Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MK : Isue Dietetik PS GIZI KESEHATAN FK UGM Susetyowati, DCN, M.Kes

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MK : Isue Dietetik PS GIZI KESEHATAN FK UGM Susetyowati, DCN, M.Kes"— Transcript presentasi:

1 MK : Isue Dietetik PS GIZI KESEHATAN FK UGM Susetyowati, DCN, M.Kes
PENCEGAHAN MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT MK : Isue Dietetik PS GIZI KESEHATAN FK UGM Susetyowati, DCN, M.Kes

2 PENGERTIAN MALNUTRISI
menggambarkan kekurangan, kelebihan atau ketidakseimbangan zat gizi (saunders dkk, 2010). Studi Delphi  Defisiensi energi, defisiensi protein dan penurunan masa bebas lemak yang digambarkan dengan kehilangan berat badan, indek massa tubuh dan kurangnya asupan makanan (meijers dkk, 2010)

3 PREVALENSI MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT
AS : 44% malnutrisi (Bistrian,1974) AS : 48 % malnutrisi (Weinsier,1979) 40 – 55% malnutrisi (Galagher,Allerd,1996) Inggris : 35 – 50 % malnutrisi (Hill) Swedia : 17-47% (Broden,1984) Belanda : 40% malnutrisi (Smit,1991) Thailand : 30% malnutrisi (1999) 20-60% (Meyer, 2006; Norman dkk., 2008; Kahokehr dkk 2009, Imoberdorf dkk 2010)

4 PREVALENSI MALNUTRISI DI RUMAH SAKIT (INDONESIA)
Jakarta : 20-60% malnutrisi ( ) Penelitian di RS Dr. Sardjito, RS Jamil, dan RS Sanglah terhadap 293 pasien, didapatkan 28,2% mengalami penurunan status gizi pada saat keluar RS berdasarkan SGA (Budiningsari & Hadi, 2004)

5 STATUS GIZI PASIEN MASUK RS. DI P
STATUS GIZI PASIEN MASUK RS DI P. Dalam dan Syaraf RS Sardjito (293 pasien) (Susetyowati dkk, 2009)

6 STATUS GIZI PASIEN MASUK RS
STATUS GIZI PASIEN MASUK RS DI IRNA I RS Sardjito (490 pasien) (Susetyowati dkk, 2011)

7 Meta analisis 27 penelitian RCT (1710 pasien) dan 30 penelitian RCT (3250 pasien) : hubungan bermakna antara malnutrisi di RS dengan  Komplikasi  Infeksi  Mortalitas (Stratton, 2003)  Biaya perawatan tinggi  Lama rawat panjang (Braunschweig, 2000; Correia, 2003b)

8 PENYEBAB MALNUTRISI RS
“Pelayanan Asuhan Gizi tidak adekuat “ : Kondrup et al. (2002) : 40% pasien tidak diskrining  masalah gizi tidak diketahui 53% tanpa rencana intervensi gizi 75 % tidak mendapat cukup intake energi dan protein 70% tidak dimonitor

9 Malnutrisi di RS akibat dari  intake makan tidak memenuhi kebutuhan  kebutuhan meningkat (Schenker,2003; Alerda dkk,2006, norman, 2008)  Kurangnya kerja sama interdisipliner asuhan gizi (Mikkelsen dkk, 2003) Butuh Tindakan Pencegahan dan Penatalaksanaan Malnutrisi Di RS Komplikasi Infeksi Mortalitas Biaya Perawatan Lama Rawat Pendek

10 Pencegahan Malnutrisi di RS
Pencegahan malnutrisi  skrining gizi terhadap pasien baru dan diulang secara periodik (Barendregt, 2008)

11 Mencegah Timbulnya Malnutrisi Mempercepat Proses Penyembuhan
Skrining Gizi Tepat Intervensi Gizi Tepat (Wyszynski, 1997) Mencegah Timbulnya Malnutrisi Mempercepat Proses Penyembuhan

12 Tujuan Skrining Gizi Memprediksi outcome yang berkaitan dengan faktor gizi Mengetahui pengaruh dari intervensi gizi

13 terhadap status gizi Komponen Utama Skrining Gizi
(Rasmussen dkk, 2010) :  Kondisi sekarang (BB, TB, IMT, LILA)  Kondisi yang stabil (Kehilangan BB)  Kondisi memburuk (Penurunan asupan)  Pengaruh penyakit terhadap status gizi Berisiko Malnutrisi Tidak Berisiko Malnutrisi

14 METODE SKRINING GIZI Hasil evaluasi (1982 sampai 2002) terhadap alat skrining dan asesmen gizi yang digunakan oleh perawat di beberapa rumah sakit Eropa didapatkan 35 macam alat skrining gizi (Green dan Watson, 2005). Hasil evaluasi terhadap 44 alat skrining gizi, hanya dua alat yang dikembangkan dengan teknik multivariat (Jones, 2002).

15 SCREENING TOOLS Recomended by ESPEN
Malnutrition Universal Screening Tool (MUST)  British Association of Parenteral and Enteral Nutrition (BAPEN) Nutritional Risk Screening (NRS-2002)  kondrup et al, Clin Nutr 2003 Subjective Global Assessment  Detsky et al Mini Nutrition Assessment  Vellas et al, 1999

16

17 GRADE METODE SKRINING GIZI (ADA, ISBN: 978-0-88091-429-1, 2010)
Grade I : Good Grade II : Fair Grade III : Limited Grade IV : Expert Opinion Only Grade V : Not Assignable

18 TINGKATAN (GRADE) METODE SKRINING GIZI (ADA, ISBN: 978-0-88091-429-1, 2010)
Alat Skrining Gizi Grade Nutritional Risk Screening 2002 (NRS-2002) I Malnutrition Screening Tool (MST) II Malnutrition Universal Screening Tool (MUST) Mini Nutritional Assessment-Short Form (MNA-SF) Short Nutritional Assessment Questionnaire (SNAQ) V

19 Metode skrining dan asesmen Gizi yang banyak dipakai di Indonesia
MST MUST MNA SNAQ NRS SGA Metode skrining dan asesmen Gizi yang banyak dipakai di Indonesia Metode Skrining Gizi

20 LATAR BELAKANG MASALAH
(ESPEN)  skrining gizi perlu dilakukan pada awal pasien masuk RS  identifikasi pasien yang berisiko masalah gizi (Kondrup, 2003) NRS-2002, MUST, MST dan SNAQ  memiliki keunggulan pada kelompok populasi tertentu  belum ada alat skrining yang paling tepat dan dapat diterima semua kalangan di Indonesia.

21 LATAR BELAKANG MASALAH
Studi pendahuluan (susetyowati, 2009) membandingkan 4 metode skrining gizi (MST, SNAQ, MUST, dan NRS 2002) dengan gold standar (SGA). Hasil : sensitifitas  90%, 77%, 74%,dan 60% untuk MST, SNAQ, MUST, & NRS 2002 Kelemahan Alat : perhitungan matematik tenaga gizi terbatas peralatan antropometri terbatas

22 HASIL SKRINING GIZI BERDASAR METODE*
* Keempat metode tersebut (MST, SNAQ, NRS, dan MUST) berhubungan signifikan dengan SGA (Susetyowati, 2009)

23 Nutrition Screening is NOT the end but just the beginning!
PERLU PENGEMBANGAN METODE SKRINING GIZI DI INDONESIA  Valid dan reliabel

24 Kejadian Risiko Malnutrisi Pada Pasien RS Sardjito (susetyowati dkk,2009) Berdasar Metode Skrining NRS

25 Asupan Makan Pasien Pada Masuk dan Keluar RS
Penelitian di Bangsal Penyakit Dalam & Syaraf RSUP Dr. Sardjito (231 pasien) Asupan Makan Pasien Pada Masuk dan Keluar RS

26 Diperlukan upaya untuk memperbaiki asupan makan pasien, yaitu dengan :
 peningkatan kualitas menu dan monitoring asupan makan  modifikasi resep terutama pada bahan makanan sumber energi dan protein. edukasi / konsultasi gizi peningkatan kerja sama tim kesehatan

27 PENELITIAN MODIFIKASI RESEP TEMPE pada pasien dengan diet nasi/lunak di RS Sardjito (Retnaningtias, susetyowati, 2004)

28 Modifikasi diet yang dilakukan oleh Ruwiandari, sussetyowati (2003) terhadap pasien TBC anak  asupan energi dan protein penderita TBC yang mendapat diet modifikasi lebih baik dibandingkan yang mendapat diet standar RS Swedia  intervensi gizi pada pasien yang berisiko malnutrisi (suplementasi oral 43-54%, nutrisi enteral dan paranteral 8-22%) (Westergen dkk, 2009)  asupan makan dan status gizi meningkat

29 Meningkatkan Dan meMonitoring Asupan Makan
RS Hammersmith  setelah dilakukan intervensi gizi (perbaikan mutu makanan) prevalensi malnutrisi turun dari 23,5% menjadi 19,1% (O’flynn dkk., 2005) Menurut Gall (1998) dalam O’flynn, dkk. (2005)  pemberian snack di antara waktu makan  meningkatkan asupan energi pasien.

30 Berdasarkan hasil penelitian O’flynn, dkk
Berdasarkan hasil penelitian O’flynn, dkk. (1998), peningkatan pelayanan makanan  yaitu mengubah sistem pelayanan makanan dari ”plated system” menjadi ”bulk system  meningkatkan penampilan, rasa, tekstur makanan  asupan makan pasien meningkat & sisa makanan berkurang  status gizi meningkat

31 Hasil analisis multicenter di RS Baltimore dan Beijing terhadap 1831 pasien didapatkan pemberian dukungan nutrisi pada pasien yang berisiko malnutrisi berdasarkan NRS dapat menurunkan komplikasi (Jie dkk, 2009) Pemberian dukungan nutrisi  memperbaiki asupan makan dan status gizi serta menurunkan risiko komplikasi (Starke dkk, 2010)

32 Penelitian pemberian ekstrak lele terhadap kadar albumin pada pasien hipoalbuminemia di penyakit dalam RS Sardjito (Sumasti, susetyowati, 2005)

33 PENGARUH KONSELING GIZI BERKELANJUTAN PADA PASIEN HEMODIALISIS (Susetyowati, 2006)

34 Meningkatkan KERJA SAMA MULTIDISIPLIN
 Skrining masalah gizi (15% menjadi 61%)  Rencana intervensi gizi (34% menjadi 86%) Monitoring BB & asupan makanan (28% menjadi 63%) (Ramussen, dkk., 2006)

35 MENURUNKAN :  Jumlah pasien yang mengalami penurunan BB selama perawatan (30% menjadi 24%) Jumlah pasien yang memiliki asupan makan < 25% (14% menjadi 10%) (Ramussen, dkk., 2006)

36 KESIMPULAN Pencegahan malnutrisi di rumah sakit dapat dilakukan dengan melakukan skrining gizi. Penatalaksanaan malnutrisi di rumah sakit dapat dilakukan dengan menerapkan PAGT / NCP (Asessment, Diagnosis, Intervensi, Monev) Intervensi gizi di rumah sakit dapat dilakukan dengan meningkatkan dan memonitoring asupan makan pasien, edukasi gizi, dan kerja sama multidisiplin  asupan makan meningkat  malnutrisi berkurang

37 Terima Kasih


Download ppt "MK : Isue Dietetik PS GIZI KESEHATAN FK UGM Susetyowati, DCN, M.Kes"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google