Imunisasi dan vaksin kelompok 5 Astry Estiarini 31113059 Jajang Nurjaman 31113076 Khairul Yuda Pratama 31113077 Mutia Uswah Hasanah 31113084 Najiah Rahmatun Nisa 31113086 Resa Restianti 31113094 Resi Wiansih 31113095 Rida Pradifta 31113097 Seni Samrotul F.I 31113102 Wawan Indrawan 31113106
Pengertian Imunisasi dan Vaksin Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Rekasi yang ditimbulkan oleh imunisasi dan vaksin Reaksi antigen-antibodi dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.
Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Jenis vaksin Vaksin Hepatitis A , melindungi dari penyakit hepatitis A. Vaksin Hepatitis B , melindungi dari penyakit hepatitis B Vaksin Polio, melindungi dari polio ( kelumpuhan) Vaksin Campak, mencegah penyakit campak Vaksin influenza, melindungi dari flu berat Vaksin BCG, mencegah penyakit TBC Vaksin DFT, melindungi dari difteri
Imunisasi aktif dan pasif Pada dasarnya ada 2 (dua) jenis imunisasi: Imunisasi pasif (passive immunization) Imunisasi pasif ini adalah “Immunoglobulin” jenis imunisasi ini dapat mencegah penyakit campak (measles pada anak-anak). Imunisasi aktif (active immunization) Imunisasi yang diberikan pada anak adalah : 1. BCG, untuk mencegah penyakit TBC, 2. DPT, untuk mencegah penyakit-penyakit diptheri, pertusis dan tetanus, 3. Polio, untuk mencegah penyakit poliomilitis, 4. Campak, untuk mencegah penyakit campak (measles), 5. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B
Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi TBC Untuk mencegah timbulnya tuberkolosis (TBC) dapat dilakukan imunisasi BCG. Imunisasi BCGadalah singkatan dari Basillus Calmatto Guenin. Di Indonesia pemberian imunisasi BCG tidak hanya terbatas pada mereka yang memiliki resiko tinggi mengingat tingginya kemungkinan infeksi kuman TBC. Imunisasi BCG diberikan pada semua bayi baru lahir sampai usia kurang dari dua bulan.
Penyuntikan biasanya dilakukan dibagian atas lengan kanan (region deltoid) dengan dosis 0,05 ml reaksi yang mungkin timbul setelah penyuntikan adalah :Kemerah-merahan disekitar suntikan, dapat timbul luka yang lama sembuh di daerah suntikan, dan terjadi pembengkakan di kelenjar sekitar daerah suntikan (biasanya di daerah ketiak).Bila terjadi hal tersebut di atas yang penting adalah menjaga kebersihan terutama daerah sekitar luka dan segera bawa ke dokter.
Difteri, Pertusis dan Tetanus Penderita difteri, pertusis, dan tetanus ini bila tidak segera mendapat pertolongan yang memadai maka berakibat fatal. Imunisasi DPT dimaksudkan untuk mencegah ketiga penyakit tersebut diatas. Imunisasi dasar diberikan tiga kali, pertama kali bersama dengan BCG dan polio, kemudian berturut-turut dua kali dengan jarak masing-masing 4 minggu (1 bulan). Imunisasi ulangan dapat dilakukan 1 tahun setelah imunisasi ketiga dan pada saat usia masuk sekolah dasar (5-6 tahun). Imunisasi selanjutnya dianjurkan tiap lima tahun dengan imunisasi DT (tanpa pertusis).
Poliomyeliti Penderita poliomyelitis apabila terhindar dari kematian banyak yang menderita kecacatansehingga imunisasi sebagai usaha pencegahan sangat dianjurkan.Imunisasi polio di Indonesia dilakukan dengan cara meneteskan vaksin sabin sebanyak 2 tetes dimulut. Pertama kali diberikan bersama BCG dan DPT pertama pada usia dua bulan. Kemudiandiulang dengan jarak 4 minggu sebanyak 4 kali. Imunisasi ulangan dilakukan satu tahun, setelahimunisasi dasar ke-4 dan saat masuk SD (6-7 tahun). Imunisasi tambahan dapat diberikan apabilaada resiko kontak dengan virus ganas.
Hepatitis B Pencegahan dapat dilakukan dengan cara vaksin hepatitis B yang dipakai untuk program pemerintah di Indonesia adalah vaksin buatan Korean Green Cross yang dibuat dari plasmadarah penderita hepatitis B. Adapula vaksin yang dibuat secara sintetis. Vaksin ini dibuat dari selragi, misalnya H-B Vak II yang dikembangkan oleh MSD (Merck Sharp dan Dohme).
Campak Pencegahan penyakit campak dapat dilakukan melalui imunisasi. Imunisasi campak dilakukanketika bayi berumur sekitar 9 bulan. Imunisasi campak hanya dilakukan satu kali dankekebalannya bisa berlangsung seumur hidup. Imunisasi campak bisa diberikan sendiri atau bersama dalam imunisasi MMR
Cara pemberian BCG (Bacillus Calmatte Guerin) Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-1 bulan. Setelah penyuntikan imunisasi ini, akan timbul bebjolan putih pada lengan bekas suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas (Jangan dipecahkan). DPT + Hb (Kombo) Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan. Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal.
Polio Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan. Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus polio. DPT + Hb (Kombo) Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan. Anak akan mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun panas ¼ tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal.
Keberhasilan imunisasi BCG Tanda keberhasilan imunisasi BCG berupa bisul kecil dan bernanah pada daerah bekas suntikan yang muncul setelah 4-6 minggu. Benjolan atau bisul ini memiliki ciri yang sangat khas dan berbeda dari bisul pada umumnya Imunisasi Polio Imunisasi polio dianggap berhasil jika dapat mencapai keberhasilan 90% dari keseluruhan jumlah yang diimunisasi.
Efek samping dan penataklasanaan BCG Pembengkakan kelenjar regional menjadi pecah; ulkus, luka dibiarkan (tidak perlu diinsisiataupun kompres). DPT Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi DPT adalah sebagai berikut: Demam ringan berikan kompres dan anti piretik; Rasa sakit di daerah suntikan (1-2) hari kapan perlu berikan analgetik; Jarang demam tinggi atau kejang; Penanganan kejang positif, berikan anti convulsan.
Polio Efek samping imunisasi polio adalah sebagai berikut : Sangat jarang; bila terjadi kelumpuhan ekstremitas segera konsul; Diare; Dehidrasi (tergantung derajat diare, biasanya hanya diare ringan). Hepatitis B Belum ditemukan efek sampingnya. Campak Efek samping dan penatalaksanaan imunisasi campak adalah sebagai berikut: Demam ringan berikan kompres dan obat antipiretik; Nampak sedikit bercak merah pada pipi dan bawah telinga pada hari 7-8 setelah penyuntikantidak berbahaya lakukan observasi.
Jadwal pemberian imunisasi Jadwal pemberian Vaksin Hepatitis B diberikan dalam satu seri yang terdiri dari 3 kali suntik. Polio, Jadwal pemberian Diberikan pada usia 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 12 s/d 18 bulan dan saat sebelum masuk sekolah (4 s/d 6 tahun). BCG Jadwal pemberian Diberikan satu kali pada usia 2 bulan.
KESIMPULAN Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Terimakasih