Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA MKU.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA MKU."— Transcript presentasi:

1 RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA MKU

2 Ragam Bahasa Resmi Lisan Tidak Ragam Bahasa Tulis 1

3 Bahasa Indonesia yang baik dan benar
adalah yang sesuai dengan situasi komunikasi Bahasa yang benar adalah yang sesuai dengan kaidah Bahasa yang baik dan benar adalah yang sesuai dengan situasi dan sekaligus sesuai pula dengan kaidah 2

4 Kaidah Bahasa 1. Tata Tulis ( Ejaan ) 2. Tata Bentukan Kata 3. Tata
Kalimat 4. Tata Paragraf 3

5 EJAAN BAHASA INDONESIA
(EYD) adalah kaidah bahasa yang mengatur penulisan huruf , kata dan penggunaan tanda baca . Misalnya penempatan pada kalimat berikut akan mempengaruhi informasi disampaikan Menurut kabar burung Pak Amat mati 4

6 Penulisan Huruf 1. Huruf Miring a. Untuk menuliskan judul buku , nama
majalah dan surat kabar yang dikutip di dalam teks ; b. huruf kata atau istilah dikhususkan/ditegaskan c. asing termasuk ilmiah dari bahasa daerah . 5

7 2. Huruf Kapital Huruf kapital seluruhnya digunakan untuk menuliskan
judul utama , b. judul bab , c. judul kata pengantar , daftar isi, dan daftar pustaka . 6

8 Huruf Kapital Awal Kata
pada setiap awal kata digunakan untuk menuliskan a. judul - judul subbab , b. nama Tuhan , nabi , agama, dan kitab suci c. nama diri , d. nama tahun , bulan , dan hari , e. nama gelar , jabatan , dan pangkat , f. nama - nama geografi dan sapaan . 7

9 Penulisan Kata 1. Penulisan Gabungan Kata a. Gabungan kata ditulis
serangkai jika mendapat awalan dan akhiran sekaligus atau salah satu unsurnya berupa unsur terikat . b. Gabungan kata ditulis terpisah jika tidak berimbuhan atau hanya mendapat imbuhan awalan/akhiran . 2. Penulisan Bentuk di , per, dan pun 3. Penulisan Bentuk Ulang Bentuk ulang ditulis ulang dengan menggunakan tanda hubung . 8

10 Penulisan Unsur Serapan
1. Penerjemahan shophouse --- à ruko (rumah toko) industrial estate --- à kawasan industri balanced budget --- à anggaran berimbang 2. Penyesuaian ejaan energy --- à energi standardization --- à standardisasi 3. Penerjemahan dan Penyerapan subdivision --- à subbagian inflation rate --- à laju inflasi 9

11 Penulisan Singkatan Singkatan ialah kependekan yang berupa huruf atau
gabungan huruf , baik yang dilafalkan huruf demi huruf maupun dilafalkan sesuai dengan bentuk lengkapnya . Misalnya : a. LHP [el - ha pe ] b. sdr . [saudara] PT [pe te] dst. [dan seterusnya] BPK [be- - pe - ka] dsb. [ dan sebagainya ] c. a.n . [ atas nama ], bukan a/n u.p . [ untuk perhatian ], bukan u/p d.a . [ dengan alamat ], bukan d/a s.d . [ sampai dengan ], bukan s/d 10

12 Penulisan Akronim Akronim ialah kependekan yang berupa gabungan huruf
awal , suku kata , atau huruf awal dan suku kata yang ditulis dan dilafalkan seperti kata biasa . Misalnya : a. raker b. SIM rapim FISIP taplus IKIP b. Bappenas Depdiknas Kadin 11

13 BENTUK KATA 1. Kata Dasar 2. Kata Bentukan
a. Penggabungan kata dasar dan kata dasar b. Penggabungan unsur terikat dan kata dasar c. Pengulangan d. Pengakroniman e. Pengimbuhan 12

14 PILIHAN KATA Kriteria Pemilihan Kata 1. Ketepatan 2. Kecermatan 3.
Keserasian 13

15 Ketepatan Agar pilihan kata yang digunakan tepat, hal-hal berikut perlu dipahami Perbedaan makna denotasi dan konotasi Perbedaan makna kata-kata yang bersinonim Penggunaan kata atau ungkapan eufisime Penggunaan kata-kata generik dan spesifik Penggunaan kata-kata konkret dan abstrak, baik yang spesifik maupun yang spesifik 14

16 Kecermatan Agar cermat dalam pemilihan kata, penyebab kemubaziran kata berikut ini perlu dipahami a. Penggunaan kata yang bermakna jamak secara ganda b. Penggunaan kata yang fungsi dan maknanya bermiripan secara ganda c. Penggunaan kata yang bermakna saling secara ganda d. Konteks kalimatnya 15

17 Keserasian Agar pilihan kata yang digunakan serasi, hal-hal berikut perlu dipahami a. P enggunaan bentuk gramatikal suatu kata b. enggunaan idiom c. enggunaan kata atau ungkapan idiomatik d. enggunaan majas e. yang lazim f. Penggunaan kata sesuai dengan konteksnya 16

18 Pengertian Kalimat Penanda Kalima t Informasi S t ruk tu r 17

19 Kalimat (dalam ragam tulis) diawali dengan huruf kapital dan
Penanda Kalimat (dalam ragam tulis) diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru. Informasi Kalimat merupakan rangkaian kata yang mengandung informasi relatif lengkap 18

20 Contoh Kasus 1. Surat tugas itu sudah ditandatangani. 2.
Surat tugas yang sudah ditandatangani itu Catatan Rangkaian kata (1) sudah merupakan kalimat karena informasinya sudah lengkap, sedangkan (2) belum menjadi kalimat karena informasinya belum lengkap 19

21 Struktur Kalimat sekurang-kurangnya mengandung dua unsur, yaitu subjek dan predikat. Namun jika predikatnya berupa kata kerja transitif, sebuah kalimat selain memerlukan unsur subjek dan predikat juga memerlukan unsur lain, yaitu objek, misalnya: PT Sekar Ayu memproduksi jamu cap Kelinci 20

22 UNSUR-UNSUR KALIMAT P S O Pel K 21

23 Ciri-Ciri Unsur Kalimat
1. Subjek (S) merupakan jawaban pertanyaan apa atau siapa . 2. Predikat (P) merupakan jawaban pertanyaan bagaimana atau apa yang dilakukan ( oleh S). 3. Objek (O) keberadaannya bersifat wajib dan dapat menjadi S dalam kalimat pasif . 4. Pelengkap ( Pel .) keberadaannya bersifat wajib dan tidak dapat menjadi S dalam kalimat pasif . 5. Keterangan (K) keberadaannya bersifat opsional ( tidak wajib ) dan posisinya dapat dipindah - pindah tanpak mengubah informasi . 22

24 Contoh Kasus 1. Dalam bab ini akan membahas metode pengumpulan data.
2. Pembangunan itu untuk menyejahterakan masyarakat Kalimat (1) tidak lengkap karena tidak ada subjeknya , sedangkan (2) tidak ada predikatnya . Perhatikan Perbaikannya di bawah ini 1a. B ab ini akan membahas metode pengumpulan data. 1b. Dalam bab ini akan dibahas metode pengumpulan data. 2a. Pembangunan itu bertujuan menyejahterakan masyarakat 23

25 Pola Dasar Kalimat 1. Pola SP 2. Pola SPO 3. Pola SPPel . 4. Pola
Hasil pemeriksaan itu sudah dilaporkan . 2. Pola SPO Auditor BPK sedang melakukan pemeriksaan . 3. Pola SPPel . Mantan direktur bank itu sekarang menjadi auditor. 4. Pola SPOPel . Amerika mengirimi Indonesia bantuan tenaga ahli. 24

26 Jenis-Jenis Kalimat - 1. Kalimat Tunggal 2. Kalimat Majemuk a. Majemuk
Setara b. Majemuk Tidak Setara c. Majemuk Campuran 25

27 Majemuk Setara Kalimat majemuk setara ditandai dengan penggunaan kata
penghubung sebagai berikut . dan tetapi atau sedangkan lalu melainkan kemudian 26

28 Contoh Kasus 1. Jenis KKP Indeks B hasil pemeriksaan proyek irigasi
terdiri atas dokumen pembangunan dam. Sedangkan KKP Indeks B hasil pemeriksaan di BUMN terdiri atas dokumen kegiatan produksi . 1a. Jenis KKP Indeks B hasil pemeriksaan proyek irigasi terdiri atas dokumen pembangunan dam, sedangkan KKP Indeks B hasil pemeriksaan di BUMN terdiri atas dokumen kegiatan produksi . 27

29 Majemuk Bertingkat Penanda Ketidaksetaraan Jika agar meskipun
Kalau supaya walaupun Apabila sebab akibat Andaikata akibat sesudah Seandainya karena setelah Bahwa sehingga seusai 28

30 Contoh Kasus 1. Karena biaya produksinya tinggi sehingga
perusahaan itu sering rugi . Struktur kalimat majemuk tersebut tidak tepat di dalamnya terdapat dua kata penghung yang fungsinya sama . Kata penghubung tersebut seharusnya satu saja yang digunakan , seperti pada perbaikannya berikut ini . 1a. Karena biaya produksinya tinggi , perusahaan itu sering rugi . 1b. B iaya produksinya tinggi sehingga perusahaan itu sering rugi . 29

31 PENGERTIAN PARAGRAF Rangkaian beberapa kalimat yang mengandung satu
kesatuan gagasan . 30

32 PENANDA 1. Bertakuk ………………… …………………… .. …………………… .. 2. Merenggang
……………………… ……………………… ………… ……………………… ……………… . 31

33 PARAGRAF YANG BAIK 1. Kesatuan 2. Kepaduan 3. Ketuntasan 4.
Konsistensi sudut pandang 5. Keruntutan 32

34 KESATUAN Sebuah paragraf yang baik harus memiliki satu gagasan utama sebagai pengikat kalimat dalam paragraf tersebut. Artinya, dalam paragraf mungkin terdapat beberapa gagasan tambahan, tetapi gagasan tambahan itu harus terfokus pada satu gagasan utama sebagai pengendali 33

35 KEPADUAN Untuk mendukung satu kesatuan gagasan utama , kalimat -
di dalam sebuah paragraf harus terpadu dan berkaitan satu sama lain. Sarana Pemadu Kalimat dalam Paragraf 1. Pengulangan ( kata kunci ) 2. Penggantian 3. Penghubung antarkalimat 4. Keparalelan struktur 34

36 Pengulangan Kepaduan paragraf dapat dibangun dengan
mengulang kata yang sama yang merupakan kata kunci. Kata atau ungkapan yang sama itu sesekali dapat diulang kembali dalam kalimat berikutnya. Misalnya: Minggu lalu kami mengadakan rapat. Dalam rapat itu ada berbagai hal yang kami bicarakan. Salah satu di antaranya adalah masalah pemeriksaan yang telah dilakukan di PT Agung Sedayu. 35

37 Penggantian Selain dengan mengulang kata kunci,
kepaduan paragraf juga dapat dibangun dengan menggunakan penggantian atau kata lain yang bersinonim dengan kata kunci, misalnya virus HIV sesekali dapat disebut virus itu, virus penyebab AIDS, virus tersebut, atau virus yang mematikan itu. Penggantian dapat pula dilakukan dengan menggunakan kata ganti dan kata penunjuk. 36

38 Penghubung Antarkalimat
Selain dengan menggunakan pengulangan kata kunci dan penggantian, kepaduan paragraf juga dapat dibangun dengan menggunakan penghubung antarkalimat. Misalnya: Oleh karena itu, Oleh sebab itu, Dengan demikian, Meskipun demikian, Jadi, Namun, Akan tetapi, Di samping itu. Selain itu, Dengan kata lain, dsb. 37

39 Keparalelan Keparalelan yang dimaksud adalah adanya kesejajaran
bentuk atau struktur pengungkapannya. Jika pada bagian yang satu bentuknya aktif, bagian yang lain pun harus demikian. Begitu pula sebaliknya, jika bagian yang satu berbentuk pasif, agar sejajar, bagian yang lain pun harus berbentuk pasif, seperti yang tampak pada contoh berikut. Misalnya : Setelah mendapat izin dari pemerintah daerah, warga mulai membangun fasilitas umum di lahan itu. Konon untuk membangun fasilitas umum yang berupa gedung olah raga itu, warga harus mengeluarkan tidak kurang dari 500 juta rupiah yang digali dari dana swadaya murni 38

40 KETUNTASAN Sebuah paragraf yang baik juga harus dapat mengungkapkan
gagasan secara tuntas. Artinya, paragraf itu harus dapat menyaji kan informasi secara lengkap sehingga pembaca tidak dibuat bertanya - tanya tentang kelanjutannya. Sebagai contoh, kalau dalam perinci an atau penjelasan digunakan kata pertama, berarti sekurang - kurangnya harus ada kedua, dan bisa juga ada ketiga, tidak seperti pada paragraf berikut: ada kata pertama, tetapi kata kedua tidak ada. Misalnya : Ada beberapa cara yang dapat mencegah penyebaran demam berdarah. Pertama, memberantas tempat berkembang biak nyamuk penyebar demam berdarah. Seperti kita ketahui bersama, nyamuk demam berdarah biasanya berkembang biak di air yang menggenang 39

41 KONSISTENSI SUDUT PANDANG
udut pandang adalah cara yang digunakan penulis untuk menempatkan diri di dalam tulisannya. Sudut pandang itu harus konsisten, termasuk dalam pelibatan pembaca. Sebagai contoh, kalau penulis mewakili dirinya dengan menggunakan kata peneliti atau penulis , kata itu hendaknya tetap digunakan secara konsisten sampai dengan akhir tulisannya. Sebaliknya, kalau ia menggunakan kata kita dengan maksud melibatkan pembaca dalam tulisannya kata itu pun sebaiknya digunakan secara konsisten sampai pada akhir tulisannya. Begitu pula, untuk menjaga objektivitas kalau penulis tidak ingin menampilkan dirinya dalam tulisan bentuk pasif dapat digunakan secara konsisten sampai dengan selesai. 40

42 KERUNTUTAN Informasi disajikan secara runtut dalam
pola urutan yang mudah diikuti pembaca. pola urutan yang mudah diikuti pembaca. Ada beberapa model urutan penyajian Ada beberapa model urutan penyajian informasi dalam paragraf, dan tiap model informasi dalam paragraf, dan tiap model mempunyai kelebihannya masing mempunyai kelebihannya masing - - masing. masing. Model yang dimaksud, antara lain, adalah Model yang dimaksud, antara lain, adalah model urutan waktu, urutan tempat, urutan model urutan waktu, urutan tempat, urutan umum umum - - khusus atau khusus khusus atau khusus - - umum, urutan umum, urutan pertanyaan dan jawaban, serta urutan pertanyaan dan jawaban, serta urutan sebab sebab - - akibat. akibat. 41

43 : JENIS PARAGRAF Berdasarkan Fungsinya Paragraf pengantar/pembuka
merupakan jenis paragraf yang berfungsi mengantarkan pembaca pada pokok persoalan yang akan dikemukakan . Sebagai pengantar , paragraf ini hendaknya dibuat semenarik mungkin agar dapat memikat perhatian atau minat pembaca . Di samping itu , paragraf ini hendaknya juga mempunyai kemampuan menghubungkan pikiran pembaca dengan pokok masalah yang akan disajikan selanjutnya . 42

44 Paragraf Pengembang Paragraf pengembang merupakan jenis paragraf yang
berfungsi mengembangkan pokok persoalan yang telah ditentukan . Di dalam paragraf ini pula penulis menyatakan pokok pikiran yang akan disampaikan dan sekaligus menerangkan atau mengembang - kannya . Pengembangan itu dapat dilakukan dengan cara menganalisis permasalahan yang dikemukakan dan sekaligus dapat pula memberikan bukti - buktinya . 43

45 Paragraf Penutup Paragraf penutup merupakan jenis paragraf yang
berfungsi mengakhiri tulisan atau sebagai penutup karangan . Isinya dapat berupa suatu simpulan atau rangkuman yang menandai berakhirnya suatu bahasan . 44

46 Berdasarkan Struktur Informasinya 45 Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah suatu jenis paragraf yang menempatkan informasi utama yang terkandung pada kalimat topik pada akhir paragraf. Dengan demikian, struktur paragraf ini diawali dengan beberapa kalimat penjelas yang mendukung informasi utama. Setelah itu, baru informasi utama ditampilkan pada bagian akhir. Paragraf ini sering disebut sebagai paragraf yang diawali dengan informasi yang umum ke informasi yang khusus. Sebagai contoh, perhatikan paragraf berikut. Komputer dapat dijadikan alat hiburan. Banyak komputer yang dilengkapi dengan fasilitas gambar tiga dimensi dan tata suara yang memukau. Hal itu sejalan dengan perkembangan dunia internet. Oleh karena itu, beberapa komputer kini dirancang dengan mutu dan fungsi yang makin meningkat sesuai dengan aplikasinya. 45

47 Paragraf Deduktif Paragraf deduktif boleh dikatakan sebagai kebalikan dari paragraf induktif. Kalau paragraf induktif menampilkan informasi utama pada akhir paragraf, paragraf deduktif menampilkan informasi utama pada awal paragraf. Informasi utama itu kemudian diikuti dengan informasi penjelas yang terungkap pada kalimat - kalimat pengembang. Orang sering menyebut paragraf ini diawali dengan hal yang umum ke hal yang bersifat khusus. Sebagai contoh, perhatikan paragraf berikut. Kondisi kebun binatang Taru, Solo, makin memprihatinkan. Koleksi satwa di objek wisata tepian Bengawan Solo itu banyak yang tidak terawat. Beberapa binatang di sana tampak kurus. Kemarin seekor komodo bantuan Presiden pun mati. 46

48 Berdasarkan Gaya Penyajiannya Paparan/Eksposisi 47
Paparan merupakan corak tulisan yang bertujuan menginformasikan, menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Oleh karena itu, par menerangkan, dan menguraikan suatu gagasan. Oleh karena itu, par ragraf agraf eksposisi harus dapat memberikan tambahan pengertian dan eksposisi harus dapat memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan pembacanya. pengetahuan pembacanya. Obat ini mengandung bahan Obat ini mengandung bahan - - bahan yang secara klinis telah terbukti bahan yang secara klinis telah terbukti mempunyai khasiat tinggi dan efektif untuk mengatasi flu dan sin mempunyai khasiat tinggi dan efektif untuk mengatasi flu dan sin usitis. usitis. Di Di samping samping itu itu , , obat obat yang yang dimaksud dimaksud juga juga tidak tidak efek efek samping samping bagi bagi kesehatan kesehatan . . 47

49 Kisahan/Narasi Kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan
menceritakan peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangannya dari waktu ke waktu agar pembaca terkesan. Gadis itu bernama Ratih Kulitnya kuning langsat Rambutnya dipotong pendek ala Demi More. Setiap pagi kulihat ia lewat di depan rumahku. Setiap kali kusapa, ia tampak enggan di depan rumahku. Setiap kali kusapa ia tampak enggan menjawab. Meskipun begitu, senyumnya merekah di bibir mungilnya yang indah. . 48

50 Pemerian/Deskripsi Pemerian atau deskripsi merupakan gaya tulisan yang
bertujuan menggambarkan sejelas - jelasnya suatu objek sehingga pembaca seolah - olah mengalami sendiri sesuatu yang digambarkan itu. Sebuah mobil bercat biru yang ditumpangi oleh sepasang muda - mudi meluncur dengan pelan menyusuri jalan kampung. Kondisi jalan sudah sepi. Sesekali saja ada truk yang lewat. Udara di sekitar jalan itu masih terasa lembab dan basah akibat hujan sore tadi. 49

51 Bahasan/Argumentasi Bahasan atau argumentasi merupakan corak tulisan
yang bertujuan membuktikan penulis dan meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar menerima pendapatnya . Perbedaannya dengan eksposisi adalah bahwa argumentasi berusaha meyakinkan pembaca , sedangkan eksposisi berusaha menjelaskan sesuatu kepada pembaca . Kedisiplinan berlalu lintas masyarakat Jakarta cenderung menurun. Hal itu terbukti pada bertambahnya jumlah pelanggaran yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun makin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat terhadap kedisiplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan. 50

52 KRITERIA SURAT YANG BAIK 1.
Surat sebaiknya ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik serta disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penyusunan surat. 2. Surat sebaiknya disusun secara sederhana dan tidak terlalu panjang karena surat yang panjang dan bertele - tele dapat menjemukan pembacanya. 3. Surat sebaiknya disusun secara jelas, lugas, dan komunikatif agar dapat dipahami secara tepat sesuai dengan maksud yang dikehendaki oleh penulis. 4. Surat sebaiknya mencerminkan sikap yang adab dan sopan. 5. Surat sebaiknya bersih dan rapi. 51

53 BAHASA SURAT 1. A gar pesan atau informasi yang disampaikan mudah
dipahami, surat hendaknya ditulis dengan menggunakan bahasa efektif , yaitu jelas , lugas, dan komunikatif . dapat mengungkapkan pesan secara tepat sesuai dengan maksud yang ingin dikemukakan oleh penulis. 2. Bahasa s urat dikatakan jelas jika isi atau informasi yang disampaikan mudah dipahami dan unsur - unsurnya pun dinyatakan secara tegas atau eksplisit. 3. Bahasa s urat dikatakan lugas jika kata - kata yang digunakan langsung mengungkapkan pokok persoalan yang akan disampaikan, tidak berbunga - bunga atau berbasa - basi. 4. Bahasa s urat dikatakan komunikatif jika mudah dipahami dan mampu menimbulkan pemahaman yang sama pada pikiran pembacanya. 52

54 BAGIAN - BAGIAN SURAT 1. Kepala surat/kop surat 2. Tanggal surat 3.
Nomor surat 4. Lampiran 5. Hal/Pokok surat 6. Alamat yang dituju 7. Salam pembuka 8. Paragraf pembuka 9. Paragraf isi 10. Paragraf penutup 11. Salam penutup 12. Tanda tangan 13. Nama jelas 14. Nama jabatan 15. Tembusan 16. Inisial 53

55 Kepala Surat /Kop Surat Kepala surat berfungsi untuk memberikan
informasi kepada penerima surat mengenai nama, alamat, nomor telepon, faksimile, dan keterangan lain yang berkaitan dengan instansi pengirim surat. Di samping itu, kepala surat sekaligus berfungsi pula sebagai sarana untuk memperkenalkan atau mempromosikan instansi pengirim surat. 54

56 Contoh Kepala Surat PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEGAWAI Jalan Bina Warga 2, Kalibata Raya, Jakarta Telepon (021) , , Faksimile (021) 55

57 Tanggal Surat 1. Tanggal surat perlu dicantumkan pada setiap surat dinas. 2. Fungsinya adalah untuk memberitahukan kepada penerima surat tentang waktu penulisan surat itu. Contoh yang tidak tepat: Tanggal 25 Bulan Juni Tahun 2010 Bandung, 31 - 08 - 2010 24 Sept. ‘10 Contoh yang tepat: 25 Juni 2010 31 Agustus 2010 Bandung, 24 September 2010 56

58 Lampiran Lampiran digunakan untuk memberitahukan kepada
penerima surat bahwa ada sesuatu yang disertakan bersama surat. Oleh karena itu, jika memang tidak ada sesuatu yang disertakan, kata lampiran tidak perlu dicantumkan. Contoh penulisan yang tidak tepat: Lampiran: 5 (lima) lembar Lampiran: Satu (1) berkas Lampiran: - Contoh penulisan yang tepat: Lampiran: Lima lembar Lampiran: Satu berkas 57

59 Hal Surat Hal surat atau pokok surat berfungsi untuk
memberitahukan kepada penerima surat tentang pokok masalah yang ditulis di dalam surat. Agar efektif, hal surat sebaiknya tidak ditulis terlalu panjang, tetapi jelas dan dapat mencakup seluruh isi surat. Contoh penulisan yang tidak tepat: Hal: Undangan untuk menghadiri Rakernas tanggal 5 Oktober 2010 Contoh penulisan yang tepat: Hal: Undangan 58

60 Alamat yang Dituju Alamat yang dituju berfungsi sebagai petunjuk langsung mengenai pihak yang harus menerima surat. Untuk itu, unsur hendaknya ditulis lengkap - tidak disingkat. unsur alamat yang digunakan Contoh penulisan yang tidak tepat: Kepada Yth. Bapak Kepala Pusat Bahasa Jl. Daksinapati Barat IV Rawamangun JAKARTA Contoh penulisan yang tepat: Yth. Kepala Pusat Bahasa Jalan Daksinapati Barat IV Rawamangun Jakarta 13220 59

61 Salam Pembuka Salam pembuka selain merupakan tanda hormat penulis surat kepada penerima surat, juga merupakan salah satu penanda surat yang sopan dan beradab. Salam itu dapat diibaratkan sebagai ketukan pintu atau ucapan salam ketika seseorang akan bertamu ke rumah orang lain. Pencantuman salam pembuka itu dianjurkan pada sebelah kiri sejajar dengan margin kiri. Misalnya: Dengan hormat, Bapak ... yang terhormat, Salam sejahtera, Asalamualaikum w.w., 60

62 Paragraf Pembuka Paragraf pembuka merupakan bagian pengantar yang
berfungsi untuk mengantarkan pembaca pada permasalahan utama yang ditulis. Dengan demikian, fungsi utama paragraf pembuka adalah untuk menghubungkan pikiran pembaca dengan pokok masalah yang disampaikan. Misalnya: (1) Sehubungan dengan surat Saudara No. 005/1180/I/Bangda, tanggal 25 Juni 2006, kami beri tahukan hal - hal berikut. (2) Melalui surat ini kami beri tahukan bahwa .... (3) Surat Saudara No. 005/1180/I/Bangda, tanggal 25 Juni 2006, sudah kami terima dengan baik. Sehubungan dengan itu, kami beri tahukan bahwa .... 61

63 Paragraf Isi Paragraf isi dapat dipandang sebagai bagian inti dari
sebuah surat. Pada paragraf ini penulis mengemukakan pokok persoalan yang ingin disampaikan. Pokok persoalan itu diharapkan memperoleh tanggapan, jawaban, atau reaksi yang positif sesuai dengan harapan penulis surat. Sehubungan dengan itu, paragraf isi hendaknya hanya mengungkapkan satu masalah. Oleh karena itu, jika ada dua masalah atau lebih, masing-masing - hendaknya diungkapkan dalam paragraf yang berbeda. 62

64 Paragraf Penutup Paragraf penutup merupakan bagian akhir dari sebuah surat. Paragraf ini berfungsi untuk menyatakan bahwa pembicaraan sudah selesai. Oleh karena itu, paragraf ini biasanya mengungkapkan harapan dan ucapan terima kasih. Misalnya: (1) Atas perhatian Saudara, kami ucapkan terima kasih. (2) Atas kesediaan Saudara, kami ucapkan terima kasih. (3) Atas perhatian dan kerja sama Bapak, kami sampaikan terima kasih. (4) Mudah - mudahan jawaban kami bermanfaat bagi Saudara. 63

65 Contoh yang Tidak Tepat (1) Atas perhatiannya, diucapkan terima kasih.
(2) Demikian atas bantuan Saudara, kami ucapkan terima kasih. (3) Demikian harap maklum, dan atas perhatian dan kerja samanya, diucapkan terima kasih. (4) Harap maklum adanya. 64

66 Salam Penutup Salam penutup dicantumkan di pojok kanan bawah,
tepatnya di antara paragraf penutup dan tanda tangan pengirim surat. Salam ini dapat diibaratkan sebagai ucapan permisi atau pamitan setelah seseorang bertamu atau berkomunikasi dengan orang lain. Misalnya: Salam kami, Hormat kami, Salam takzim, Wasalam, 65

67 Tanda Tangan Tanda tangan merupakan pelengkap surat
dinas yang bersifat wajib karena sebuah surat belum dapat dianggap sah jika belum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang. Untuk surat - surat dinas di Indonesia, tanda tangan penulis surat lazimnya juga dilengkapi dengan cap atau stempel instansinya sebagai penanda keresmian. 66

68 Nama , Jabatan , dan NIP Nama penanda tangan surat dinyatakan secara jelas di bawah tanda tangan, tepatnya sejajar di bawah salam penutup. Nama penanda ta tangan surat hanya huruf awal tiap unsur nama yang ditulis kapital, bukan kapital seluruhnya. Selain itu, nama penanda tangan surat juga tidak perlu diapit tanda kurung ataupun digarisbawahi. Nomor induk pegawai atau NIP dapat pula disertakan di bawah nama penanda tangan surat. Misalnya: (Tanda tangan) Drs. Hartono, M.Hum. NIP atau: (Tanda tangan) Dr. Awaluddin, M.Hum. Kepala 67

69 Tembusan Tembusan berfungsi untuk memberitahukan kepada penerima surat ba hwa surat yang sama juga dikirimkan kepada pihak lain yang dipandang perlu mengetahui isi surat yang bersangkutan. Jika tidak ada pihak lain yang diberi tembusan, kata tembusan tidak perlu dicantumkan. Dalam hubungan itu, jika pihak yang diberi tembusan lebih dari satu, pencantumannya disertai dengan nomor urut. Namun, jika pihak yang ditembusi hanya satu nomor urut itu tidak perlu dicantumkan. Misalnya: Tembusan: 1. Direktur Jenderal Pembangunan D aerah 2. Kepala Biro Organisasi 3. Kepala Biro Keuangan Contoh yang tidak tepat: Tembusan 1. Kepada Yth. Direktur Jenderal Pembangunan daerah (sebagai laporan) 2. Kepada Yth. Kepala Biro Organisasi 3. Kepada Yth. Kepala Biro Keuangan 4. Arsip. 68

70 Inisial Inisial adalah tanda atau kode pengenal yang berupa
singkatan, yaitu singkatan nama pengonsep surat dan pengetik surat. Inisial ini bermanfaat untuk mengetahui nama pengonsep dan pengetik surat sehingga jika terjadi kekeliruan dalam surat itu pimpinan dengan mudah dapat mengecek dan mengembalikannya kepada yang bersangkutan untuk diperbaiki. Penempatan inisial biasanya di pojok kiri bawah, tepatnya di bawah tembusan (jika surat yang bersangkutan ada tembusannya). Misalnya: AM/ra 69

71 Komunikasi Lisan 1. Pengertian K omunikasi lisan
adalah suatu bentuk komunikasi atau penyampaian pesan dari pembicara kepada lawan bicara yang dilakukan dengan menggunakan alat - alat bicara (mulut) manusia. Komunikasi lisan dapat bersifat langsung ( hadir di tempat yang sama ) dan dapat pula bersifat tidak langsung , yaitu melalui media tertentu , misalnya telepon . 2. Ciri - Ciri Komunikasi Lisan a. Komunikasi dilakukan dengan menggunakan alat - alat bicara manusia . b. Ada pembicara dan lawan bicara . c. Kedua pihak berhadapan langsung atau menggunakan media bicara tertentu . 70

72 Teknik Komunikasi Lisan dalam Pemeriksaan
1. Teknik membuka dan menutup percakapan, 2. Teknik meminta dan menyatakan pendapat, 3. Teknik mengatur pembicaraan, 4. Teknik menanyakan dan mengklarifikasi maksud, 5. Teknik memberi komentar, 6. Teknik menyela percakapan, 7. Teknik mengecek pemahaman dan menghapus kesalahpaman, 8. Teknik topik percakapan: mencegah perubahan topik dan mengembalikan topik ke topik percakapan semula, dan 9. Teknik menawarkan ide dan menambah hal - hal yang terkait 71

73 Komunikasi Melalui Telepon 1. G unakan bahasa atau tutur kata dan
nada suara yang sopan serta bersikap ramah ; 2. Awali pembicaraan dengan salam ; 3. Sampaikan maksud dengan baik , sopan , dan ramah ; 4. Akhiri pembicaraan dengan ucapan terima kasih dan tutup dengan salam . 72

74 1. Pertemuan resmi : rapat , seminar, lokakarya , , kongres ,
Komunikasi Lisan dalam Pertemuan Resmi 1. Pertemuan resmi : rapat , seminar, lokakarya , , kongres , simposium , konferensi dsb .; 2. Awal dan akhiri pembicaraan dengan salam ; 3. Gunakan bahasa lisan yang resmi/baku ; 4. Ucapkan kata - kata dengan jelas dan fasih ; 5. Gunakan intonasi dan jeda dengan tepat . 73

75


Download ppt "RINGKASAN MATERI BAHASA INDONESIA MKU."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google