Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMERINTAH KOTA PONTIANAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMERINTAH KOTA PONTIANAK"— Transcript presentasi:

1 PEMERINTAH KOTA PONTIANAK
DINAS PENDIDIKAN

2 BAHASA INDONESIA TEKS SENI BERBAHASA

3 STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
Berkomunikasi dengan bahasa Indonesia setara tingkat Unggul KOMPETENSI DASAR 3.1 Menyimak untuk memahami secara kreatif teks seni berbahasa dan teks ilmiah sederhana

4 TUJUAN PEMBELAJARAN Siswa mampu menjelaskan tentang hakikat apresiasi puisi Siswa mampu memberikan reaksi kinetik dan verbal dalam proses apresiasi Siswa mampu menjelaskan makna kata konotatif yang berbentuk ungkapan, pepatah, peribahasa, atau majas yang tersurat dalam puisi/prosa fiksi yang telah dibacakan

5 4. Siswa mampu mengemukakan pesan yang tersirat dari puisi/prosa fiksi/prosa ilmiah sederhana yang dibacakan 5. Siswa mampu mengungkap unsur intrinsik prosa fiksi (tokoh,penokohan, latar, plot,tema)/prosa faktual (latar belakang,tujuan, masalah, metode pemecahan masalah, penyimpulan), dan atau hakikat puisi (tema, nada, rasa, amanat) secara kontekstual

6 TEKS SENI BERBAHASA MATERI AWAL
Menyimak adalah mendengarkan maupun membaca dengan konsentrasi penuh . Oleh karena menyimak merupakan keterampilan yang sangat penting dalam proses belajar, maka untuk kegiatan mengapresiasi seni berbahasa peserta diklat harus belajar menyimak secara maksimal agar dapat mengapresiasi seni berbahasa dan kiat untuk meningkatkan apresiasi seni berbahasa pada tataran kualifikasi unggul.

7 Pengertian Sastra Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sastra adalah:
1) Bahasa (kata-kata, gaya bahasa) yang dipakai dalam kitab (bukan bahasa sehari-hari). 2) Sastra adalah karya tulis yang jika dibandingkan dengan tulisan lain memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keaslian, keartistikan, keindahan dalam isi dan ungkapannya.

8 1. PENGERTIAN APRESIASI SASTRA
Kata apresiasi diserap dari kata bahasa Inggris appreciation yang berarti penghargaan. Apresiasi sastra berarti penghargaan terhadap karya sastra.

9 2. Proses apresiasi Penghargaan terhadap karya sastra melalui proses bertahap; mengenal dan menikmati menghargai memahami menghayati aplikasi/penerapan 2. Proses apresiasi Penghargaan terhadap karya sastra melalui proses bertahap; mengenal dan menikmati menghargai memahami menghayati aplikasi/penerapan 2. Proses apresiasi Penghargaan terhadap karya sastra melalui proses bertahap; mengenal dan menikmati menghargai memahami menghayati aplikasi/penerapan

10 PENGERTIAN SASTRA Sastra dalam pengertian umum adalah karya tulis yang merupakan ungkapan pengalaman manusia melalui bahasa yang mengesankan. Dalam sastra terkandung ide, pikiran dan perasaan, dan pengalaman yang khas manusiawi, serta diungkapkan dengan bahasa yang indah.

11 Jakop Sumarjo mengatakan bahwa sastra memiliki badan dan jiwa
Jakop Sumarjo mengatakan bahwa sastra memiliki badan dan jiwa. Jiwa sastra berupa pikiran, perasaan, dan pengalaman manusia, sedangkan badannya berupa ungkapan bahasa yang indah [Jakop Sumarjo: 1984].

12 Penilaian Karya Sastra
Baik tidaknya sebuah “ karya sastra “ ditentukan oleh tiga norma atau nilai yang menjadi cirinya, yaitu norma estetika, sastra, dan moral.

13 1. Norma Estetika Karya itu mampu menghidupkan atau memperbaharui pengetahuan pembaca, menuntunnya melihat berbagai kenyataan hidup. Karya itu mampu membangkitkan aspirasi pada pembaca untuk berpikir dan berbuat lebih banyak dan lebih baik bagi penyempurnaan kehidupan. 3. Karya itu mampu memperlihatkan peristiwa kebudayaan, sosial,keagamaan atau politik masa lalu dalam kaitan dengan peristiwa masa kini dan masa datang.

14 2. Norma Sastra Karya itu mampu merefleksikan kebenaran hidup manusia.
Karya itu mempunyai daya hidup tinggi yang senantiasa menarik bila dibaca kapan saja. Karya itu menyuguhkan kenikmatan, kesenangan dan keindahan karena strukturnya yang tersusun bagus dan selaras

15 3. Norma Sastra Karya itu menyajikan, mendukung, dan menghargai nilai-nilai kehidupan yang berlaku.

16

17 SIMAKLAH PUISI BERIKUT INI
Jangan ! Jangan dibunuh para lintah darat Ciumlah mesra anak janda tak berayah Dan sumbatlah jarimu pada mulut peletupan Karena darah para bajak dan perompak Akan mudah mendidih oleh pelor Mereka bukan tapir atau badak Hatinya pun berurusan cinta kasih seperti jendela terbuka bagi angin sejuk Dengan Kasih sayang W.S. Rendra

18 ISI PUISI Puisi ini menyampaikan pokok permasalahan atau tema kemanusiaan. Penyair menyerukan agar lintah darat jangan dibunuh, anak haram para janda hendaklah Puisi ini menyampaikan pokok permasalahan atau tema kemanusiaan. Penyair menyerukan agar lintah darat jangan dibunuh, anak haram para janda hendaklah disayangi (dicium mesra).

19 Para bajak dan perompak jangan ditembaki karena mereka akan menjadi lebih ganas, sebaliknya dengan perlakuan yang manusiawi akan menjadi lunak hati. Mereka (lintah darat janda penghibur dan anak haramnya, bajak dan perompak) adalah orang-orang yang harus dimanusiakan. Mereka bukan tapir yang selalu penurut, tapi juga bukan badak yang selalu kasar. Di balik renten para lintah darat, di balik lahirnya anak haram, di balik kejahatan para bajak dan perompak adalah cinta kasih yang tak pernah padam bagi anak, istri, dan keluarga.

20 Maka perlakukanlah mereka secara manusiawi
Maka perlakukanlah mereka secara manusiawi. Untuk memperoleh nilai estetis dan ekspresi yang maksimal, penyair antara disayangi (dicium mesra). Para bajak dan perompak jangan ditembaki karena mereka akan menjadi lebih ganas, sebaliknya dengan perlakuan yang manusiawi akan menjadi lunak hati. Mereka (lintah darat janda penghibur dan anak haramnya, bajak dan perompak) adalah orang-orang yang harus dimanusiakan.

21 Mereka bukan tapir yang selalu penurut, tapi juga bukan badak yang selalu kasar. Di balik renten para lintah darat, di balik lahirnya anak haram, di balik kejahatan para bajak dan perompak adalah cinta kasih yang tak pernah padam bagi anak, istri, dan keluarga. Maka perlakukanlah mereka secara manusiawi. Untuk memperoleh nilai estetis dan ekspresi yang maksimal, penyair antara

22 3. Reaksi kinetik dan reaksi verbal
Reaksi kinetik; menunjukkan sikap memperhatikan, mencatat dan menghargai karya sastra secara sadar. Reaksi verbal; mengomentari kegiatan pembacaan karya sastra

23 4. Prosa fiksi: jenis (cerpen, novel); unsur intrinsik (tokoh, penokohan, tema, alur, latar, sudut pandang, gaya bahasa) Prosa fiksi adalah karangan bebas yang tidak terikat kaidah-kaidah seperti yang terdapat dalam puisi.

24 5. Prosa faktual/ilmiah: artikel, iklan, pidato, khotbah; ciri-ciri; komponen kebahasaan
6. Puisi: Pengertian Puisi menurut KBBI; gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilihdan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama dan makna khusus. Hakikat puisi/unsur batin ( tema, nada, rasa, pesan/amanat

25 7. Karya sastra: puisi, cerpen, drama atau novel
LANJUTAN 7. Karya sastra: puisi, cerpen, drama atau novel 8. Makna kata denotasi (lugas) dan konotasi(kias),

26 SOAL Your Text Here

27 REFERENSI Fx. Sumarjo. 2005. Mudul BHS.IND.UGL.01.1. Jakarta:
Dirjen Dikdasmen Dekdiknas Yustinah dan Ahmad Iskak Bahasa Indonesia Tataran Unggul untuk SMK. Jakarta: Erlangga

28 PENYUSUN NAMA SUMARJA NIP .......................... TEMPAT TUGAS
PHOTO NAMA SUMARJA NIP TEMPAT TUGAS SMK LKIA PONTIANAK


Download ppt "PEMERINTAH KOTA PONTIANAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google