Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Accounting conservatism, the quality of earnings and stock return Stephen H.Penman & Xiao-Jun Zhang (2002)   Herni Kurniawati 0806479055.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Accounting conservatism, the quality of earnings and stock return Stephen H.Penman & Xiao-Jun Zhang (2002)   Herni Kurniawati 0806479055."— Transcript presentasi:

1 Accounting conservatism, the quality of earnings and stock return Stephen H.Penman & Xiao-Jun Zhang (2002)   Herni Kurniawati

2 Outline Latar belakang Tujuan Penelitian Penelitian sebelumnya
Pertanyaan penelitian Landasan teori Pemilihan sampel dan deskripsi Analisa Kesimpulan

3 Akuntansi konservatisme
Latar belakang Perusahaan Akuntansi konservatisme Perubahan investasi Kualitas earnings Future stock returns

4 Tujuan penelitian 1) membangun ukuran diagnostik dari joint effect investasi dan akuntansi konservatisme 2) menguji bagaimana metode akuntansi mempengaruhi laba

5 Penelitian sebelumnya
Healy & Wahlen (1999)  quality of earnings biasanya berfokus pada dampak dari perubahan pada perkiraan akuntansi Healy (1985)  Perkiraan akuntansi yang bisa diterapkan dalam metode accrual, untuk mengidentifikasi poor-quality earnings dimana penelitian-penelitian tersebut meneliti adanya total accruals, discretionary accruals (1991) Sloan, (1996)  Perkiraan akuntansi yang bisa diterapkan dalam metode accrual, untuk mengidentifikasi poor-quality earnings dimana penelitian-penelitian tersebut meneliti adanya extreme accruals Mufford & Comiskey (1996)  high-quality earnings dipertimbangkan sebagai “sustainable earnings” yang sering digunakan didalam financial analysis

6 Pertanyaan penelitian
Apakah akuntansi konservatif yang berhubungan dengan perubahan pada investasi akan membuat perubahan sementara pada earnings?  ya Apakah pasar modal menghargai temporary earnings ini seolah-olah mereka tidak dapat dipertahankan (unsustainable)?  tidak

7 Landasan teori Beberapa pengertian akuntansi konservatisme:
Basu (1999)  konservatisme sebagai praktek pengurangan earnings (penurunan net asset) dalam merespon “bad news” namun tidak meningkatkan earnings (peningkatan net asset) dalam merespon “good news” Feltham & Ohlson (1995)  net assets yang dilaporkan akan lebih rendah daripada market value dalam jangka panjang. Definisi tersebut mengklasifikasikan akuntansi untuk mengantisipasi investai net-present-value bernilai positif pada historical cost sebagai akuntansi konservatif, karena analis mengharapkan investasi tersebut melebihi sedikit dari nilainya.

8 Landasan teori………………….cont’d
3) Beaver & Ryan (2000)  mengkarakteristikkan konservatif (bias) sebagai perbedaan yang berkelanjutan antara market value dan book value yang terpisah dari perbedaan temporer yang di sebabkan adanya economic gain and losses yang diakui didalam book value secara perlahan-lahan sepanjang waktu 4) Penman & Zhang (2002)  akuntansi konservatif merupakan aplikasi bias dari historical cost accounting Examples: a) pemilihan metode persediaan LIFO daripada FIFO b) pembebanan biaya R&D c) penilaian metode depresiasi dengan menggunakan masa manfaat jangka pendek

9 Landasan teori………………….cont’d
Effects of Conservatism & Investment on Rates of Return Akuntansi konservatisme tidak memiliki dampak terhadap earnings (rates of return) jika aktiva netto (investasi) selama 1 periode tidak berubah. Jika aktiva netto (investasi) bertambah, maka akan mengurangi earnings sehingga memperkecil rates of returnnya. 3) Jika aktiva netto (investasi) berkurang, maka menambah earnings sehingga memperbesar rates of returnnya.

10 Indeks Konservatisme & Indikator Earnings Quality
Indeks konservatisme (C-score)  mengukur dampak dari akuntansi konservatif terhadap neraca, dimana diukur sebagai tingkat cadangan yang dihasilkan oleh perlakuan akuntansi konservatif, ER, terhadap net operating assets (NOA): Rumusnya: i = perusahaan, t = tanggal pada balance sheet NOA = nilai buku dari operating asset - operating liabilities (dengan mengeluarkan financial asset dan liabilities, karena financing debt dan asset akan membuat perusahaan berinvestasi melebihi kas) NOA  untuk mengukur net investment dalam investasi

11 Indeks Konservatisme Penelitian ini tidak dapat membedakan antara 2 pengaruh untuk item-item neraca yag juga merupakan subyek estimasi manajemen  menyebabkan membangun model menghitung C-score berdasarkan perlakuan akuntansi dari 3 investasi dimana akuntansi kebal dari kebijakan manajemen setelah expenditure terjadi yaitu pada inventories, R&D, dan advertising

12 Indeks konservatif…………………………..cont’d
- INVit  cadangan persediaan = cadangan LIFO yang dilaporkan didalam catatan atas laporan keuangan Rdit  dihitung dari estimated amortized R&D assets yang ada pada neraca  Biaya R&D dikapitalisasikan, lalu diamortisasikan berdasarkan industry coefficient ADVit  cadangan advertising dihitung dengan mengestimasi merek assets yang dihasilkan oleh advertising expenditures  Biaya advertising dikapitalisasikan lalu diamortisasi dengan menggunakan metode sum-of-the-year-digits untuk 2 tahun

13 Indikator kualitas earnings
Q-score menghitung pengaruh akuntansi konservatif terhadap earnings dalam laporan laba rugi. Q-score yang digunakan merupakan kombinasi dari 2 ukuran. 1) QA it adalah perubahan skor untuk tingkat konservatif perusahaan (Cit). Dimana skor QA it perusahaan akan positif  jika skor tersebut membentuk cadangannya pada rate yang lebih cepat dari growth pada net operating asset Skor QA it perusahaan dikatakan negatif  jika skor tersebut membentuk cadangannya pada rate yang lebih lambat dari growth pada net operating asset

14 Indikator kualitas earnings…….…….cont’d
2) Membandingkan C-score perusahaan terhadap median untuk SIC two-digit industry code. Dan Q-score menggabungkan 2 ukuran ini menjadi: Dimana, nilai “high” (positive) dan “low” (negatif) Q-score  mengindikasikan bahwa current earnings adalah poor quality dan Q-score = 0  merupakan indikasi dari good quality

15 Indikator kualitas earnings…….…….cont’d
Untuk menganalisis kualitas earnings, penelitian ini berfokus pada pengaruh temporernya Pengukuran untuk QA  perubahan cadangan perusahaan akan berlawanan dengan perubahan pada net operating asset perusahaan Pengukuran QB  dikatakan jika perusahaan membuat adanya cadangan yang terkait dengan net operating asset -C-score- berbeda dari median industri, maka C-score perusahaan mungkin akan kembali ke median industri di masa depan Porsi dari C-score perusahaan yang menyimpang dari median industri akan bersifat sementara

16 Indikator kualitas earnings………..…….cont’d
Oleh karena tidak jelas untuk menghitung pengaruh dari temporary earnings , maka digunakan 2 pengukuran yang sama dan dilakukan uji sensitivitas dengan merubah perbandingan dari (0.5,0.5) menjadi (1,0) dan (0,1) untuk menguji QA dan QB secara terpisah Secara keseluruhan Q-score dihitung dengan : Analisis selanjutnya  menguji adanya joint effect dari interaksi konservatisme-investasi dari kualitas earnings dan kemampuan dari sistem pengukuran skor untuk menentukan konservatisme dan kualitas earnings

17 Indikator kualitas earnings………..…….cont’d
Sehingga bukti bahwa Q-scores dapat mengidentifikasi unsustainable earnings akan valid sebagai alat untuk memeriksa dan juga dapat digunakan untuk analisis laporan keuangan.

18 Sample Selection & Description
Perhitungan C-scores & Q-scores untuk perusahaan non-keuangan diambil dari NYSE dan AMEX untuk tahun , ditambah return saham bulanan dari data CRSP 1997. Periode sample dimulai dari tahun 1975  karena sebelum tahun tsb data akuntansi perlu untuk menyusun kembali indeks yang hilang dari Compustat untuk beberapa perusahaan Untuk C-scores  terkumpul NOA sebanyak dari tahun perusahaan bagi perusahaan non-keuangan di NYSE dan AMEX dengan harga saham, saham yang beredar, dan nilai buku dari data common equity pada Compustat untuk tahun 1975 – 1997  kemudian dari tahun perusahaan ada perusahaan yang memiliki NOA positif  sampel akhir adalah tahun perusahaan yang memiliki data yang cukup untuk menghitung C-scores.

19 Sample Selection & Description……………..cont’d
Untuk Q-scores  sampel awal tahun perusahaan  tahun perusahaan karena tahun perusahaan tidak menggunakan metode LIFO dan hilangnya C subscores untuk data R&D dan advertising. Data tahun perusahaan yang dapat dihapus  jika tidak ada satupun dari 3 sub-scores dari data Compustat yang dapat dihitung. Jika ada 1 atau 2 data dari sub-scores yang hilang maka akan diganti dengan data industry media sub-scores (untuk two-digit SIC industry group) untuk menghitung C-score secara keseluruhan untuk tahun perusahaan tersebut.

20 Sample Selection & Description….……..cont’d

21 Sample Selection & Description………..cont’d
Tabel 1  distribusi dari C-scores, dengan median sebesar 0,114 mengindikasikan bahwa NOA sebesar 11,4% lebih tinggi untuk perusahaan sejenis jika perlakuan akuntansi terhadap 3 item ini tidak menghasilkan cadangan (reserve) Rata-ratanya adalah 0,313, jika dibandingkan dengan median dan upper percentile scores  hal ini mengindikasikan bahwa C-score cukup besar untuk jumlah perusahaan yang relatif sedikit Tabel 1  distribusi Q-scores dengan sampel akhir tahun perusahaan, dengan median mendekati nilai 0 Hasil statistik ini menunjukkan bahwa untuk skor QA dan QB bukanlah karakteristik untuk perusahaan secara permanen. Meskipun QB akhirnya kembali pada median industri, skor QA merupakan gambaran adanya pengaruh sementara terhadap earnings.

22 Analysis Of The Quality Of Book Rates Of Return
Q-score digunakan untuk menganalisis adanya pengaruh sementara terhadap earnings. Jika Q-score nilainya tinggi  current profitability lebih rendah dari yang diharapkan di masa yang akan datang Jika Q-score nilainya rendah  current profitability lebih tinggi dari yang diharapkan di masa yang akan datang Q-scores memprediksi perubahan pada core return on net operating assets dari tingkat saat ini, dengan rumus: core operating income  operating income before interest, special item, extraordinary items,& discontinued operation

23 Analysis Of The Quality Of Book Rates Of Return……………………….……...cont’d
Analisis yang dilakukan: 1) Perusahaan-perusahaan pada masing-masing tahun ( ) dibagi menjadi 10 equal-sized berdasarkan RNOA, dengan mempertahankan grup RNOA setidaknya dengan 3 perusahaan membagi perusahaan dengan menjadi 3equal-sized berdasarkan Q-scores (high, median, low group)

24 Penjelasan tabel 2 & gambar 1 :
Analysis Of The Quality Of Book Rates Of Return……………………… cont’d Penjelasan tabel 2 & gambar 1 : Tabel 2  menunjukkan median core RNOA untuk 5 tahun sebelum dan sesudah tahun pengelompokkan (Tahun 0) untuk setiap kelompok Q-scores dan seluruh perusahaan bersama-sama. Angka didalam tabel menunjukkan median dari 21 tahun dari Panel A dari Figure 1  menunjukkan membagi mean menjadi kelompok high dan low Q-score. Panel B  membagi mean RNOA setelah dikurangi median RNOA untuk seluruh perusahaan pada tahun tersebut untuk disesuaikan pada tren dalam median RNOA Hasil pada Tabel 2 dan Figure 1  menunjukkan Q-scores dapat membedakan future core RNOA. RNOA untuk grup dengan high-Q menurun sebelum tahun ke 0, konsisten dengan akuntansi konservatif yang meningkatkan cadangan dan mengecilkan earnings.

25 Analysis Of The Quality Of Book Rates Of Return……………………………………...cont’d
Penjelasan tabel 2  menunjukkan 2 set pengujian signifikansi Penelitian ini menghitung perbedaan median pada core RNOA antara tahun ke 0 dan masing-masing 5 tahun sebelum dan sesudah tahun ke 0 untuk kelompok high-Q, medium-Q, low-Q untuk setiap 21 tahun sampel penelitian. Tabel  menunjukkan mean dari perbedaan median selama 21 tahun dengan t-statistic terhadap perbedaan perbedaan rata-rata (berdasarkan standard error dari mean estimated dari time-series dari perbedaan median) Perbedaan rata-rata RNOA antara grup dengan high-Q dengan low-Q pada core RNOA (dihitung antara tahun 0 dan tahun relevan) Kedua set pengujian menunjukkan rata-rata RNOA untuk low-Q grup untuk 5 tahun setelah tahun ke 0 secara statistik signifikan lebih rendah daripada tahun ke 0 dan penurunan core RNOA setelah tahun ke 0 secara statistik lebih besar untuk low-Q grup daripada high-Q grup

26 Sensitivity Test & Further Analysis
 memberikan hasil temuan yang lebih robustness dan untuk memperdalam fenomena lebih dalam lagi Control for Mean Reversion in Core RNOA Analysis of Inventory, R&D, & Advertising Subscores Analysis of QA and QB Control for Growth In Operating Assets Further Analysis of the RNOA Changes Analysis of Changes in Investment Survivorship

27 Sensitivity Test & Further Analysis……cont’d
1) Control for Mean Reversion in Core RNOA membandingkan perubahan (evolution) dari core RNOA antar kelompok Q untuk perusahaan yang masuk kedalam kelompok pertama pada tingkat core RNOA Analisis pada Tabel 2 dilakukan kembali, kemudian dilakukan rangking pada core RNOA untuk masing-masing kelompok RNOA. Selanjutnya dibagi ke dalam 3 kelompok RNOA, bukannya pada Q-scores Result  mean reversion pada RNOA tidak dapat menjelaskan hasilnya, artinya hasilnya berbeda dengan hasil sebelumnya.

28 Sensitivity Test & Further Analysis……cont’d
2) Analysis of Inventory, R&D, & Advertising Subscores Dilakukan kembali analisis seperti pada tabel 2 tetapi Q-scores dipisahkan untuk inventory, R&D, dan advertising Hasilnya  mirip dengan masing-masing subscore, sehingga tidak dapat menjelaskan hasil sebelumnya (tabel 2 dan gambar 1) Selanjutnya  dilakukan estimasi 21 regresi linear tahunan dari satu tahun ke depan core RNOA (untuk t+1) dalam core RNOA dan Q-scores dalam skor per tahun, t. Hasilnya  di tabel 3

29 Sensitivity Test & Further Analysis……cont’d
Penjelasan tabel 3 Panel A  menjelaskan bahwa koefisien estimasi mean bernilai positif untuk Q-score dan t–statistik nya mengindikasikan bahwa Q-score meningkatkan peramalan dari RNOA untuk satu tahun ke depan daripada nilai current RNOA sendiri Panel B  menunjukkan analisis yang serupa, setelah adanya pemisahan dari Q-score menjadi 3 subskor. Hasilnya mengindikasikan bahwa setiap subskor memberikan informasi tambahan mengenai RNOA satu tahun ke depan

30 Sensitivity Test & Further Analysis……cont’d
3) Analysis of QA and QB Analisis dalam Tabel 2 & 3 yang berdasarkan Q-score yang membobotkan QA dan QB dengan nilai yang sama Pengujian tambahan menunjukkan bahwa 2 pengukuran tersebut, efektif dalam memprediksi core RNOA di masa yang akan datang. Namun QA lebih efektif daripada QB, konsisten dengan penemuan sebelumnya bahwa korelasi serial yang lebih rendah untuk QA daripada QB akan mengindikasikan bahwa QA lebih baik dalam menangkap pengaruh temporer akuntansi konservatif pada laba Nilai t-statistik sama dengan hasil pada Tabel 2, grup dengan nilai high-Q memiliki hasil yang lebih kuat untuk QA. Hasil serupa untuk pengujian regresi pada Tabel 3, dan estimasi untuk koefisien RNOA. Untuk kedua Q-score, koefisien pada 2 subscores memiliki nilai positif signifikan

31 Sensitivity Test & Further Analysis……cont’d
Control for Growth In Operating Assets Faifield et al (2001)growth dari NOA mengurangi profit untuk masa yang akan datang Pengaruh negatif dari growth NOA pada profit di masa depan dapat diatribusikan kedalam earnings pada investasi baru pada tingkat yang lebih rendah atau karena pengaruh akuntansi konservatif; investasi baru & diamortisasi dengan cepat  mengurangi earning selanjutnya Panel A dari Tabel 3 menunjukkan hasil regresi cross-section  membuktikan bahwa kesimpulan tersebut tidak hanya diatribusikan pada growth pada NOA. Didalam regresi ini ditambahkan tingkat growth dari NOA sebagai variabel penjelas. Growth pada NOA sebetulnya memainkan fungsi tambahan dalam menjelaskan core RNOA untuk satu tahun ke depan, tetapi Q-score masihi menyediakan informasi tambahan.

32 Sensitivity Test & Further Analysis…..…cont’d
5) Further Analysis of the RNOA Changes  membuktikan apakah core RNOA secara temporer dipengaruhi oleh kenaikan unrecorded reserves yang dapat menurunkan jumlah earnings dan ketika cadangan (reserves) tersebut dilepas akan meningkatkan earnings. Tabel 4  menunjukkan core profit margins dan assets turnover untuk setiap 5 tahun sebelum dan sesudah tahun Q-score, baik untuk grup high-Q dan low-Q. Perubahan rata-rata dalam profit margin dari tahun 0 ke tahun selanjutnya berbeda secara signifikan untuk grup dengan low-Q dan grup high-Q. Profit margins meningkat untuk grup high-Q dan menurun untuk low-Q. Tabel 4  menunjukkan bahwa rata-rata aset turnover meningkat setelah tahun ke 0 untuk perusahaan dengan high-Q tapi menurun untuk perusahaan dengan low-Q

33 Sensitivity Test & Further Analysis…..…cont’d
6) Analysis of Changes in Investment Panel A dari Tabel 3 menunjukkan hasil regresi cross-section, untuk membuktikan bahwa inferensi tidak hanya diatribusikan pada growth pada NOA. Didalam regresi ini ditambahkan tingkat growth dari NOA sebagai explanatory variabel. Growth pada NOA sebetulnya memainkan fungsi incremental dalam menjelaskan core RNOA untuk satu tahun ke depan. 7) Survivorship Low-Q firms yang memiliki persentase tinggi bahwa perusahaan tersebut dibangkruti dengan berbagai alasan selain merjer, seperti lukiudasi, delisting

34 The Returns to quality analysis
Dilakukan pengujian apakah pasar saham menghargai saham sama seperti ketika menghargai kualitas dari earning yang dinilai dari Q-score. Posisi investasi dalam saham diambil pada periode sampel berdasarkan nilai Q-scorenya dan menganalisis apakah posisi tersebut mendapatkan return differensial. Sampel  Untuk tiap tahun dari , dalam two-digit SIC industry code SIC, perusahaan-perusahaan dirangking menjadi 10 portfolio equal-sized sesuai nilai Q-scorenya Tanggal formasi dari portfolio yaitu 3 bulan setelah akhir-tahun fiskal ketika perusahaan hars mengumpulkan laporan tahunan dan menyerahkan kepada SEC.

35 The Returns to quality analysis…………..cont’d
Lalu dikalkulasikan rata-rata dari buy-and-hold return untuk tiap portfolio setiap tahun, -2 sampai +5 dari tanggal tersebut Penjelasan Tabel 5 menunjukkan mean raw return dan size-adjusted returns selama 20 tahun Pengelompokkan within industry mengontrol operating risk dan size adjustment mengontrol “size effect” dari stock return yang diduga sebagai risk premiun (Fama & French, 1992) Rata-rata return untuk tahun +1 sampai +5 memiliki hubungan yang positif terhadap Q (Tabel 5) Size-adjusted returns untuk portfolio 7-10 (high-Q) bernilai positif dan untuk tahun 1 berbeda secara signifikan dari 0

36 The Returns to quality analysis……………..cont’d
Penjelasan tabel 5, lanj: Dan untuk low-Q portfolio (1-4) lebih rendah dan banyak yang bernilai negatif. Perbedaan antara mean raw return untuk portfolio Q tertinggi dan Q terendah pada tahun +1 sebesar 9,03 % atau 8,95 % berdasarkan size-adjusted. Return ini dinilai dengan acak menempatkan perusahaan pada portfolio Q dalam 5000 replikasi strategi zero-net-investment Tingkat signifikansi yang dilaporkan adalah frekuensi relatif pengamatan perbedaan aktual dari mean, atau lebih tinggi dalam replikasi ini Figure 2 menunjukkan strategi tersebut menghasilkan return positif sebelum biaya transaksi dalam setiap tahun kecuali tahun 1990

37 Sensitivity Tests and Further Analysis
Implementation of the trading strategy menggunakan metode yang dilakukan Lev & Sougiannis (1996)  biaya R&D dikapitalisasi dengan menggunakan metode sum-of-the-years digit selama 5 tahun untuk amortisasi biaya beban pengeluaran menggunakan data dari tanggal setelah pengambilan posisi dari saham untuk beberapa tahun. menggunakan median indusri tahun sebelumnya untuk menghitung C-score dan ketika pembentukan portfolio Q-score dibandingkan hanya untuk perusahaan dengan akhir tahun fiskal tanggal 31 Desember Kemudian dilakukan pengujian ulang seperti pada Tabel 5 setelah adanya modifikasi desain penelitian untuk menghapus adanya bias

38 Sensitivity Tests and Further Analysis …………cont’d
2) Dealling With Possible Late Filers Untuk analisis pada Tabel 5, diambil posisi saham 3 bulan setelah akhir tahun fiskal, dengan asumsi bahwa laporan tahunan tersedia untuk publik pada saat itu Meskipun SEC menyuruh perusahaan agar melaporkan laporan keuangan mereka dalam 3 bulan tersebut, beberapa perusahaan telat memasukannya. Tabel 6  mean size-adjusted returns bulanan untuk tiap bulan, mulai dari 4 bulan setelah akhir tahun fiskal Tabel 6  melaporkan angka dari earning kuartalan pada setiap bulan

39 Sensitivity Tests and Further Analysis …………cont’d
3) Analysis of Potential Risk Proxies Resiko selalu menjadi penjelasan alternatif untuk abnormal return yang dapat diprediksi. Banyak perbedaan return antara grup high-Q dan low-Q terjadi di tahun +1, menyarankan koreksi sementara terhadap inefisiensi pasar daripada pengaruh tetap Namun perbedaan return bernilai positif di tahun +2 dan +5, dan signifikan untuk size-adjusted return Sehingga bagian dari return yang diobservasi pad Q-startegy dapat disebut sebagai resiko Desain penelitian sesuai terhadap industri dan size sehingga menghilangkan perbedaan resiko antar Q-groups. Pada Tabel 7 hasil dari analisis dengan menggunakan model regresi cross-section dari Fama & Macbeth (1973) dengan menggunakan saham individual dengan kontrol untuk faktor yang disarankan oleh Fama & French (1992) sebagai faktor resiko:

40 Sensitivity Tests and Further Analysis …………cont’d
Hasil pada Tabel 7 dengan dan tanpa memasukkan Q-score didalam regresi. Mean estimated coefficient untuk Q bernilai positif signifikan. Sehingga disimpulkan Q-scores dapat meramalkan returns, melebihi return yang diharapkan dari faktor firm-risk yang sering digunakan secara umum

41 Sensitivity Tests and Further Analysis …………cont’d
4) Control for The Accrual Anomaly Sloan (1996) menyebutkan akrual abnormal sebagai prediktor dari abnormal return Akrual  fenomena akuntansi yang berbeda dari efek akuntansi konservatif, namun Q-scores dan akrual dapat berhubungan jika manajer menggunakan akrual sebagai investasi untuk melakukan mengatur earning Hasil regresi pada Tabel 7 memasukkan variabel akrual sebagai perubahan noncash current asset, dikurangi current liabilities (diluar short-term debt dan taxes payable) dan dikurangi depreciation expense dan semuanya dibagi rata-rata total aset Sehingga disimpulkan pengaruh dari Q-score bersifat tambahan terhadap akrual yang sehubungan dengan total aset

42 Sensitivity Tests and Further Analysis ……………..…cont’d
5) Analysis of Subscores Pengujian ulang terhadap return dengan mengganti Q-score yang dihitung dari C subscores: inventory accounting, R&D, dan advertising Substitusi untuk setiap subskor dalam regresi yang terpisah mendapatkan hasil yang mirip dengan skor gabungan Namun dari hasil estimasi regresi pada Tabel 7, dengan mengganti ke-3 set dari subscore untuk keseluruhan Q-score dalam single regresi, koefisien untuk subskor inventory tidak signifikan secara statistik Hasil ini menunjukkan bahwa informasi mengenai future return pada subskor inventory ditangkap oleh subskor R&D dan advertising

43 Sensitivity Tests and Further Analysis ……………………cont’d
6) Control for Growth in Net Operating Assets Perhitungan regresi yang mirip dengan Tabel 7 dengan memasukkan niali Q-score dan growth pada net operating asset (NOA) sebagai variabel explanatory (independen) untuk melihat hasilnya karena growth pada NOA (dimana mempengaruhi skor QA) Karena hasilnya signifikan, maka Q memiliki peranan inkremental dalam memprediksi return saham setelah mngontrol growth dari NOA 7) Analysis QA and QB Pengujian ulang berdasarkan posisi investasi dari QA dan QB. QB sebagai tingkat ukuran cadangan akuntansi (daripada QA) dapat berkorelasi dengan faktor resiko atau faktor lainnya yang dapat memprediksi return saham Contohnya,cadangan (dalam hal ini QB) bergantung pada jumlah akumulasi dari investasi R&D yang sehubungan dengan NOA dan Chan et al (2000) menyebutkan bahwa pasar menilai rendah R&D

44 Conclusion Konservatisme menghasilkan earnings yang lebih rendah sehingga earning ini sehingga memiliki kesan kualitas yang tinggi Perlakuan akuntansi konservatif dengan adanya growth investasi menurunkan laba dan accounting rate of return sehingga menghasilkan unrecorded reserves. Jika perubahan investasi bersifat sementara maka dampak dari earning dan tingkat pengembalian juga besifat sementara, sehingga menyebabkan kualitas yang lebih rendah atau disebut juga less-sustainable earnings Dengan menggunakan indeks dari akuntansi konservatisme dan indeks dari kualitas earnings, penelitian ini mengidentifikasi adanya poor-quality earnings yang merupakan hasil dari perubahan didalam investasi yang berhubungan dengan akuntansi konservatif

45 Conclusion………………………………..cont’d
Indeks kualitas memprediksi core return di masa depan pada NOA sering berubah dari current level, sehingga indeks yang digunakan dapat menjadi alat untuk mengidentifikasi low-quality earning. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa skor kualitas secra inkremental dapat memprediksi future stock returns, sebelum biaya transaksi, untuk periode , setelah adanya kontrol terhadap growth pada NOA dan akrual.


Download ppt "Accounting conservatism, the quality of earnings and stock return Stephen H.Penman & Xiao-Jun Zhang (2002)   Herni Kurniawati 0806479055."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google