Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

IFAD Indonesia Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011 Mariam Rikhana

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "IFAD Indonesia Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011 Mariam Rikhana"— Transcript presentasi:

1 IFAD Indonesia Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011 Mariam Rikhana
Interim Country Programme Facilitator, IFAD Ron Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011

2 IFAD Indonesia Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011 Mariam Rikhana
Interim Country Programme Facilitator, IFAD Ron Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011

3 Key Messages FOKUS : pembangunan pertanian (smallholder) & perdesaan, meningkatkan daya saing usahatani/petani skala kecil, pertumbuhan ekonomi di perdesaan, serta mengatasi kemisikinan di perdesaan poverty TARGET : kelompok miskin, marjinal, dan rentan di wilayah Indonesia bagian timur COSOP : September Mid Term review Country Strategy (COSOP) for Indonesia untuk menyusun rekomendasi kerangka kerja 2 tahun ahir Perlu meningkatkan kinerja program dan keterlibatan IFAD di Indonesia IFAD country office in Indonesia – dalam tahap pembahasan

4 IFAD Overview Specialised agency of the United Nations
Bagian dari PBB, yang berbasis di Rome - FAO and WFP Spesialisasi Rural Development / agricultural development innovation mandated IFI (International Finance Institution) Focus on development investments USD 1 billion per annum, from 2010 Range of products Finance with knowledge Knowledge with finance Kantor Pusat : Rome headquarters, 12 country presences in Asia and the Pacific Rencana pembukaan kantor di Indonesia

5 IFAD’s Strategic Objectives 2011-2013
TUJUAN : meningkatkan kemampuan masyarakat miskin di perdesaan utk ketahanan pangan dan perbaikan gizi, meningkatkan pendapatan dan memperkuat kemandirian Sumerdaya alam dan aset ekonomi sebagai dasar untuk masyarakat miskin di perdesaan (P & L) dalam menghadapi perubahan iklim, kerusakan lingkungan dan transformasi pasar; Akses masyarakat miskin di perdesaan (P & L) thd pelayanan untuk mengurangi kemiskinan, memperbaiki gizi, meningkatkan pendapatan, dan membangun ketahanan thd perubahan lingkungan ; masyarakat miskin di perdesaan (P & L) dan kelembagaannya mampu mengelola usahatani dan usaha non pertanian yg lebih menguntungkan, berkelanjutan atau memanfaatkan peluang kerja; masyarakat miskin di perdesaan (P & L) dan kelembagaannya mampu mempengaruhi pengambil kebijakan yang akan berdampak thd penghidupannya Mendorong berbagai lembaga dan pengambil keputusan untuk mendukung peningkatan produksi pertanian dan usaha non-pertanian

6 IFAD in Indonesia Sejak 1980, IFAD telah membiayai 14 proyek dengan total biaya US$383.7 juta 3 proyek masih berjalan dengan total biaya USD juta. IFAD menyediakan dana hibah di Indonesia. Saat ini ada 16 proyek dg dana hibah, total USD 20 juta IFAD memberikan berbagai dukungan international, regional dan didalam negeri

7 IFAD’s Comparative Advantage
Pendekatan dalam mengurangi kemiskinan di perdesaan melalui penguatan masyarakat dan pembangunan ekonomi dari petani kecil, kelompok miskin dan marjinal (P & L).

8 IFAD in Indonesia

9 Lessons Learned Penguatan kelompok miskin jangan dilihat sebagai tujuan ahir, tetapi merupakan alat untuk memfasilitasi kegiatan lain yang akan membawa pada kegiatan ekonomi dan meningkatkan pendapatan keluarga Project harus menekankan pada peningkatan produktivitas usaha pertanian dan non pertanian Dukungan terhadap perubahan pertanian subsisten ke usaha pertanian yang berorientasi pasar Promosikan pengembangan rantai nilai, termasuk pengolahan hasil dan meingkatkan akses thd pasar ; Kegiatan peningkatan pendapatan, terutama yg berkaitan dengan produksi, perlu dikaitkan dengan permintaan pasar, dan rantai nilai yang memberikan peluang untuk berhasil dan berkelanjutan Mendudukan masyarakat sebagai pusat pembangunan, untuk mendorong masyarakat menjadi motor motor proses pembangunan, dan menjamin pembangunan dilaksanakan sesuai dengan kapasitas dan konteks sosial/buadaya masyarakat, kearifan lokal dan hak ulayat Ketika mengunakan kelompok dan kelembagaan lokal sebagai fokus proyek dalam penguatan masyarakat, perlu membangun kapasitas lembaga dimaksud untuk menjamin kesinambungan intervensi proyek. Pengaurutamaan gender merupakan bagian penting dari pembangunan di Indonesia yang memerlukan perhatian khusus dan mekanisme yang efektif Untuk peningkatan penghidupan, sektor swasta berperan penting dalam proses pengembangan dan peluang akses yang lebih baik kepada masayarakat pesisir terhadap pasar; Kegiatan menabung merupakan langkah penting untuk mendorong kelompok (individu) akses thd kredit dari bank, serta memfasilitasi permodalan kelompok Pememrintah dan LSM/ penyedia jasa dapat bekerja sama, tetapi memerlukan penyesuaian di kedua pelah pihak serta pelatihan intensif bagi personalianya. Economic growth is fundamental to reducing the incidence of rural poverty and the vulnerability of the 29% of the population that lives above the poverty line but on less than USD 2 per day to falling below the poverty line. Non-income poverty is also serious and the delivery of social services and provision of infrastructure will continue to be fundamental to reducing poverty. 23. Project designs need to give a greater emphasis to raising farm and non-farm productivity. Empowering the poor should not be treated as an end in itself, but a means to help reduce the incidence of rural poverty poverty. Project designs should: (i) Support the move from subsistence agriculture towards a market based economy; (ii) Promote the development of markets and value chain development and agro-processing; (iii) Treat gender mainstreaming as a cross-cutting issue; (iv) Understand the perspectives of the beneficiaries; and (v) Find new and workable solutions to raising incomes and economically empowering the poor and to recognise the importance of the informal non-farm sector. 24. Institution building is important as a pre-requisite for the sustainability of community groups and organisations. 25. Savings mobilisation for lending within self-help groups is an important stepping-stone before groups and individuals access credit from MFIs and the formal banking sector. 26. Adequate implementation support from the government and IFAD is necessary to improve the performance of the country programme, including financial management, procurement and M&E, avoiding corruption and knowledge management. 27. Engagement in evidence-based policy making should have a high priority in future IFAD operations, based on improved knowledge management from field operations, policy analysis and advocacy. 28. Partnerships. IFAD should more proactively explore strategic partnership arrangements with other major external development agencies, such as linkages with the UNDAF, through membership of thematic working groups on environment, food security and through co-financing of joint programmes. 29. Transfer of IFAD Resources. In the short and medium term, there are operational and procedural constraints and bottlenecks in the transfer of resources of loans and grants from international financial institutions (IFIs) from central government to regional governments. Therefore, IFAD should finance “central government projects/programmes” through central government ministries, while making feasible institutional and implementation arrangements to encourage central government agencies to delegate responsibility and accountability to regional governments to deliver services to the poor in agriculture and rural development and implement decentralised poverty reduction programmes. 30. Synergy between Loans and Grants Programme. Synergy and complementarity should be built between the investment projects financed by the IFAD loans and the global and regional technical assistance and policy grants programmes supported by the IFAD grants. The grants supported programmes should provide lessons learned to inform and directly support the new country programme, in order to improve the coherence and impact of the entire country programme

10 IFAD Country Strategy for Indonesia (2009-2013)
Tujuan akhir COSOP ( ) meningkatkan kemampuan masyarakat miskin di perdesaan utk ketahanan pangan dan perbaikan gizi, meningkatkan pendapatan dan memperkuat kemandirian . Tujuan strategies dari COSOP : Meningkatkan akes kelompok miskin di perdesaan thd aset produksi, tekonologi dan pelayanan dukungan produksi untuk meningkatkan produktivitas usaha pertanian dan non-pertanian; Meningkatkan akses thd infrastuktur, penyedia saprodi dan pasar, serta jasa keuangan; dan Meningkatkan kapasitas kelompok miskin terlibat dalam proses pengambilan keputusan di daerah dan perencanaan pembangunan

11 IFAD Targeting Pembangunan pertanian skala kecil dan perdesaan, meningkatkan daya saing petani dg lahan kecil, pertumbuhan ekonomi perdesaan dan mengatasi kemiskinan di perdesaan Kelompok sasaran : Keluarga miskin di perdesaan yang memiliki akses lahan sempit, terbatas akses produktif dan peluang kerja, biasanya tidak memiliki kecukupan pangan dan berhutang Kelompok etnik minoritas dan marjinal di wilayah tadah hujan, pesisir, dam wilayah marjinal dengan tingkat kemiskinan tinggi di wilayah Timur Indonesia

12 Partnerships IFAD akan mengembangkan kemitraan strategies dengan lembaga masyarakat, pemerintah, lembaga pembangunan, penelitian, perguruan tinggi, organisasi petani, LSM, swasta dan lembaga lainnya Give examples

13 On-going Programme Rural Empowerment and Agricultural Development Programme in Central Sulawesi US$28.3 million Duration: 2008 to 2015 Directly benefiting: 48,500 households National Programme for Community Empowerment in Rural Areas US$68.1 million Duration: 2009 to 2016 Smallholder Livelihood Development Project in Eastern Indonesia US$65.0 million Duration: 2011 to 2019 Directly benefiting: 49,500 households The goal of the programme is to raise incomes and provide livelihoods for rural poor people living in some of the most disadvantaged communities in the province. It introduces sustainable agricultural technologies and practices and provides for a revolving fund through which poor farmers can undertake a range of activities to generate income and create assets. The PNPM aims to promote greater participation of rural people in development processes, introduce more effective poverty reduction interventions and support improved local governance. IFAD’s assistance supports rural livelihood improvement in targeted areas of Papua and West Papua, two provinces with largely indigenous and ethnic populations. The overall objective of the project is to reduce poverty and improve food security and incomes in poor rural communities located in the two provinces of Maluku and North Maluku. The programme will work to: help communities plan activities and manage their own development needs improve agricultural production and develop rural enterprises and access to markets develop infrastructure such as roads, water supply and irrigation facilities Activities carried out under the programme include improvements in rural and market infrastructure, water supply and irrigation systems and in access to basic services in rural areas. The programme enables local communities to use grants to invest in public goods that improve rural livelihoods through crop and livestock development, market linkages and value chain development, and also by stimulating local economies and generating employment opportunities. Project interventions focus on: community empowerment boosting productivity by introducing integrated farming systems enhancing natural resource management value chain development and marketing investing in productive rural infrastructure strengthening local institutions

14 Grant Projects Risk and Vulnerability Innovation
Policy, Knowldgement Management IRRI Programme for Improving Livelihoods and Overcoming Poverty in the Drought Prone Lowlands of South East Asia  APRACA Programme for Accelerating the Financial Empowerment of Poor Rural Communities in Asia and the Pacific Through Rural Finance Innovations  FAO Pro-Poor Policy Formulation, Dialogue and Implementation at the Country Level ASEAN GEF Rehabilitation and sustainable use of peatland forests in South East Asia CIP Root and Tuber Crops Research & Dev Programme for Food Security in the Asia and the Pacific Region   FAO Programme for Development of Knowledge Sharing Skills   Enabling Poor Rice Farmers to improve Livelihoods and Overcome Poverty in South and South-East Asia through the Consortium for Unfavourable Rice Environments (CURE) IRRI  World Agroforestry Centre (ICRAF): Programme on Rewards for Use of and Shared Investment in Pro-poor Environmental Services (RUPES II) ICRAF (RUPES)  UNESCAP Leveraging pro-poor public private partnership for rural dev.-widening access to energy services for rural poor in Asia and the Pacific  Pro-poor Policy Approaches to Address Risk and Vulnerability at the Country Level FAO  INTERCAFE Effects of biofuels on agricultural development, food security, poverty and the environment TBD Learning for Development Results Supporting Indonesian Commitment in South-South Cooperation FAO  Medium-term Cooperation Programme with Farmers' Organizations in Asia and the Pacific Region FAO

15 Future Direction Prioritas pendanaan Prioritas Manajemen
Di Indonesia – sesuai dengan “comparative advantage” Prioritas Manajemen Bagaimana memberikan dukungan thd program di Indonesia yang lebih baik? Apa isu kunci dan bagaimana mengatasinya ? Rencana aksi 2 th ke depan Apa langkah praktis yang perlu dimabil 2 th ke deapn untuk mencapai tujuan COSOP dan reposisi IFAD di Indonesia terkait dengan perubahan kontex dan kebutuhan ?

16 PERANAN Perguruan Tinggi
Technical advisor / Consultancy Collaborative Research/studies

17 Terima kasih


Download ppt "IFAD Indonesia Outreach Seminar Bogor, 6 December 2011 Mariam Rikhana"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google