Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA"— Transcript presentasi:

1 AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA
akuntasi belanja AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA Abul Rohman, SE, MSi

2 TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah mempelajari materi ini, mahasiswa akan memahami Perlakuan akuntansi Belanja beserta jurnal standar

3 TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mempelajari materi ini, peserta didik atau mahasiswa akan dapat: Mampu mengerti dan memahami konsep dan pengertian belanja Mampu melakukan analisis atas transaksi belanja Mampu melaksanakan jurnal standar atas transaksi belanja Mampu melaksanakan jurnal khusus belanja Mampu memahami dokumen sumber akuntansi belanja Mampu memahami pengungkapan dalam proses pelaporan

4 PENDAHULUAN Satuan kerja perangkat daerah berbeda dengan departemen pada suatu organisasi swasta meski memiliki beberapa persamaan. Kebanyakan satuan kerja cenderung sebagai satuan kerja yang banyak menyerap belanja dan tidak menghasilkan dana atau cost centre. Hal ini sangatlah wajar karena tugas pokok dan fungsi utama adanya atau berdirinya suatu satuan kerja relatif kebanyakan pada suatu pemerntah daerah adalah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (public servant) yang tidak berorientasi kepada laba atau keuantungan sehingga cenderung seolah-olah seperti hanya “menggunakan atau menghabiskan “ dana atau belanja daerah.

5 Standar akuntansi PP 24 Th 2005
Pengertian belanja Menurut PP No.24 Tahun tentang Standar Akuntansi Pemerintahan, Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Sedangkan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, Belanja Daerah didefinisikan sebagai kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih Standar akuntansi PP 24 Th 2005 Permendagri 13 Th 2006

6 Lanjutan… Belanja daerah dipergunakan dalam rangka pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemda. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.13 Tahun 2006, pengklasifikasian belanja daerah dibagi menurut fungsi, urusan pemerintahan, organisasi, program, kegiatan, kelompok, jenis, obyek dan rincian obyek belanja.

7 Penerapan Azas bruto Akuntansi belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan pengeluaran bruto atau jumlah kotor atau total dari transaksi sebelum dikurangi dengan berbagai faktor pengurang, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran atau faktor pengurang). Nilai total = nilai pengurang + nilai Netto transaksi

8 Nilai Faktor pengurang
Lanjutan… Nilai netto Nilai Faktor pengurang Nilai total transaksi

9 Mekanisme pengeluaran kas
Mekanisme pengeluaran kas sebagai beban atas belanja dapat dilaksanakan dengan mekanisme LS atau langsung (kas besar) dan UP/GU/TU (UYHD-Kas kecil). Mekanisme LS digunakan apabila suatu pekerjaan dinyatakan sudah selesai. Mekanisme UP/GU/TU digunakan untuk sifat pembayaran yang memerlukan uang muka atau pembayaran awal.

10 Lanjutan… Pengakuan Pengeluaran Kas menggunakan mekanisme Kas LS (Langsung) Mekanisme LS dapat meliputi Belanja langsung untuk pengeluaran atas beban belanja: Belanja Tidak langsung kelompok Gaji dan tunjangan, Beban, Belanja tidak langsung kelompok non gaji (biaya bunga, hibah, subsidi, batuan sosial, bagi hasil, belanja tidak terduga). Selain itu beban pengeluaran yang menggunakan mekanisme LS adalah sebagian pengeluaran barang dan jasa.

11 Lanjutan… Pengakuan Pengeluaran Kas menggunakan mekanisme Kas Kecil (UP/GU/TU) Mekanise Kas kecil (UP/GU/TU) menggunakan pola kas kecil dengan metoode UYHD bukan UUDP. Adapun kelompok belanja yang dapat menggunakan mekanisme ini adalah Belanja barang dan jasa. Namun demikian praktik dilapangan sebagian belanja tidak langsung juga ada yang menggunakan mekanisme ini.

12 Siklus pengeluaran kas
Kas Kecil UP GU TU Kas Besar LS Gaji LS Barang jasa/Pihak III LS Bantuan

13 PENENTUAN DOKUMEN SUMBER
Mekanisme kas LS menggunakan SP2D sebagai dokumen sumber hal ini dikarenakan ciri khas dari LS adalah pekerjaan atau kegiatan yang dikerjakan sudah dianggap selesai dan berkas administrasi sudah diselesaikan. Sehingga pemerintah daerah tinggal membayar langsung kepada pihak ketiga dalam hal ini pelaksana kegiatan tersebut. Mekanisme UP/GU/TU menggunakan SPJ (surat pertanggungjawaban) sebagai dokumen sumber karena kas kecil (UP/GU/TU) melalui tahap dropping kas ke bendahara pengeluaran SKPD terlebih dahulu sebelum ke pihak yang berhak menerima pembayaran.

14 AKUNTANSI BELANJA Akuntansi belanja disusun untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan. Akuntansi belanja juga dapat dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen dengan cara yang memungkinkan pengukuran kegiatan belanja tersebut. Akuntansi belanja pada satuan kerja dilakukan oleh PPK-SKPD. Akuntansi belanja pada satuan kerja ini meliputi akuntansi belanja UP (uang persediaan) / GU (ganti uang) / TU (tambah uang), dan akuntansi belanja LS (langsung).

15 Lanjutan… PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan SP2D, PPK-SKPD mencatat transaksi penerimaan uang persediaan tersebut dengan menjurnal “Kas di Bendahara Pengeluaran” di Debit dan “RK PPKD” di kredit (Akan dipelajari lebih lanjut pada bagian lain)

16 Lanjutan… Tgl Uraian Ref Debit Kredit Kas Di Bendahara Pengeluaran
Rp ... R/K PPKD Rp... Saat menerima SP2D UP/GU/TU

17 Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran
Secara berkala, PPK-SKPD menerima SPJ dari Bendahara Pengeluaran. SPJ tersebut dilampiri dengan bukti transaksi. Berdasarkan SPJ dan bukti transaksi tersebut, PPK-SKPD mencatat transaksitransaksi belanja periode sebelumnya dengan menjurnal ”Belanja sesuai jenisnya” di debit dan “Kas di Bendahara Pengeluaran” di kredit.

18 Lannjutan… Tgl Uraian Ref Debit Kredit Belanja..... Rp ...
Kas Di Bendahara Pengeluaran Rp...

19 lanjutan Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode rekening belanja. Di akhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo.

20 Akuntansi Belanja Langsung (LS)
Belanja LS yang dimaksud adalah Belanja LS Gaji & Tunjangan dan Belanja LS Barang & Jasa. Dalam konteks belanja LS, akuntansi mempunyai asumsi bahwa dana SP2D dari BUD langsung diterima oleh pihak ketiga/pihak lain yang telah ditetapkan.

21 Lannjutan… Langkah penanganan Belanja LS
PPK-SKPD menerima SP2D dari Kuasa BUD melalui Pengguna Anggaran. Berdasarkan SP2D terkait, PPK-SKPD mencatat transaksi belanja dengan menjurnal ”Belanja sesuai jenisnya” di debit dan “RK PPKD” di kredit.

22 Lanjutan… Tgl Uraian Ref Debit Kredit Belanja..... Rp ... R/K PPKD

23 Lanjutan… Catatan: Pada saat transfer gaji dan tunjangan dari rekening Kas Daerah, PPK- SKPKD akan mencatat potongan terhadap gaji dan tunjangan dengan menjurnal ”Kas di Kas Daerah” di debit dan ”Hutang PFK” di kredit. Sewaktu, potongan tersebut ditransfer ke rekening yang terkait, maka transaksi tersebut akan dijurnal ”Hutang PFK” di debit dan ”Kas di Kas Daerah” di kredit.

24 Lanjutan… Dalam kasus LS Barang dan Jasa, seringkali terdapat potongan pajak sehingga dana yang diterima oleh pihak ketiga adalah jumlah netto (setelah dikurangi potongan pajak), namun PPK-SKPD tetap mencatat belanja tersebut dalam jumlah bruto. PPK-SKPD kemudian mencatat potongan tersebut sebagai Hutang di jurnal umum. Tgl Uraian Ref Debit Kredit Kas di Bendahara Pengeluaran Rp ... Hutang .... Rp...

25 Lanjutan… Ketika bukti Surat Setoran Pajak (SSP) telah diterima, dilakukan penghapusan hutang pajak tersebut dengan jurnal sebagai berikut : Tgl Uraian Ref Debit Kredit Hutang .... Rp ... Kas di Bendahara Pengeluaran Rp...

26 Lanjutan… Khusus untuk transaksi belanja yang menghasilkan aset tetap, PPK-SKPD juga mengakui penambahan aset dengan menjurnal ”Aset sesuai jenisnya” di debit dan “Diinvestasikan dalam Aset Tetap” di kredit. Tgl Uraian Ref Debit Kredit Belanja Modal.... Rp ... R/K PPKD Rp...

27 Lannjutan… Tgl Uraian Ref Debit Kredit Aset..... Rp ...
Ekuitas-Diinvestasikan dalam Aset tetap Rp...

28 Lanjutan… Setiap periode, jurnal tersebut akan diposting ke Buku Besar sesuai dengan kode rekening belanja.  Di akhir bulan, PPK-SKPD memindahkan saldo-saldo yang ada di tiap buku besar ke dalam Neraca Saldo.

29 Koreksi-Pengembalian Belanja
Dalam periode berjalan Tgl Uraian Ref Debit Kredit Kas Di Bendahara Pengeluaran Rp ... Belanja … Rp... Setelah Tutup buku/periode berjalan Tgl Uraian Ref Debit Kredit Kas..... Rp ... Pendapatan Lain-lain Rp...

30 terimakasih Sampai jumpa

31 Latihan soal 2010 Transaksi 1 Maret Diterima SP2D UP sebesar 10 juta
Diterima SP2 D LS Gaji sebesar 15 Juta dengan rincian: Gaji Pokok 10,000,000, Tunjangan struktural , tunjangan fungsional 15 maret Diterima SP2D LS barang dan jasa untuk kegiatan pengadaan kendaraan roda empat sebesar 100 juta 20 Maret Diterima SP2D LS Pihak ketiga berupa pembangunan jalan sebesar Rp 250 juta. 31 maret Diterima SPJ sebesar 9 juta untuk kegiatan sosilisasi Perda Kebersihan dengan rincian: Honorarium 5juta, makan minum kegiatan 2 juta, akomodasi 1 juta perjlanan dinas dalam daerah 1 juta 1 april Diterma SPJ untuk kegiatan sosilisasi kebersihan sebesar 1 juta dengan rincian perjalanan dinas luar daerah 500 ribu dan akomodasi 500 ribu


Download ppt "AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK UNIVERSITAS SRIWIJAYA"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google