatan perkw dg lk lain atau sedang menjalani iddah, maka anak yg dilahirkan anak sah dari suami atau bekas suami

KEDUDUKAN MAFQUD DALAM HUKUM WARIS ISLAM Mafqud= org yg meninggalkan tepat unt beberapa lama tanpa diketahui peri keadaanya. Kedudukan hknya dipandang hidup dlm hal yg menyangkut hak2nya, dipandang mati apabila menyangkut hak org lain hingga dpt diket mati atau hidupnya, atau terdapat keputusan hakim. Akibatnya: a. harta tdk boleh diwaris pd saat hilangnya sebab mungkin dlm suatu waktu dpt diket masih hidup; b. tdk berhak wrs terhadap hrta peninggalan kerabatnya yg meninggal setelah mafqut meninggalkan tempat. Namun dia masih hrs diperhatikan dlm pembg warisan, seperti anak dlm kandungan. Bag hrs disisihkan hingga diketahui secara jelas atau dengan keputusan hakim. a

MASALAH AKTUAL WARISAN MUNASAKHAH TASHALUH HIBAH YG DIPERHITUNGKAN MASALAH AKTUAL WARISAN GONO-GINI PEMB DG WASIAT SHADAKAH ATAS NAMA PEWRS SUMB KEMATIAN

MUNASAKHAH PERPINDAHAN HAK WRS YG BLM DITRMA KEPD AHLI WARISNYA ( KRN KEMATIAN) APABILA TERJADI HRS DIPERHATIKAN APAKAH DLM KASUS KE2 ADA AHLI WARIS LAIN YG KEMUDIAN MASUK ATAU AHLI WARIS YG BERHAK TDK LAINDR AHLI WARIS YG ADA DLM KASUS PER 1 CONT A W TERDIRI 1 ANK LK & 1 ANK PR, SEBLM HRT DIBAGI ANK LK MENINGGAL, MASUK A W 1 SDR PRNYA. MK HRT DIBAGI DUA KALI. (A). ANK LK DAPAT 2 BG, ANAK PR 1BG. (B). DIADAKAN PEMBAGIAN H W ANK LK: 1 BG UNT ANK PR & 1 BG UNT SDR PR SBGAI A W ‘ASHABAH MA’AL-GHAIRI

TASHALUH/TAHARRUJ A W MENGADAKAN PERDAMAIAN DG JLN MENGELUARKAN SEBAGIAN AW DR HAKNYA ATAS BAGIAN WRSAN DG IMBALAN MENERIMA SEJUMLAH HRT TERTENTU DR HRT WRS ATAU HRT LAIN CONT: SEORG A W MENGADAKAN PERSETUJUAN DG A W LAIN, BAHW BGNNYA DISERAHKAN KPDNYA DG KETENTUAN DIA CUKUP MENERIMA UANG

PEMB HARTA WRS DG WASIAT Pd dasarnya tdk ada keberatan, asal hrg barang2 yg diterima oleh masing2 ahli waris sesuai dg ketentuan bagiannya dlm hk waris Mereka yg ternyata menerima lebih hrs mengembalikan kelebihannya itu kepada waris yg menerima brang sekurang harganya dari ketentuan bagian dalam hk waris Mereka yg menerima barang melebihi harga sesuai dengan bagiannya dipandang menerima pemberian dengan jalan wasiat , namun kelebihannya tdk boleh melebihi sepertiga dari harata warisan.

HIBAH YG DIPERHITUNGKAN Terjadi pd masyarakat adat, khususnya jawa Hibah tdk dapat dipandang sebagai warisan, Namun Islam mengajarkan bhw seseorg memberikan sesuatu pd anaknya hrs dilakukan secara adil, jangan tampak ada kecenderungan pilih kasih

PERBANDINGAN SISTEM KEWARISAN ISLAM DAN ADAT DI INDONESIA HK KEWARISAN TDK DPT LEPAS DG SISTEM KEKELUARGAAN HK ADAT MENGENAL BERBAGAI SISTEM KEKELUARGAAN, OLEH KARENA ITU JUGA MENGENAL BERBAGAI MACAM SISTEM KEWARISAN. HK ISLAM HANYA MENGENAL 1 SISTEM KEKELUARGAAN, OLEH KRN ITU HANYA MENGENAL 1 SISTEM KEWARISAN HK ADAT MENGENAL SISTEM KEWARISAN KOLEKTIF, INDIVIDUAL, DAN MAYORET, HK ISLAM HANYA MENGENAL SISTEM KEWARISAN INDIVIDUAL, SEBB SISTEM INI SESUAI DENGAN PEMBAWAAN FITRAH MANUSIA (q:3:14, 100:8, 4:128 HK KEWARISAN ADAT TDK TERIKAT DG AJARAN AGAMA. SDNG KEWARISAN ISLAM BERSUMBER PD WAHYU, SEHINGGA KEHIDUPAN UMAT ISLAM TDK PERNAH PISAH DR KEYAKINAN. U

KETERIKATAN MASY THDAP HK KEWRSAN ADAT TDK ATAS DASAR AGAMA, SEDNGKAN KETERIKATAN UMAT ISLAM ATAS DSR KEIMANAN & KEYAKINAN, WAJIB TUNDUK PD KET HK ISLAM MENURUT HK ADAT, KEWRSAN MERUPAKAN PROSES PENGOPERAN DAN PENERUSAN MENGENAI HRT KEKAYAAN DR SUATU GENERASI KEGENERASI BERIKUTNYA & PROSES ITU DIPANDANG TERJADI SEJAK HIDUPNYA PEWRS. DLM ISLAM, KEWARISAN BARU TERJADI SETELAH PWRIS MENINGGAL. PEMINDAHAN KEKAYAAN PD WAKTU PWRIS MASIH HIDUP BUKAN KEWARISAN HK ADAT, HRT PENINGGALAN MELIPUTI HRT YG DITINGGALKAN PWRIS KETIKA WAFT &HRT YG TLH DIBAGIKAN KETIKA PWRIS MASIH HDP. HK ISLAM, HRT PENINGGALAN BRNG &HAK KEBNDAN YG MENJADI MILIK PEWARIS KETIKA WAFAT. HRT YG DIBAGIKAN KETIKA MASIH HDP TDK TERMASUK HRT PENINGGALAN HK ADAT, AHLI WARIS HAKEKATNYA HANYA ANAK KETURUNAN, JIKA TDK ADA BARU DIPINDAHKAN PD YG LAIN DG PENGKLMPOKN BERTURUT2 SECARA HERARKIS. HK ISLAM, AHLI WARIS ADALAH ANAK KETURUNAN, SUAMI ISTRI, ORG TUA, SDR, PAMAN DSB (DZAWIL FURUDZ, ASBH,DZAWIL ARHAM).YG LEBIH DEKAT HUB DG PEWRS MENGHLNGI YG LEBIH JAUH, DG PENGECUALIAN SDR SEIBU TDK TERHLANG SDR SEKANDUNG EKANDUNG

HK WRS ADAT TDK MEMBERIKAN BGN TERTENTU UNT AHLI WRS, LK&PR TDK DIBEDAKAN. ADT YG MENGENAL MAYORET HANYA ANK LK SULUNG & PR SULUNG YG MENERIMA WRSAN HK ISLAM, TERDAPAT BGIAN TERTENTU BAGI AHLI WRS HK WRS ADAT MENGENAL LEMBAGA PENGGANTIAN WARIS. HK ISLAM, TDK MENGENAL- USAHA JLN KELUAR DILAKUKAN ANTARA LAIN (uu mesir) WASIAT WAJIBAH

HADIS TENTANG FARAID Pelajari faraid & ajar kanlah kpda orng banyak, karena faraid adlh setengah ilmu & mudah dilupakan serta merupakan ilmu yg pertama kali hilang dari umatku ( HR ibnu Majah & D quthni) Pelajari al-qur’an & ajarkan kpda org banyak; pelajari pula faraid & ajarkan kpda org banyak, karena aku adalah manusia yg pd suatu ketika mati & ilmupun akan hilang; hampir2 dua org bersengketa dlm faraid & masalahnya & mereka tdk menjumpai org yg memberi tahu bagaimana penyelesaiannya (HR Ahmad bin Hambal)

Ahli wrs lk yg lebih dekat dg pewaris lebih berhak atas sisa harta wrsan setelah diambil bag ahli wrs yg mempunyai bag tertentu ( HR. Bukhari Muslim) Wala’ (harta warisan bekas budak yg tdk meninggalkan wrs menjadi hak org yg memerdekakan ( HR Bukhari Muslim) Org Muslim tidak berhak waris atas harta org kafir dan org kafir tdk berhak harta org muslim ( HR Al-Jamaah kec muslim dan nasai)

Pembunuh tdk berhak waris org yg dibunuhnya (HR Ahmad,Malik,Ibnu Majah) Dalam suat kasus warisan yang ahli wrs terdiri 1 ank pr dan 1 cucu pr (dr ank lk) dan 1 sdr pr, nabi memberikan bagian pd 1 ank pr ½, cucu 1/6 dan sdr pr sisanya (HR Bukhari) Nabi memberikan warisan kpd dua nenek pr 1/6 harta warisan dibagi dua(HR Ahmad) Anak dlm kandungan berhak wrs setelah dilahirkan dlm keadaan hidup yg ditandai dengan tangis kelahiran (HR Ahmad)

MASLAHAH YG DIJADIKAN PERTIMBG PERUBAHAN & PEMBAHARUAN HK KEWARISAN Aspek yang krusial, seperti: Pengklompakan ahli waris; Besar kecilnya bagian anak laki-laki dan perempuan; Sebab sebab terhalangnya orang menjadi ahli waris; Plaatsvevulling, wasiat wajibah, mawali dalam kaitan kedudukan keturunan ahli waris yang meninggal lebih dahulu; Perdamaian dalam pembagian harta warisan; Kedudukan anak angkat dan ayah angkat

Penerapan Maslahah Dalam Hk Kewarisan Bahwa hk kewarisan Islam dlm beberapa hal masih memberikan peluang unt dilakukan membaharuan sesuai dg dinamika perubahan yg terjadi dlm masy, sehingga penerapan maslahah dlm hk kewarisan sangatlah tepat Nilai maslahah yg dijadikan pertimbangan dlm pembaharuan hk kewarisan adalah maslahah yg langsung ditunjuk oleh nas syara’ (maslahah mu’tabarah) maupun maslahah yg tidak ada ketentuan dlm syara’ yg mendukung ataupun bertentangan dengannya (ditetapkan berdasarkan ijtihad Istislahi) sedangkan maslahah yg bertentangan dg nas syara’(maslahah mulga), sama sekali tdk dijadikan pertimbangan dlm pembaharuan. Maslahah mu’tabarah lebih dominan manfaatnya dlm pembaharuan hk kewarisan, namun penggunaan ijtihad istislahi yg dikaitkan dengan corak kebangsaan juga dapat diterapkan. Ijtihad istislahi bisa berdasarkan úrf (istislah bi al-úrf) & bisa dg istihsan ( ijtihad istislah bi al- istihsan)

IJTIHAT ISTISLAHI DLM KEWARISAN ijtihad istislahi, yaitu suatu bentuk ijtihad unt menemukan hk yg berdasarkan kemaslahatan yg tdk disebutkan secara tegas dlm nas Btk perpaduan ijtihad intiqai & ijtihad insyai, yaitu ijtihad yg dilakukan dg cara menyeleksi pendapat ulama terdahulu yg dipandang cocok & lebih kuat, kemudian ditambahkan dlm pendapat tersebut unsur-unsur ijtihad baru.

CARA IJTIHAT ISTISLAHI Sebelum ijtihad istislahi dilakukan, terlebih dahulu diterapkan maslahah mu’tabarah, karena mu’tabarah ini diakui oleh syara’ dan terdapat pada setiap ketetapan hk, baik berupa perintah maupun larangan. Termasuk dlm katagori ini kemaslahatan untuk lima kepentingan pokok (agama,jiwa, akal, ketturunan, harta) r

TUJUAN IJTIHAD & PENERAPAN MASLAHAH Setiap melakukan perubahan atau pembaharuan dibidang hk hususnya hk keluarga dan muamalah, haruslah bertujuan unt mencari kemaslahatan & meniadakan kesulitan (jalbul mashalih wa daf’ul mafashid) Harus selalu mendasarkan pd postulat yg menyatakan; “al- muhafazah ála al-qadim as- sahih wa al- akhzu bi al- jaded al- aslah” ( memelihara yang lama yang baik, dan mengambil yang baru yang lebih baik).

Ijtihad Istislahi meliputi: 1. Istihsan; yaitu pindah dr suatu hk mengenai suatu masalah kepd hk lain ( dlm memutuskan persoalan tsb) karena ada dalil syarí yang mengharuskan demikian; 2. Istishab, membiyarkan berlakunya suatu hk yg sudah ditetapkan pd masa yg lampau &masih diperlukan ketentuannya sampai sekarang kecuali jika ada dalil lainnya; 3. úrf, sesuatu yg telah dikenal manusia & tlh menjadikan tradisinya, baik berupa ucapan maupun perbuatannya & atau meninggalkan sesuatu yg juga disebut adat. 4. Saddu az-zariáh, meniadakan atau menutup jalan yg menuju perbuatan yg dilarang. 5. Istislah, dlm arti khusus yaitu berargomentasi dg maslahah mursalah krn dalil khusus yg berupa nas syara tdk menunjukkan adanya pengakuan atau ketdk absahannya.

Maslahah dapat di bedakan a. maslahah mu’tabarah = diakui oleh syara dan terdapat dalam setiap ketetapan hukum b. maslahah mulgah = tidak diakui bahkan dibatalkan oleh syara, c. maslahah mursalah = tidak terdapat bukti tekstual yang mendukung atau menolaknya

Daftar pustaka Abu Ishaq al- Syatibi, 1973,al- muwafaqah fi Usul al- Syariáh, Bairut, Darul al-Ma’rifah. Ahmad Azhar Basyir, Faham Akhlak dalam Islam, Andi Offset ------------------------, Hukum waris islam, Yogyakarta, UII press ------------------------, 1990, Hukum Adat bagi Umat Islam, Yogyakarta, Perpustakaan Fak. Hukum UII, Ali Parman, 1995, Kewarisan dalam Al-Qur’an, Jakarta: Raja Grafindo Persada Asmuni Abdurrahman, 1982, Hukum Islam dan Tujuannya, Yogyakarta, Sumbangsih Offset. ----------------------------, 1986, Sorotang Terhadap Beberapa Masalah Sekitar Ijtihad, Yogyakarta, IAIN, Hazairin, 1982, Hukum Kewarisan Bilateral Menurut al- Qurán, Jakarta, Tintamas, ----------, 1961, Hukum Kekeluargaan Nasional, Jakarta, Tintamas J.N.D. Anderson, 1991, Hukum Islam di Dunia Modern, alih bahasa Machsun Husein, Surabaya, CV. Amarpress M. Idris Ramulyo, 1987, Hukum Kewarisan Islam, Jakarta: Ind-Hill, Co Muhammad Ali as-Sabuni, 1989, al- Mawaris fi asy-Syariáh al- Islamiyah Dau’al-Kitab wa as- Sunnah, Damaskus, Dar al-Qalam Munawir Sjadzali, 1988, Reaktualisasi Ajaran Islam dalam Polemik Reaktualisasi Ajaran Islam, Iqbal Abdurrauf Saimima (ed.) Jakarta, Pustaka Panjimas Muslih Marusan, 1990, Pengantar Hukum Adat, Surakarta, UNS Otje Salman S & Mustofa Haffas, 2002, Hukum Waris Islam, Bandung: Rafika Aditama Sayid Sabiq, 1990, Fikih Sunnah, Jakarta: Kalam mulia

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YG TERKAIT DG HK WARIS ISLAM Undang-undang No 1 Tahun 1974, Tentang Perkawinan Inpres No 1 Tahun 1991, tentang Kompilasi Hukum Islam ( Buku II tentang hukum kewarisan) Undang-undang No 7 Tahun 1989, tentang Peradilan Agama

Soal mid semester pendek 2009 1. Ahli warsi Ashabah adalah ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya, hal ini berbeda dengan ahli waris Dzawil Furudl dan Dzawil arham, sehingga akan mempengarui cara pembagian harta warisan. a. Sebutkan 3 macam katagori ahli waris Ashabah b. Siapa saja yang dapat menjadi ahli waris Dzawil Furudl c. Jelaskan pendapat ulama tentang ahli waris Dzawil Arham 2. Ahmad meninggal dunia, dengan meninggalkan ahli waris 3 Istri (Salamah, Ngatiah dan Maimunah), ayah dan ibu. Sedangkan Harta kekayaan yang di tinggalkan Ahmad: 10 Ha Tanah di jl Magelang seharga Rp 10 M, Rumah tinggal 1000 m3 dan toko Bangunan seharga 24 M. Hutang pada Bank X Rp 5 M, wasiat untuk pembangunan tempat pendidikan Rp 4, 5 M, biaya ketika dia sakit sampai pemakaman Rp 500 juta. a. Berapakah harta warisan yang ditinggalkan Ahmad kepada Ahli waris tersebut c. Berapa bagian masing-masing ahli waris ( ingat masalah gharawain) 3.Aminah Meninggal dunia, dengan meninggalkan harta Rp 30 M. Wasiat terhadap Dalim dan Dalima sebesar Rp 3 M. Adapun keluarga yang ditinggalkan Ali (suami), Dalim,Dalima ( anak kandung, agama Katolik), Ibu, kakek dan fatimah (saudara perempuan kandung) a. Sebutkan penghalang-penghalang warisan b. Berapakan pendapat masing- masing ahli waris ( ingat masalah akdariyyah) 4. a. Apa perbedaan pembagian harta warisan terhadap khunsa dan anak dalam kandungan b. Berikan masing- masing contohnya

Soal mid semester pendek 2008 Ahli warsi Ashabah adalah ahli waris yang tidak ditentukan bagiannya, hal ini berbeda dengan ahli waris Dzawil Furudl dan Dzawil arham, sehingga akan mempengarui cara pembagian harta warisan. Sebutkan 3 macam katagori ahli waris Ashabah Siapa saja yang dapat menjadi ahli waris Dzawil Furudl Berikan perbedaan dan persamaan ahli waris Dzawil Furudl dan Dzawil Arham Ahmad meninggal dunia, dengan meninggalkan ahli waris 3 Istri (Salamah, Ngatiah dan Maimunah), ayah dan ibu. Sedangkan Harta kekayaan yang di tinggalkan Ahmad: 10 Ha Tanah di jl Magelang seharga Rp 10 M, Rumah tinggal 1000 m3 dan toko Bangunan seharga 24 M. Hutang pada Bank X Rp 5 M, wasiat untuk pembangunan tempat pendidikan Rp 4, 5 M, biaya ketika dia sakit sampai pemakaman Rp 500 juta. Berapakah harta warisan yang ditinggalkan Ahmad kepada Ahli waris tersebut Berapa bagian masing-masing ahli waris ( ingat masalah gharawain) Aminah Meninggal dunia, dengan meninggalkan harta Rp 27 M. Adapun ahli waris yang ditinggalkan Ali ( suami), Dalim ( anak, agama Katolik), Ibu, kakek dan fatimah ( saudara perempuan kandung) Sebutkan penghalang-penghalang warisan Berapakan pendapat masing- masing ahli waris ( ingat masalah akdariyyah)

MASALAH PEMBAGIAN WARISAN KHUNSA MUSKIL DAN GHAIRU MUSKIL ANAK DALAM KANDUNGAN ANAK ZINA DAN ANAK LI’AN MAFQUD MUNASAKHAH TAKHARUJ/TASHALUH PEMBAGIAN WARISAN DG JLN WASIAT HIBH YG DIPERHITUNGKAN SBG WARISAN

Contoh Kasus Pembagian harta Warisan Setelah di Audit, seluruh harta Perusahaan Ali dan Rukoyah Rp 500 M. Rp 10 M dari harta perusahaan tsb milik Rukayah. Seminggu kemudian Ali meninggal dunia, dengan meninggalkan hutang untuk pengembangan perusahaannya Rp 4 M., Wasiat yang telah disepakati berdua Rp 5,5 M. Biaya perawatan jenazah Rp 500 juta (ditanggung oleh perusahaan). Adapun ahli waris yang ditinggalkan : Ayah, ibu, Istri, 4 anak perempuan, 1 anak laki-laki dan 1 anak dalam kandungan. Berapa harta warisan yang ditinggalkan Ali Berapa bagian Istri dan anak dalam kandungan.

Contoh kasus Bagaimana jika ahli waris terdiri dari ayah, ibu, suami dan 2 anak perempuan, 1 anak laki-laki dan satu anak khunsa muskil. Berapa bagian anak khunsa muskil Apabila ahli waris terdiri dari ayah, ibu, suami, 1 anak laki-laki mafqud, dan 1sdr laki-laki kandung. Berapa bagian masing-masing

Tugas pers uas( SM Pendek 2009) 2. Jelaskan perbedaan dan persamaan antara hukum kewarisan Islam, kompilasi hukum Islam, hukum Adat dan BW. (A.B) Bagaimana seharusnya, hukum kewarisan Nasional di Indonesia. (C) 3. Bagaimana pendapat K.H Ali Darokah, prof. Sayuti Thalib Azhar Basyir, Hazairin tentang: Ahli waris dzawil arham, pewaris pengganti, wasiat wajibah. Bagimana pendapat sdr tentang pendapat diatas.

Tugas pers uas( SM Pendek 2009) Bahan dari hal 91 samapi 207 Hukum Waris Islam, Ahmad Azhar basyir dan bab V: wasiat (pasal 194-209) dan bab VI :hibah ( ps 210-214) Khunsa, anak dlm kandungan, mafqud, takharuj, munasakhah Pembagian harta warisan dengan wasiat, hibah yang diperhitungkan sebagai warisan, ijtihad dalam hukum kewarisan di Indonesia soal berbentuk kasus sehingga memerlukan pemahaman teori tentang pembagian warisan A. B. C

Persamaan BW,Islam, Kompilasi, Adat Sama-sama berbicara maslah kedudukan pewaris, Ahli waris, harta peninggalan. Peralihan hak atas harta peninggalan Peralihan harta terjadi setelah pewaris meninggal dunia ( antara hk Islam dan BW, Kompilasi)

Pendapat Ali Darokah, Azhar Basyir, Hazaiirin, Sayuti thalib Ahli waris dzawil arham Ali Darokah Azhar basyir Hazairin Sayuthi Thalib Wasiat wajibah Pewaris pengganti

SELAMAT BERIJTIHAD DAN BERJIHAD DALAM MENEGAKKAN HUKUM KEWARISAN ISLAM WASSALAM SELAMAT BERIJTIHAD DAN BERJIHAD DALAM MENEGAKKAN HUKUM KEWARISAN ISLAM