MOTIVASI, KINERJA DAN PENGHARGAAN DALAM ORGANISASI
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi terdiri dari dua kata, yaitu motif dan aksi. Motif sendiri memiliki arti sebab-sebab yang menjadi dorongan tindakan seseorang; dasar pikiran atau pendapat; sesuatu yang jadi pokok. Sedangkan aksi memiliki arti gerakan; perkumpulan politik; tindakan; sikap (gerak-gerik, tingkah laku) yang dibuat-buat
Menurut Mangkunegara (2005:P.61) “motivasi merupakan kondisi atau energi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah atau tertuju untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan”. Sedangkan Amstrong (1994:P.68) mengatakan bahwa “motivasi adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu”. Dengan kata lain motivasi adalah sesuatu yang menggerakkan orang.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:770) kinerja diartikan sebagai: (1) sesuatu yang dicapai, (2) prestasi yang diperlihatkan, (3) kemampuan kerja. Snell SA (1992:329) menyatakan bahwa “kinerja merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling berkaitan, yakni keterampilan, upaya, bersifat eksternal”. Tingkat keterampilan merupakan bahan baku yang dibawa oleh seseorang ketempat kerjanya, seperti pengetahuan, kemampuan, kecakapan interpersonal serta kecakapan-kecakapan teknis. Tingkat upaya dapat digambarkan sebagai motivasi yang diperlihatkan oleh seseorang untuk menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan kondisi-kondisi eksternal adalah tingkat sejauh mana kondisi-kondisi eksternal mendukung kinerja seseorang.
Motivation diartikan sebagai serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang berperilaku dalam cara tertentu. Teori motivasi yang terkenal adalah: ◦ Teori Klasik dan manajemen ilmiah ◦ Teori tingkah laku ◦ Teori motivasional komtemporer.
Pelopor dari teori ini adalah Frederick Taylor (1911), teori ini menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang. Penelitian waktu dan gerak (Time and Motion studies) Penelitian manajemen ilmiah dengan menggunakan teknik rekayasa industri untuk menganalisis setiap aspek suatu pekerjaan agar dapat menentukan bagaimana pekerjaan tersebut dilakukan secara lebih efisien.
Penelitian Hawthorne yang dilakukan pada tahun 1925 oleh sekelompok penelitian dari Harvard pada penelitian di Hawthorne Works of western Electric di luar kota Chicago. Tujuan meningkatkan produktivitas Para peneliti ingin mengamati hubungan antara perubahan lingkungan fisik dengan keluaran (output) para pekerja. Hasil penelitian tersebut adalah gejala Hawthorne (Howthorne effect) bahwa produktivitas akan meningkat sejalan dengan tindakan manajemen apapun yang dinilai oleh para pekerja sebagai perhatian khusus.
Para peneliti dalam teori ini lebih berfokus pada pentingnya hubungan antara manusia dalam memotivasi kinerja para pekerja. Menekankan pada faktor- faktor yang dapat menyebabkan, mengfokuskan dan mempertahankan perilaku pekerja.
Douglas McGregor mengklasifikasikan manusia pada dua sifat utama yaitu X dan Y. Perbedaan adalah sebagai berikut: ◦ Teori X menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya malas dan tidak mau bekerja sama. ◦ Teori Y menyatakan bahwa orang-orang sesungguhnya energik, berorentasi kepada perkembangan, memotivasi diri sendiri dan tertarik menjadi produktif.
Teori XTeori Y Orang-orang malasOrang-orang energik Orang-orang kurang berambisi dan tidak menyukai tanggung jawab Orang-orang ambisius dan mencari tanggung jawab. Orang-orang berpusat pada dirinyaOrang-orang yang dapat tidak mementingkan diri sendiri. Orang-orang tidak mau berubah.Orang-orang ingin berkontribusi pada pertumbuhan bisnsi dan mau berubah Orang-orang yang mudah tertipu dan tidak terlalu pintar. Orang-orang pintar.
Kebutuhan Fisiologis : dibutuhkan untuk dapat bertahan hidup yang menyakup makanan, air, tempat berteduh, dan tidur. Kebutuhan keamanan : mencakup kebutuhan akan stabilitas dan perlindungan dari hal-hal tidak diketahui. Seperti rencana pensiun. Kebutuhan sosial : mencakup kebutuhan akan persahabatan dan pertemanan. Pertemanan di tempat kerja dapat membantu memuaskan kebutuhan social. Kebutuhan harga diri : mencakup kebutuhan akan status dan penghargaan dan juga kebutuhan akan rasa hormat terhadap diri sendiri. Kebutuhan aktualisasi diri : adalah kebutuhan akan pemenuhan sendiri. Kebutuhan ini mencakup kebutuhan untuk tumbuh dan mengembangkan kemampuan diri dan untuk mencapai tujuan –tujuan yang baru dan berarti.
Keb. Aktualisasi diri Keb. Harga diri Keb. sosial Keb. keamanan Keb. Fisiologis
Keb. sosial Motivasi Lingkungan Usaha Bakat Pelaksanaan HasilNilai Hasil Nilai Gambar Teori Pengharapan
Herzberga menyimpulkan bahwa kepuasan atau ketidakpuasan kerja tergantung pada dua factor yaitu factor hiegines dan factor motivasi. ◦ Faktor hiegines : factor- faktor hiegines mempengaruhi motivasi dan kepuasan hanya bila mereka tidak ada atau gagal memenuhi harapan – harapan. ◦ Factor hiegines lebih mungkin menimbulkan perasaan yang terletak di jalur tidak puas (dissatisfaction) dan tidak merasa tidak puas (no dissatisfaction). ◦ Faktor-faktor tersebut adalah: penyelia, kondisi bekerja, hubungan antar pribadi, bayaran dan keamanan, kebijakan dan administrasi perusahaan.
Factor Motivasional : factor motivasonal terletak diantara suatu jalur antara puas (satisfaction) dan tanpa rasa puas (no satisfaction). Yang termasuk factor motivasi adalah pencapaian, penghargaan, pekerjaan itu sendiri dan kemajuan dan pertumbuhan
Puas (Satisfaction) Tidak Puas (No satisfaction) Faktor Motivasi Pencapaian Penghargaan Pekerjaan itu sendiri Tanggungjawab Kemajuan dan pertumbuhan Ketidakpuasan (Dissatisfaction) Tidak ada ketidakpuasan (No dissatisfaction) Faktor Higien Penyelia Kondisi kerja Hubungan interpersonal Upah dan Keamanan Kebijakan dan administrasi perusahaan
Teori Kesetaraan (equity Theory) Teori ini berfokus pada perbandingan social, orang-orang mengevaluasi perlakuan organisasi terhadap mereka dibandingkan dengan perlakuan terhadap orang lain. Teori penetapan Tujuan (Goal setting Theory) Teori motivasi yang menyatakan bahwa suatu aspek penting dari penetapan tujuan adalah partisipasi karyawan dalam proses penetapan tujuan tersebut.
Banyak variabel yang mempengaruhi kinerja diantaranya adalah motivasi kerja. Menurut Henry Simamora (dalam mangkunegara,2005:14) menyatakan bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja. Faktor yang mempengaruhi kinerja diantaranya yaitu motivasi kerja. Hal ini dilihat dari pernyataan Henry Simamora mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi kinerja, diantaranya faktor psikologis, dalam faktor ini terdapat variabel motivasi kerja terhadap pekerjaannya sendiri. Berdasarkan dari pernyataan diatas bahwa terdapat hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja. KESIMPULAN