NEUROGENIC BLADDER & BOWEL

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Ketuban Pecah Terlalu Dini
Advertisements

By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
POST TEST KELAS D.
Striktur Uretra dr. Arnold M Simanjuntak, SpU.
SISTEM PENCERNAAN Dr. MIFTAH AZRIN, Sp.KO.
Mikturisi dan Gangguannya
SIKLUS KEHIDUPAN WANITA
Kelompok 4 Febri Prihatnanto Dian Karimawati Windasari K
6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)
Kelompok 8 Idham Ilhami Gumilar Rani Sri Yulianti Regina Bilqis
Dr. Rr. Retnanaingtyas Sugma Y.
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN GANGGUAN OKSIGENASI
OLEH Ns. I GEDE SATRIA ASTAWA, S.Kep
genitourinary trauma/nsu3062/rsetyowati
PEMERIKSAAN SENSORIK   MAIDI SAMEKTO.
KELOMPOK 9 KEPERAWATAN GERONTIK.
Yuliarni Syafrita Bag. Ilmu Penyakit Saraf FK-Unand/RS DR M Djamil
Management Inkontinensia Urine
KEBUTUHAN PERSONAL HIGIENE by: Richa Noprianty
Pemeriksaan Faal Ginjal
Ns. SATRIA GOBEL, SKp, M.Kep, Sp Kom
Oleh : Margaretha Telly, SKep, Ns
TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM
PENGENALAN PENYAKIT GLOMERULONEPHRITIS DAN SYSTITIS
Kebutuhan fisiologis dan psikologis pada kala I serta manajemen kala I
Perilaku Seksual dan Hubungannya dengan Kesehatan
ANATOMI SISTEM SARAF BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahajeng
Kehamilan disertai penyakit
LANSIA DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN
ANATOMI SISTEM PERKEMIHAN RAHMADIA B.
Pengaturan Suhu Imran Tumenggung.
NAMA : OSHI ANDILA TINGKAT : II B TUGAS : ASKEB II
PENgKAJIAN DATA PADA NEONATUS,BAYI BARU LAHIR,BAYI,BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH TIA ELPIKA
TRAUMA GENITALIA.
OLEH Dr. Moh. Natsir M. Abdul
Di susun oleh : Abdull Rahim Mokodompit
SPINA BIFIDA Adalah : Kegagalan canalis vertebra untuk menutup dengan normal karena adanya defek dalam perkembangan vertebra. (JG. Chusid, Neuroanatomi.
ELIMINASI URINE (BAK).
Yophi Nugraha S.Kep.,Ners.,M.Kes
Pengendalian Gerakan Manusia oleh Sistem Saraf
KEBUTUHAN FISIOLOGI DAN PSIKOLOGIS PADA KALA I SERTA MANAJEMEN KALA I
BOWEL NEUROGENIK DISFUNGSI DAN MANAJEMEN
GINJAL DAN CAIRAN TUBUH
ASKEP PADA KLIEN IBU NIFAS DENGAN RETENSIO URINE
KEBUTUHAN DASAR IBU BERSALIN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSALINAN
Konsep Kebutuhan Eliminasi
Sindrom Guillain–Barré
PENANGANAN FISIOTERAPI PADA PENDERITA GANGGUAN HERNIA DISKUS
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN TRAUMA MEDULA SPINALIS
By: Lisna Annisa Fitriana, S.Kep., Ners, M.Kes
Di susun oleh : Danang kurniawan
ASKEP PARKINSON.
ASKEP PADA GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN OLEH : WITRI HASTUTI, S.Kep, Ns
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN FRAKTUR
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
Fudjiwati Ichsani, SKM. SSTFT.
OBSTRUKSI SALURAN KEMIH
Nama Kelompok: Analailatul Khoirun nisak Indrianayunita sari
ASKEP PD PASIEN DGn MYOMA UTERI
PELATIHAN RUTIN IV SYOK HIPOVOLEMIK & SINKOP
PENGKAJIAN SISTEM PERKEMIHAN
FT CARDIPULMONAR JENNIFER DHEA FISIOTERAPI 2014.
TRAUMA ABDOMEN.
PENYAKIT DEGENERATIF. Apa itu PENYAKIT DEGENERATIF?  Merupakan suatu penyakit yang muncul akibat proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan.
ASUHAN INTRAPARTUM Ryka Juaeriah. Asuhan Intrapartum Menghormati ibu dan pilihannya setelah diberi penjelasan Diberikan oleh penolong yang terampil Memberi.
DRAFT PANDUAN PELAYANAN NIFAS PADA IBU DAN BAYI BARU LAHIR Direktorat Kesehatan Keluarga Februari 2018.
BY : FITRIA OKTARINA.  suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan kegiatan dengan bebas (kosier,1989).  kemampuan seseorang untuk berjalan bangkit berdiri.
MODUL 2 Sistem Saraf Perifer dan Otonom Skenario 2 : Kaki Kananku Dokter sedang memeriksa seorang laki-laki yang dibawa kerumah sakit karena terjatuh dari.
Deteksi Dini dan Penanganan Komplikasi Persalinan.
Transcript presentasi:

NEUROGENIC BLADDER & BOWEL Adalah sekelompok kelainan yang disebabkan oleh gangguan partial atau komplek dari kontrol neurologik terhadap fungsi bladder & bowel yang normal, yang sering merupakan komplikasi kelainan neuromuskular

Kelainan neurologi terutama. berasal dari trauma,. infeksi, Kelainan neurologi terutama berasal dari trauma, infeksi, atau degeneratif, kelainan vaskular atau proses keganasan. Sistem saraf pusat pada level spinal atau supra spinal atau saraf tepi mungkin juga erlibat.

Keberhasilan menangani sindroma ini akan Keberhasilan menangani sindroma ini akan mengurangi tidak hanya kemungkinan kematian dan kesakitan, tetapi juga masalah psikososial dan perawatan. Neurogenik bladder & bowel adalah lebih dipahami dan mudah diobati saat ini, karena penanganan secara multidisiplin dan komprehensif. Dengan pertolongan ilmu pengetahuan dokter yang merawat, Urologist, dan perawat yang terlatih dengan penanganan yang tepat, dan pasien yang termotivasi untuk beradaptasi dengan kelainan ini, maka masalah ini dapat berhasil ditangani di masyarakat lingkungan pasien

Prinsip tujuan penanganan Neurogenic bladder adalah : mencegah Infeksi Saluran Kencing mencegah overdistensi kandung kencing dan implementasi metode pengosongan yang memuaskan. Fungsi bowel normal tercapai bila inkontinensia, diare, dan konstipasi dapat diminimalisasi atau dihilangkan

NEUROANATOMI Pusat kontrol spinal dari fungsi bladder & bowel adalah S2 – S4 Koordinasi saraf sensory & motorik dari sistem saraf somatik dan autonom mengatur fungsi bladder & bowel yang normal. Saraf-saraf efferent Parasimpatik mensarafi otot detrusor kandung kemih dan otot sphincter dari bowel. Sementara saraf efferent Simpatik mensarafi otot polos traktus urinarius. Saraf-saraf efferent somatik mensarafi otot lurik sphincter uretra eksterna dan lantai panggul dan juga otot sphicter ekterna dari bowel. Saraf-saraf ini menangani tekanan, fungsi, dan peregangan, dan juga bentuk-bentuk sensori seperti temperatur

Klasifikasi Uninhibited Neurogenic Sensory Paralytic Motor Paralytic Autonomous Neurogenic Reflex Neurogenic

NEUROGENIC BLADDER Fisiologi Pengosongan : Meskipun reflek pengosongan adalah automatis, ini dapat dihambat dan dilakukan oleh pusat-pusat diotak Bila kandung kemih penuh oleh peningkatan volume urine, reseptor peregangan pada otot detrusor kandung kemih mengirim impuls saraf ke pusat spinal cord melalui saraf pelvic afferen viseralis. Keinginan untuk kencing kemudian diproyeksikan ke otak. Bila waktu pengosongan sudah tepat, serat fasilitator diaktif kan, menimbulkan peningkatan aktivitas parasimpatik dengan menghasilkan penurunan aktivitas otot detrusor, relaksasi sphincter melalui inhibisi nervus pudendus dan terjadi pengosongan Tetapi bila waktu pengosongan tidak tepat, otak akan mengirim signal saraf inhibisi ke pusat spinal cord untuk menghambat reflek pengosongan

Evaluasi : Pemeriksaan fisik termasuk > pemeriksaan rutin ditempat tidur > evaluasi genitalia dan prostat yang teliti > sensasi perineal > tonus anus Ada beberapa cara evaluasi reflek yang berguna untuk menentukan keadaan pasien

Test Air Es : Untuk menguji fungsi autonom kandung kemih melalui saraf- saraf pelvis 3 ons (150 cc) cairan saline dengan suhu 380 F atau 3,30 C diinjeksikan ke dalam kateter yang ada di kandung kemih. Jika larutan salin keluar dengan cepat, test menunjukkan gambaran kelain an UMN

Reflek Bulbocavernosus : Test ini adalah untuk fungsi somatik dari kandung kemih yang melalui nervus pudendus. Jari dimasukkan ke rectum dan gland pensi atau clitoris ditekan atau kateter ditarik. Bila sphincter rektum berkontraksi, ada aktivitas reflek dan lesi LMN tidak mungkin

Residual Urine : Pemeriksaan ini memperlihatkan kesempurnaan pengosongan kandung kemih. Setelah pengosongan kandung kemih selesai, segera pasien dikateterisasi. Residual urine secara normal dapat diabaikan. Nilai besar dari 10-20 %, sering terlihat pada Neurogenic Bladder, biasanya tidak dapat diterima. Ini menunjukkan tidak sempurnanya pengosongan kandung kemih, sisa urine memungkinkan tempat untuk terjadinya infeksi

Pemeriksaan Radiografi : Cara yang paling sering dilakukan adalah statik sistogram untuk memeriksa anatomi traktus urinarius. Voiding sistourethrogram untuk menguji fungsi urethra dan kandung kencing sewaktu pengosongan. Retrograde urethrogram untuk mendeteksi striktura, reflek atau atau divertikuli. Sphincterometri untuk mengukur tahanan yang diberikan oleh sphincter.

Uji Urodinamik : Cystometrograf adalah petunjuk yang berguna untuk mengobati neurogenic bladder dan juga untuk klasifikasi. Ia memberikan pola kurva volume- tekanan yang menunjukkan sensasi, tekanan pengisian, kapasitas dan kontraksi detrusor. (Tabel)

Tabel Uji Urodinamik

Prinsip Penatalaksanaan : Tujuan utama, tanpa mempertimbangkan etiologi dan tingkat saat diagnosa dibuat, adalah penjagaan fungsi ginjal Ini dapat dilakukan dengan memperbaiki fungsi siklus kandung kemih dan pengosongan sepenuhnya. Pencegahan infeksi saluran kencing dan overdistensi kandung kemih adalah bagian integral dari program rehabilitasi, dengan menemukan metode pengeluaran urine yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pasien. Internal kateter ( intermitten atau indwelling ) digunakan hanya jika urine masih tertahan di kandung kemih.

Prinsip Penatalaksanaan (samb) : Inkontinesia sering dapat ditangani pada laki-laki dengan memakai kondom kateter dan pada perempuan dengan memakai diapers. Jika kateter sangat diperlukan, intermaitten kateter lebih diutama kan dari pada indwelling kateter karena mengurangi infeksi dan komplikasi, dan mempercepat untuk bladder retraining