Topik 7 Metode Penelitian Survey oleh: Yusman Syaukat Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor
Pengertian & Aspek Penelitian Survey Survey is a quantitative social research in which one systematically asks many people the same questions, then records and analyzes their answers Surveys produce information that is inherently statistical in nature. Pertanyaan penelitian (aspek) yang bisa diakomodasikan: Behavior – Seberapa lama Anda menonton TV per hari? Attitudes/beliefs/opinions – Apa masalah terbesar di Indonesia? Characteristics – Berapa umur Anda? Di mana Anda bekerja? Expectations – Apakah Anda bisa lulus semesdter ini? Self-classification – Apakah Anda agamis atau tidak? Partai apa? Knowledge – Berapa banyak WNA di kota Bogor?
Jenis Penelitian Survey Dalam penelitian survey, seorang peneliti dapat mengumpulkan data tertentu dengan memilih sampel dari suatu populasi dengan menggunakan kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya Survey dapat dikelompokkan menjadi 3 kategori: Survey tertulis (written survey): melalui kuesioner tertulis Survey oral (oral survey): menanyakan langsung, via telepon Survey elektronik (electronic survey): penggunaan internet (website & e-mail), SMS
Metode Survey 1. Mendisain survey 2. Melaksanakan survey a. Isu mendesain survey secara keseluruhan 1. Mendisain survey b. Mempersiapkan kuesioner c. Pre-testing kuesioner 2. Melaksanakan survey a. Sampling b. Mengadministrasikan survey 3. Menganalis hasil survey a. Memproses hasil survey b. Menganalisis hasil survey 4. Menuliskan hasil survey a. Format laporan: FORMAL b. Presentasi grafis
1.a. Isu Mendesain Survey Ada EMPAT isu penting yang mesti diperhatikan: Tingkah-laku Responden: peneliti harus memikirkan bagaimana jenis survey yang cocok dengan kondisi calon responden (ber-empati) Sifat Pertanyaan: apakah closed-ended questions atau open-ended questions – disesuaikan dengan kebutuhan penelitian dan jenis media yang digunakan Biaya, waktu dan personel: cakupan penelitian harus disesuaikan dengan sumberdaya yang tersedia Kemampuan instrumen terhadap kebutuhan pertanyaan penelitian: harus ada keterkaitan antara instrumen survey dengan pertanyaan penelitian. Misal: ketika sampel dilibatkan dalam penelitian jumlahnya banyak dan tersebar, maka mail-survey diperlukan
1.b. Mempersiapkan Kuesioner Menciptakan kuesioner tidaklah mudah! Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat kuesioner: Jenis pertanyaan: closed-ended vs open-ended questions. Closed-ended questions berusaha untuk membatasi pilihan jawaban responden. Open-ended questions memberikan ruang kepada responden untuk mengungkapkan jawaban mereka. Kedua jenis pertanyaan bisa dikombinasikan. Biasanya dimulai dengan closed-ended question sebagai ‘pemanasan’, kemudian diakhiri dengan open-ended questions.
1.b. Mempersiapkan Kuesioner Format: rating scales, ranking scales, magnitudes estimation scales, unfolding questions, funneling questions Rating scales: menyatakan ‘rate’ terhadap sesuatu hal. Biasanya digunakan skala Likert dengan 5 tingkat (misal: sangat tidak setuju hingga sangat setuju). Ranking scale: menanyakan kepada responden bagaimana seseorang membuat ranking terhadap suatu idea (produk) tertentu. Misal: ranking rasa lima jenis ice cream, dari 1 hingga 5. Skala ini lebih sulit dibandingkan dengan rating scale. Magnitude estimation scale: memberikan jawaban penilaian angka. Misalnya, jika vanilla ice cream yang paling tidak disukai diberi nilai 10, maka rasa kopi yang dianggap 10 kali lebih disukai mendapatkan angka 100. Split or unfolding questions: dimulai dengan menanyakan kepada responden pertanyaan umum, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan-pertanyaan klarifikasi terhadap jawaban sebelumnya.
1.b. Mempersiapkan Kuesioner Format: (lanjutan) Funneling questions: mengarahkan responden melalui suatu konsep/isu kompleks dengan pertanyaan-pertanyaan yang semakin lama mengarah kepada hal yang lebih spesifik: pertanyaan umum → open-ended questions → specific questions → closed-ended questions → forced-choice questions. Inverted funneling questions: kebalikan dr funneling question. Factorial questions: menggunakan cerita-cerita untuk mempelajari pertimbangan dan proses pengambilan keputusan. Misal: “Anda dalam keadaan bahaya karena kantor Anda terbakar. Apakah Anda akan menyela-matkan diri atau mau ke lantai atas untuk menyelamatkan teman Anda”.
1.b. Mempersiapkan Kuesioner Penggunaan Kata (wording of questions): bagaimana membuat pertanyaan diartikan/didefinisikan sama oleh peneliti dan responden. Untuk mencegah terjadinya kesalahfahaman, perlu dihindari penggunaan kata-kata tertentu yang akan menyebabkan kebingungan responden. Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka perlu adanya questionnaire pretest (pilot survey) Isi: mencakup seluruh data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian. Urut-urutan pertanyaan (order of questions): pertanyaan-pertanyaan harus disusun secara “flowing” dari awal hingga akhir. Hindari pengulangan-pengulangan pertanyaan.
Penyusunan Kuesioner Yang perlu diperhatikan dalam penyusunan kuesioner: Menyusun pertanyaan lebih merupakan suatu seni dibandingkan dengan sains itu sendiri Pertanyaan jangan membingungkan responden Pertanyaan harus berurutan, dimulai dengan pertanyaan untuk mendapatkan informasi dasar (karakteristik responden, sumberdaya dasar, dst) Jangan melibatkan responden dalam perhitungan langsung (misal menanyakan tingkat pendapatan secara langsung) Untuk mendapatkan nilai ekonomi, misal pendapatan atau keuntungan, mulailah dengan menanyakan aspek teknis, kemudian diikuti dengan harga-harga input dan output Mencoba mengungkap aspek kualitatif disamping aspek kuantitatif (supaya bisa menjawab pertanyaan WHY?
1.c. Pre-testing Kuesioner (Pilot Survey) Membuat kuesioner yang sempurna tidaklah mungkin. Namun, kita harus membuat kuesioner yang efektif. Pre-testing dapat menguji kekuatan dan kelemahan dari pertanyaan-pertanyaan yang kita buat, terutama mengenai format, wording dan order Dapat menguji validitas pertanyaan (apakah kita mengukur sesuatu yang benar?) dan reliabilitas pertanyaan (apakah hasil yang diperoleh akan sama ketika pertanyaan tersebut ditanyakan di tempat lain oleh orang yang berbeda?) Dapat menguji apakah pertanyaan dapat difahami oleh responden Dapat memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan satu set kuesioner
2.a. Prosedur dan Metode Sampling Sampling Frame: bagaimana kita memilih sampel dari suatu populasi? Metode Sampling: Probability sampling Non-probability sampling Non-Probability Sampling Probability Sampling Purposive sampling Simple random sampling Volunteer subjects Systematic selection procedure sampling Haphazard sampling Stratified sampling Quota sampling Cluster sampling Multistage sampling
Non-probability sampling Non-probability sampling terdiri atas: Purposive sampling: memilih secara sengaja (dengan suatu kriteria tertentu) seorang individu untuk dijadikan sampel Volunteer sampling: mencari volunteer yang mau/bersedia diwawancarai Haphazard (convenience/accidental) sampling: mencari seseorang yang mudah ditemui/dijangkau untuk dijadikan sampel Quota sampling: untuk memilih seseorang didasarkan pada suatu kuota. Misalnya, jika berdasarkan sensus diketahui bahwa jumlah wanita lebih banyak dibandingkan dengan pria, maka demikian pula dengan sampel – ditentukan secara proporsional – mencerminkan keterwakilkan sampel.
Probability sampling Probability Sampling ini lebih disukai oleh peneliti. Jenis-jenis probability sampling antara lain: Simple random sampling: seorang sampel diambil secara acak dari suatu daftar individual di dalam populasi. Penentuan acak dapat dilakukan dengan dua cara: metode lotere (kocok nomor) atau menggunakan angka acak. Systematic selection procedure sampling: merupakan variasi dari simple random sampling, dimana sampel dipilih didasarkan pada angka-angka acak (random number). Stratified sampling: mengelompokkan populasi ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, kemudian disampel secara acak dari kelompok-kelompok tersebut. Cluster sampling: mengelompokkan populasi ke dalam beberapa kelompok yang lebih kecil, kemudian disampel hanya dari satu kelompok tersebut. Multistage sampling: pertama, disampling berdasarkan suatu area geografis tertentu, kemudian disampel berdasarkan sub-set berikutnya.
Contoh Multistage Sampling Nasional Provinsi A Provinsi B Kriteria Provinsi Kab I Kab II Kriteria Kabupaten Kec 1 Kec 2 Kec 3 Kriteria Kecamatan Desa 1 Desa 2 Kriteria Desa 15 RT Petani 15 RT Konsumen Kriteria Responden
Akurasi dari Metode Penelitian Reliability: Apakah hasil yang didapat akan sama jika pertanyaan tersebut ditanyakan kepada orang lain di lain tempat dan oleh penanya lain? Validity: Apakah kita mengukur dengan benar? Triangulation: melakukan pengecekan silang (cross-checking) terhadap data yang diperoleh dengan melakukan beberapa jenis metode (beda waktu, beda metode, beda peneliti) Sampling Error: perbedaan antara hasil sampel dan parameter populasi (hanya terjadi pada random sampling) Non-sampling Error: kesalahan-kesalahan lain, selain sampling error, yang tidak dapat dielakkan (researcher error, interviewer error, respondent error)
Sampling & Non-sampling Errors Sampling Error: Kesalahan ini tidak dapat dieliminasi. Pertanyaan yang sering muncul berkaitan dengan hal ini adalah: (a) apakah sampel bersifat acak dan representatif terhadap populasi?, (b) apakah sampel terlalu sedikit? Non-sampling Error: kesalahan-kesalahan lain, selain sampling error, yang tidak dapat dielakkan. Non-sampling erors memiliki berbagai sumber researcher error – definisi yang tidak jelas, isu reliability dan validity, masalah analisis data interviewer error – pendekatan terlalu umum, teknik wawancara individual, pencatatan respons respondent error – ketidakmampuan untuk menjawab, bohong, tidak tersedia, tingkat respons rendah.
Hubungan antara Expected Error dan Sample Size sampling error non-sampling error Sample Size
Pengambilan Sampel yang Ideal Pengambilan sampel yang ideal akan memberikan karakteristik sebagai berikut: Dapat memberikan gambaran yang baik dan representatif terhadap kondisi populasi (sampling frame) Dapat memberikan presisi (akurasi) hasil penelitian yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari simpangan baku dari nilai-nilai variable yang diperoleh Sederhana, sehingga mudah dilaksanakan Dapat memberikan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian dengan biaya yang relatif rendah Efisien dalam penggunaan dana, waktu dan tenaga.
2.b. Mengadministrasikan Survey Prinsip: “Bagaimana agar saya mendapatkan jawaban kuesioner?” Kapan waktu yang tepat untuk melaksanakan survey? Berapa lama proses pengumpulan data akan berlangsung? Pengaturan pengadministrasian survey (perizinan, transportasi, perlengkapan survey, dan lainnya)
Kualitas Jawaban Hasil Survey Kualitas jawaban hasil survey dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain: Tafsiran responden terhadap pertanyaan yang diajukan. Meskipun pertanyaan yang diajukan kepada responden sama, namun jawaban bisa berbeda. Perlu definisi dan kriteria yang jelas. Kesediaan responden untuk membantu penelitian. Responden yang bersedia membantu penelitian biasanya akan memberikan jawaban yang menggambarkan keadaan sebenarnya Situasi responden ketika wawancara dilaksanakan. Suasana hati responden akan menentukan kualitas jawaban yang diberikan. Perhatian responden terhadap permasalahan yang ditanyakan. Apabila responden memiliki perhatian terhadap permasalahan yang ditanyakan, ia akan menjawab dengan baik dan benar Ingatan dan taksiran responden. Pertanyaan-pertanyaan survey umumnya didasarkan atas ingatan dan taksiran responden, karena pertanyaan survey biasanya mencoba untuk mengungkap suatu kejadian yang terjadi pada saat lampau (recall method) Surveyor harus mampu memilih waktu, cara, dan suasana yang tepat ketika akan mewawancarai responden
3.a. Memproses Hasil Survey Memerlukan pengetahuan akan metode statistik dan software packages Tujuan: agar data hasil survey tercatat dengan baik dan dapat dilaksanakan berbagai analisis yang diperlukan Saran: data dimasukkan ke komputer dengan menggunakan program pengelolaan data, seperti MS Excel atau MS Access, sehingga data mudah dipilih-pilih (sort) dan diorganisasikan Editing data harus dilakukan: bahkan sejak di lapangan, untuk menjaga agar data complete and correct. Adakah data yang nilainya “sangat berbeda dari yang lainnya” (outlier)? Editing juga ditujukan untuk mengurangi bias dan meningkatkan presisi (precision) data
3.b. Mengolah Hasil Survey Peneliti harus mengetahui: mau diapakan data yang telah terkumpul tersebut? Daftar kode (code list) untuk setiap variabel diperlukan ketika kita menggunakan data kuantitatif Pemasukan data ke dalam software pengolah data (misal: MS Excel) Jenis pengolahan data tergantung kebutuhan, namun paling tidak untuk setiap variabel diketahui nilai-nilai minimum, maksimum, rata-rata, dan standard deviasi Pengolahan selanjutnya dibahas pada Topik 3 - Secondary Data Analysis
Kelebihan Metode Survey Relatif tidak mahal Dapat dilakukan dalam periode waktu cukup singkat Dapat menjelaskan karakteristik dari responden dalam jumlah besar Fleksibel: mampu mengakomodasikan berbagai jenis pertanyaan Jika data distandarisasi, perbandingan antar kelompok dapat dilakukan Akurasi data dapat dicapai
Kelemahan Metode Survey Ketika rancangan survey tidak baik, akan muncul berbagai permasalahan Sulit didapatkan data yang akurat jika penelitian mengharuskan responden untuk mengingat-ingat (recall) peristiwa yang terjadi dalam periode waktu cukup panjang Responden akan kelelahan jika kuesioner relatif panjang
4. Penulisan Hasil Survey Disajikan pada Topik 4 - Komponen Laporan Penelitian (Skripsi)
Bahan Bacaan Colorado State University. An Introduction to Research Processes. http://writing.colorado.edu/references Singarimbun, Masri dan Sofian Efendi (editor). 1985. Metode Penelitian Survai. LP3ES, Jakarta. Thames Valley University. Dissertation Guide. http://brent.tvu.ac.uk/dissguide/htmlu0/hm1u0fra.htm Newman, W Lawrence. 2000. Social Research Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (4th edition). Allyn & Bacon, Boston. Daniel, Moehar. 2003. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. Bumi Aksara, Jakarta.
Closed Question Apakah terjadi perubahan luas areal penanaman padi dalam tiga tahun terakhir? ya tidak Jika Ya, apakah terjadi: peningkatan pengurangan Kemukakan sebab-sebab terjadinya peningkatan (pengurangan) luas areal penanaman tersebut: Peningkatan Pengurangan a. Membeli a. Dijual b. Menyewa b. Digadaikan c. Warisan c. Diwariskan d. Bagi-hasil d. Dibagihasilkan
Open Ended Question Apakah terjadi perubahan luas areal penanaman padi dalam tiga tahun terakhir? ya tidak Kemukakan sebab-sebab terjadinya peningkatan (pengurangan) luas areal penanaman tersebut: Jawaban: …………………………………………………………………………………….
Jenis Pertanyaan: Rating Scales Rating scales: menyatakan ‘rate’ terhadap sesuatu hal Pernyataan 1 2 3 4 5 Kerusakan lingkungan di Bogor sudah sangat parah Sumberdaya alam Indonesia mendapatkan harga yang rendah Lukisan Picasso sungguh sangat menakjubkan Keterangan: 1 = strongly disagree, 5 = strongly agree