UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Advertisements

Persentasi Sistem Indra Manusia bagian [Mata]
Kelumpuhan UMN (Upper Motor Neuron)
Azhari Putri Cempaka Putri Kurniasih Ratna Susyanti Sharra Ati Kurnia Dewi Shopiati Merdika Nugraha.
Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat.
SISTEM SARAF IX / I Standart Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator
fiSIOLOGi DAN FISIKA pendengaran 2 LEONARDO W. PERMANA, DR., MARS
Otak dan Saraf Kranial By : Dyan & Aulia.
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
SISTEM SARAF.
SANTI KARTIKASARI,dr SISTEM SARAF.
IPA BIOLOGI.
ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46
Sistem Saraf.
SISTEM SARAF PADA MANUSIA
Lapangan Pandang M. Hidayat Bag. Mata FK Unand/RS M.Jamil Padang
Sistem Saraf Pusat.
Oleh : Mathilda Claudia Dwi Subakti P
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
Presentasi tentang Mata
SARAF KRANIALIS.
Review Anatomi dan Fisiologi Mata Irma Nur Amalia, S.Kep., Ners
PENGKAJIAN OFTALMIK.
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM PENGINDERAAN
Saraf Kranial.
Psikologi Faal Unita Werdi Rahajeng -
PENGOLAHAN CITRA DIGITAL
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi
MATA.
BAB IV FUNGSI DAN ORGANISASI OTAK
TIM HISTOLOGI FKP 2016 JARINGAN SARAF.
SISTEM KOORDINASI DAN INDRA
VISUAL MK Psikologi Faal RDS.
DIENCEPHALON Letak: antara telencephalon dan midbrain, dan mengelilingi ventrikel ketiga Dua struktur utama: Thalamus Hipothalamus.
Kelainan pada sistem saraf
Kompetensi Dasar Ke 9 SUSUNAN SISTEM SYARAF.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KEGAWATAN SISTEM PERSARAFAN
RETINOBLASTOMA.
PERSEPSI & SENSASI.
Patologi Kelainan/Penyakit/Gangguan pada Susunan Saraf Tepi
Sindrom Guillain–Barré
Fungsi sistem saraf pada manusia
Perkembangan pada masa janin Susunan saraf pusat.
Susunan Sistem Syaraf Pada Manusia
SISTEM KOORDINASI MANUSIA
SKENARIO 3.
Fisiologi III Eka Candra Sasmita Putri dr. Sp S
SARAF & HORMON.
EPILEPSI.
Neuron merupakan unit dasar dari sistem syaraf , terdiri atas :
Pembimbing : dr. Nurtakdir Kurnia Setiawan, Sp.S, MSc
JOURNAL READING OF RADIOLOGY Imaging in Epidural Hematoma
Kortikospinal dan Kortikobulbar
ASKEP PADA PASIEN DENGAN GLUKOMA
DIABETES MELLITUS kiki hardiansyah, S.kEP,ns
Naufal Muntaaza Waliy H CI-BI 2 SMAN 1 SUMEDANG
Kelainan Kongenital Mata
Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Perifer Bagian Aferen Organ RESEPTOR
SISTEM EKSKRESI MASUK KELUAR.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
FUNGSI BAGIAN2 OTAK ?.
MATA.
VISION Aziz & Arif.
SISTEM DERIA UTAMA SUBJEK PEMBEDAHAN KOD MGS 2312 KATARAK.
DIABETES MELITUS.
1 JARINGAN SARAF Kelompok 4 Ines Gusti Pebri Gressha Vionalle Ademi Hidayati Hariska Andriani Fitria Sasmita Yezi Gita Rahayu Lisa Sya’baniar Rahma Erlis.
ARNIANSYAH REZKY OKABE YUZI WIRAAYU PUTRI
INDERA PENGELIHATAN ALAT INDERA /SISTEM KOORDINASI/BIOLOGI XI IPA/SMAN 46.
SISTEM SARAF DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL SMK AR-RAIHAN CIKAMPEK OLEH: DINA TRISNAWATI,Skep.
Transcript presentasi:

UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA NEURO OPHTHALMOLOGY BAGIAN I. K. MATA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA

PENDAHULUAN HUBUNGAN MATA – OTAK SANGAT ERAT MEMBERI PETUNJUK DIAGNOSIS GANGGUAN SISTEM SARAF PUSAT SOP SERING MENGAKIBATKAN GANGGUAN PENGLIHATAN AKIBAT KERUSAKAN ATAU PENEKANAN SYARAF 3,4,5,6 DAN 7 JUGA BERHUBUNGAN

JALUR VISUAL SENSORIK SINAR DIDETEKSI SEL BATANG & KERUCUT DI RETINA SINAPSIS DENGAN SEL BIPOLAR, LANJUT GANGLION RETINA AKSON SEL GANGLION TERDIRI DARI LAPISAN SERABUT YANG MENYATU MENJADI SYARAF OPTIK KELUAR DARI BELAKANG BOLA MATA, BERJALAN KE ARAH POSTERIOR MASUK RONGGA KRANIUM MELALUI KANALIS OPTIKUS

JALUR VISUAL OPTIK DI INTRAKRANIAL KEDUA SYARAF BERSATU MEMBENTUK KIASMA OPTIK PADA KIASMA, SERABUT NASAL BERSILANGAN DAN BERSATU DENGAN SERABUT SYARAF TEMPORAL YANG TIDAK BERSILANGAN DARI MATA BERLAWANAN MEMBENTUK TRAKTUS OPTIKUS

JALUR VISUAL OPTIK SERABUT MENERIMA IMPULS ½ KANAN LAP. PANDANG, MEMBENTUK TRAKTUS KIRI, PROYEKSI HEMISFERE KIRI ½ BAGIAN KIRI LAP. PANDANG KE HEMISFER SEREBRAL KANAN TRAKTUS OPTIK MENGITARI PEDUNKULA SEREBRI KE NUKLEUS GENIKULATA LATERAL 20% MELAYANI FUNGSI PUPIL

JALUR VISUAL SENSORIK SERABUT MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT DI DEPAN NUKLEUS & BERJALAN MELALUI BRAKIUM KOLIKULUS SUP KE OTAK TENGAH SERABUT SISA BERSINAPSIS DI NUKLEUS GENIKULATA LATERAL BADAN SEL MENANJAK KE TRAKTUS GENIKULOKALKARINA, BERJALAN SISI POSTERIOR KAPSULA INTERNA LOBUS TEMPORAL DAN PARIETAL KEKORTEKS OKSIPITAL

Fig. 12.5. Lesions of the visual pathways at the level of : Optic nerve; Proximal part of optic nerve; Central chiasma; Lateral chiasma (both sides); Optic tract; Geniculate body; Part of optic radiations in temporal lobe; Part of optic radiations in parietal lobe; Optic radiations; Visual cortex sparing the macula; 11. Visual cortex, only macula. Dikutip dari A K Khurana, 2007

Dikutip dari A K Khurana, 2007

Dikutip dari D Vaughan, 2000

ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI LESI PADA JALUR LINTAS VISUAL LESI ANTERIOR KIASMA, DEFEK LAPANG UNILATERAL POSTERIOR KIASMA, DEFEK HOMONIM KONTRALATERAL KELAINAN BISA KONGRUEN (UKURAN, BENTUK DAN LOKASI SAMA) ATAU INKONGRUEN LESI KIASMA, DEFEK BITEMPORAL

ANALISIS LAPANG PANDANG SEHUB LOKASI LESI PADA JALUR LINTAS VISUAL DEFEK LAPANG PANDANG MENUNJUKKAN PENYEBARAN YANG AKTIF BILA ADA AREA SKOTOMA RELATIF LESI REGIO OKSIPITAL, DEFEK IDENTIK PADA SETIAP LAPANG PANDANG LESI TRAKTUS OPTIKUS, DEFEK LAPANG PANDANG HOMONIM YANG INKONGRUEN

SARAF OPTIK BATANG DENGAN 1,1 JUTA AKSON 1MM SEBELAH BAWAH, 3MM SEBELAH NASAL POLUS POSTERIOR PANJANG ORBITA 25-30MM BAGIAN INTRAKANALIKULAR 4-9 INTRAKRANIAL 10MM DIAMETER 1,5MM INTRAOKULER, MENJADI 3MM INTRA ORBITA

SELUBUNG SARAF OPTIK KELANJUTAN MENINGEN PIAMATER MELEKAT LONGGAR ARAKHNOID MELEKAT DI UJUNG KANAL OPTIK INTRAKRANIAL DURA MATER MEMBATASI PERMUKAAN RONGGA KRANIAL

Dikutip dari D Vaughan, 2000

PENYAKIT SARAF OPTIK NEURITIS OPTIK IDIOPATIK PENYAKIT2 DEMIELINISASI SKLEROSIS MULTIPEL SINDROM LAIN (Devic) INFEKSI VIRUS NEURITIS OPTIK PASCA INFEKSI VIRUS ENSEFALOMIELITIS PASCA INFEKSI POLIRADIKULONEURONITIS MONONUKLEOSIS INFEKSIOSA HERPES ZOSTER

PENYAKIT SARAF OPTIK D. EKSTENSI LOKAL PENYAKIT YANG MERADANG: 1. SINUSITIS 2. INTRAKRANIAL (MENINGITIS, ENSAFALITIS) 3. SELULITIS ORBITA 4. INTRAOKULAR-KORIORETINITIS, ENDOFTALMITIS, IRIDOSIKLITIS

PENYAKIT SARAF OPTIK E. INFEKSI SISTEMIK DAN RADANG 1. SIFILIS 2. TUBERKULOSIS 3. KRIPTOKOKOSIS 4. KOKSIDIODOMIKOSIS 5. ENDOKARDITIS INFEKTIF 6. SARKOIDOSIS

PENYAKIT SARAF OPTIK F. NUTRISIONAL & METABOLIK 1. DIABETES MELITUS 2. DISTIROIDISME 3. DEFISIENSI VITAMIN G. TOKSIK 1. AMBLIOPIA – TEMBAKAU, ALKOHOL 2. LOGAM BERAT – ARSENIK, TIMAH 3. OBAT-OBATAN – ETHAMBUTOL, DLL

PENYAKIT SARAF OPTIK H. ATROFI OPTIK HEREDITER 1.PENYAKIT LEBER 2. ATROFI OPTIK DOMINAN 3. ATROFI OPTIK RESESIF 4. SINDROM BEHR I. PENYAKIT VASKULER 1. ARTERITIS KRANIALIS 2. ARTERIOSKLEROSIS 3. POLIARTERITIS NODOSA 4. PENYAKIT TAKAYASU

PENYAKIT SARAF OPTIK J. NEOPLASTIK 1. INFILTRASI LANGSUNG KE SARAF OPTIK, LEUKEMI DAN MALIGNA 2. NEUROPATI KOMPRESIF 3. SINDROM PARANEOPLASTIK K. CEDERA L. NEUROPATI RADIASI

NEURITIS OPTIK ISTILAH YANG MENUNJUKKAN PERADANGAN, DEGENERASI ATAU DEMIELINISASI SARAF OPTIK KELUHAN UTAMA HILANGNYA DAYA PENGLIHATAN NEURITIS RETROBULBER, PENDERITA TIDAK MELIHAT APA2, DOKTER TIDAK MELIHAT APA-APA BERSIFAT SEMENTARA

DIAGNOSIS BANDING NEURITIS OPTIK PAPIL EDEM PENGOBATAN : PADA PENYEBABNYA KORTIKOSTEROID SISTEMIK BELUM TERBUKTI MANFAATNYA PADA PERSISTEN NEURITIS OPTIK

ATROFI SARAF OPTIK VASKULAR DEGENERATIF SEKUNDER KARENA PAPILEDEMA SEKUNDER KARENA NEURITIS OPTIK TEKANAN PADA SARAF OPTIK TOKSIK METABOLIK TRAUMATIK GLAUKOMA

KIASMA OPTIK TERLETAK KIRA-KIRA DI DEKAT PUNCAK DIAFRAGMA SELA TURSIKA TERBENTUK DARI PERPOTONGAN 2 SARAF OPTIK DAN PERSILANGAN SERABUT2 NASAL KE TRAKTUS OPTIK SISI SATUNYA KERUSAKAN KIASMA = DEFEK HEMIANOPIA BITEMPORAL, KHAS, TIDAK SEMPURNA DAN TIDAK SIMETRIS TAJAM PENGLIHATAN SENTRAL JUGA TURUN

JALUR LINTAS VISUAL RETROKIASMAL TRAKTUS OPTIK BERMULA PADA SUDUT POSTEROLATERAL KIASMA SERABUT PUPIL AFEREN MENINGGALKAN TRAKTUS TEPAT DIDEPAN NUKLEUS, MEMBENTUK TRAKTUS GENIKULOKALKARINA TRAKTUS MELINTASI KAPSUL INTERNA, MENYEBAR MENJADI BERKAS, RADIATIO OPTIK

KERUSAKAN PADA JALUR RETROKIASMA PENYEBAB UTAMA : PENYAKIT ATAU TUMOR SEREBROVASKULER DEFEK LAPANG PANDANG HOMONIM YANG INKONGRUEN STLH BEBERAPA MINGGU, PAPIL OPTIK BISA PUCAT DAN LAPISAN SERABUT SARAF RETINA MENIPIS KERUSAKAN LOBUS PERIETAL DAN TEMPORAL MENYEBABKAN DEFISIT NEUROLOGIK MULTIPEL

PUPIL NORMAL BERBEDA-BEDA UKURANNYA, KIRA2 3-4MM, PADA ANAK-ANAK CENDERUNG BESAR FUNGSI PUPIL MENGONTROL JUMLAH CAHAYA YANG MASUK KEMATA UNTUK MENDAPAT FUNGSI VISUAL TERBAIK PADA BERBAGAI DERAJAT INTENSITAS CAHAYA

NISTAGMUS OSILASI SATU ATAU KEDUA MATA YANG BERULANG SECARA RITMIK TANPA DISENGAJA PADA SATU ATAU SELURUH LAPANG PANDANGAN MEKANISME SEUTUHNYA TIDAK DIKETAHUI DAN LOKASI DEFEKNYA TIDAK DAPAT DITENTUKAN

DERAJAT NISTAGMUS HANYA TERARAH KOMPONEN CEPAT HANYA DI POSISI PRIMER TERARAH KE KOMPONEN LAMBAT GERAKANNYA BISA HORISONTAL, VERTIKAL, OBLIK, ROTATORI, SIRKULAR ATAU KOMBINASI MENURUNNYA TAJAM PENGLIHATAN AKIBAT KETIDAKMAMPUAN MEMPERTAHANKAN FIKSASI