Reverse Flow injection analysis (FIA for the determination of vitamin C in phamaceutical formulation with chemiluminescene detection) Nehemia F ernandes.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Metode Titrimetri / Volumetri
Advertisements

GRAVIMETRI KIMIA ANALISA.
FLOW INJECTION ANALYSIS (Analisis dalam sistem aliran)
Mikhania C.E., S.Farm, M.Si, APt
PENGEMBANGAN METODE DIFUSI GAS BERBASIS ANALISIS INJEKSI ALIR (gd-FIA) UNTUK ANALISIS AMONIA DALAM AIR LAUT Oleh : Denalis Rohaningsih NIM :
Analisis Injeksi Alir dengan Sistem Difusi Gas untuk Penentuan Karbondioksida dalam Minuman Terkarbonasi Oleh: Amaliah Dwi Kanty Pembimbing: Dr.Muhammad.
TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
Oleh: Cynthia Ayu Rahmawati ( ) Pembimbing:
VOLUMETRI / TITRIMETRI
TITRIMETRI ETRINALDI VALENT ANGGI ARIAWAN BAYU ANATIFANI.
PRINSIP – PRINSIP KESETIMBANGAN KIMIA
Flow Injection Sequential Determination of Chloride by Potentiometry and Sodium by Flame Emission Spectrometry in Instant Soup REVIEW JURNAL “Flow Injection.
SELAMAT DATANG SELAMAT BERTAMBAH ILMU
Institusi Pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya lokal, memiliki nilai tambah dan wawasan lingkungan UNIVERSITAS JEMBER.
VISI JURUSAN KIMIA Institusi pendidikan dan pengembangan ilmu kimia yang bertumpu pada sumber daya local, memiliki nilai tambah, dan berwawasan lingkungan.
Completely Automated System for Determining Halogenated Organic Compounds by Multisyringe Flow Injection Analysis Fernando Maya, Jose´ Manuel Estela, and.
PENENTUAN LOGAM MANGAN(II) DALAM AIR ALAMI MENGGUNAKAN R-FIA
Disusun oleh: Ardian Lubis Lailatul Badriyah Novitasari Dewi Adriana P
Kelompok 9: Ardine Kumalasari Ratna Wahyu N Fenly Arismaya
Siti Zubaidah. S ( ) Denik Dwi Jayanti ( )
Penentuan Jumlah Selenium dalam susu formula
PRESENTED BY: KELOMPOK 4. Kelompok 4 Glukosa Abstrak FIA dengan elektroda modifikasi Fe(III)-(tris(3,5-dimetil-1- pyrazolyl)borat) 2 ] + [FeCl4] - Hasilnya??
Kelompok X Abdul Rosi Tiara Farah Hidayah Zuhrotul Lutfia
Pengembangan Metode Prakonsentrasi dengan Teknik Injeksi Alir untuk Analisis Cu2+ dan Pb2+ dalam Air Aliran Sungai Citarum dan Waduk Saguling Oleh : Sita.
Kelompok IX Ahmad Isrizal Anwar ( ) Bunga Prameswari ( )
A FLOW INJECTION-FLUOROMETRIC METHOD FOR THE DETERMINATION OF AMMONIUM IN FRESH AND SALINE WATERS WITH A VIEW TO IN SITU ANALYSES Siti Aisah
PEMURNIAN Lanjutan.
ION LOGAM DALAM SISTEM BIOLOGIS
ANALISA TITRIMETRI Dasar Umum: a A + t T Hasil Beberapa istilah:
ANALISA KUANTITATIF ANALISA TITRIMETRI.
APLIKASI STOIKIOMETRI
GRAVIMETRI Analisis gravimetri: proses isolasi dan pengukuran berat suatu unsur atau senyawa tertentu Analisis gravimetri meliputi transformasi unsur atau.
Metode Titrimetri / Volumetri
METODE ANALISIS TITRIMETRI
KESETIMBANGAN REAKSI.
Titrasi Reduksi Oksidasi (Redoks)
TITRASI PENGENDAPAN ARGENTOMETRI.
KIMIA ANALISIS KUANTITATIF PENDAHULUAN
OLEH EKO BUDI SUSATYO ANALISIS KUANTITATIF OLEH EKO BUDI SUSATYO
Metode Titrimetri / Volumetri
ANALISA TITRIMETRI Dasar Umum: a A + t T Hasil Beberapa istilah:
Penentuan Vitamin C Cara Titrasi Dye
Titrimetri Analisa titrimetri merupakan satu bagian utama kimia analisis dan perhitungannya berdasarkan hubungan stoikiometri sederhana dari reaksi-reaksi.
PENENTUAN KADAR KARBOHIDRAT DENGAN METODE ANTHRONE
GRAFIK TITRASI ASAM BASA
Kimia Analitik Kimia analitik:
OLEH TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB
METABOLISME SEL Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup.
Bab III Analisis Volumetri.
Argento-Gravimetri.
Reaksi Netralisasi SMA MAARIF NU PANDAAN TERAKREDITASI “B” 2009
Oleh Giovani Hanny Ume Eka Novana Lariwu Ardino Wungkana
Begum Fauziyah, S. Si., M. Farm
TITRASI.
Penentuan Kadar Karbohidrat Dengan Metode Anthrone
KIMIA ANALITIK Cabang ilmu kimia yang bertugas mengidentifikasi zat, memisahkannya serta menguraikannya dalam komponen-komponen, menentukan jenis serta.
Lismaryani Bertin SMK Negeri 13 Bandung
Nanda Thyareza Imaniar ( )
TITRASI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS). Titrasi redoks merupakan proses titrasi yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan valensi atau perpindahan elektron.
Metode Titrimetri / Volumetri
BILANGAN OKSIDASI NITROGEN
Metode Titrimetri / Volumetri
Titrasi Asam Basa Powerpoint Templates Oleh: Deismayanti Lia Agustina
TITRASI KONDUKTOMETRI Disusun Oleh: Lulu Munisah ( )
Konduktometri Fikka Maypalita JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ANDALAS.
PROTEIN.  Protein adalah sumber asam-asam amino yang mengandung unsur-unsur C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.  Sebagai.
KELOMPOK IV RENY ALIM AL AYUBI SYAM NASHRAH SURYANY SERNA HAMID SRY ASTUTI
Kesetimbangan Asam-Basa dan Kesetimbangan Kelarutan
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
KETERAMPILAN PROSES SAINS Amelia Herlina Neneng Maryam Pendidikan IPA Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia 2013.
Transcript presentasi:

Reverse Flow injection analysis (FIA for the determination of vitamin C in phamaceutical formulation with chemiluminescene detection) Nehemia F ernandes K (111810301023) Dewanti Oktaviana K(111810301024) Anis Najmatul K (111810301029)

Introduction Vitamin C atau Asam askorbat (AA) adalah antioksidan yang baik yang berperan dalam berbagai peristiwa biologis dan melindungi dari berbagai agen oksidatif (radikal bebas). Banyak metode yang digunakan untuk menetukan Vitamin C (titrimetri, amperometri, konduktometri dan sebagainya).

Tujuan dari penelitian ini adalh mengembangkan metode reverse-FIA dengan deteksi Chemiluminescence (CL) untuk penentuan asam askorbat. Metode tersebut dapat digunakan sebagai metode alternatif karena dapat menghemat waktu dan murah

Metodologi Percobaan Bahan:

Preparasi Bahan Asam askorbat 1000 ug / ml asam askorbat Disiapkan dengan melarutkan 0,25 g as. Askorbat ke dalam air distilasi deionisasi Diiencerkan sampai 250 mL ke dalam labu ukur Ditempatkan ditempat yang dingin Hasil

Larutan Sodium Karbonat 0,1 M larutan Na2CO3 Disiapkan dengan melarutkan 10,599 g Na2CO3 ke dalam porsi kecil air distilasi deionisasi Dimasukkan ke dalam labu ukur 1 L dan diencerkan sampai tanda batas Hasil

Larutan Luminol 0,05 M larutan Luminol Disiapkan dengan melarutkan 8,860 g luminol ke dalam sedikit 0,1 M larutan Na2CO3 di atas ke dalam labu ukur 1 L dan diencerkan sampai tanda batas Disiapkan larutan lain dengan mengencerkan larutan stock dengan 0,1 M larutan Na2CO3 Hasil

Hidrogen peroksida (H2O2) 0,25 M larutan H2O2 Disiapkan dengan melarutkan 21,5 ml H2O2 ke 1 L labu ukur Distandarisasi lagi dengan standar 0,1 M KMnO4 Hasil

Larutan Pottasium Bromat (0,35 M) 58,454 g KBrO3 Dilarutkan dengan sejumlah kecil air distilasi deionisai panas hingga larut sempurna Didinginkan dan diencerkan sampai 1 L dengan DDW Hasil

Larutan Asam Hidrobromik (0,5 M) 28,09 g HBr Dilarutkan sampai 500 ml dengan DDW Hasil

Preparasi Sampel Tablet dan tablet Kunyah Vitamin C Ditimbang sebanyak 10 tablet dan dihancurkan untuk menjadi bubuk Dicampur dengan DDW menggunakan bath ultrasonik Disaring dan diencerkan dengan labu ukur 100 mL sampai tanda batas dengan DDW Hasil

Injeksi 10 ampul Dicampur dan volume sam dengan 1 ampul yang dipindahkan dalam labu ukur 100 mL dan diencerkan dengan DDW sampai tanda batas Hasil

Larutan Bahan Campuran larutan stock setiap bahan dari farmasi disiapkan dan diteliti dalam DDW menurut tabel 2. larutan lain disiapkan dengan mengencerkan setiap larutan stock

Tabel 2

Alat Pompa peristaltik (12 aliran) Tabung PTFE (0,1 mm) Katup (six-way) Sel aliral spiral (60,0 μl, 0,5 mm) Detektor

Prosedur Kerja Dua aliran akan mencapai aliran sel yang bertanggung jawab untuk generasi cahaya CL. Aliran pertama (A1) adalah larutan H2O2

110 μL luminol Hasil Diinjeksikan ke aliran 2 yang berisi larutan H2O2 Aliran 2 adalah Br2 yang merupakan hasil pencampuran dari dua aliran dari KBrO3 dan HBr Aliran Br2 bergabung dengan aliran yang mengandung AA sebelum bercampur dengan Luminol-H2O2 Sebagian Br 2 akan bereaksi dengan AA sehingga tidak semua Br2 mencapai aliran sel Hasil

Skema Diagram FIA

Hasil dan pembahasan

Hasil Pengaruh konsentrasi peroksida Pengaruh konsentrasi luminol Pengaruh konsentrasi Potassium bromat Pengaruh konsentrasi as.Hidrobromat Pengaruh panjang koil Pengaruh injeksi reagen-volume

Pengaruh konsentrasi Hidrogen peroksida

Pengaruh Konsentrasi Luminol Kenaikan konsentrasi Luminol, intensitas cahaya CL juga naik hingga tercapainya intensitas maksimum dengan konsentrasi maksimum luminol 0,01 M.

Pengaruh Pottasium Bromate Peningkatan konsentrasi ion Br dapat menaikkan intensitas emisi cahaya (ΔCL). Dua variabel yang berperan penting dalam penentuan konsentrasi optimum KBrO3, yaitu rendahnya kelarutan garam dan titik ekuivalen antara bromat dan ion bromida yang dijaga konstan selama peneliti. Konsentrasi optimumnya yaitu 0,15 M Peningkatan konsentrasi ion Br dapat menaikkan intensitas emisi cahaya (). Dua variabel yang memainkan peranan penting dalam penentuan konsentrasi optimum KBrO3, yaitu kelarutan rendah garam dan titik ekuivalen antara bromat dan ion bromida yang dijaga konstan selama peneliti. Konsentrasi optimumnya yaitu 0,15 M

Pengaruh Asam Bromida Konsentrasi HBr yang digunakan yaitu dari 0,01- 0,35 M. Intensitas cahaya maksimum terjadi pada konsentrasi HBr 0,25 M, setelah itu menurun. Hal ini disebabkan oleh pembentukan warna kuning dari Br2 yang berlebih, yang menyerap cahaya yang dipancarkan. Hal tersebut juga disebabkan oleh tingkat keasaman yang lebih tinggi mengurangi cahaya CL yang dihasilkan dari sistem Luminol karena yang dibutuhkan adalah media dalam keadaan basa. Konsentrasi HBr yang digunakan yaitu dari 0,01- 0,35 M. Intensitas cahaya maksimum terjadi pada konsentrasi HBr 0,25 M, setelah itu menurun. Hal ini disebabkan oleh pembentukan warna kuning dari Br2 yang berlebih, yang menyerap cahaya yang dipancarkan. Hal tersebut juga disebabkan oleh tingkat keasaman yang lebih tinggi mengurangi cahaya CL yang dihasilkan dari sistem Luminol karena yang dibutuhkan adalah media basa.

Pengaruh panjang Coil Pada desain rFIA-CL di atas terdapat 3 coil. Coil 1: peningkatan panjang coil akan meningkatkan intensitas CL karena memungkinkan cukup waktu untuk menghasilkan Br2. panjang coil optimum yaitu 140 cm. Coil 2: peningkatan panjang coil akan meningkatkan perbedaan intensitas cahaya dari tinggi puncak antara blanko dan AA dan dimanfaatkan untuk reaksi redoks . Panjang coil optimum yaitu 100 cm

Coil 3: tidak ada perubahan signifikan pada intensitas CL dengan peningkatan reaksi coil yang diamati, sedangkan dengan coil lebih panjang intensitas CL menurun. Hal ini disebabkan oleh penyebaran zona luminol dalam aliran pembawa sebelum mencapai aliran sel. Sehingga panjang 10 cm merupakan panjang optimum.

Pengaruh Laju Alir pengaruh laju alir pada intensitas CL dipelajari pada range 0,5-5,0 ml/min dan 2,5 ml/min merupakan laju alir maksimum dari sistem. Pengaruh Injeksi Volume Reagen range volume reagen dari 40-200 μl diinjeksikan pada sistem dan 100 μl merupakan volume reagen terbaik.

Optimisasi Stabilisator AA yang berbeda DDW diseleksi sebagai media terbaik untuk menyiapkan larutan standar dan sampel dari AA, dengan perlakuan khusus selama penyimpanan untuk pengukuran. Kondisi optimal eksperimen untuk sistem rFIA-chemiluminescene ditunjukkan pada gambar 1 yang digunakan untuk penentuan AA yang ditabulasikan dalam tabel AA

Grafik Kalibrasi

Studi gangguan Penelitian dilakukan dengan membandingkan sinyal yang diperoleh ketika aliran AA murni (4,0 μg/ml) yang mengalir melalui sistem dengan larutan sampel sintetik yang mengandung AA (4,0 μg/ml) dan konsentrasi yang berbeda dari masing-masing pengganggu. Di sebagian besar sampel obat AA di pasar, AA merupakan komponen minor, sehingga tidak ada gangguan serius yang terjadi

Aplikasi untuk analisis Farmasi Evaluasi dengan t-tes pada level 95 % mengindikasikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan dan metode ini (rFIA-CL) adalah sesuai dengan yang diperoleh dengan metode standar

Kesimpulan Dalam sistem rFIA-CL ini reagent diinjeksikan kedalam sistem alir yang terdiri dari beberapa sampel dan larutan lainnya Metode injeksi reagen ini dapat mengatasi masalah penyumbatan pada pipa dari endapan Teknik ini dapat mengeliminasi penyerapan dari sampel matrik

Keuntungan dari metode ini adalah konsumsi reagen yang rendah, sehingga ekonomis dan dapat digunakan secara rutin dalam penentuan asam askorbat dalam sediaan farmasi dengan presisi yang baik Penentuan sampel asam askorbat dalam farmasi sama dengan yang diperoleh dengan metode farmakop di Inggris.

PERTANYAAN Metode manakah yang lebih efektif antara reverse-FIA dan metode iodometri dalam penentuan Vitamin C? Bagaimana Reaksi yang terjadi di dalam masing-masing coil?

JAWABAN 1. Metode yang lebih efektif dalam penentuan asam askorbat yaitu dengan menggunakan revers-FIA daripada metode standar. Hal ini disebabkan oleh pada metode revers-FIA menggunakan Chemiluminenscen, di mana Chemiluminenscene didasarkan pada reaksi kimia dan memiiliki laju rekasi yang cepat, sehingga dapat mendeteksi senyawa dengan konsentrasi yang sangat rendah.

2.

Pada gambar di atas dapat diketahui bahwa, luminol dinjeksikan pada aliran yang berisi H2O2 dan bereaksi pada coil 1. Tujuan dari H2O2 direaksikan dengan larutan luminol adalah untuk mengaktifkan luminol agar dapat terdeteksi oleh alat. Berikut ini adalah mekanisme reaksi yang terjadi antara luminol dengan H2O2:

Kemudian pada coil ketiga terjadi reaksi antara larutan HBr dan KBrO3 Kemudian pada coil ketiga terjadi reaksi antara larutan HBr dan KBrO3. berikut reaksi yang terjadi: 5HBr(aq) + KBrO3(aq) 3Br2(aq) +2H2O(l) + KOH(aq) Br2 yang dihasilkan akan bereaksi dengan Asam Askorbat pada coil 2 (A2). Br2 ini berfungsi untuk akan memutuskan ikatan rangkap pada struktur asam askorbat

Reaksi yang dihasilakn di atas kemudian akan bereaksi dengan kompleks H2O2-Luminol. Luminol yang telah bereaksi dengan peroksida dan menghasilkan aminoptalat ini akan bertindak sebagai carier pada saat bercampur dengan hasil reaksi dari koil A2 dan akan membawa asam askorbat yang telah bercampur dengan Br2 ke dalam detektor sehingga akan terdeteksi. Untuk reaksi pencampuran antara A1 dan A2 kami masih belum menemukaannya.