UPAYA MENUJU KEMANDIRIAN BAHAN BAKU FARMASI Drs. Pujianto, MM, Apt. : Direktur Pengembangan PT. KIMIA FARMA (Persero) Tbk
Memberikan Nilai Tambah dan Manfaat Bagi Stakeholder SEJARAH PERSEROAN Menjadi Perusahaan Healthcare Pilihan Utama yang Terintegrasi dan Menghasilkan Nilai yang Berkesinambungan Melakukan Aktivitas Usaha dibidang – bidang Industri Kimia dan Farmasi, Perdagangan dan Jaringan Distribusi, Ritel Farmasi dan Layanan Kesehatan serta Optimalisasi Aset Mengelola Perusahaan Secara Good Corporate Governance dan Operational Excellence didukung oleh SDM Profesional Memberikan Nilai Tambah dan Manfaat Bagi Stakeholder Visi Misi
SUSUNAN PENGURUS PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK PENGURUS PERSEROAN SUSUNAN PENGURUS PT KIMIA FARMA (PERSERO) TBK Dewan Komisaris Komisaris Utama/Komisaris Independen Dr. Farid Wadjdi Husain, Sp.BD., KBD Komisaris Muhammad Umar Fauzi Prof. Dr. Dewi Fortuna Anwar, MA dr. Untung Suseno Sutarjo, M.Kes Komisaris Independen Prof. Dr. Wahono Sumaryono, Apt., APU Direksi Direktur Utama Drs. Rusdi Rosman, MBA., Apt Direktur Keuangan Farida Astuti, Ak., MBA Direktur Supply Chain Drs. Jisman Siagian, Apt Direktur Umum Drs. M. Wahyuli Syafari, Apt Direktur Pengembangan Drs. Pujianto, MM., Apt
STRUKTUR KORPORASI PERSEROAN 99,99% 51,00% 75,00% 10,00% 90,025% 9,975% RI PUBLIK 2003 2011 2014 2016 2010
LAYANAN JASA DISTRIBUSI & RETAIL A. PENGUATAN PRODUK & PENGEMBANGAN BISNIS PRODUK PERSEROAN TUJUAN RJP KIMIA FARMA 2016-2020 4 PILAR USAHA B. PENGUATAN & PENGEMBANGAN BISNIS LAYANAN JASA DISTRIBUSI & RETAIL C. OPTIMALISASI BISNIS NON INTI PERSEROAN 1. Penguatan dan pengembangan portofolio produk inti Perseroan 2. Pengembangan bisnis Perseroan 3. Peningkatan kapasitas produksi dan efisiensi biaya pokok produksi 1. 2. 3. Penambahan dan penguatan jaringan distribusi retail farmasi Pengembangan portofolio bisnis Anak 1. 2. Optimalisasi aset idle Perseroan Optimalisasi potensi Inhealth AKTIVITAS INTI D. PENGUATAN INFRASTRUKTUR SUPPORTIVE & SISTEM OPERATIONAL EXCELLENCES Integrasi Supply Chain Management (meliputi: Perencanaan, Manufaktur, Marketing dan Distribusi) ENABLERS 1. 2. Penguatan kompetensi SDM berdasarkan bisnis Perseroan 3. Penguatan jaringan IT Terintegrasi (CRM, DSS) 4. Implementasi Total Quality Management RENCANAJANGKAPANJANG2016-2020 20
INTEGRASI BISNIS R&D SBU MARKETING KFTD KFA SIL KFSP PABRIK JAKARTA Formulasi Pabrik Kimia dan Farmasi Marketing Trading dan Distribusi Layanan kesehatan dan Retail Manajemen Aset R&D PABRIK JAKARTA SBU MARKETING KFTD KFA PABRIK BANDUNG UNIT BISNIS INTER-NASIONAL PABRIK WATUDAKON Apotek Klinik PABRIK SEMARANG Lab. Klinik PABRIK MEDAN SIL R & D : Research & Development SBU : Strategic Business Unit SIL : PT Sinkona Indonesia Lestari KFSP : PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia KFTD : PT Kimia Farma Trading & Distribution KFA : PT Kimia Farma Apotek KFSP
PETA JARINGAN LAYANAN PERSEROAN Unit Usaha Sumatera, Batam Jawa Bali, Nusa Tenggara Kalimantan Sulawesi, Maluku, Papua TOTAL 2014 2015 S 1 -2016 Pabrik 1 4 5 - 6 Trading & Distribusi 11 19 3 9 47 Apotek 113 129 323 367 51 67 59 68 71 94 617 725 770 Laboratorium Klinik 7 8 22 24 2 40 43 Klinik Kesehatan 50 60 126 166 17 18 31 35 29 36 253 315 347 Penambahan satu pabrik di Plant Garam Farmasi Watudakon tahun 2015
Rencana Pengembangan Bahan Baku Obat 2015-2019 PT Kimia Farma (Persero) Tbk
Profil Pasar Asia dan Indonesia Omset pasar farmasi di Asia Tenggara mencapai US$ 10 miliar didominasi Indonesia, Malaysia, Filipina dan Vietnam. Omzet pasar farmasi Indonesia 2013 sekitar Rp 54 triliun, omzet pasar farmasi Indonesia tahun 2014 sekitar 64 triliun. Pertumbuhan rata-rata pasar farmasi Asia pertahun 18% Pertumbuhan Pasar Malaysia (11%), India (19%), China (21%) compound annual growth rate (CAGR) 2011-2015 Pertumbuhan rata-rata pasar farmasi di Indonesia pertahun adalah 12-14,6%, terkecuali pada tahun 2014 ini pertumbuhan pasar farmasi hanya sebesar 9,5% Data ; Pharma Business Community, 2012 Indonesia, Vietnam dan Philipina memiliki pertumbuhan penduduk dan konsumsi obat yang hampir sama, sehingga punya potensi besar untuk berkembang
Indonesia Pharmaceutical Market Breakdown Keterangan 2009 2010 2011 2012 2013 Ethical / Presscription (Rp. Bn) 20285 22950 25283 28254 31629 Ethical / PresscriptionGrowth (%) 17,63% 13,14% 10,16% 11.75% 11.95% OTC (Rp. Bn) 15220 15693 17928 19396 22180 OTC Growth (%) 10,79% 3,11% 14,24% 8.19% 14.35% Total Market (Rp. Bn) 35505 38643 43211 47650 53809 Total Market Growth (%) 14,60% 8,84% 11,82% 10.27% 12.93% Market Desc. 2013 2012 % Total Market 53.809 47.650 12,93% Panel Market 22.430 19.919 12,61% IDA 6.288 5.249 19,79% IHPA 7.484 6.278 19,21% IPA 8.659 8.392 3,18% Non Panel Market 31.379 27.731 13,15% Indonesia Pharmaceutical Market based on Market Panel Source : IMS QPMU 4Q 2013 Market Trend 2009 – 2013
Perkembangan Industri Farmasi Indonesia saat ini Bahan Baku Obat (96% Import) Jumlah industri Farmasi 217 (tahun 2014) Implementasi SJSN Margin semakin terbatas Perlu upaya mewujudkan Kemandirian Bahan Baku Obat Nasional Peningkatan Cost Production (UMR) Meningkatnya Kurs Dollar terhadap rupiah
75% 8% 17% Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP) (Bahan baku aktif dan pembantu, diimpor : 96%) Biaya Bahan 8% Upah Langsung 17% Biaya Produksi Tidak Langsung (BPTL) Harga Pokok Produksi (HPP) = 100% Perhitungan Harga Pokok Produksi (HPP)
Menuju Industri Farmasi Yang Mandiri Sumber : BPS, 2014
Impor Bahan Baku Nasional (dalam USD) Trend Kenaikan per tahun 12,83% *Sumber Kemenperin
Pemakaian Bahan Baku Nasional (dalam rupiah) *Sumber IMS
Ide Dasar Roadmap Bahan Baku Obat BIOPHARMA-CEUTICALS VACCINE PENGEMBANGAN INDUSTRI FARMASI PERSOALAN UTAMA: BAHAN BAKU OBAT OPTIMALISASI POTENSI Kedepan, biopharmaceutical dan natural dianggap yang paling berpotensi untuk bersaing di pasar farmasi dunia. Vaccine Indonesia dianggap yang paling maju di Asia dan sudah mendapat pengakuan dari WHO. Perkembangan produksi obat berbahan chemicals saat ini bersifat stagnan dan telah menjadi komoditas, namun perlu didorong produksi untuk chemicals tertentu yang feasible agar diperoleh kemampuan pengembangan produk (BBO feasible BBO first generic BBO baru) NATURAL CHEMICALS FOKUS PENGEMBANGAN KIMA FARMA *Sumber: GP Farmasi, 2015
Menuju Industri Farmasi Yang Mandiri Impor (BBO/ Bahan Baku Obat & Eksipien) Formulasi Manufaktur Distribusi KONDISI SAAT INI IMPOR Formulasi Manufaktur Distribusi dan Ekspor MASA DEPAN KEMANDIRIAN FARMASI INDONESIA R&D UJI KLINIS Inter-mediate API
TANTANGAN DAN SOLUSI
1 2 3 4 TANTANGAN Tingginya Investasi Industri BBO Bahan Kimia Dasar / intermediate import 3 Sinergi ABG belum terjalin 4 Jumlah kebutuhan bbrp BBO tidak mencukupi economic of scale
1 2 3 4 Solusi Memperkuat sinergi ABG Industri BBO Indonesia memerlukan pembiayaan penelitian dan pengembangan dari Pemerintah 2 Pengembangan Industri BBO mengutamakan raw material dari Indonesia 3 Memperkuat sinergi ABG 4 Pengembangan BBO berdasarkan potensi pasar nasional
STRATEGI PENGEMBANGAN BAHAN BAKU
Strategi Yang Diterapkan (ABG Concept) Government Bappenas, KemBUMN, KemKes, KemPerind, BKPM, KemnegRistek Dukungan kebijakan Insentif , Jaminan pasar Domestik, Fasilitas Ekspor Dukungan kebijakan Insentif Litbang Industri BBO Business (BUMN, Swasta Nasional, JV Domestik/asing) Academic (Litbang: BPPT, LIPI, PT) Intermediasi, Alih Teknologi, Rekomendasi Teknologi
A B C D E Syarat Industri BBO Pasokan bahan baku/mentah yang kompetitif dan berkelanjutan Teknologi terbaru yang lebih efisien dan efektif serta ramah lingkungan Peranan Pemerintah untuk regulasi dan insentif Ketersediaan SDM dan investasi untuk Produksi pada level volume tertentu yang memenuhi nilai kompetitif
ROADMAP PROJECT KIMIA FARMA No Cluster Development Operation (year) Investment (IDR) Revenue 1 Natural (Bahan Alam/Herbal) Ekstrak Biji Glucopala 2017 3,0 Miliar 36 Miliar 2 Chemical (Bahan Baku Obat ) Garam Farmasi Tahap 1 2015 37,0 Miliar 20 Miliar Garam Farmasi Tahap 2 111,0 Miliar 60 Miliar Simvastatin Atorvasatatin Rosuvastatin Clopidogrel Pantoprazole 100,0 Miliar 76 Miliar Cephalosphorin (Antibiotik and derivat) 2020 700,0 Miliar 250 Miliar Paracetamol (Analgesik, Antipiretik & Anti Inflamasi) Tahap FS 3 Biopharmaceutical Stem Cell RSCM + RSUD Sutomo 10,0 Miliar 2 Miliar 4 Medical Device Rapid Test 2016 18,0 Miliar 114 Miliar T O T A L 979 Miliar 558 Miliar
PROJECT GARAM FARMASI
Latar Belakang Pembangunan Fasilitas Garam Farmasi Kemandirian Bahan Baku Obat 2. Kebutuhan Garam Aneka Pangan 1. Kebutuhan Garam Farmasetis Kerjasama antar BUMN, Instansi Pemerintah dan BPPT
GARAM DERAJAT FARMASETIS Garam Farmasi Garam Konsumsi Jenis Garam Garam Aneka Pangan Garam Industri (Sumber : FS Pembangunan Produksi Garam NaCl Farmasetis dan Aneka Pangan)
Garam Konsumsi Rumah Tangga Garam Derajat Farmasetis DETAIL PRODUK Persyaratan Garam Derajat Farmasetis Parameter Garam Konsumsi Rumah Tangga Garam Aneka pangan (Saline De Bex) Garam Derajat Farmasetis Kadar NaCl, (db), min 97% 99,8% 99,5% Kadar Ca, maks 2% 80 ppm ~ 0 Kadar Mg, maks 20 ppm Kadar SO4,maks 0,2 % Pengotor lainnya, 1% 0,01% -- Kadar air, maks 7% Kadar anti caking, maks ( K4[Fe(CN)6] ) 5 ppm Kadar iodium 30-40 ppm (Sumber : Farmakope Indonesia Ed. IV)
Analisis Pasar Kebutuhan Garam derajat farmasi dan aneka pangan sd saat ini masih impor dari Jerman, China, Australia, Selandia Baru dan India Data tahun 2013, Dirjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan impor Garam Farmasetis : 3.152 MT/ th Garam Aneka Pangan : 322.500 MT / th
Garam aneka pangan / ton POTENSI PASAR Impor Garam Derajat Farmasetis di Indonesia: Tahun Garam farmasi / ton Growth Garam aneka pangan / ton 2009 1.329 n.a 2010 1.369 103,01 % 2011 1.863 136,08 % 2012 2.329 125,01 % 250.000 2013 3.152 135,34 % 322.350 128,94% (Sumber : Data Kementerian Perdagangan Republik Indonesia- Tahun 2013)
Kebutuhan Garam Derajat Farmasetis di Indonesia: POTENSI PASAR Kebutuhan Garam Derajat Farmasetis di Indonesia: Kebutuhan Garam derajat farmasi dan aneka pangan sd saat ini masih impor dari Jerman, China, Australia, Selandia Baru dan India Keperluan Kebutuhan Bahan Infus 250 MT /th Cairan Dialisat 40 MT /th Oralit 28 MT /th Shampoo 350 MT / th Sabun mandi 660 MT / th Minuman Kesehatan 1,5 MT /th (Sumber : FS Pembangunan Produksi Garam NaCl Farmasetis dan Aneka Pangan)
Konsumen Garam Derajat Farmasetis di Indonesia: POTENSI PASAR Konsumen Garam Derajat Farmasetis di Indonesia: Keperluan Contoh Konsumen Bahan Infus Otsuka, Widatra, Braun Medical, Sanbe Cairan Dialisat Sinar Roda Utama Oralit Kimia Farma, Pharos, Novell Kosmetik Unilever, Mandom, KAO, Lion Wings Minuman Kesehatan Danone, Kalbe (Sumber : FS Pembangunan Produksi Garam NaCl Farmasetis dan Aneka Pangan)
PABRIK GARAM FARMASI
Lokasi: Plant Watudakon, Jombang, Jawa Timur INFRASTRUKTUR Lokasi: Plant Watudakon, Jombang, Jawa Timur Luas Lahan: 45 x 42 m (1.890 m2) Kapasitas Produksi: 2.000 ton / tahun
INFRASTRUKTUR PRODUKSI
Proses Produksi Garam Na CL derajat Farmasetis PENIMBANGAN PELARUTAN FILTRASI Penghilangan Pengotor Kalsium, Magnesium dan Sulfat PEMISAHAN NETRALISASI KRISTALISASI PEMURNIAN PENGERINGAN SORTASI & PENGEMASAN Konsentrasi 30% b/v NaCl dalam Air + BaCL 20% + Na2CO3 20% + NaOH 20% Proses Penguapan Proses pemansan + HCl 20% menghilangkan Ion Karbonat Dirubah jadi Karbondioksida Dengan jalan pengendapan sempurna Menggunakan Sentrifuge Untuk memisahkan kristal dari sisa krsitalisasi Pengeringan sistem tertutup Fluid Bed Dryer
PROSES PRODUKSI
Produk Garam Farmasi
Sertifikat CPBBAOB Pabrik Garam Farmasi I PT Kimia Farma (Persero) Tbk 39
Pabrik Garam Farmasi I PT Kimia Farma (Persero) Tbk COA ALS 40
Pabrik Garam Farmasi I PT Kimia Farma (Persero) Tbk COA ALS 41
Pabrik Garam Farmasi I PT Kimia Farma (Persero) Tbk COA Otsuka 42
Pabrik Garam Farmasi I PT Kimia Farma (Persero) Tbk COA Widarta 43