KLASIFIKASI TANAH.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KLASIFIKASI TANAH (Sistem FAO-UNESCO)
CINTA DAN PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP
Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh
PEDOSFER JenisTanah di Indonesia Kerusakan Tanah Pengertian
PROSES PEMBENTUKAN DAN JENIS TANAH
Suhu Tanah.
TANAH – TANAH UTAMA DI INDONESIA
BAB 1 KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA
BATUAN TENAGA EKSOGEN TENAGA ENDOGEN TANAH
GEOGRAFI TANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
SIFAT-SIFAT FISIK DAN MORFOLOGI TANAH
Posisi Geografis (letak geografis ) Indonesia a. Letak Geografis
Kredit : 3 SKS (2 + 1) Dosen : Kasiono SP
FAKTOR FAKTOR PEMBENTUK TANAH
KLASSIFIKASI TANAH, SURVAI TANAH, DAN PEMETAAN TANAH
BAB 1 KONDISI FISIK WILAYAH INDONESIA
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
KLASIFIKASI TANAH (Sistem U S D A) Materi Kuliah DASAR ILMU TANAH
MK. DASAR ILMU TANAH. Smno.jursntnh.fpub.febr2014
TANAH-TANAH APEL DI BATU
BAB 2 PEDOSFER.
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4
Temperatur Tanah.
Banyak mengalami kendala untuk pengembangan pertanian
HANDOUT 1 GEOGRAFI TANAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah
DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP DASAR ILMU TANAH UNTUK AGROEKOTEK Ir. Ajidirman,MP PENDAHULUAN Tanah secara umum dipahami sebagai bagian.
Warna Tanah.
PROSES PEMBENTUKAN TANAH SasaranPembelajaran: Modul ini diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam memahami proses-proses dalam pembentukan tanah yang sangat.
MANAJEMEN SUMBER DAYA ALAM TANAH DAN LAHAN
SELAMAT DATANG SEMINAR SKRIPSI RELIAMAN SARAGIH /TNH RUANG SEMINAR, 11 JULI 2009.
Survey Tanah & Klasifikasi Tanah
`KONSERVASI TANAH & AIR`
C. Varietas Ubi kayu Tahun I : Kriteria Umum
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
SIFAT FISIK TANAH Modul ini mencakup bahasan tentang sifat fisik tanah yaitu: 1.tekstur, 2. bulk density, 3. porositas, 4. struktur 5. agregat 6. warna.
MK. AGROSTOLOGI (Staf pengajar Nyimas Popi Indriani)
PEDOSFER.
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
Warna Tanah.
Proses Perkembangan Tanah
Oleh : Ribka Vania R. Kuhon Ilmu Tanah
TANAH MERUPAKAN LAHAN BUDIDAYA
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
Hubungan antara Pati Ubi Kayu dengan Ketersediaan Hara
Bab 4 pedosfer.
PEDOSFER.
TANAH DAN LINGKUNGAN TANAMAN
BUMI DAN ALAM SEMESTA Bagian 01..
Dasar-dasar Ilmu Tanah (PTN 101)
KEUNGGULAN TANAH DI INDONESIA
Dr. Ir.Sutarman Gafur, MSc. (K3)
PEDOSFER.
FAKTOR LINGKUNGAN YG UTAMA BAGI TUMBUHAN
Pengantar Klasifikasi Tanah
GEOGRAFI TANAH TUJUAN Mahasiswa dapat memahami faktor dan pembentukkan tanah dan mampu mengidentifikasi sifat-sifat tanah serta klasifikasi tanah POKOK.
KONSEP TANAH Apa itu Tanah ? Alasan untuk mempelajari ilmu tanah
BAB II. FAKTOR PEMBENTUK TANAH
Dr. Ir. Kasifah, M.P., Unismuh Makassar
Profil tanah ? III. Sifat Fisik Tanah
Wednesday, September 19, 2018 IV. Sifat Kimia Tanah
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEBARAN MAKHLUK HIDUP NAMA KELOMPOK : ELVA MEIROSA MELI WULAN ASIH DEA ANANDA LUSIANA SARI AMELLIA PUTRI RAFIKA S ISTIQOMAH.
Potensi fisik dan sosial wilayah indonesia
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
OLEH : FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS 2019 Kelompok 3 Kimia tanah.
SIFAT FISIKA TANAH Tekstur Tanah StrukturTanah. TEKSTUR TANAH  Definisi:tekstur tanah ialah perbandingan relatif (%) pasir, debu, dan liat  Partikel.
Transcript presentasi:

KLASIFIKASI TANAH

Pengertian: Klasifikasi tanah adalah upaya-upaya pemilahan (grouping) tanah berdasarkan atribut-atributnya (penciri tanah). Jadi, klasifikasi tanah adalah suatu daya cipta untuk mempermudah pemilahan-pemilahan tanah berdasarkan tujuan tertentu.

Tujuan umum klasifikasi tanah: Untuk menyediakan suatu susunan yang teratur (sistematik) bagi pengetahuan mengenai tanah dan hubungannya dengan tanaman, baik mengenai produksi maupun perlindungan kesuburan tanah (m. Isa damawijaya, 1997)

Tujuan khusus klasifikasi tanah: Mengorganisasi (menata) pengetahuan tentang tanah. Untuk mengetahui hubungan masing-masing individu tanah dengan yang lainnya. Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah. Mengelompokkan tanah untuk tujuan-tujuan yang lebih praktis, seperti: (1) menaksir sifat-safatnya, (2) menentukan lahan terbaik, (3) menaksir produktivitas, dan (4) menentukan areal untuk penelitian tanah. Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru.

Beberapa teminologi: Kelas: kelompok individu dengan sifat-sifat tertentu yang sama. Takson (taksa): suatu kelas pada tingkat taksonomi (pengelompokan tertentu, atau kelas pada katagori tertentu. Kategori: suatu susunan taksa berdasarkan perbedaan sifat pada masing-masing tingkat klasifikasi, dan terdiri dari semua kelas (kategori merupakan kumpulan dari kelas-kelas).

Lanjutan... Sifat-sifat pembeda: sifat-sifat tanah yang digunakan sebagai pembeda untuk mengelompokkan individu tanah. Sifat kategori multiple: suatu kategori secara hierarkhis. Kategori tertinggi mempunyai kelas yang lebih sedikit dan dibedakan atas sifat-sifat yang lebih umum dan lebih sedikit jumlahnya. Kategori rendah seperti seri tanah terdiri dari banyak kelas dan dibedakan atas dasar sifat yang lebih spesifik dan lebih banyak jumlahnya.

Pembedaan klasifikasi tanah: Klasifikasi alami, dan Klasifikasi teknis.

Klasifikasi alami: Adalah klasifikasi tanah berdasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkan dengan penggunaan tanah tersebut. Klasifikasi ini memberikan gambaran terhadap sifat-sifat fisik, kimia, dan mineralogi tanah yang dimiliki masing-masing kelas.

Klasifikasi teknis: Adalah klasifikasi tanah didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan tertentu. Misalnya, klasifikasi kesesuaian lahan untuk perkebunan, maka tanah diklasifikasikan atas dasar sifat-sifat tanah yang mempengaruhi tanaman perkebunan, seperti: drainase, lereng, tekstur, dll.

Sistem klasifikasi tanah: Sistem klasifikasi tanah (alami) yang ada di dunia berbeda-beda, masing-masing negara mengembangkan sistem masing-masing. Di Indonesia paling sedikit dikenal tiga sistem klasifikasi tanah, yakni: 1. Pusat Penelitian Tanah Bogor, 2. FAO/UNESCO, dan 3. USDA (Amerika Serikat).

Soil Taxonomy (USDA, 1975): Menggunakan enam (6) kategori: Order Suborder Great group Subgroup Family Seri.

Lanjutan... Sistem ini merupakan sistem yang benar-benar baru, baik dari cara-cara penamaan (tata nama) maupun definisi-definisi dari horizon penciri atau sifat-sifat penciri lainnya yang digunakan untuk menentukan jenis tanah.

KATEGORI DALAM TAKSONOMI TANAH Ordo (12 taksa): Faktor pembeda (FP): proses-proses pembentukan tanah (epipedon, endopedon, bahan dan sifat). Subordo: (63 taksa):  FP : yg mengendalikan proses pembentukan tanah seperti: iklim tanah (sebagian besar ordo), jenis garam (Aridisol), bahan induk (Entisol), tk dekomposisi (Histosol), ada/tdk krioturbasi (Gelisol)

Lanjutan... Great group: (> 250 taksa). FP: kesamaan jenis, tingkat perkembangan dan susunan hor, Kejenuhan Basa, iklim tanah, ada/tidaknya lapisan penciri lain seperti plintit, fragipan, duripan. Subgroup:  (>1400 taksa). Faktor pembeda: sifat2 inti dr great group (Typic); sifat2  tanah peralihan ke great group lain, subordo atau ordo (intergrade); sifat2 tanah peralihan ke bukan tanah (extragrade). Famili: (> 8000 taksa). FP : sifats-sifat tanah yg penting utk pertanian/keteknikan.  (sebaran besar butir, susunan mineral liat, regim suhu tanah pd kedalaman 50 cm). Seri: (di AS > 19.000). FP: morfologi tanah

Horizon penciri: Untuk klasifikasi tanah, selain penggolongan horizon ke dalam horizon A, B, C, dan R, juga perlu diidentifikasi horizon penciri, baik epipedon, horizon tanah (subsurface), ataupun penciri lainnya.

Epipedon: Epipedon adalah horison permukaan tetapi tidak sinonim dengan horizon A, mungkin lebih tipis dari horizon A, tetapi mungkin juga meliputi horizon B.

Macam-macam epipedon: Jenis Epipedon Penjelasan: Epipedon histik Horizon permukaan yang mengandung bahan organik tinggi (lebih dari 20%) Epipedon mollik Mengandung bahan organik lebih dari 1%; warna lembab dengan value < 3,5; tebal 18 cm atau lebih; kejenuhan basa lebih dari 50%. Epipedon umbrik Seperti mollik, tetapi kejenuhan basa kurang dari 50%. Epipedon anthropik Seperti mollik, tetapi mengandung lebih dari 250 ppm P2O5 larut dalam asam sitrat. Epipedon ochrik Horizon berwarna terang (value lembab >3,5); bahan organik 1%; atau keras – sangat keras dan masif. Epipedon plaggen Tebal > 50 cm; hitam; terbentuk karena pemupukan organik (pupuk kandang yang terus-menerus.

Lanjutan... Horizon lain yang ditemukan di permukaan sebagai penciri adalah: Horizon arenik Horizon banyak mengandung pasir tebal lebih dari 50 cm; terletak di atas horizon argilik Horizon glossarenik Seperti arenik, tetapi tebalnya lebih dari 100 cm

Horizon bawah penciri: Nama Horizon Penciri Horizon agrik Horison di bawah lapisan olah terdapat akumulasi debu, liat, dan humus Horison alibik Horison berwarna pucat (horison A2 ), warna dengan value lembab lebih dari 5 Horison argilik Horison penimbunan liat, adalah horison B yang paling sedikit mengandung 1.2 kali liat lebih banyak daripada liat di atasnya. Terdapat selaput liat Horison Kalsik Tebal 15 cm atau lebih, mengandung karbonat (CaCO3 atau MgCO3) sekunder tinggi Horison kambik Indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak memenuhi syarat untuk kedua horison tersebut. Horison gipsik Horison banyak mengandung gipsum (CaSO4) sekunder Horison natrik Horison argillik yang banyak mengandung Na

Lanjutan... Nama Horizon Penciri Horizon oksik Tebal 30 cm atau lebih, KTK (NH4OAc) < 16 me/100 g liat, dan KTK efektif (jumlah basa + Aldd) < 12 me/100 g liat Horison petrokalsik Horison kalsik yang mengeras Horison salik Tebal 15 cm atau lebih, banyak mengandung garam-garam sekunder mudah larut Horison Sombrik Horison bewarna gelap, sifat-sifat seperti epipedon umbrik, terjadi iluviasi humus tanpa Al dan tidak terletak di bawah horison albik Horison kambik Indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak memenuhi syarat untuk kedua horison tersbeut. Horison spodik Horison iluviasi seskuioksida bebas dan bahan organik Horison sulfurik Horison banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH < 3,5, terdapat karatan terdiri dari jarosit Horison kandik Seperti argilik tetapi KTK (NH4OAc) < 16 me/100 gr liat dan KTK efektif <12 me/100 g liat.

Horison Penciri Untuk Tanah Organik Nama Horizon Penciri Bahan fibrik Kandungan bahan organik kasar (fibrik) Bahan hemik Kandungan bahan organik dengan tingkat pelapukan kasar 1/3-2/3 Bahan saprik Kandungan bahan organik kasar kurang dari 1/3 Bahan humilluvik Iluviasi humus setelah lama untuk bercocok tanam (pada tanah organik) Bahan limnik Endapan organik atau anorganik dari makhluk hidup di air

Penciri khusus Nama Horizon Penciri Konkresi Senyawa tertentu yang mengeras, berlapis konsentris (memusat). Bahan yang disementasikan misalnya : kapur, besi, mangan dan silikat Padas (pan) Horison atau lapisan yang sangat memadat. Pemadatan oleh besi, bahan organik, silikat, kapur, liat, debu (bentukan genetis atau karena tekanan/berat) Orterde Penimbunan besi dan bahan organik tanpa sementasi Ortstein Penimbunan besi dan bahan organik dengan sementasi Fragipan Lapisan tanah yang teguh, mudah pecah, kepadatan tinggi. Tampak memadas bila kering, tetapi mudah pecah bila lembab Duripan Lapisan tanah yang teguh, tak tembus air dan akar Padas liat (claypan) Lapisan atau horison yang padat, kaya akan liat, batas dengan hoison di atasnya jelas

Lanjutan... Nama Horizon Penciri Krotovinas Corak yang berbentuk pipa tak teratur dalam suatu horison di atasnya jelas Plintit (plinthite) Bahan liat lapuk kaya seskuioksida, miskin humus, biasanya sebagai karatan-karatan merah di atas dasar kelabu atau dasar merah dengan karatan kelabu atau putih, berbentuk “poligonal” atau berjaring-jaring; menegras “irreversible” ke konkresi dalam keadaan basah dan kering berulang-ulang; batas ke atas dan ke bawah baur atau berangsur-angsur. Slickenside Permukaan-permukaan licin dan mengkilap disebabkan oleh massa tanah satu dan lainnya saling menggesek/mengeser. Selaput liat (Clay skin) Selaput liat alumunium silikat, biasanya terdapat di bidang-bidang belahan struktur atau dalam pori-pori dan terletek sejajar dengan bidang-bidang belahan struktur . Selaput liat ini mengandung atau tidak bahan organik dalam jumlah nyata mengeras bila kering. Bagian lapisan yang mengeras berwarna merah, biasanya mengandung karatan kuning, abu-abu atau putih.

Lanjutan... Nama Horizon Penciri Kontak lithik Batas tanah dengan bahan di bawahnya yang keras dan padu, dan tidak dapat ditembus akar tanaman kecuali melalui retakan yang jarakanya > 10 cm Kontak paralithik Batas tanah dengan bahan di bawahnya agak keras dan padu, dan tidak dapat ditembus akar tanaman, kecuali melalui retakan-retakan yang jaraknya > 10 cm Kontak densik Batas tanah dengan bahan densik (bahan induk tanah seperti lumpur volkan atau lahar yang mengeras), tidak dapat di tembus akar tanah, kecuali melalui retakan-retakan yang jaraknya > 10 cm

Regin Temperatur (untuk kedalam tanah ± 50 cm) Nama Horizon Penciri Pergilic Suhu tanah rata-rata tahunan kurang dari 00 C (Permafrost) Cryic Suhu tanah rata-rata tahunan antara 00C -80C, suhu musim panas rata-rata kurang dari 150C Frigid Suhu tanah rata-rata tahunan antara 00C -80C, pada musim panas suhu rata-rata lebih panas dari cryic (lebih dari 150C) Mesic Suhu tanah rata-rata tahunan 80C-150C Thermic Suhu tanah rata-rata tahunan 150C-220C Hyperthermic Suhu tanah rata-rata tahunan lebih dari 220C Iso (frigid, mesic, thermic, hyperthermic) Perbedaan suhu tanah rata-rata musim panas dan musim dingin kurang dari 50C. Suhu tanah rata-rata tahunan = frigid, mesic, thermic, hyperthermic. Tropic Mempunyai sifat Iso dan suhu tanah rata-rata tahunan lebih dari 80C (Isomesic atau lebih panas)

Regim Temperatur (untuk kedalam tanah ± 10-90 cm) Nama Horizon Penciri Aquic Tanah sering jenuh air, sehingga terjadi reduksi. Ditunjukkan oleh adanya karatan dengan khorma rendah Aridic atau Torric Kering lebih dari 6 bulan (bila tanah tidak pernah beku). Tidak pernah lembab 90 hari berturut-turut atau lebih setiap tahun . Perudic Curah hujan setiap bulan selalu melebihi evapotransportasi Udic Tanah tidak pernah kering 90 hari (kumulatif) setiap tahun Ustic Tanah setiap tahun kering lebih dari 90 hari (kumultaif ) tetapi kurang dari 180 hari. Xeric Hanya terdapat di daerah beriklim mediterania (non iso). Setiap tahun kering lebih dari 45 hari berturut-turut di musim panas, lembab lebih dari 45 hari berturut-turut di musim dingin.

Tata Nama Dalam sistem USDA nama tanah selalu mempunyai arti dan menunjukkan sifat utama tanah tersebut. Dalam kategori order nama tanah selalu diakhiri dengan kata sol (solum = tanah), sedang sukukata sebelumnya menunjukkan sifat utama tanah tersebut. Untuk kategori yang lebih rendah kata sol tidak digunakan lagi, diganti dengan akhiran yang menunjukkan singkatan dari nama masing-masing order.

Arti nama tanah tingkat order dan akhiran untuk kategori lebih rendah: Nama Order Akhiran untuk kategori lain Arti asal kata ALFISOL ALF Dari Al – Fe ARIDISOL ID Aridus, sangat kering ENTISOL ENT Dari Recent (artinya baru) HISTOSOL IST Histos, jaringan INCEPTISOL EPT Inceptum, permulaan MOLLISOL OLL Mollis, lunak OXISOL OX Oxide, oksida SPODOSOL OD Spodos, abu ULTISOL ULT Ultimus, akhir VERTISOL ERT Verto, berubah

Tata nama (lanjutan) Nama untuk kategori suborder terdiri dari dua suku kata. Great group terdiri dari tiga suku kata yang masing-masingmenunjukkan sifat utama dari tanah tsb, sedang suku kata terakhir menunjukkan order tanah. Suborder digunakan dua patah kata, kata kedua merupakan nama great group, selang nama pertama menunjukkan sifat. Tingkat famili tanah, diberi nama secara deskriptif berisi susnan besar butir, mineral liat, regim suhu, dan sifat spesifik lain yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Tk seri tanah diberi nama menurut nama tempat tanah ditemukan.

Contoh nomenklatur: Tingkatan Penjelasan Order Ultisol (ultus = akhir, perkembangan tanah pada tingkat akhir Suborder Udult (uldus = humida, lembab, tidak pernah kering) Great group Tropudult (tropikos = daerah tropik, terus-menerus panas dengan sifat iso) Subgroup Aquic tropudult (aqua = air, kadang-kadang berair) Famili Aquic tropudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik (kaolinitik = mineral liat yang dominan adalah kaolin isohipertermik = suhu tanah lebih dari 22oC, perbedaan suhu musim panas dan musim dingin , 5oC) Seri Granada (pertama kali ditemukan di daerah Granada)

Order Tanah dan Penciri Utama menurut sistem Taksonomi Tanah: Horison penciri Sifat-sifat penciri lain Alfisol Horison argilik Kejenuhan basa tinggi (lebih dari 35%) Aridisol -- Regim kelembaban tanah aridik (sangat kering) Entisol Hanya ada epipedon ochrik, albik atau histik Histosol Epipedon histik tebalnya > 40 cm Inceptisol Horison kambik Mollisol Epipedon mollik Kejenuhanan basa seluruh solum >50% Oxisol Horison oksik Spodosol Horison spodik Ultisol Kejenuhan basa rendah (<35%) Vertisol Sifat vertik, >30% liat

Penjelasan tiap order tanah: Alfisol Tanah-tanah terdapat penimbunan liat di horison bawah (= horison argilik) dan mempunyai kejenuhan basa tinggi, yaitu > 35% pada kedalaman 180 cm dari permukaan tanah. Liat tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Tanah ini dulu termasuk tanah Mediteran Merah Kuning, Latosol, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning. Aridisol Tanah yang mempunyai kelembaban tanah arid (sangat kering). Mempunyai epipedon ochrik, kadang-kadang dengan penciri lain. Dulu disebut Desert Soils. Entisol Tanah yang sangat muda yaitu baru tingkat permulaan dalam perkembangan tanah. Tidak ada horison penciri lain kecuali epipedonj ochrik, albik, atau histik (ENT – Recent = baru). Tanah ini dulu disebut tanah Aluvial atau Regosol.

Histosol Tanah dengan kandungan bahan organik > 20% (tekstur pasir), atau lebih dari 30% (tekstur liat). Lapisan yang mengandung bahan organik tinggi tersebut tebalnya lebih dari 40 cm. (histos = jaringan). Tanah ini sehari-hari disebut Tanah Gambut. Tanah Organik atau Tanah Organosol. Inceptisol Tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada Entison, (inceptum = permulaan). Umumnya mempunyai horison kambik. Karena tanah belum berkembang lanjut kebanyakan tanah ini cukup subur. Tanah ini dulu termasuk tanah Aluvial, andosol, Regosol, Gleihumus dan lain-lain. Mollisol Tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap), kandungan b.o. > 1%, tanah baik sehingga tanah tidak keras bila kering (Mollis = lunak). Tanah ini dulu disebut Chernozem, Brunizem, Rendzina dan lain-lain. Oxisol Tanah tua, sehingga mineral mudah lapuk tinggal sedikit. Kandungan liat tinggi tetapi tidak aktif sehingga KTK rendah (<16 me/100 g liat). Banyak oksida besi atau Al. Dulu disebut tanah latosol (Latosol Merah atau Merah Kuningan), Laterit atau Podzolik Merah Kuning.

Spodosol Tanah dimana horison bawah terjadi penimbunan Fe dan Al – oksidasi dan humus (horison spodik) sedang di lapisan atas terdapat horison eluviasi (pencucian) yang berwarna pucat (albic). Tanah ini dulu disebut tanah Podzol. Ultisol Tanah-tanah dimana terjadi penimbunan liat di horison bawah, bersifat masam, kejenuhan basa pada ketebalan 180 cm dari permukaan tanah <35%. Tanah ini dulu disebut tanah Podzolik Merah Kuning yang banyak terdapat di Indonesia. Terkadang juga termasuk Latosol dan Hidromorf Kelabu. Vertisol Tanah dengan kandungan liat tinggi (> 30%) di seluruh horison, mempunyai sifat mengembang dan mengerut. Kalau kering tanah mengerut sehingga tanah pecah-pecah dan keras, kalau basah mengembang dan lengket. Tanah ini dulu disebut tanah Grumusol atau Margalit.

Sistem FAO/UNESCO Dibuat dalam rangka pembuatan Peta Tanah Dunia skala 1 : 5.000.000. Dibuat dalam dua kategori; great group dan subgroup. Untuk klasifikasi digunakan horison penciri, sebagian diambil dari kriteria Taksonomi Tanah USDA dan sebagian diambil dari sistem klasifikasi tanah. Nama tanah diambil dari nama klasik tanah yang ada di Rusia, Eropa Barat, Kanada, AS. Tujuannya adalah agar diterima semua pihak.

Sifat tanah dalam great group FAO/UNESCO: Fluvisol Tanah yang berasal dari endapan baru, hanya mempunyai horison penciri ochrik, umbrik, histik atau sulfik, bahan organik menurun tidak teratur dengan kedalaman, berlapis-lapis. Gleysol Tanah dengan sifat hidromorfik (dipengaruhi oleh air sehingga berwarna kelabu, gley, dll), hanya mempunyai epipedon ochrik, histik, horison kambik, kalsik atau gipsik. Regosiol Tanah yang mempunyai epipedon ochrik. Tidsk termasuk bahan epipedon baru, tidak menunjukkan sifat-sifat hidromorfik, tidak bersifat mengembang dan mengerut (sifat vertik), tidak didominasi oleh bahan amorf (sifat andik). Bila bertekstur pasir, tidak memenuhi syarat untuk Arenosol. Catatan: menunut definisi ini Regosol tidak harus bertekstur pasir.

Lanjutan... Lithosol Tanah yang tebalnya hanya 10 cm atau kureng, di bawahnya terdapat lapisan batuan yang padu. Arenosol Tanah dengan tekstur kasar (pasir), terdiri dari bahan albik,l mempunyai sifat sebagai horison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur yg kasar tsb. Tidak mempunyai horison penciri lain kecuali epipedon ochrik. Tidak terdapat sifat hidromorfik, tidak berkadae garam tinggi. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik yang terdapat langsung di atas batuan kapur. Ranker Tanah dengan epipedon umbrk yang tebalnya <25 cm. Tidak ada horison penciri lain. Andosol Tanah dengan epipedon mollik atau umbrik atau ochrik dan horison kambik, serta mempunyai bulk density <0,85 g/cc dan didominasi bahan amorf, atau >60% terdiri dari bahan vulkanik cinder, atau pyroklastika vitrik yang lain.

Lanjutan... Vertisol Tanah dengan kandungan liat 30% atau lebih, mempunyai sifat mengembang dan mengerut. Kalau kering menjadi eras, dan retak-retak karena mengerut, kalau basah mengembang dan lengket. Solonetz Tanah dengan horison natrik. Tidak mempunyai horison albik dengan sifat hidromorfik dan tidak terdapat perubahan tekstur yang tiba-tiba. Yermosol Tanah yang terdapat di iklim arid (sangat kering), mempunyai epipedon ochrik yang lebih lemah, dan horison kambik, argilik, kalsik, atau gipsik. Xerolsol Sepeti yermosol tetapi epipedon ochrik sedikit lebih berkembang. Kastanozen Tanah dengan epipedon mollik berwarna coklat (kroma > 2), tebal 15 cm atau lebih, horison kalsik atau gipsik atau horison yang banyak banyak mengandung bahan kapur halus.

Lanjutan... Chernozen Tanah dengan epipedon mollik berwarna gelap (kroma <2) yang tebalnya 15 cm atau lebih. Sifat-sifat lain seperti Kastanozem. Phaeozem Tanah dengan epipedon mollik, tidak mempunyai horison kalsik, gipsik, tidak mempunyai horison kapur halus. Greyzem Tanah dengan epipedon mollik yang berwarna hitam (kroma <2), tebal 15 cm atau lebih, terdapat slaput (bleached coating) pada permukaan struktur tanah. Cambisol Tanah dengan horison kambik dan epipedon ochrik atau umbrik, horisol kalsik atau gipsik. Horison kambik mungkin tidak ada bila mempunyai epipedon umbrik yang tebalnya > 25 cm. Luvisol Tanah dengan horoson argilik dan mempunyai KB 50% atau lebih. Tidak mempunyai epipedon mollik. Podzoluvisol Tanah dengan horison argilik, batas horison eluviasi dengan horison di bawahnya terputus-putus (terdapat lidah-lidah horison eluviasi = tonguing).

Lanjutan... Podzol Tanah dengan horison spodik. Biasanya dengan horison albik. Planosol Tanah dengan horison albik di atas horison yang mempunyai permeabilitas lambat misalnya horison argilik atau natrik dengan perubahan tekstur yang tiba-tiba, lapisan liat berat, atau fragipan. Menunjukkan sifat hidromorfik paling sedikit pada sebagian horison albik. Acrisol Tanah dengan horison argilik dan mempunyai KB <50%. Tidak terdapat epipedon mollik. Nitosol Tanah dengan horison argilik, dan kandungan liat tidak menurun >20% pada horison-horison di bawah horison penimbunan liat maksimum. Tidak terdapat epipedon mollik. Ferrasol Tanah dengan horison oksik. Histosol Tanah dengan eppedon histik yang tebalnya 40 cm atau lebih.

Contoh great group dan subgroup: Great group: Fluvisol Subgroup : Calcarik Fluvisol Fluvisol yang berkapur (calcaric) Great group: Gleysol Subgroup : Mollik Gleysol Gleysol yang mempunyai epipedon mollik Great group: Cambisol Subgroup : Humic Cambisol Cambisol yang banyak mengandung humus

Sistem Puslittan Bogor Sistem Dudal-Supraptohardjo (1957), mirip dengan sistem AS terdahulu dengan beberapa modifikasi dan tambahan. Perubahan tersebut terutama menyangkut jenis-jenis tanah (great group) dan macam tanah (subgroup). Nama-nama tanah baru mirip dengan FAO/UNESCO.

Sistem Puslittan Bogor menggunakan enam kategori: Golongan (order) Kumpulan (suborder) Jenis (great group) Macam (subgroup) Rupa (family) seri

Contoh klasifikasi: Golongan : dengan perkembangan profil Kumpulan : horison ABC Jenis tanah : Latosol Macam tanah : Latosol Humik Rupa : Latosol Humik, tekstur halus, drainase baik Seri : Bogor (Latosol Humik, tekstur liat, drainase baik)

Sistem Dudol Soepraptohardjo (1957-1961) Lanjutan... Sistem Dudol Soepraptohardjo (1957-1961) Modifikasi 1978/1982 (PPT) FAO/UNESCO (1974) USDA Soil Taxonomy (1975-1990) Tanah-tanah berglei Gleisol Gleysol Aquic suborder Glei Humus Gleisol Humik - Glei Humus rendah Hidfromorf Kelabu Podsolik Gleiik Acrisol Geyic Aluvial Hidromorf Gleisol Hidrik Planosol Aqualf

Jenis-jenis tanah (great group) menurut Puslittan Bogor: Organosol Tanah organik (gambut) yang ketebalannya >50 cm. Litosol Tanah mineral yang ketebalannya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras yang padu. Rendzina Tanah dengan epipedon mollik (warna gelap, kandungan b.o. >1%, KB >50%), di bawahnya terdiri atas batuan kapur. Grumusol Tanah dengan kadar liat > 30% bersifat mengembang dan mengerut. Kalau musim kering tanah keras dan retak-retak karena mengerut, kalau basah lengket (mengembang).

Lanjutan... Gleisol Tanah yang selalu jenuh air sehingga berwarna kelabu atau menunjukkan sifat-sifat hidromorfik lain. Aluvial Tanah berasal dari endapan baru, berlapis-lapis. Bahan organik jumlahnya berubah tidak teratur dengan kedalaman. Hanya terdapat epipedon echrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir ,60%. Regosol Tanah bertekstur kasar dengan kadar pasir >60%, hanya mempunyai horison penciri ochrik, hsitik atau sulfurik. Arenosol Tanah bertekstur kasar dari bahan albik yang terdapat pada kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm dari permukaan atau memperlihatkan ciri-ciri mirip hoerison argilik, kambik atau oksik, tetapi tidak memenuhi syarat karena tekstur terlalu kasar. Tidak mempunyai horison penciri kecuali epipedon ochrik.

Lanjutan... Andosol Tanah-tanah yang umumnya berwarna hitam (epipedon mollik atau umbrik) dan mempunyai horison kambik, bulk density (kerapatan lindak) < 0,85 g/cm3; banyak mengandung bahan amorf, atau >60% abu vulkanik vitrik, cinders, atau bahan pyroklastika lainnya. Latosol Tanah dengan kadar liat >60%, remah sampai gumpal, gembur, warna tanah seragam dengan batas-batas horison yang kabur, solum dalam (>150 cm), KB < 50%, umumnya mempunyai epipedon umbrik dan horison kambik. Brunizem Seperti Latosol, tetapi KB > 50%. Kambisol Tanah dengan horison kambik, atau epipedon umbrik atau mollik. Tidak ada gejala-gejala hidromorfik (pengaruh air)

Lanjutan... Nitosol Tanah dengan penimbunan liat (horison argilik). Dari horison penimbunan liat maksimum ke horison di bawahnya, kadar liat turun kurang dari 20%. Mempunyai sifat ortosik (KTK < 24 me/100 g liat). Podzolik Tanah dengan horison penimbunan liat (horison argilik), KB < 50% tidak mempunyai horison albik. Mediteran Sepeti tanah Podzolik (mempunyai horison argilik), tetapi KB > 50%. Planosol Tanah dengan horison albik yang terletak di ats horison dengan permeabelitas lambat (misalnya horison argilik atau natrik) yang memperlihatkan perubahan tekstur nyata, adanya liat berat atau fragipan, dan memperlihatkan ciri-ciri hidromorfik sekurang-kurangnya pada sebagian dari horison albik.

Lanjutan... Podsol Tanah dengan horison penimbunan besi, Al-oksida dan bahan organik (= horison spodik). Mempunyai horison albik. Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik, yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah, KTK rendah (, 16 me/100 g liat). Tanah ini juga mempunyai batas-batas horison yang tidak jelas.

Tanah Pasir Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil. Tanah Alluvial / Tanah Endapan Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Tanah Podzolit Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah / dingin. Tanah Vulkanik / Tanah Gunung Berapi Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.

Tanah Laterit Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Contoh : Kalimantan Barat dan Lampung. Tanah Mediteran / Tanah Kapur Tanah mediteran adalah tanah sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan yang kapur. Contoh : Nusa Tenggara, Maluku, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanah Gambut / Tanah Organosol Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam yang merupakan hasil bentukan pelapukan tumbuhan rawa. Contoh : rawa Kalimantan, Papua dan Sumatera.