PEMBAHASAN KATA Hartanto, S.I.P, M.A.
Pengantar Permasalahan Logika yang terkecil dalam proposisi adalah kata. Berbeda dengan ilmu bahasa yang menyelidiki kata dari segala aspeknya, logika bertujuan mencari pengertian kata dan bagaimana penggunaannya dengan tepat. Penyelidikan kata ini penting karena kata merupakan unsur yang membentuk pemikiran.
Beberapa Pengertian "Kata" Positif, apabila mengandung penegasan adanya sesuatu seperti: Gemuk (adanya daging), kaya (adanya harta benda), Pandai (adanya ilmu), terang (adanya sinar), dsb. Negatif, apabila diawali dengan salah satu dari: tidak, tak, non atau bukan seperti: tidak gemuk, tak kurus, bukan kaya, dsb. Privatif, apabila mengandung makna tidak adanya sesuatu, seperti: kurus (tidak ada daging), bodoh (tidak adanya ilmu), miskin (tidak adanya harta)
Contoh Positif Negatif Privatif Dermawan Tidak Dermawan Kikir Cantik Tidak Cantik Jelek Luas Tidak Luas Sempit Rajin Tidak Rajin Malas Kuat Tidak Kuat Lemah
Universal Universal, apabila ia mengikat keseluruhan bawahannya tanpa kecuali; rumah kita, kursi hewan, tumbuhan, manusia dan sebagainya. Dimaksud adalah keseluruhan rumah tanpa kecuali; rumah kita, rumah tetangga kita, rumah teman kita; rumah kayu, rumah batu, rumah yang dekat, rumah yang jauh, pokoknya semua yang wujud disebut dengan rumah.
Partikular apabila ia mengikat bawahan yang banyak tetapi tidak mencaku keseluruhan anggota yang diikatnya. Kata manusia adalah universal. Tetapi apabila sudah di batasi, betapapun banyaknya anggota yang diikat, maka mempunyai pengertian partikular seperti sebagaian manusia, sebagian besar manusia.
Singular Jika pada kata universal anggota yang diikatnya adalah banyak tidak terbatas, maka pada kata singular adalah sebaliknya. Anggota yang menjadi bawahan kata singular adalah satu. Kata yang mempunyai pengertian singlar dapat dibedakan menjadi: Nama unik yaitu nama yang memberi identitas berikut keterangan atau penjelasan suatu objek. Contoh: Presiden RI ke-2, Gunung Tertinggi di Indonesia, Sungai Terpanjang di Dunia Nama diri yaitu nama yang diberikan kepada orang atau barang untuk tujuan identifikasi. Contoh: Hasan, Fatimah, Himalaya Suatu kata mempunyai pengertian kolektif apabila ia mengikat sejumlah barang yang mempunyai persamaan fungsi yang membentuk suatu kesatuan. Seperti: regu, tim, kesebelasan, panitia, dewan.
Konkret Suatu kata mempunyai pengertian kongkret apabila ia menunjuk suatu benda, orang atau apa saja yang mempunyai eksistensi tertentu seperti: buku, kursi, rumah, kuda, Hasan.
Abstrak Suatu kata mempunyai pengertian abstrak apabila ia menunjuk kepada sifat, keadaan, kegiatan yang dilepas dari obyek tertentu, seperti: kesehatan, kebodohan, kekayaan, kepandaian.
Kata "Abstrak" dapat menjadi "Konkret" Kebaikan adalah perbuatan yang sangat diharapkan Kekayaan dapat membuat orang lupa kepada Tuhan Konkret Kebaikan tuan Bill Gates tidak mungkin terlupakan Kekayaan Bill Gates bernilai trilyunan dollar
Mutlak Suatau kata mempunyai pengertian mutlak apabila ia dapat di pahami dengan sendirinya tanpa membutuhkan hubungan dengan benda lain, seperti: buku, rumah, kuda.
Relatif Ia mempunyai relatif apabila tidak dapat dipahami demgan sendirinya, tetapi harus selalu ada hubungannya dengan benda lain, seperti: ayah, pemimpin, suami, kakek, kakak.
Bermakna dan Tidak Bermakna Jika kita selidiki setiap kata universal selalu mempunyai dua macam pengertian. Kita ambil kata ‘manusia’ maka ia mempunyai pengertian ‘manusia’ adalah kata yang tidak berikan kepada sembarang benda, tetapi kepada sesuatu yang mempunyai sifat- sifat tertentu. Barang yang dicakup oleh kata ‘manusia’ yakni: Hasan, budi, jhon, badu; manusia kulit kuning, maanusia kulit hitam, dan sebagainya Kata yang bermakna mempunyai konotasi dan denotasi. Kata tidak bermakna mempunyai konotasi tetapi tidak memiliki denotasi.
Univok, Equivok, Analog Univok, kata yang mempunyai satu makna yang jelas dan tidak membingungkan, contoh: pulpen, pensil, botol, kursi dsb. Equivok, kata yang memiliki makna lebih dari satu, seperti bunga, bulan, buku Contoh: Kebanyakan wanita menyukai Bunga (tanaman) Tabungan deposito milik Anton bertambah karena mendapat bunga 5 persen tiap bulan (tambahan nilai) Analog, kata yang dalam pemakaiannya mempunyai makna yang berbeda dengan makna asli tapi masih memiliki persamaan. Bunga (tanaman) Bunga Desa (Gadis) Ambigu, kata yang mempunyai makna lebih dari satu berdasarkan penafsiran orang yang menggunakannya. Contoh: Demokrasi, Hak Azasi Manusia.
KATA SEBAGAI PREDIKAT Kata atau susunan kata yang berfungsi sebagai subyek atau predikat disebut term. Sebagai predikat, term dapat dibedakan menjadi: 1. Genus 2. Spesia 3. Diffrentia 4. Propria 5. Accedentia
Genus Genus adalah term yang mempunyai bawahan banyak dan berbeda, tapi kesemuanya mempunyai sifat sama yang mengikat keseluruhan bawahan yang berbeda-beda itu. Dengan kata lain genus adalah term yang menyatakan hakikat sesuatu barang tetapi sebagian saja, belum melukiskan hakikatnya yang sempurna. Kerbau, kuda, gajah, kera, burung, manusia adalah berbeda, tetapi kesemuanya mempunyai sifat persamaan yang tak bisa dilepaskan dari masing-masing nama itu yaitu sifat kebinatangan. Jadi binatang adalah jenis. Term binatang belum memberikan secara sempurna tentang suatu kata, seperti: manusia adalah binatang; ia telah menyebut hakikat manusia tetapi belum seluruhnya.
Spesia Spesia adalah term yang menunjukkan hakikat yang berlainan tetapi sama-sama terikat dalam satu jenis. Manusia, kuda, lembu, kerbau, adalah spesia.
Differentia Sifat Pembeda, term yang membedakan satu hakikat dengan hakikat lain yang sama-sama terikat dalam satu jenis. Contoh: Manusia adalah binatang yang berpikir. Binatang adalah jenis, manusia adalah spesia dari binatang. Yang membedakan manusia dengan binatang adalah sifat berpikir. Sifat berpikir disebut differentia.
Propria Propria adalah term yang menyatakan sifat hakikat dari suatu spesia sebagai akibat dari sifat pembeda yang dimilikinya. Contoh dari berpikir (differentia) timbul sifat khusus (propria) menikah, membentuk pemerintahan, berpakaian.
Accidentia Accidentia adalah term yang menunjukkan sifat yang harus dimiliki oleh satu spesia. Contoh: gemuk, kurus, pandai, ceroboh.
Batas Konotasi Telah disebut dimuka bahwa pembahasan kata dalam Logika bertujuan mencari pengertian agar didapat penggunaan secara cermat. Ini agar setiap kata mempunyai pengertian yang tertentu serta merangkum semua sifat yang menjadi denotasinya, tidak lebih dan tidak kurang, sehingga dengan jelas membedakan pengertian yang satu dengan yang lainnya. Dalam Logika ada sebuah batasan yang sangat terkenal tentang manusia yakni ‘binatang berfikir’. Mengapa pengertian manusia begitu sederhana? Seperti kita ketahui, sifat-sifat yang dimiliki oleh suatu subyek, inilah yang membentuk pengertian subyek itu. Apakah pengertian suatu subyek harus menyebut semua sifat yang dimiliki, jenis, differentia, propria, dan accidentianya? Tidak, pengertian suatu subyek cukup dengan menyebut sekedar sifat yang menunjukkan pengertiannya. Jadi kita tidak usah menyebut propria serta accidentianya, tetapi cukup jenis kita telah dapat mengetahui golongan mana subyek tersebut di masukkan. Dengan sifat pembeda kita dapat membeda, subyek tersebut dengan subyek yang lain yang terikat dalam golongan itu. Maka pengertian manusia cukup dengan ‘binatang yang berfikir’ karenia inilah sifat yang terpenting. Kita tidak perlu menyebut sifat lain yang dimilki manusia, seperti; berjual-beli, kawin, membuat lembaga, membuat pemerintahan, juga sifat seperti; kaya, gemuk, kurus, kriting dan sebgainya.
Batas Denotasi Kesulitan kita dalam membicarakan denotasi adalah yang menjadi kesatuannya: jenis, spesia, keadaan khusus individunya? Misalnya term buku, apakah denotasinya? Sekedar yang disebut buku, buku cetak atau buku tentang subyek tertentu, apa pula denotasinya manusia? Kelompok berdasarkan warna kulit tempat tinggal atau individunya. Logika menetapkan batas konotasi adalah spesia yakni jenis yang dihadirkan sifat pembedanya. Karena keduanya menggunakan spesia sebagai batas, maka antar konotasi dan denotasi terjadi perbandingan terbalik, yakni semakin bertambah pengertian yang membentuk konotasi, semakin kuranglah kesatuan yang dicakup denotasi dan sebaliknya. Semakin kurang pengertian yang membentuk denotasi semaki luaslah pengertian yang membentuk konotasi, semakin luaslah kesatuan yang dicakup denotasi.
Contoh Manusia Manusia Berkulit Kuning Manusia Berkulit Kuning Bangsa Indonesia Manusia Berkulit Kuning Bangsa Indonesia mahasiswa Manusia Berkulit Kuning Bangsa Indonesia Mahasiswa belum menikah Tiap baris mengandung denotasi baris berikutnya Tiap baris mengandung k0notasi baris sebelumnya
Muito Obrigado