Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

SISTEM KONTROL STMIK "MDP" Palembang.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "SISTEM KONTROL STMIK "MDP" Palembang."— Transcript presentasi:

1 SISTEM KONTROL STMIK "MDP" Palembang

2 Komponen-Komponen Sistem Kontrol
Sensor Kontroler Aktuator Plant Kontroler Plant _ Aktuator Sensor + STMIK "MDP" Palembang

3 SENSOR Sensor digunakan sebagai elemen yg langsung mengadakan kontak dengan yang diukur. Untuk mengubah besaran fisis yg diukur menjadi besaran lain digunakan Transduser STMIK "MDP" Palembang

4 Jenis- Jenis Sensor Sensor Optik/Cahaya
Penggunaan Pancaran cahaya merupakan cara yg dapat diandalkan untuk mendeteksi kehadiran suatu benda. Elemen kunci dalam jenis piranti optik ini adalah optical transducer yaitu piranti yg dapat mengalihkan cahaya menjadi sinyal listrik STMIK "MDP" Palembang

5 Contoh Sensor Optik Light-Dependent Resistor (LDR)
Unsur kimia yg disebut kadmium sulfida memiliki sifat yg khas dimana resistansi listriknya akan berkurang bila ada cahaya yg jatuh diatasnya. Fotodioda dan Fototransistor Silikon, yaitu bahan material dimana dioda /transistor dan rangkaian terintegrasi dibuat, akan mengalami perubahan resistansi listrik saat ia dikenai cahaya. STMIK "MDP" Palembang

6 Sensor Panas Jenis Sensor Panas
Piranti yg dapat mendeteksi panas dan menghasilkan sinyal listrik Jenis Sensor Panas Lempengan Bimetal Jenis piranti ini sederhana dan termasuk tua, dimana terdiri atas dua lempengan logam berbeda yg dilas menjadi satu. STMIK "MDP" Palembang

7 Thermometer Resistansi Listrik
Pada saat sebuah logam dipanaskan, resistansi listrik yg dimilikinya akan bertambah dalam jumlah kecil. Efek inilah yg dimanfaatkan sebagai basis pada thermometer hambatan listrik STMIK "MDP" Palembang

8 Thermistor Sensor panas yg terbuat dari material semikonduktor dimana resistansinya berkurang seiiring dengan naiknya temperatur. STMIK "MDP" Palembang

9 Thermokopel Prinsip Kerjanya : Bila sebuah rangkaian menggunakan dua jenis logam yg berbeda maka tegangan yg dihasilkan tergantung pada perbedaan temperatur pada sambungannya. Untuk pengukuran temperatur yg sangat tinggi (hingga 1000 derajat Celcius) STMIK "MDP" Palembang

10 Sensor Mekanis Adalah Sensor yg dapat mengubah besaran-besaran mekanik ke dalam besaran lain. Contoh : Potensiometer, LVDT (Linier Variable differensial Transformer), tekanan (Metal Strain Gauges - SGs), Capasitif dan Induktif STMIK "MDP" Palembang

11 Potensiometer Piranti ini dapat mengubah gerakan linier atau sudut kedalam perubahan resistansi yg dapat diubah secara langsung ke sinyal tegangan atau sinyal arus STMIK "MDP" Palembang

12 Capasitif Untuk mengukur perpindahan melibatkan perubahan dalam kapasitansi Suatu rangkaian ac atau rangkaian aktif lainnya digunakan untuk mengkonversikan perubahan nilai kapasitansi ke sinyal arus atau sinyal tegangan STMIK "MDP" Palembang

13 Induktif Untuk mengukur perpindahan melibatkan perubahan dalam induktansi Harga induktansi dari induktor dapat berubah dengan cara menggerakkan inti yg terdapat dalam lilitan STMIK "MDP" Palembang

14 Kontroler Fungsi dari Kontroler otomatis adalah membandingkan harga yg sebenarnya dari keluaran (plant) dengan harga yg diinginkan, menentukan deviasi dan menghasilkan suatu sinyal kontrol yg akan memperkecil deviasi sampai nol atau sampai suatu harga terkecil. Cara kontrol menghasilkan sinyal disebut aksi pengontrolan STMIK "MDP" Palembang

15 Klasifikasi dari Kontroler sesuai dengan pengontrolannya :
Kontroler dua posisi atau on-off Kontroler Proporsional Kontroler Integral Kontroler Diferensial Kontroler Proporsional dan Integral Kontroler Proporsional dan Diferensial Kontroler Proporsional, Integral dan Diferensial STMIK "MDP" Palembang

16 Kontroler dua posisi (On-Off)
Sistem akan sepenuhnya berfungsi atau sepenuhnya tidak berfungsi, tergantung pada besar kecilnya sinyal kesalahan yg dihasilkan. STMIK "MDP" Palembang

17 Kontroler Proporsional
Kontroler Proporsional melakukan pengendalian suatu proses yg sebanding/proporsional dengan besar kesalahan yg terjadi. Berapa besar tindakan koreksi yg dilakukan sebanding dengan besar kesalahan yg terjadi, dan selanjutnya makin mengecil setelah makin dekat dengan target yg diinginkan STMIK "MDP" Palembang

18 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Kontroller Proporsional
Kalau nilai Kp kecil, kontroller proporsional hanya mampu melakukan koreksi keslahan yang kecil, sehingga akan menghasilkan respons sistem yang lambat. Kalau nilai Kp dinaikkan, respon sistem menunjukkan semakin cepat mencapai keadaan stabilnya. Jika nilai Kp diperbesar sehingga mencapai harga yang berlebihan, akan mengakibatkan sistem bekerja tidak stabil, atau respon sistem akan berosilasi. STMIK "MDP" Palembang

19 Kontroler Integral Pengendalian Integral tidak hanya memperhatikan besar kesalahan yg terjadi, tetapi juga berapa lama kesalahan tersebut mulai timbul. STMIK "MDP" Palembang

20 Ketika digunakan, Kontroller Integral mempunyai beberapa karakteristik :
Keluaran Kontroller membutuhkan selang waktu tertentu, sehingga kontroller integral cenderung memperlambat respons. Ketika sinyal kesalahan berharga nol, keluaran kontroller akan bertahan pada nilai sebelumnya. Jika sinyal kesalahan tidak berharga nol, keluaran akan menunjukkan kenaikkan atau penurunan yang diperngaruhi oleh besarnya sinyal kesalahan dan nilai Ki. Konstanta Integral Ki yang berharga besar akan mempercepat hilangnya offset. Tetapi semakin besar nilai konstanta Ki akan mengakibatkan peningkatan osilasi dari sinyal keluaran kontroler. STMIK "MDP" Palembang

21 Kontroler Diferensial
Pengendalian nilai mengukur besarnya nilai ketika terjadi perubahan pada kesalahan Perubahan kesalahan yg cepat pada satu saat tertentu akan menunjukkan bahwa akan terjadi sejumlah besar kesalahan pada saat berikutnya, dengan demikian kapan pengendalian nilai dilakukan akan dapat diperkirakan. STMIK "MDP" Palembang

22 Karakteristik Kontroler diferensial
Kontroler ini tidak dapat menghasilkan keluaran bila tidak ada perubahan pada masukannya(berupa sinyal kesalahan). Jika sinyal kesalahan berubah terhadap waktu, maka keluaran yang dihasilkan kontroler tergantung pada nilai Kd dan laju perubahan sinyal kesalahan. Kontroler diferensial mempunyai suatu karakter untuk mendahului, sehingga kontroler ini dapat menghasilkan koreksi yang signifikan sebelum pembangkit kesalahan menjadi sangat besar. STMIK "MDP" Palembang

23 Kontroler Proporsional dan Integral
Merupakan gabungan pengendalian antara pengendalian Proporsional dan Pengendalian Integral Kontroler Proporsional dan Diferensial Merupakan gabungan pengendalian antara pengendalian Proporsional dan Pengendalian Diferensial STMIK "MDP" Palembang

24 Kontroler Proporsional, Diferensial dan Integral (PID)
Akibat relatif dari pengendali Proporsional, diferensial, dan Integral masing-masing dapat diatur untuk menghasilkan sebuah pengendali dengan karakteristik optimum untuk sistem yg dimaksud. STMIK "MDP" Palembang

25 Bagian-bagian dari operasi akhir sistem kontrol
Aktuator Aktuator didefinisikan sebagai translasi dari sinyal kontrol kedalam aksi pengontrolan. Control Signal Conversions Aktuator Final Control Element Process Bagian-bagian dari operasi akhir sistem kontrol STMIK "MDP" Palembang

26 Beberapa Contoh Aktuator
Aktuator Listrik Contoh dari aktuator Listrik adalah Motor Listrik Motor Listrik : peralatan yg menerima masukan listrik dan menghasilkan suatu putaran yg kontinyu sebagai akibatnya Tipe dan Ukuran motor listrik bervariasi sesuai kebutuhan. STMIK "MDP" Palembang

27 Aktuator Pneumatik Digunakan pada pengubahan sinyal yg memerlukan gaya dan torsi Prinsip kerjanya didasarkan pada konsep : P = F/A Dimana : P = tekanan (N/m2) F = gaya (N) A = luas (m2) STMIK "MDP" Palembang

28 Aktuator Hidrolik Ide dasar aktuator hidrolik sama dengan aktuator pneumatik hanya berbeda dalam jenis medium STMIK "MDP" Palembang


Download ppt "SISTEM KONTROL STMIK "MDP" Palembang."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google