. Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
TATA NAMA SENYAWA DAN PERSAMAAN REAKSI SEDERHANA
Advertisements

REAKSI REDUKSI OKSIDASI (REDOKS)
Redoks dan Elektrokimia
Elektrolisis oleh siti zaharah.
Oleh : Adhetya Kurniawan, M.Pd.
MATERI.
Sifat Intensif suatu materi dapat dikelompokkan menjadi :
Logam Alkali Tanah (II A)
Pokok Pembahasan 1. Pengertian Elektrokimia 2. Jenis – jenis sel Elektrokimia 3. Elektroda 4. Potensial Elektroda 5. Reaksi Redoks 6. Termodinamika sel.
Unsur – unsur transisi periode keempat
PERUBAHAN MATERI PENDEFINISIAN PERUBAHAN MATERI
Reaksi oksidasi - reduksi
REAKSI REDUKSI-OKSIDASI DAN ELEKTROKIMIA
TIM DOSEN KIMIA DASAR FTP UB 2012
GOLONGAN IIIA.
beryllium magnesium calcium
Larutan Elektrolit dan Reaksi Reduksi Oksidasi
HARI / TANGGAL : KAMIS MATA PELAJARAN : KIMIA
HARI / TANGGAL : MATA PELAJARAN : KIMIA KELAS / SEMESTER : X / 2
ANALISIS SEMEN.
TUGAS PERBAIKAN TEKNOLOGI BAHAN 2. Proses pembentukan biji besi menjadi besi.
UNSUR LOGAM ALKALI. Logam alkali adalah logam golongan IA yang terdiri dari logam Litium (Li), Natrium (Na), Kalium (K), Rubidium (Rb), Sesium (Cs), dan.
REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA
Elektrokimia TIM DOSEN KIMIA DASAR.
ELEKTROKIMIA Kimia SMK
Selamat Datang di Penerbangan KIMIAlines Kami !!
ELEKTROKIMIA untuk SMK Teknologi dan Pertanian
ELEKTROKIMIA.
Redoks Dan Elektrokimia
OKSIDASI DAN REDUKSI.
1. Sel volta 2. Elektrolisis
MUDUL 12 Zn(s) + H2SO4(aq) REAKSI KIMIA DAN SUSUNAN BERKALA
KIMIA KESEHATAN KELAS X SEMESTER 2
LARUTAN ELEKTROLIT & ELEKTROKIMIA
Irma Damayantie, S.Ds., M.Ds. Prodi Desain Interior - FDIK
Logam (Tembaga, Kobalt. Nikel)
GRAVIMETRI ANGGOTA KELOMPOK : 1. WIWID 2. HENI SALWATI
BAB 3 Unsur-Unsur Kimia 1 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Reaksi Redoks Spontan Reaksi redoks spontan adalah reaksi redoks yang berlangsung serta-merta. Contohnya adalah reaksi antara logam zink dengan larutan.
MATERI Oleh : M. Nurissalam, M.Si..
IPA Terpadu MATERI DAN PERUBAHANNYA
INORGANIC-CHEMISTRY Golongan 14 dan 15 Oleh Kelompok 8
Universitas Wahidm Hasyim Semarang
NAMA, RUMUS, DAN PERSAMAAN KIMIA.
BAHAN AJAR KIMIA Oleh : M. Nurissalam, S.Si Kelas : XII IPA
Bab 2 : Reaksi Redoks dan Elektrokimia
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
Sel Elektrolisis.
BAB I STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari hubungan kuantitatif dari komposisi zat-zat kimia dan reaksi-reaksinya. HUKUM-HUKUM.
Reaksi oksidasi - reduksi
Teknologi bahan konstruksi dosen pengampu donny d. j
PLEASE WAIT….
Hukum Dasar kimia Hukum Boyle (1662) P1V1 = P2V2
“Logam Transisi” Periode 4
Begum Fauziyah, S. Si., M. Farm
TUGAS PRESENTASI KIMIA “ALUMINIUM”
MATERI Oleh : Eva Andriani, S.Si.
Created by : Wiembi Kristi Kalista 12-1
Assalamualaikum wr. wb.
Kimia Dasar (Eva/Yasser/Zulfah)
SIFAT FISIS DAN KIMIA UNSUR- UNSUR GOLONGAN UTAMA DAN TRANSISI.
Reaksi Redoks Reaksi Oksidasi Reaksi Reduksi Bilangan Oksidasi Penyetaraan Redoks Metoda Bilangan Oksidasi Metoda Setengah Reaksi Pengikatan oksigen Pelepasan.
STOIKIOMETRI STOIKIOMETRI adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari
 Aluminium (atau aluminum, alumunium, dan almunium) dalam sistem periodik ialah unsur kimia yang terletak pada golongan 13 periode 3. Lambang aluminium.
TEMBAGA dan PADUANNYA Disusun Oleh: Ahmad syamsul bahri Surya dewi syaputri
Unsur periode 3. Pengertian unsur periode 3 Unsur periode ketiga dalam sistem periode unsur terdiri dari delapan unsur yaitu Natrium (Na), Magnesium (Mg),
Analisis Anion PRODI DIV TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK.
Oleh : - Alfitri Yatmis - Rahmayanti -PPG DALJAB 2019 UNP.
KELOMPOK 6 FITRI SULASTRI (RSA1C115024) NURUSSALAMIA (RSA1C115030) KELOMPOK 6 FITRI SULASTRI (RSA1C115024) NURUSSALAMIA (RSA1C115030) Unsur Transisi.
Reaksi Redoks dan Elektrokimia
Transcript presentasi:

Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang sangat signifikan dalam satu periode.

Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki keelektronegatifan yang lebih besar dibandingkan unsur Alkali maupun Alkali tanah, sehingga kereaktifan unsur transisi tersebut lebih rendah bila dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Sebagian besar unsur transisi periode keempat mudah teroksidasi (memiliki E° red negatif), kecuali unsur Tembaga yang cenderung mudah tereduksi (E° Cu = + 0,34 V). Hal ini berarti bahwa secara teoritis, sebagian besar unsur transisi periode keempat dapat bereaksi dengan asam kuat (seperti HCl) menghasilkan gas hidrogen, kecuali unsur Tembaga. Akan tetapi, pada kenyataanya, kebanyakan unsur transisi periode keempat sulit atau bereaksi lambat dengan larutan asam akibat terbentuknya lapisan oksida yang dapat menghalangi reaksi lebih lanjut. Hal ini terlihat jelas pada unsur Kromium. Walaupun memiliki potensial standar reduksi negatif, unsur ini sulit bereaksi dengan asam akibat terbentuknya lapisan oksida (Cr 2 O 3 ) yang inert. Sifat inilah yang dimanfaatkan dalam proses perlindungan logam dari korosi (perkaratan).

Unsur transisi periode keempat memiliki tingkat oksidasi (bilangan oksidasi) yang bervariasi. Hal ini disebabkan oleh tingkat energi subkulit 3d dan 4s yang hampir sama. Oleh sebab itu, saat unsur transisi melepaskan elektron pada subkulit 4s membentuk ion positif (kation), sejumlah elektron pada subkulit 3d akan ikut dilepaskan. Bilangan oksidasi umum yang dijumpai pada tiap unsur transisi periode keempat adalah +2 dan +3. Sementara, bilangan oksidasi tertinggi pada unsur transisi periode keempat adalah +7 pada unsur Mangan (4s 2 3d 7 ). Bilangan oksidasi rendah umumnya ditemukan pada ion Cr 3+, Mn 2+, Fe 2+, Fe 3+, Cu +, dan Cu 2+, sedangkan bilangan oksidasi tinggi ditemukan pada anion oksida, seperti CrO 4 2-, Cr 2 O 7 2-, dan MnO 4 -.

Dibandingkan unsur Alkali dan Alkali Tanah, unsur-unsur transisi periode keempat memiliki susunan atom yang lebih rapat ( closed packing ). Akibatnya, unsur transisi tersebut memiliki kerapatan (densitas) yang jauh lebih besar dibandingkan Alkali maupun Alkali Tanah. Dengan demikian, ikatan logam ( metallic bonds ) yang terjadi pada unsur transisi lebih kuat. Hal ini berdampak pada titik didih dan titik leleh unsur transisi yang jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama. Selain itu, entalpi pelelehan dan entalpi penguapan unsur transisi juga jauh lebih tinggi dibandingkan unsur logam golongan utama.

1. Diamagnetik, tidak tertarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya semua berpasangan. Contohnya :Zn dan Cu 2. Paramagnetik, dapat ditarik oleh medan magnet, hal ini disebabkan karena ada atom atau molekul dimana elektron dalam orbitalnya ada yang tidak berpasangan. Contohnya Sc, Ti,Cr dan Mn.

3. Feromagnetik yaitu ditarik sangat kuat ke dalam medan magnet. Contohnya : Fe, Co, dan Ni Pada unsur-unsur logam transisi periode keempat, umumnya mempunyai elektron yang tidak berpasangan dalam orbital d sehingga umumnya bersifat paramagnetik. Perhatikan contoh berikut. 30 Zn : (Ar) Jadi, logam transisi periode keempat yang bersifat diamagnetik adalah Zn dan Cu. Sedangkan yang bersifat paramagnetik antara lain Sc, Ti, Cr, dan Mn, dan yang bersifat Feromagnetik adalah Fe, Co, dan Ni.

IIIB Sc IV B Ti V B V VI B Cr VII B Mn VIII B I B Cu II B Zn FeCoNi +3 * * * * * * +3* * * * +3 +2* * Yang dicetak tebal adalah tingkat oksidasi biasa dan yang diber *adalah tingkat oksidasi yang paling stabil

SifatSc Konfigurasi elektron 4s2 3d1 Keelektronegatifan1, 36 Energi ionisasi pertama 631 Jari-jari atom(A ⁰) 1,61 Potensial reduksi ( V ) -2,08 Kerapatan2,989 Titik leleh1.541 Titik didih2.831

SifatTi Konfigurasi elektron 4s2 3d2 Keelektronegatifa n 1, 54 Energi ionisasi pertama 658 Jari-jari atom(A ⁰) 1,45 Potensial reduksi ( V ) -0,86 Kerapatan4,54 Titik leleh1.660 Titik didih3.287

SifatV Konfigurasi elektron 4s2 3d3 Keelektronegatifa n 1, 63 Energi ionisasi pertama 650 Jari-jari atom(A⁰)1,31 Potensial reduksi ( V ) -1,2 Kerapatan6,11 Titik leleh1.890 Titik didih3.380

SifatCr Konfigurasi elektron 4s1 3d5 Keelektronegatifa n 1,06 Energi ionisasi pertama 652,8 Jari-jari atom(A⁰) 1,25 Potensial reduksi ( V ) -0,74 Kerapatan 7,86 Titik leleh Titik didih 2.672

SifatMn Konfigurasi elektron 4s2 3d5 Keelektronegatifan 1,55 Energi ionisasi pertama 717,4 Jari-jari atom(A⁰) 1,37 Potensial reduksi ( V ) -0,183 Kerapatan 7,21 Titik leleh Titik didih 1.962

SifatCo Konfigurasi elektron 4s2 3d7 Keelektronegatifa n 1,88 Energi ionisasi pertama 758 Jari-jari atom(A ⁰) 1,25 Potensial reduksi ( V ) -0,28 Kerapatan 8,9 Titik leleh Titik didih 2.870

8. Nikel SifatNi Konfigurasi elektron 4s2 3d8 Keelektronegatifa n 1,91 Energi ionisasi pertama 736,7 Jari-jari atom(A⁰) 1,25 Potensial reduksi ( V ) -0,23 Kerapatan 8,902 Titik leleh Titik didih 2.722

Tembaga merupakan penghantar panas dan listrik yang sangat baik. oleh karena itu tembaga banyak untuk alat-alat elektronik. tembaga terdapat dialam dalam keadaan bebas danjuga dalam keadaan senyawa SifatCu Konfigurasi elektron 4s1 3d10 Keelektronegatifa n 1,90 Energi ionisasi pertama 745,4 Jari-jari atom(A ⁰) Potensial reduksi ( V ) Kerapatan 8,96 Titik leleh 1.083,4 Titik didih 2.567

SifatZn Konfigurasi elektron 4s2 3d10 Keelektronegatifa n 1,65 Energi ionisasi pertama 906,4 Jari-jari atom(A ⁰) 1,34 Potensial reduksi ( V ) -0,763 Kerapatan7,133 Titik leleh419,58 Titik didih907

MANFAAT UNSUR-UNSUR TRANSISI PERIODE KEEMPAT Skandium (Sc) Skandium merupakan unsur yang jarang terdapat di alam, walaupun ada cenderung dalam bentuk senyawa dengan bilangan oksidasi +3 misalnya ScCl 3, Sc 2 O 3. Senyawa tidak berwarna dan bersifat diamagnetik, hal ini disebabkan ion Sc 3+ sudah tidak memiliki elektron dalam orbital d nya. Penggunaan utamanya dari segi isi padu adalah aloi aluminium-skandium untuk industri aeroangkasa dan juga untuk peralatan sukan (basikal, bet besbol, senjata api, dan sebagainya) yang memerlukan bahan berprestasi tinggi. Apabila dicampur dengan aluminium.

1. Kegunaan Titanium Ø Sebagai bahan kontruksi, karena mempunyai sifat fisik 1. Rapatannya rendah (logam ringan) 2. Kekuatasn struktrurnya tinggi 3. Tahan panas 4. Tahan terhadap korosi Ø Sebagai badan pesawat terbang dan pesawat supersonic Ø Sebagai pigmen putih, bahan pemutih kertas, kaca, keramik, dan kosmetik Kegunaan Vanadium Ø Banyak digunakan dalam industry-industri, - Untuk membuat peralatan yang membutuhkan kekuatan dan kelenturan yang tinggi seperti per mobil dan alat mesin berkecepatan tinggi - Untuk membuat logam campuran 3. Kegunaan Kromium Ø Logam kromium banyak digunakan dalam bidang industry - Logam kromium dapat dicampur dengan besi kasar membentuk baja yang bersifat keras dan permukaanya tetap mengkilap. - Kromium digunakan untuk penyepuhan, karena indah, mengkilap, dan tidak kusam Larutan kromium (III) oksida, dalam asam sulfat pekat, adalah oksidator kuat yang biasanya digunakan untuk mencuci alat-alat laboratorium.

Kegunaan Mangan Ø Untuk produksi baja Ø Menghilangkan warna hijau pada gelas yang disebabkan oleh pengotor besi Ø Banyak tersebar dalam tubuh yang merupakan unsure yang penting untuk penggunaan vitamin B1. 5. Kegunaan Besi Ø Membuat baja Ø Banyak digunakan di dalam pembuatan alat-alat keperluan sehari-hari seperti, cangkul, pisau, sabit, paku, mesin, dan sebagainya. 6. Kegunaan kobalt Ø Sebagai aloi Ø Larutan Co 2+ digunakan sebagai tinta rahasia untuk mengirim pesan dan juga dalam system peramalan cuaca

Kegunaan Nikel Ø Pembuatan aloi, electrode baterai, dan keramik Ø Zat tambahan pada besi tuang dan baja, agar mudah ditempa dan tahan karat Ø Pelapis besi (pernekel) Ø Sebagai katalis 8. Kegunaan Tembaga Ø Bahan kabel listrik Ø Bahan uang logam Ø Untuk bahan mesin tenaga uap Ø Dan untuk aloi 9. Kegunaan Zink Ø Bahan cat putih Ø Pelapis lampu TL Ø Layar TV dan monitor computer Ø Campuran logam dengan metal lain

Cara Pembuatan unsur-unsur transisi periode ke empat Cara pembuatan Titanium Produksi titanium yang makin banyak disebabkan karena kebutuhan dalam bidang militer dan industry pesawat terbang makin meningkat. Hal ini disebabkan karena titanium lebih disukai daripada aluminium dan baja. Aluminium akan kehilangan kekuatannya pada temperatur tinggi dan baja terlalu rapat (mempunyai kerapatan yang tinggi). Langkah awal produksi titanium dilakukan dengan mengubah bijih rutil yang mengandung TiO 2 menjadi TiCl 4, kemudian TiCl 4 dureduksi dengan Mg pada temperature tinggi yang bebas oksigen. Persamaan reaksinya adalah sebagai berikut : TiO 2 (s) + C (s) + 2Cl 2(g) TiCl 4(g) + CO 2(g) TiCl 4(g) + 2Mg (s) Ti (s) + 2MgCl 2(g) Reaksi dilakukan pada tabung baja. MgCl 2 dipindahkan dan dielektrolisis menjadi Mg dan Cl 2. Keduanya kemudian didaurulangkan. Ti didapatkan sebagai padatan yang disebut sepon. Sepon diolah lagi dan dicampur dengan logam lain sebelum digunakan.

Cara pembuatan Vanadium Produksi vanadium sekitar 80% digunakan untuk pembuatan baja. Dalam penggunaannya vanadium dibentuk sebagai logam campuran besi. Fero vanadium mengandung 35% - 95% vanadium. Ferrovanadium dihasilkan dengan mereduksi V dengan pereduksi campuran silicon dan besi. SiO 2 yang dihasilkan direaksikan dengan CaO membentuk kerak CaSiO 3(l). reaksinya sebagai berikut. 2 V 2 0 5(s) + 5Si (s) { 4V (s) + Fe (s) } + 5 SiO 2(s) SiO 2(s) + CaO (s) CaSiO 3 Kemudian ferrovanadium dipisahkan dengan CaSiO 3. Cara Pembuatan kromium Krom merupakan salahsatu logam yang terpenting dalam industry logam dari bijih krom utama yaitu kromit, Fe(CrO 2 ) 2 yang direduksi dapat dihasilkan campuran Fe dan Cr disebut Ferokrom. Reksinya sebagai berikut : Fe(CrO 2 ) 2(s) +4C (s) Fe (s) +2Cr (s) + 4CO (g) Ferokrom ditambahkan pada besi membentuk baja.

Cara pembuatan mangan Logam,mangan diperoleh dengan 1. mereduksi oksida mangan dengan natrium, magnesium, aluminum atau dengan proses elektrolisis. 2. Proses aluminothermy dari senyawa MnO2, persamaan reaksinya: Tahap 1 : 3MnO 2 (s) à Mn 3 O 4 (s) + O 2 (g) Tahap 2 : 3Mn 3 O 4 (s) + 8Al (s) à 9Mn (s) + 4AL (s) Cara pembuatan Besi Bahan dasar : Bijih besi hematit Fe 2 O 3, magnetit Fe 3 O 4, bahan tambahan batu gamping, CaCO 3 atau pasir (S i O 2 ). Reduktor kokes (C) Dasar reaksi : Reduksi dengan gas CO, dari pembakaran tak sempurna C Tempat : Dapur tinggi (tanur tinggi), yang dindingnya terbuat dari batu tahan api. Reaksi dalam dapur tinggi adalah kompleks. Secara sederhana dapat dilihat pada penjelasan berikut. Dalam 24 jam rata-rata menghasilkan – ton besi kasar dan 500 ton kerak (terutama CaSiO 3 ). Kira-kira 2 ton bijih, 1 ton kokes dan 0,3 ton gamping dapat menghasilkan 1 ton besi kasar.

Reaksi yang terjadi : 1. Reaksi pembakaran. Udara yang panas dihembuskan, membakar karbon terjadi gas CO 2 dan panas. Gas CO 2 yang naik direduksi oleh C menjadi gas CO. C + O 2 CO 2 CO2 + C 2CO 2. Proses reduksi Gas CO mereduksi bijih. Fe 2 O 3 + 3CO 2 Fe + 3 CO 2 Fe 3 O 4 + 4CO 3 Fe + 4 CO 2 Besi yang terjadi bersatu dengan C, kemudian meleleh karena suhu tinggi ( C) Reaksi pembentukan kerak CaCO 3 CaO + CO 2 CaO + SiO 2 CaSiO 3 kerak pasir Karena suhu yang tinggi baik besi maupun kerak mencair. Besi cair berada di bawah. Kemudian dikeluarkan melalui lubang bawah, diperoleh besi kasar dengan kadar C hingga 4,5%. Disamping C mengandung sedikit S, P, Si dan Mn. Besi kasar yang diperoleh keras tetapi sangat rapuh lalu diproses lagi untuk membuat baja dengan kadar C sebagai berikut : baja ringan kadar C : 0,05 – 0,2 % baja medium kadar C : 0,2 – 0,7 % baja keras kadar C : 0,7 – 1,6 %

Pembuatan baja : Dibuat dari besi kasar dengan prinsip mengurangi kadar C dan unsur-unsur campuran yang lain. Ada 3 cara : 1. Proses Bessemer : Besi kasar dibakar dalam alat convertor Bessemer. Dari lubang-lubang bawah dihembuskan udara panas sehingga C dan unsur-unsur lain terbakar dan keluar gas. Setelah beberapa waktu kira-kira ¼ jam dihentikan lalu dituang dan dicetak. 2. Open-hearth process Besi kasar, besi tua dan bijih dibakar dalam alat open-hearth. Oksida-oksida besi (besi tua, bijih) bereaksi dengan C dan unsur-unsur lain Si, P, Mn terjadi besi dan oksida- oksida SiO 2, P 2 O 5, MnO 2 dan CO 2. dengan demikian kadar C berkurang. Dengan dapur listrik. Untuk memperoleh baja yang baik, maka pemanasan dilakukan dalam dapur listrik. Hingga pembakaran dapat dikontrol sehingga terjadi besi dengan kadar C yang tertentu. 6. Cara Pembuatan Kobalt Kobalt di alam diperoleh sebagai biji smaltit (CoAs 2 ) dan kobaltit (CoAsS) yang biasanya berasosiasi dengan Ni dan Cu. Untuk pengolahan biji kobalt dilakukan sebagai berikut : Pemanggangan : CoAs (s) Co 2 O 3(s) + As 2 O 3(s) Co 2 O 3(s) + 6HCl 2 CoCl 3(aq) + 3 H 2 O (l) Zat-zat lain seperti Bi 2 O 3 dan PbO diendapkan dengan gas H 2 S Bi 2 O 3(s) + 3 H 2 S (g) Bi 2 S 3 (aq) + 3 H 2 O (l) PbO (s) + H 2 S (g) PbS (s) + H 2 O (l)

Pada penambahan CoCO 3 (s) dengan pemanasan akan diendapkan As dan Fe sebagai karbonat. Dengan penyaringan akan diperoleh CoCl 3. Tambahan zat pencuci mengubah CoCl 3 menjadi Co 2 O 3. Selanjutnya CoCO 3 direduksi dengan gas hydrogen, menurut reaksi : Co 2 O 3 (s) + H 2(g) 2 CO (s) + 3 H 2 O (g) Penggunaan kobalt antara lain sebagai aloi, seperti alnico, yaitu campuran Al, Ni, dan Co. 7. Cara pembuatan nikel Proses pengolahan biji nikel dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan adalah sebagai berikut: - Pengeringan di Tanur Pengering bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran 25 mm. - Kalsinasi dan Reduksi di Tanur untuk menghilangkan kandungan air di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.

Peleburan di Tanur Listrik untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak - Pengkayaan di Tanur Pemurni untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen. - Granulasi dan Pengemasan untuk mengubah bentuk matte dari logam cair menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas. 8. Cara pembuatan tembaga Pada umumnya bijih tembaga mengandung 0,5 % Cu, karena itu diperlukan pemekatan biji tembaga. Langkah-langkah pengolahan bijih tembaga adalah seperti skema berikut Reaksi proses pengolahannya adalah : 1. 2 CuFeS 2(s) + 4 O C Cu 2 S (l) + 2 FeO (s) + 3 SO 2 (g) 2. FeO (s) + SiO 2 (s) C FeSiO 3 (l) Cu 2 S dan kerak FeSiO 3 (l) dioksidasi dengan udara panas, dengan reaksi sebagai berikut : 2 Cu 2 S (l) + 3 O 2 (g) 2 Cu 2 O (l) + 2 SO 2(g) 2 Cu 2 O (l) + Cu 2 S (s) 6 Cu (l) + SO 2 (g) 3 Cu 2 S (l) + 3 O 2 6 Cu (l) + 3 SO 2(g) Pada reaksi oksidasi tersebut diperoleh 98% - 99% tembaga tidak murni. Tembaga tidak murni ini disebut tembaga blister atau tembaga lepuh. Tembaga blister adalah tembaga yang mengandung gelembung gas SO 2 bebas.

Untuk memperoleh kemurnian Cu yang lebih tinggi, tembaga blister dielektrolisis dengan elektrolit CuSO 4 (aq). Pada elektrolisis, sebagai electrode negatif (katode) adalah tembaga murni dan sebagai electrode positif (anode) adalah tembaga blister. 9. Cara pembuatan zink Logam seng telah diproduksi dalam abat ke-13 di Indina dengan mereduksi calamine dengan bahan-bahan organik seperti kapas. Logam ini ditemukan kembali di Eropa oleh Marggraf di tahun 1746, yang menunjukkan bahwa unsur ini dapat dibuat dengan cara mereduksi calamine dengan arang. Bijih-bijih seng yang utama adalah sphalerita (sulfida), smithsonite (karbonat), calamine (silikat) dan franklinite ( zine, manganese, besi oksida). Satu metoda dalam mengambil unsur ini dari bijihnya adalah dengan cara memanggang bijih seng untuk membentuk oksida dan mereduksi oksidanya dengan arang atau karbon yang dilanjutkan dengan proses distilasi.