BAB VI INVESTASI JANGKA PANJANG

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
INVESTASI JANGKA PANJANG SAHAM
Advertisements

INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN-LAIN
Soal-Jawab PA2 DEVIDEN.
SURAT-SURAT BERHARGA/ INVESTASI JANGKA PENDEK
INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN
INVESTASI JANGKA PANJANG (1)
HUTANG JANGKA PANJANG Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi.
SECURITIES INVESTATION (INVESTASI SURAT BERHARGA) 11th Meeting Prepared by: Hafiez Sofyani, SE., M.Sc. Shariah Economic Department IAIN Antasari Banjarmasin.
B. Metode Bunga Efektif PT Hasta Millenia mengeluarkan obligasi nominal Rpl ,-, umur 5 tahun, bunga 10% per tahun dibayarkan tiap setengah tahun.
UTANG JANGKA PANJANG (OBLIGASI)
SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES)
LABA TIDAK DIBAGI Laba yang tidak dibagi merupakan elemen modal perusahaan. Laba tidak dibagi merupakan modal yang berasal dari dalam perusahaan yaitu.
SAHAM.
Laporan Keuangan Konsolidasi : Dengan Metode Ekuitas
PENANAMAN MODAL DALAM SAHAM DAN DANA
INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN-LAIN
(ASSET- Investasi Jk Pendek) PIUTANG
INVESTASI JANGKA PENDEK DALAM SAHAM
Akuntansi Investasi Jangka Pendek dan Jangka Panjang
INVESTASI JANGKA PENDEK
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
UTANG JANGKA PANJANG (OBLIGASI)
SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES)
Laporan Keuangan Konsolidasi
Prosedur Akuntansi Untuk Metode Harga Pokok
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
Akuntansi Perseroan (lanjutan)
PERSEDIAAN INVESTASI JANGKA PANJANG
Emilia Gustini, SE. M.Si. Ak. CA
MODAL.
MODAL SAHAM Surat tanda ikut serta memasukkan modal ke dalam perusahaan yang mengeluarkan surat tersebut SAHAM Modal perusahaan yang diperoleh dari hasil.
AKUNTANSI PAJAK INVESTASI JANGKA PANJANG
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
LATIHAN SOAL BAB 15 EKUITAS.
ASSALAMUALAIKUM.
SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES) Prepared by Dra
INVESTASI DALAM SAHAM MOH. AMIN, SE., MSA.
Investasi Dalam Obligasi
AKUNTANSI KEUANGAN 3 MATERI
BAB 1.
INVESTASI JANGKA PANJANG
MODAL SAHAM.
Investasi Sementara dan Investasi Jangka Panjang
MODAL SAHAM & LABA DITAHAN
SURAT-SURAT BERHARGA/ INVESTASI JANGKA PENDEK
Surat-Surat Berharga Oleh : Muhammad Zainal Abidin SE, Ak, MM.
MODAL SAHAM DAN LABA DITAHAN
SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES) Prepared by Dra
Chapter 6 Temporary Investment or Marketable Securities (Surat surat berharga atau investasi sementara) By: Lisa Kustina SE.,M.B.A.
Pertemuan 4 Metode PENCATATAN 2.
INVESTASI SAHAM Prepared by Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si., Ak
Investasi Dalam Saham dan Obligasi
Topik VI Investasi Jangka Panjang
SAHAM DAN OBLIGASI.
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA LAIN-LAIN
Laporan Keuangan Konsolidasi (Cost Method)
AKUNTANSI KEUANGAN MADYA 1
INVESTASI SAHAM Prepared by Dra. Gunasti Hudiwinarsih, M.Si., Ak
Akuntansi Keuangan Lanjutan 2 Laporan Keuangan Konsolidasi
SEKURITAS DILUTIF TIARA WULANDARI, SE, M.AK STIE PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG.
SAHAM DAN OBLIGASI.
SURAT-SURAT BERHARGA (MARKETABLE SECURITIES)
INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS
Bab 5 Konsolidasi pada Anak perusahaan yang dimiliki kurang dari kepemilikan penuh.
INVESTASI PADA INSTRUMEN EKUITAS
Transcript presentasi:

BAB VI INVESTASI JANGKA PANJANG

PENGERTIAN Investasi Jangka Panjang adalah investasi dalam bentuk saham, obligasi dan surat berharga lainnya yang dilakukan oleh Perusahaan dalam jangka panjang dengan tujuan antara lain untuk: Memperoleh pendapatan tetap dari investasi tersebut Melakukan pengawasan atau penguasaan terhadap perusahaan lain Menjalin hubungan baik dengan perusahaan lain yang mempunyai kepentingan usaha dengan perusahaan (investor).

Jika investasi dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan tetap, biasanya perusahaan menanamkan uangnya dalam bentuk saham preferen atau obligasi. Sedangkan jika tujuan yang diharapkan adalah pengawasan atau penguasaan terhadap perusahaan lain, biasanya investasi dilakukan dalam bentuk saham biasa.

Saham biasa, saham preferen dan deviden Pemegang sahammbasa adalah pemilik pokok perusahaan. Mereka mempunyai hak sura, turut menentukan pembagian laba, menentukan penambahan saham sampai likuidasi perusahaan Saham preferan Keistimewaan saham preferen adalah pada pembagian deviden namun tidak memiliki hak suara Deviden Bagian laba yang dibagikan kepada para pemegang saham

PEMBELIAN SAHAM Investasi dalam bentuk saham dinyatakan sebesar harga perolehannya, yaitu harga beli (kurs) ditambah dengan biaya-biaya pembelian antara lain berupa: provisi, meterai dan komisi. Jurnal untuk mencatat investasi berupa saham adalah sebagai berikut: Investasi dalam Saham Biasa Rp. xxxxx Ka s Rp. xxxxx atau Investasi dalam Saham Preferen Rp. xxxxx Ka s Rp. xxxxx

Dalam pembelian saham preferen dijumpai masalah, jika tanggal pembelian saham tersebut tidak sama dengan tanggal penerimaan dividen. Hal tersebut disebabkan karena biasanya dividen saham preferen yang akan diterima jumlahnya sudah pasti, sehingga pada saat pembelian saham preferen harus diperhitungkan pendapatan dividen yang menjadi hak pemegang saham sebelumnya. Contoh: Pada tanggal 1 Mei 2009 PT. X membeli 100 lembar saham preferen PT. Y yang bernilai nominal per lembar Rp25.000,00 dengan kurs 115. Deviden dibayarkan PT. Y setiap tanggal 31 Desember sebesar 24%. Biaya pembelian saham tersebut seluruhnya berjumlah Rp. 25.000,00

lnvestasi dalam Saham Preferen Rp2.900.000,00 Tanggal 1 Mei 2009 lnvestasi dalam Saham Preferen Rp2.900.000,00 Pendapatan Dividen 200.000,00 K as Rp3.100.000,00 (Jurnal untuk mencatat pembelian 100 lembar saham preferen PT Y). Penjelasan: Harga kurs 115/100 x 100 x Rp25.000,00 = Rp2.875.000,00 Biaya pembelian 25.000,00 Harga perolehan 100 lembar saham preferen Rp2.900.000,00 Dividen yang terutang 1 Januari 2009 s.d. 1 Mei 2009: 4/12x 24/100 x Rp2.500.000,00 = 200.000,00 Jumlah uang yang dibayar Rp3.100.000,00

Tanggal 31 Desember 2009 Penjelasan: K a s Rp600.000,00 Pendapatan Dividen Rp600.000,00 (Jurnal untuk mencatat penerimaan dividen saham preferen PT. Y) Penjelasan: Deviden 1 tahun 24% x Rp2.500.000,00 = Rp600.000,00 Cara pencatatan tersebut di atas menggunakan metode pendekatan rugi-laba

Tanggal 1 Mei 2009 Tanggal 31 Desember 2009 Cara lain yang dapat dipergunakan adalah dengan menggunakan metode pendekatan neraca sebagai berikut: Tanggal 1 Mei 2009 Investasi dalam Saham Preferen Rp2.900.000,00 Piutang Dividen 200.000,00   Ka s Rp3.100.000,00 Tanggal 31 Desember 2009 Kas Rp. 600.000,00 Piutang Dividen Rp. 200.000,00 Pendapatan Dividen Rp. 400.000,00 Pendekatan rugi laba lebih praktis bila dibandingkan dengan pendekatan neraca

Penentuan harga perolehan untuk masing-masing jenis saham dapat dilakukan dengan cara mengalokasikan jumlah harga pembelian kepada masing-masing jenis saham, dengan ketentuan sebagai berikut: Alokasi harga berdasarkan pada jumlah harga relatif dari masing-masing jenis saham, jika harga pasar dari setiap jenis saham yang dibeli dapat diketahui. Akan tetapi jika hanya satu jenis saham yang diketahui harga pasarnya, maka harga pasar tersebut diakui sebagai harga perolehan dari jenis saham terse but. Sedangkan sisanya merupakan harga perolehan bagi jenis saham yang lain. Jika harga pasar dari masing-masing jenis saham tidak diketahui, maka alokasi jumlah harga pembelian pad a setiap jenis saham ditangguhkan, sampai salah satu dari jenis saham dapat diketahui harga pasarnya.

PT MUTIARA membeli 10 paket saham dengan harga Rp100 PT MUTIARA membeli 10 paket saham dengan harga Rp100.000,00 setiap paketnya. Setiap paket terdiri atas 1 lembar saham preferen dan 4 lembar saham biasa. Dalam contoh ini dividen saham prioritas yang terutang diabaikan. Jika harga pasar dari masing-masing jenis saham diketahui, misalnya harga pasar saham preferen setiap lembar Rp45.000,00 sedangkan harga pasar saham biasa Rp20.000,00 per lembar. Alokasi harga perolehan kepada setiap jenis saham adalah sebagai berikut: Jenis Saham Jumlah Lembar Harga Pasar per lembar Preferen 10(lxl0) Rp45.000.00 Rp 450.000.00 Biasa 40(4xl0) Rp20.000.00 800.000,00 Rp1.250.000,00

Alokasi harga: Harga perolehan saham preferen 450.000 X (10 X Rp. 100.000,00) = Rp360.000,00 1250.000 atau Rp36.000,00/lembar. Harga perolehan saham biasa 800.000 X (10 X Rp100.000,00) = Rp640.000,00 atau Rp16.000,00/lembar.   Jurnal untuk mencatat pembelian saham secara paket tersebut adalah sebagai berikut: Investasi dalam Saham Preferen Rp360.000,00 Investasi dalam Saham Biasa 640.000,00 Kas Rp1.000.000,00

Jumal untuk mencatat pembelian saham tersebut adalah: Jika hanya satu jenis saham yang diketahui harga pasarnya, misalnya harga pasar saham preferen setiap lembar adalah Rp45.000,00. Alokasi harga: Harga perolehan saham preferen dan saham biasa = Rp 1.000.000,00 Harga perolehan saham preferen l0 x Rp45.000,00 = 450.000,00 Harga perolehan saham biasa = Rp. 550.000,00   Jumal untuk mencatat pembelian saham tersebut adalah: Investasi dalam Saham Preferen Rp450.000,00 Investasi dalam Saham Biasa 550.000,00 K a s Rp1.000.000,00

Investasi dalam Saham Rp1.000.000,00 K a s Rp1.000.000,00 Jika harga pasar saham preferen dan "harga pasar saham biasa tidak diketahui, maka alokasi harga ditangguhkan. Sebelum adanya alokasi harga, dapat dibuatkan jurnal untuk mencatat pembelian saham secara paket tersebut sebagai berikut: Investasi dalam Saham Rp1.000.000,00 K a s Rp1.000.000,00 Jika dikemudian hari, misalnya kedua jenis saham tersebut diketahui harga pasarnya (besarnya harga sama dengan contoh pertama), maka jurnal yang dibuat kemudian adalah sebagai berikut: Investasi dalam Saham Preferen Rp360.000,00 Investasi dalam Saham Biasa 640.000,00 Investasi dalam Saham - Rp 1.000.000,00