Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR."— Transcript presentasi:

1 Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR

2 Tindak Tutur Tindak tutur merupakan gejala individual, bersifat psikologis, dan keberlangsungan-nya ditentukan oleh kemampuan bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu. Tindak tutur melihat makna tuturan atau arti tindakan tuturannya.

3 Perkembangan Tindak Tutur
Istilah tindak tutur pertama kali diperkenalkan oleh J.L. Austin (Guru Besar Harvard) pada 1956 Teori tsb. Dibukukan oleh J.O. Urmson (1965) dengan judul How to do Thing with Word? Teori tsb. Menjadi terkenal setelah Searle (1969) menerbitkan buku Speech Act and Essay in The Philosophy of Language

4 Jenis kalimat Para ahli tatabahasa tradisional membagi kalimat menjadi 3, yaitu: (1) kalimat deklaratif, (2) kalimat interogatif, dan (3) kalimat imperatif. Pembagian ketiga kalimat ini bila dilihat dari tataran yang lebih tinggi, wacana, misalnya, maka ketiga kalimat tersebut bisa jadi tidak sama antara bentuk formalnya dan isinya (maknanya). Misalnya: أنا أحبها حبا شديدا

5 Austin (1962) membagi kalimat deklaratif menjadi kalimat konstatif dan kalimat performatif.
Kalimat konstatif adalah kalimat yang berisi pernyataan saja, misalnya, (1) الآن هي لاتدخل إلي الفصل (2) حبيبتي جميلة

6 Kalimat performatif adalah kalimat yang berisi perlakuan, artinya, apa yang diucapkan penutur berisi apa yang dilakukannya. Misalnya: Presiden SBY membuka pameran kerajinan rakyat, “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim pameran ini resmi saya buka….”

7 Syarat Ucapannya dilakukan oleh orang tertentu, biasanya mempunyai kedudukan dan wewenang tertentu Urutan peristiwanya sudah baku Yang hadir dalam upacara itu harus turut serta; tidak dibenarkan melakukan hal-hal lain Upacara itu harus dilakukan secara lengkap; tidak dibenarkan ada bagian yang ditinggalkan

8 Kalimat performatif biasanya menggunakan frase, “Dengan izin Allah…”, “Dengan ini…”, “Dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim ….dsb.

9 Biasanya kalimat performatif digunakan dalam situasi yang resmi, seperti dalam upacara pernikahan, perceraian, kelahiran, kematian, keagamaan, kenegaraan, kemiliteran, peresmian seminar, dsb.

10 Kalimat performatif dapat juga digunakan dalam situasi yang tidak resmi dan biasanya diawali dengan frase, “Saya berjanji akan…”, “Kami minta maaf atas….”, “Kami peringatkan Anda agar….”, “Saya bersedia……”

11 Kalimat performatif dapat digunakan untuk mengungkapkan sesuatu secara eksplisit maupun implisit. Secara eksplisit, biasanya dengan menghadirkan pelaku saya atau kami. Kalimat performatif implisit tanpa menghadirkan pelaku, seperti, “Jalan ditutup” (secara implisit memperingatkan para pengguna jalan agar tidak melewati jalan itu), “Ada perbaikan jalan”, “Banyak anak!”, “Awas ada anjing galak!”

12 Kalimat Performatif Austin (1962) membagi kalimat performatif menjadi lima, yaitu: (1) kalimat verdiktif (verdictives) adalah kalimat perlakuan yang menyatakan keputusan atau penilaian, misalnya, “Kami menyatakan terdakwa bersalah”,

13 (2) Kalimat eksersitif (exercitives) adalah kalimat perlakuan yang menyatakan perjanjian, nasihat, peringatan, dll., misalnya, “Kami harap kalian setuju dengan keputusan ini”,

14 Kalimat Performatif (3) kalimat komisif (commissives) adalah kalimat perlakuan yang dicirikan dengan perjanjian, pembicara berjanji kepada Anda untuk melakukan sesuatu, misalnya, “Besok kita piknik ke Parangtritis”,

15 (4) kalimat behatitif (behatitives) adalah kalimat perlakuan yang berhubungan dengan tingkah laku sosial karena seseorang mendapat keberuntungan atau kemalangan, misalnya, “Saya mengucapkan selamat atas pelantikan Anda sebagai rektor UGM”, dan

16 Kalimat Performatif (5) kalimat ekspositif (expositives) adalah kalimat perlakuan yang memberi penjelasan, keterangan, atau perincian kepada seseorang, misalnya, “Saya jelaskan kepada Anda bahwa dia tidak hamil”.

17 Jenis Tindak Tutur Tindak tutur yang dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin (1962) dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan sekaligus, yaitu: yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak ilokusi ilocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act).

18 في كلية العلوم الثقافية ندوة
Tindak lokusi Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu (the act of saying something), misalnya: هو يحبها حبا شديدا في كلية العلوم الثقافية ندوة

19 احذر من إنفلوئنزا الطيور سيقوم الامتحان في وقت قريب قد طال شعرك
Tindak Ilokusi Tindak ilokusi adalah tindak tutur untuk melakukan sesuatu (the act of doing something), misalnya: احذر من إنفلوئنزا الطيور سيقوم الامتحان في وقت قريب قد طال شعرك

20 Tindak Perlokusi Tindak Perlokusi adalah tindak tutur untuk mempengaruhi atau memberi efek tertentu kepada mitra tutur (the act of affecting something). بيتها بعيد جدا أنا مشغول بالأمس بر جر لذيذ ورخيص

21 Tindak Tutur Langsung dan Tak Langsung
Bila dilihat dari konteks situasinya terdapat dua tindak tutur, yaitu tindak tutur langsung dan tindak tutur tidak langsung. Tindak tutur langsung diungkapkan dengan kata-kata lugas sedangkan tindak tutur tidak langsung hanya dapat dipahami oleh pendengar yang sudah cukup terlatih dalam memahami kalimat yang bermakna konteks situasional.

22 Contoh tindak tutur langsung
المكن : في الصف الأستاذ : يا ربيط, تقضل, خذ الطباشر! ربيط : نعم يا أستاذ, سآخذه

23 Contoh tindak tutur tidak langsung
المكن : في الصف الأستاذ : قد انتهى الطباشر ربيط : نعم يا أستاذ, سآخذه


Download ppt "Pertemuan ke-9 TINDAK TUTUR."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google