KEMENTERIAN PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA PENGUJIAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADA UPAYA KHUSUS PENINGKATAN PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI TAHUN 2015
Out line : Deskripsi Pengujian Teknologi Budidaya pada Upaya Khusus Peningkatan Produksi PAJALE Tujuan Pembelajaran Pokok Bahasan : Pengertian Pengujian Teknologi Budidaya Persyaratan Pengujian teknologi Pelaksana Pengujian teknologi Teknologi Pengujian Bahan Pembelajaran Pengujian teknologi 4. Media dan Alat Bantu Pembelajaran
Lanjutan ..... Waktu pelaksanaan Urutan Kegiatan : Pokok Bahasan Sub pokok Bahasan dan sub-sub pokok bahasan
1. Deskripsi : Pengujian Teknologi berupa : Modul Pengujian Teknologi merupakan petunjuk pelaksanaan untuk Perguruan Tinggi dalam Upsus Peningkatan Produksi PAJALE. Pengujian Teknologi berupa : 1) Teknologi yang sudah ada namun belum pernah dilaksanakan di kawasan/lokasi Upsus Pajale 2) Teknologi baru dari Perguruan Tinggi yang sedang diuji di tingkat lapang atau multi lokasi Dilaksanakan oleh Perguruan Tinggi (Dosen dan mahasiswa/alumni) dengan melibatkan petani dan dibantu Penyuluh Lapangan Pengujian Teknologi dilaksanakan dalam bentuk demonstrasi skala plot (demplot) seluas ± 0,25 ha Pelaksanaan pengujian teknologi menggunakan motto belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat (learning by doing and learning seeing), dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode penyuluhan.
Tujuan Pengujian Teknologi : Menjadi media pembelajaran petani, penyuluh dan mahasiswa Introduksi Teknologi tepat guna spesifik lokasi Meningkatkan produktivitas tanaman padi, jagung, dan kedelai
Out put : Rekomendasi Teknologi peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai yang spesifik lokasi.
2. Tujuan Pembelajaran : Mahasiswa/alumni memahami pengertian Pengujian Teknologi Budidaya pada tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Mahasiswa/alumni memahami persyaratan Pengujian Teknologi Budidaya pada tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Mahasiswa/alumni mampu melaksanakan Pengujian Teknologi Budidaya pada tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Mahasiswa/alumni mampu mengelola Pengujian Teknologi Budidaya pada tanaman Padi, Jagung dan Kedelai Mahasiswa/alumni mampu membuat laporan Pengujian Teknologi Budidaya pada tanaman Padi, Jagung dan Kedelai
3. Pokok Bahasan : 1). Pengertian Pengujian Teknologi : Teknologi Budidaya Tanaman yang belum pernah dilaksanakan di kawasan/lokasi Upsus Pajale Teknologi Budidaya Tanaman baru dari PT yang sedang diuji di tingkat lapang atau multi lokasi
2) Persyaratan Pengujian teknologi : 1) Penentuan Lokasi : Lokasi kegiatan berada di wilayah kerja BP3K yang memperoleh fasilitas peningkatan kapasitas BP3K melalui dana dekonsentrasi Setiap kabupaten rata-rata mengelola 1- 4 unit pengujian teknologi budidaya Pengujian teknologi budidaya di lakukan di lahan petani (di luar SL-PTT dan SRI pada tahun berjalan), Lahan pengujian teknologi berupa lahan pasang surut, lahan lebak, lahan gambut, lahan tadah hujan, lahan kering, dan lahan irigasi teknis. Lokasi diusahakan dalam satu hamparan
2) Luasan Unit Pengujian teknologi Luasan unit pengujian disesuaikan dengan anggaran, sarana dan prasarana teknologi (±0,25 ha) Fasilitas pengujian teknologi berupa saprotan, biaya tenaga kerja (olah tanah, tanam, pemeliharaan dan panen) dan pertemuan dengan petani. 3). Petani/Kelompok tani peserta pengujian teknologi Petani peserta adalah kelompok tani yang mengikuti program Upsus Peningkatan Produksi Padi Jagung Kedelai
4) Pelaksana Pengujian teknologi Pelaksana adalah mahasiswa pendamping Mahasiswa sebagai pendamping kelompok tani yang ditetapkan. Dosen sebagai narasumber pengujian teknologi. Penyuluh lapangan sebagai fasilitator. 5) Teknologi Pengujian : Teknologi yang diterapkan telah teruji dan mudah diterapkan meliputi: a) Benih varietas unggul baru(VUB) ; b) Pupuk berimbang; c) Pola Tanam jajar legowo atau SRI (untuk padi); d) Teknologi lahan pasang surut, lahan sub optimal lain e) Pengendalian Hama/OPT f) Pengelolaan tanah (bahan pembenah tanah); g) Penerapan biofertilizer dan dekomposer h) Mekanisasi Pertanian i) Panen dan penanganan pasca panen
4. Media dan Alat Bantu Pembelajaran : Pengujian teknologi dilakukan dengan metode demonstrasi skala plot (demplot) Demonstrasi plot pengujian teknologi dilakukan sesuai dengan petunjuk teknis. Supervisi dan evaluasi dilakukan oleh dosen. Demoplot pengujian teknologi dapat pula dimanfaatkan menjadi materi penelitian mahasiswa
Demoplot dapat dilaksanakan pada musim tanam pertama atau kedua. 5. Waktu pelaksanaan : Demoplot dapat dilaksanakan pada musim tanam pertama atau kedua.
A. Pokok Bahasan : Komponen pemberdayaan petani terdiri dari: Petani peserta pemberdayaan pengujian teknologi berasal dari satu poktan yang sama dengan jumlah 15-25 orang (disesuaikan dengan jumlah anggota) Dosen pembimbing berperan sebagai perancang dan narasumber dalam pengujian teknologi untuk pemberdayaan petani Mahasiswa sebagai pelaksana lapang pengujian teknologi Penyuluh pertanian berperan fasilitator membantu pelaksanaan di lapang Petani peserta sebagai rekan kerja mahasiswa dan penyuluh dalam pengujian teknologi.
Teknologi yang digunakan dapat berupa teknologi telah teruji (secara teknis mudah diterapkan, secara ekonomi menguntungkan dan secara sosial budaya dapat diterima masyarakat) namun belum diterapkan oleh kelompok tani; atau Teknologi baru dari perguruan tinggi yang sedang dilakukan uji skala plot. Teknologi budidaya yang diujikan antara lain meliputi perbenihan, pupuk berimbang, pola tanam, pengendalian OPT, pengairan, penggunaan bahan pembenah tanah, penggunaan biofertilizer dan dekomposer, panen, dan pasca panen serta mekanisasi pertanian. Pelaksanaan pengujian teknologi menggunakan motto belajar melalui bekerja dan belajar dengan melihat (learning by doing and learning seeing), dapat dilakukan dengan menerapkan beberapa metode penyuluhan seperti : Pertemuan/Rembug, Kursus Tani dengan metode SL, Latihan dan Kunjungan (LAKU) dan Hari Temu Lapang (Farmers Field Days).
Bahan pembelajaran pengujian teknologi berupa: benih padi, pupuk (Urea, NPK, Organik), model pola tanam, metode pengairan, bahan pembenah tanah, biofertilizer dan dekomposer, dan pestisida (kimia dan organik) serta teknologi budidaya yang lain. Lokasi Pengujian teknologi di lahan anggota kelompok tani yang tidak mendapat bantuan sarana produksi dari program Upsus Peningkatan Produksi Jagung dan Kedelai. Pemilik lahan diharapkan adalah anggota kelompok tani program Upsus Pajale. Lahan terletak dipinggir jalan yang mudah dikunjungi.
A) Sub pokok bahasan : Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi dengan ketentuan sebagai berikut : Satu unit pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi dengan kisaran ± 0,25 ha yang difasilitasi saprotan (benih, pupuk, dan pestisida) tenaga kerja dan dana pertemuan untuk luas tanam ± 0,25 ha yang dapat memberikan dampak pembelajaran bagi petani anggota poktan. Paket teknologi padi pada lokasi pengujian teknologi sesuai yang direkomendasikan oleh Badan Litbang Pertanian/BPTP yang spesifik lokasi, sekaligus sebagai tempat petani/anggota poktan/gapoktan melaksanakan seluruh tahapan pengujian teknologi padi dimaksud Setiap unit pengujian teknologi dengan luasan ± 0,25 ha memerlukan bahan pembelajaran antara lain: Benih padi untuk ± 0,25 ha, rata-rata membutuhkan 5 kg, Pupuk: Urea untuk ± 0,25 ha rata-rata membutuhkan 25 kg, NPK untuk ± 0,25 ha rata-rata membutuhkan 75 kg, Pupuk Organik untuk ± 0,25 ha rata-rata membutuhkan 500 kg, Pestisida untuk ± 0,25 ha rata-rata membutuhkan 0,25-0,5 liter. Benih padi yang dipakai adalah Varietas Unggul Baru dan pemilihan varietasnya disesuaikan dengan kondisi lahan tempat pelaksanaan pengujian teknologi.
A.1) Persyaratan penyelenggaraan pemberdayaan petani melalui Pengujian teknologi Padi sistem PTT : A.1.1) Lokasi pengujian teknologi padi: Lokasi merupakan wilayah binaan BP3K yang memiliki komoditas padi Lokasi harus strategis, mudah dikunjungi dan dilihat oleh petani di sekitarnya Lokasi berada pada satu hamparan persawahan milik petani di sekitar kelompok tani Lokasi tidak berada pada wilayah endemis organisme pengganggu tanaman Pengujian teknologi padi dilaksanakan di kabupaten dan kecamatan terpilih dan lokasi non SL-PTT, non-SRI dan non GP3K dapat juga di lahan suboptimal
A.1.2) Petani/kelompok tani pelaksana Petani tergabung dalam kelompok tani Petani pelaksana memiliki areal pertanaman milik pribadi/sewa dan berdomisili di sekitar pengujian teknologi padi Bersedia mengikuti proses pembelajaran secara keseluruhan dan menjadi mitra penyuluh dalam penyebaran informasi hasil pengujian teknologi padi Direkomendasikan oleh penyuluh pertanian
A.1.3) Teknologi Menggunakan varietas unggul baru (VUB) yang sesuai dengan lokasi pengujian. Penggunaan pupuk berimbang (Urea, NPK, dan organik) yang sesuai rekomendasi dan penggunaan biofertilizer. Penggunaan pestisida secara bijaksana dan ramah lingkungan (Biopestisida, musuh alami) Sistem tanam jajar legowo (2:1 atau 4:1) Teknologi Pasca Panen Mekanisasi Pertanian Teknologi lain yang sesuai dengan tujuan pengujian teknologi
Pembelajaran pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi padi melalui : Forum petani tingkat desa : merupakan wahana komunikasi dan interaksi baik diantara pelaksana pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi padi maupun dengan petani lainnya ataupun juga masyarakat petani yang berada di desa lokasi pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi padi. Forum ini dilaksanakan dengan waktu dan tempat pertemuan dengan kesepakatan petani.
Materi yang dibahas adalah: Sosialisasi pelaksanaan pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi budidaya padi Identifikasi dan pemecahan masalah dalam pelaksanaan pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi budidaya padi Perencanaan kegiatan pengamatan dan diskusi hasil pembelajaran Perencanaan kegiatan tindak lanjut setelah pelaksanaan pemberdayaan petani melalui pengujian teknologi budidaya padi
Hari temu lapang petani (farmers field day/FFD) adalah pertemuan antara para petani untuk saling tukar menukar informasi untuk menyebarluaskan tentang teknologi yang diterapkan melalui demonstrasi usahataninya yang dihasilkan serta umpan baliknya, pada kegiatan ini dihadirkan para petani, peneliti dan penyuluh agar mereka dapat memperoleh umpan balik dari petani tentang teknologi yang dihasilkan oleh peneliti dan disebarluaskan oleh penyuluh. FFD diselenggarakan di tingkat kecamatan oleh BP3K di salah satu lokasi pengujian teknologi padi pada kecamatan terpilih.
Pelaksanaan FFD dpt dilaksanakan pada saat panen padi atau semasa proses produksi dengan materi al. : a) tahapan proses produksi (teknologi budidaya dan pengendalian OPT yang merupakan permasalahan di lokasi pengujian teknologi) b) pelaksanaan panen dengan menghitung hasil per satuan luas (ha) dengan ubinan 2,5 m x 2,5 m c) perhitungan hasil analisa usaha padi per satuan luas (hektar) d) demonstrasi cara panen e) pertukaran informasi dan pengalaman antara penyuluh, peneliti dan petani tentang teknologi yang diterapkan f) pameran dan promosi produksi padi g) pemasaran padi dll
Pengujian teknologi budidaya kedelai : Penentuan lokasi Lokasi diutamakan daerah yang mempunyai potensi untuk pengembangan kedelai namun masih belum menggunakan benih varietas unggul bermutu, daerah yang masih menggunakan benih asalan atau daerah yang belum pernah menerapkan teknologi budidaya kedelai dan mempunyai potensi dapat ditingkatkan produktivitasnya, persawahan yang beririgasi, sawah tadah hujan, lahan kering, lahan masam dan pasang surut.
- Diprioritaskan bukan daerah endemis hama dan penyakit, bebas dari bencana kekeringan, kebanjiran dan sengketa. - Unit pengujian teknologi diusahakan agar berada dalam satu hamparan yang strategis dan mudah dijangkau petani. - Letak lahan disesuaikan dengan kebutuhan , ditempat yang sering dilewati petani sehingga mudah dijangkau dan dilihat petani sekitarnya
Penyiapan lahan (lahan pada umumnya) Pengolahan tanah dilakukan intensif dengan olah tanah sempurna. Pembuatan bedengan lebar ukuran 3,8 m x 5 m, dan membuat saluran drainase antar bedengan dengan kedalaman 25 – 30 cm dan lebar 30 cm, yang berfungsi untuk mengurangi kelebihan air sekaligus sebagai saluran irigasi pada saat tidak ada hujan. Untuk lahan pasang surut, lahan masam, lahan gambut disesuaikan dengan indigenous knowledge.
Varietas Unggul Baru yang dianjurkan Berdasarkan potensi hasil dan kemampuan adaptasi terhadap perubahan lingkungan dianjurkan menanam VUB: Tanggamus, Argomulyo, Anjasmoro dan varietas unggulan lain yang disesuaikan dengan keberadaan/sifat lahan.
Penanaman - Sebelum benih kedelai ditanam, diberi perlakuan dengan menggunakan bakteri bintil akar (50 gr benih dicampur dengan 10 kg biji kedelai yang sebelumnya sudah dibasahi) dan Insektisida Marshal. - Benih ditanam dengan cara tugal pada kedalaman 2 – 3 cm. - Jarak tanam 40 cm x 15 cm, 2 biji/lubang tanam. - Jumlah populasi tanaman antara 350.000-500.000 tanaman/ha - Kebutuhan benih 40-60 kg/ha, tergantung pada ukuran biji (daya tumbuh 90%)
Pemupukan : Pupuk untuk lahan dengan kebutuhan khusus (lahan pasang surut, lahan masam, lahan gambut, dll) dosis dan cara disesuaikan dengan kondisi lahan. No. Jenis Pupuk Dosis (kg/ha) Waktu Aplikasi 1. Urea 50 Saat tanam 2. SP36 75 3. KCl
Pengairan Fase pertumbuhan tanaman yang sangat peka terhadap kekurangan air adalah : awal pertumbuhan vegetatif yaitu pada 15 – 21 hari setelah tanam (hst), saat berbunga ( 25-35 hst), dan saat pengisian polong (55 – 70 hst).
Pengendalian hama : Beberapa hama utama pada tanaman kedelai yang perlu diwaspadai dan dikendalikan adalah: Lalat bibit (Ophiomyia phaseoli), Penghisap polong (Riptortus linearis), Ulat grayak (Spodoptera litura), Penggerek polong (Etielia zincekenella). Teknik pengendalian : Pengendalian hama dilakukan berdasarkan pemantauan. Jika populasi hama tinggi atau kerusakan daun 12,5 % dan kerusakan polong 2,5 %, tanaman perlu disemprot dengan insektisida efektif . Pengendalian secara kultur teknis antara lain penggunaan mulsa jerami, pergiliran tanaman dan tanam serentak dalam satu hamparan, serta penggunaan tanaman perangkap jagung dan kacang hijau yang ditanam pada pematang sawah
Pengendalian penyakit : Penyakit utama pada kedelai adalah karat daun (Pakopsora pachyrhizl), hawar daun (Pseudomonas syringae) dikendalikan dengan Mancozep dan virus yang belum dapat dikendalikan dengan pestisida. Pengendalian virus dilakukan dengan mengendalikan vektornya yaitu serangga hama kutu dengan insektisida Decis. Waktu pengendalian adalah pada saat tanaman berumur 14, 28 dan 42 hari setelah tanam atau menyemprot berdasarkan populasi hama/ vektornya
Panen dan Pasca Panen : Panen dilakukan pada saat biji mencapai fase masak atau yang ditandai dengan 95 % polong telah berwarna coklat atau kehitaman dan sebagian besar daun pada tanaman sudah rontok. Panen dilakukan dengan cara memotong pangkal batang. Brangkasan kedelai hasil panen langsung dihamparkan dibawah sinar matahari dengan ketebalan 25 cm selama 2-3 hari (tegantung cuaca) menggunakan alas. Pengeringan dilakukan hingga kadar air mencapai 14 %. Hindari menumpuk brangkasan basah lebih dari 2 hari sebab akan menjadikan benih berjamur dan mutunya rendah. Berangkasan kedelai yang telah kering (kadar air sekitar 14 %) secepatnya dirontokkan baik secara manual maupun mekanis (threser). Pembersihan menggunakan tampi atau secara mekanis (blower). Untuk keperluan benih sortasi harus dilakukan untuk membuang biji tipe simpang.
Komponen Teknologi Unggulan PTT jagung Pengertian dan Prinsip PTT PTT adalah pendekatan dalam pengelolaan lahan, air, tanaman, organisme pengganggu tanaman (OPT), dan iklim secara terpadu dan berkelanjutan dalam upaya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, dan kelestarian lingkungan. Tujuan penerapan PTT jagung adalah untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani serta melestarikan lingkungan produksi melalui pengelolaan lahan, air, tanaman, OPT, dan iklim secara terpadu. Prinsip PTT mencakup empat unsur, yaitu integrasi, interaksi, dinamis, dan partisipatif.
Integrasi Interaksi Dinamis Partisipatif Dalam implementasinya di lapangan, PTT mengintegrasikan sumber daya lahan, air, tanaman, OPT, dan iklim untuk mampu meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi petani. Interaksi PTT berlandaskan pada hubungan sinergis atau interaksi antara dua atau lebih komponen teknologi produksi. Dinamis PTT teknologi dan penerapannya disesuaikan dengan keinginan dan pilihan petani. Oleh karena itu, PTT selalu bercirikan spesifik lokasi. Teknologi yang dikembangkan melalui pendekatan PTT senantiasa mempertimbangkan lingkungan fisik, biofisik, iklim, dan kondisi sosial ekonomi petani setempat. Partisipatif PTT juga bersifat partisipatif, yang membuka ruang bagi petani untuk memilih, mempraktekkan, dan bahkan memberikan saran kepada penyuluh dan peneliti untuk menyempurnakan PTT, serta menyampaikan pengetahuan yang dimiliki kepada petani yang lain bersifat dinamis karena selalu mengikuti perkembangan
Komponen teknologi dasar adl teknologi yang relatif dapat berlaku umum di wilayah yang luas, al. : Varietas unggul baru hibrida Benih bermutu dan berlabel (sehat, perlakuan benih) Populasi tanaman sekitar 66.600 - 75.000 tanaman/ha, benih ditanam dengan jarak tanam 70-75 cm x 20 cm (1 bjper lubang) atau 75 cm x 40 cm (2 biji per lubang). Pemupukan berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah (analisis tanah). Pemupukan berimbang, ppk N diberikan sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman dan menggunakan bagan warna daun (BWD) untuk menentukan waktu dan takaran pemupukan. Pupuk P dan K diberikan berdasarkan hasil analisis tanah dan kebutuhan tanaman. Lahan pasang surut, dll dosis dan cara pemupukan me- nyesuaikan atau mengikuti indigenous knowledge.
. Komponen Tehnologi Pilihan : a. Penyiapan lahan Penyiapan lahan dengan teknologi tanpa olah tanah atau teknologi pengolahan tanah bergantung pada tekstur tanah setempat. b. Pembuatan saluran drainase atau saluran irigasi c. Pemberian pupuk organik , bahan pembenah tanah d. Pembumbunan e. Penyiangan dengan herbisida atau secara manual f. Pengendalian hama dan penyakit yang tepat sasaran g. Penanganan panen dan pascapanen Pada daerah tertentu teknologi pilihan dapat menjadi teknologi utama, misal di lahan pasang surut, dll.
Terima kasih