أولئك يجزون الغرفة بما صبروا ويلقون فيها تحية وسلاما (الفرقان:75) AKHLAK KARIMAH REDAKSI AYAT لا يحب الله الجهر بالسوء من القول إلا من ظلم وكان الله سميعا عليما إن تبدوا خيرا أو تخفوه أو تعفوا عن سوء فإن الله كان عفوا قديرا(النساء : 148- 149 ) يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيرا منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيرا منهن ولا تلمزوا أنفسكم ولا تنابزوا بالألقاب بئس الاسم الفسوق بعد الإيمان ومن لم يتب فأولئك هم الظالمون يا أيها الذين آمنوا اجتنبوا كثيرا من الظن إن بعض الظن إثم ولا تجسسوا ولا يغتب بعضكم بعضا أيحب أحدكم أن يأكل لحم أخيه ميتا فكرهتموه واتقوا الله إن الله تواب رحيم (الحجرة : 11- 12) أولئك يجزون الغرفة بما صبروا ويلقون فيها تحية وسلاما (الفرقان:75)
TERJEMAHANNYA: 1. Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Jika kamu menyatakan sesuatu kebaikan atau menyembunyikan atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa. 2. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya,
3. Hai orang-orang yang beriman janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain (karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olok) lebih baik dari mereka (yang mengolok-olok) dan jangan pula wanita-wanita (mengolok-olok) wanita-wanita lain (karena) boleh jadi wanita-wanita (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari wanita (yang mengolok-olok) dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu panggil memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan ialah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barang siapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang dzalim. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
PENJELASAN KATA-KATA KUNCI La yaskhar : larangan menyebut atau menunjukkan kekurangan pihak lain dengan tujuan menertawakan yang bersangkutan baik dengan ucapan , perbuatan atau tingkah laku. La talmizuw : larangan mengeluarkan ejekan terhadap diri sendiri. Artinya ayat ini mengandung makna larangan melakukan aktivitas yang mengundang orang untuk mengejek anda. Redaksi ayat ini mengisyaratkan kesatuan masyarakat, bagaimana seharusnya seseorang merasakan bahwa penderitaan orang lain merupakan penderitaan kita juga dan menghina orang lain sama dengan menghina diri sendiri.
La tanabazuw: larangan saling memanggil dengan panggilan yang tidak disukai oleh yang bersangkutan, terutama memanggil orang dengan mengingatkan dia kepada aib diri dan keluarganya, karena bisa terjadi perselisihan. Kecuali yang bersangkutan merasa senang dipanggil dengan nama tersebut, seperti yang banyak terjadi pada nama-nama sahabat Nabi SAW.
Ijtanibuw katsiran min az-zanniy: ungkapan ini melarang kita berprasangka. Karena itu adalah dosa, yaitu prasangka yang tidak berdasar (buruk sangka). Pesan yang terkandung disini: bahwa kita dilarang menuduh/mencurigai orang lain tanpa bukti yang jelas. Karena itu pula seorang tersangka belum dinyatakan bersalah sebelum terbukti kesalahannya, bahkan seseorang tidak dapat dituntut sebelum terbukti kebenaran dugaan yang dihadapkan kepadanya.
La tajassasuw: jangan berusaha mencari, menyingkap, mengintip apa yang dirahasiakan oleh orang lain. Mengintip kesalahan orang lain berawal dari dugaan negatif terhadapnya, karena itulah ia disebut setelah larangan menduga. Namun demikian, dalam hal kemaslahatan, seperti pemeliharaan negara atau untuk menolak mudarat yang sifatnya umum, hal ini dibolehkan. Karena itu mematai-matai musuh atau pelanggar hukum adalah boleh. (tugas intelijen)
La yaghtab ba’dukum ba’da: jangan menyebut kekurangan orang lain yang tidak disukai oleh yang bersangkutan. Jika yang disebutkan tidak ada pada orang tersebut itu artinya fitnah. Namun ada beberapa alasan sehingga ghibah menjadi boleh: 1. meminta fatwa, 2. menyebut kekurangan orang lain yang memang biasa dilakukan di depan umum, 3. melapor kepada pihak berwajib, 4. untuk kebutuhan tertentu seperti melamar.
Tukhfu au ta’fuw: (menyembunyikan kebaikan dan memaafkan kesalahan) Ungkapan ini mengisyaratkan bahwa sifat yang disukai Allah adalah: menyebunyikan kebaikan diri sendiri dan memaafkan kesalahan orang lain. Ini merupakan perbuatan yang cukup sulit dilakukan. Karena itu tidak semua orang mampu melakukannya. Namun perbuatan inilah yang dinilai sebagai akhlak yang mulia di sisi Allah.